Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tes DNA
"Er, tolong antar saya ke hotel tempat anak-anak saya berada. Saya ingin mengambil sample rambut mereka. Agar ibunya tak lagi menolak saya lagi, saya ingin melakukan tes DNA," ujar Gio kepada sang asisten.
Gio pikir, hal ini harus segera dia lakukan. Agar Kinanti tak lagi mengelak dan meninggalkan dirinya lagi. Karena Kinanti menolak untuk menikah dengannya, dan ingin membawa kembar dari hidupnya.
Gio sudah berada di depan pintu kamar hotel tempat Kinanti dan kembar berada. Kemudian dia mengetuk pintu kamar hotel. Mendengar pintu kamarnya di ketuk, Kinanti bergegas membukanya. Dia mengira, pelayan hotel yang hendak mengantarkan cemilan atau mengisi refill kopi dan teh.
"Bunda buka pintu kamar dulu ya," ujar Kinanti.
Padahal saat itu Kinanti sudah mau tidur dengan kembar. Dia juga sudah memakai daster. Saat itu jam menunjukkan pukul 20.30 WIB, mereka sudah berada di ranjang. Namun, Kinanti harus bangkit dan turun. Kemudian bergegas membuka pintu kamarnya. Alangkah terkejutnya Kinanti, saat melihat Gio berada di hadapannya.
"Mau apalagi kamu kesini? Bahkan ini sudah malam, sudah waktunya tidur,* ucap Kinanti ketus.
Bukannya menjawab, Gio justru mendorong tubuh Kinanti ke dalam dan menyuruh Erland menunggunya di lobby.
" Dasar! Sudah bertemu, gue di usir," umpat Erland. Dirinya terpaksa menunggu bosnya di lobby, sampai bosnya selesai.
Melihat ayahnya yang datang, Bunga langsung turun dari ranjang dan berlari menghampiri sang ayah dan minta gendong. Ini kesempatan bagi Gio untuk mengambil sample rambut Bunga.
"Ayah minta tiga lembar rambut kamu ya!" ujar Gio dan Bunga menganggukkan kepalanya patuh. Kinanti hanya diam tak berkutik. Karena bagaimanapun kembar adalah anak Gio.
"Ayah mau minta rambut Satria juga ya!" ujar Gio yang berjalan menghampiri Satria yang berada di ranjang. Gio duduk di tepi ranjang dan mulai mengambil rambut milik Satria, dan memasukannya ke dalam plastik. Kini mereka bertiga sudah berada di ranjang.
"Sudah selesai 'kan urusan kamu? Lebih baik kamu pergi sekarang, kami ingin beristirahat," ujar Kinanti ketus.
"Ayah, tidur di sini saja malam ini sama kita. Bunga ingin tidur sama ayah," ujar Bunga membuat Kinanti marah.
"Bunga, sudah berkali-kali Bunda bilang. Jangan pernah ikut campur urusan orang dewasa. Ayah dan Bunda tidak ada ikatan pernikahan. Ayah tak boleh disini," ucap Kinanti tegas.
"Ya sudah, Ayah sama Bunda segera menikah. Agar kita bisa bersama. Bun, aku ingin seperti teman-teman aku yang memiliki orang tua yang lengkap," ungkap Bunga.
"Kamu dengar 'kan? Apa kamu tak merasa kasihan dengan anak-anak kita," ucap Gio.
Namun, Kinanti akan tetap pada pendiriannya. Tak semua itu dia memaafkan Gio, terlebih dirinya sudah berjanji akan membenci laki-laki yang membuat dia hidup sengsara.
Kali ini Gio memilih mengalah, dia tak ingin bertengkar terus menerus di depan kedua anaknya. Lagi pula Gio menyadarinya kalau apa yang dia lakukan dulu begitu menyakitkan hati Kinanti. Dia mengerti, kalau Kinanti butuh waktu untuk menghapusnya.
"Ayah pulang dulu ya! Kalian sabar dulu ya, sampai Ayah dan Bunda bisa bersama. Ayah sayang kalian," ucap Gio sambil memberikan kecupan di kedua pipi anaknya secara bergantian.
Kinanti mengantarkan Gio sampai di depan pintu kamar hotel.
"Selamat malam Cantik. I Love You," Gio belum selesai bicara, Kinanti langsung menutup pintu kamar begitu saja.
"Semakin kamu bersikap seperti ini, semakin membuat aku tertantang," ucap Gio. Dia terlihat tersenyum, sambil bersiul. Gio merasa senang, karena akhirnya dia bisa bertemu dengan wanita yang mampu menjungkirbalikkan hidupnya. Bahkan hanya melihat Kinanti memakai daster saja, anaconda miliknya terbangun dari bobo ganteng.
"Kamu memang pawangnya, sayang," ujar Gio yang terlihat cengar-cengir. Dia jadi tak sabar ingin mengulang malam panas dengan Kinanti.
"Senang banget sih bos, seperti habis kedapatan durian runtuh," ujar Erland saat melihat bosnya datang terlihat sangat bahagia.
Gio meminta Erland untuk segera mengantarkan dia pulang kembali ke apartemen, dan besok pagi dia meminta Erland untuk mengantarkan dia ke rumah sakit untuk tes DNA.
Gio kini sudah berada di apartemennya. Dia langsung membaringkan tubuhnya, kemudian membuka celananya dan kain penutup anacondanya. Setelah itu dia melemparnya begitu saja.
"Sayang, anaconda aku kedinginan. Dia merindukan kamu," ucap Gio yang kini memainkan miliknya.
Perlahan mata dia meredup, hingga akhirnya tertidur pulas. Miliknya hanya bereaksi dengan Kinanti.
Matahari sudah menunjukkan sinarnya, Gio bergegas untuk bangun dari tidurnya. Dia tampak bersemangat, waktu kebersamaan dirinya dengan sang anak semakin dekat. Dengan bukti yang dia miliki, dia bisa membuat Kinanti tak bisa menolaknya lagi.
"Ya, Halo Ma," ucap Gio sambil menyambar satu buah roti tawar. Gio memilih untuk tinggal di apartemen dan hidup mandiri. Dia sudah terbiasa membuat sarapan pagi sendiri, dan menyiapkan semua keperluan sendiri. Dia hanya menggunakan jasa yang membersihkan apartemennya satu minggu sekali, dan juga jasa laundry untuk mengurus pakaiannya.
"Kamu jadikan hari ini melakukan tes DNA dengan kembar?" tanya sang mama.
"Tentu saja Ma, aku sudah tak sabar ingin menikah dengan Kinanti dan memberikan adik untuk kembar," ujar Gio dengan santainya.
"Astaga Gio, kau ini kerjaannya buat anak terus. Baru saja kamu menemukan anakmu, kau sudah langsung ingin tancap gas kembali buat anak," cerocos sang mama. Membuat Gio terkekeh.
"Bukannya Mama ingin memiliki cucu? Aku akan memberikan cucu yang banyak untukmu. Agar Mama tak menuduh aku lagi yang tak normal, aku akan membuktikan kalau anakmu ini sangat perkasa di ranjang," sahut Gio.
"Terserah kau saja! Awas saja kalau sampai membuat menantu mama nanti turun mesin! Percuma bicara sama kamu, kamu selalu membuat Mama naik darah," umpat sang mama yang langsung mengakhiri panggilan dengan sang anak.
Erland sudah sampai di apartemen Gio. Gio memutuskan untuk langsung ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA.
"Akhirnya, selesai juga. Semoga hasilnya tidak mengecewakan, kalau kembar memang anakku," gumam Gio.
Setelah melakukan tes DNA, Gio langsung meminta Erland untuk mengantarkan dia ke hotel untuk menemui Kinanti. Untungnya Kinanti belum berangkat. Dia sudah siap untuk berangkat bersama Kak Agung. Mereka ingin ke kantor polisi, melaporkan ibu tiri Kinanti.
"Kamu? Mau ngapain kamu kesini? Aku mau pergi sama anak-anak," ujar Kinanti. Karena memang dia sudah mau pergi. Kak Agung pun sudah berada bersamanya. Gio menatap tajam ke arah Agung, menunjukkan wajah tak sukanya.
"Aku ingin bersama anak-anak. Hari ini aku malas ke kantor. Memangnya kamu mau kemana?" tanya Gio menyelidik, yang kini menatap Kinanti.
"Itu bukan urusan kamu. Sudah sana, lebih baik kamu kerja sana. Nanti saja bersama kembarnya. Setelah kami pulang," sahut Kinanti.
Namun, Gio tetap memaksa ingin bersama kembar. Bunga pun ikut bicara, kalau dia ingin bersama sang ayah. Terlebih Gio ingin mengajak kembar ke Mall, untuk membelikan mainan untuk mereka berdua dan menikmati waktu kebersamaan mereka.
Sambil menunggu up, mampir yuk ke karya author lainnya😍