Aisyah dan Andromeda adalah seorang mahasiswi dan dosennya yang merupakan korban salah sasaran yang meminum syrup yang sudah diberi obat perangsang. Mereka akhirnya melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama.
Akibat kejadian itu, Aisyah hamil anak dari laki-laki dingin dan cuek. Untuk menjaga nama baik semua orang, keduanya pun menikah dan hidup bersama di satu atap.
"Sejak awal aku tidak pernah mencintaimu," kata Andromeda dengan tegas.
"Ya, aku tahu kamu sangat mencintai sepupumu itu. Namun, cintamu bertepuk sebelah tangan. Apalagi dia wanita yang merupakan istri orang. Sampai kapanpun cintamu tidak akan terbalas," ucap Aisyah dengan sinis.
Akankah kedua orang itu saling membuka hati untuk menyembuhkan luka di hati mereka?
Atau mereka memilih untuk berpisah setelah bayi itu lahir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Aisyah Sakit
Bab 32
Aisyah mencari keberadaan Andromeda. Dia merasa mual perutnya karena mencium bau nasi yang disuguhkan untuk prasmanan. Dia menahan agar tidak sampai muntah. Keringat sudah membanjiri tubuhnya.
"Kenapa Aisyah?" tanya Aziz karena terlihat wajah Aisyah agak pucat.
"Kamu lihat Pak Andromeda, nggak?" Aisyah malah balik bertanya.
"Tidak," jawab Aziz singkat.
"Bisa tolong bantu carikan dia!" pinta wanita berjilbab lebar itu.
Aziz meminta bantuan kepada teman-temannya yang sudah selesai makan. Mereka berpencar ke segala penjuru rumah Armand Termasuk Rendi dan Burhan. Mereka berjalan ke arah samping rumah menuju bagian belakang.
"Itu, Pak Andromeda!" tunjuk Burhan kepada Rendi.
"Eh, sedang apa dia di sana?" tanya Rendi penasaran karena terlihat sedang sembunyi.
Mereka pun mendekati Andromeda. Kini laki-laki itu terlihat mengutak-atik handphone miliknya.
"Pak Andromeda," panggil kedua pemuda itu bersamaan.
Suami Aisyah itu melonjak saking kaget. Lalu, dia menatap ke arah orang yang merupakan muridnya. Dia berharap kalau mereka tidak memergoki dirinya yang sedang mengintip Angela dan Armand
"Ada apa?" tanya Andromeda dengan sorot mata tajam.
"I–tu, Aisyah mencari Bapak. Sepertinya penting sekali," jawab Burhan dengan sedikit gugup karena laki-laki dewasa itu menatap dengan sangat tajam kepadanya.
Tanpa bicara apa-apa Andromeda langsung pergi dari sana. Dia juga sudah tidak ada lagi urusan di tempat itu. Justru laki-laki itu berharap keberadaan dirinya di sana tidak diketahui oleh Angela dan Armand.
Aisyah tersenyum lirih saat melihat Andromeda. Dia sudah tidak kuat lagi. Kali ini kepalanya juga terasa pusing.
Andromeda melihat wajah sang istri sangat pucat. Dia bergegas mendatangi Aisyah.
"Kamu, kenapa?" tanya Andromeda dengan ekspresi wajah khawatir.
"Bau nasi," jawab Aisyah dengan pelan.
Andromeda rasanya ingin tertawa setelah mendengar ucapan Aisyah. Istrinya itu sampai saat ini masih belum bisa mencium bau nasi, apalagi memakannya.
"Kamu ingin pulang sekarang?" tanya sang suami.
"Iya. Carikan alasan yang masuk akal agar kita bisa pergi dari sini," jawab ibu hamil muda itu.
"Kamu pura-pura pingsan saja. Nanti aku gotong tubuh kamu dengan alasan akan dibawa ke rumah sakit," ucap Andromeda sambil tersenyum.
Senyuman laki-laki itu ternyata dilihat banyak orang. Kaum hawa banyak yang terpana saat melihat Andromeda tertawa. Selama ini laki-laki itu selalu terlihat serius dan jarang bicara, apalagi tertawa.
Akhirnya Aisyah dibawa pulang oleh Andromeda. Wajah yang pucat dan tubuhnya yang lemas membuat orang-orang khawatir.
"Kita ke rumah sakit, ya?" Andromeda melajukan mobil dengan cepat, takut terjebak macet karena waktunya para pegawai kantor pulang.
"Aku ingin pulang saja ke rumah. Karena aku juga nggak kuat dengan bau rumah sakit," balas Aisyah dengan suaranya yang lemah.
Mereka pun memutuskan pulang ke rumah, tetapi keadaan Aisyah tidak membaik. Dia muntah-muntah sampai sampai tidak ada lagi yang bisa dikeluarkan dari perutnya.
Melihat hal ini membuat Andromeda merasa kasihan. Lalu, dia menelpon ibunya. Laki-laki itu takut terjadi apa-apa kepada istri dan calon bayi mereka.
"Aisyah kita ke rumah sakit, ya?" Andromeda benar-benar merasa kasihan. Meski sudah diberi air jahe, masih saja muntah-muntah.
"Panggilkan Kak Zahra saja," ujar Aisyah dan suaminya menurut.
Zahra dan Fatih datang meski waktu sudah menjelang tengah malam. Mereka sangat mengkhawatirkan keadaan Aisyah setelah mendengar laporan dari Andromeda.
Aisyah diberi infus karena terlalu banyak cairan yang keluar dari tubuhnya. Dia juga bisa tidur karena ada obat tidur yang dimasukan ke dalam infus.
"Aisyah jangan biarkan terlalu lelah. Baik itu fisik atau mentalnya. Ibu hamil itu harus benar-benar tenang," ucap Zahra.
"Aku tidak pernah membuatnya kelelahan. Semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh pekerja dari rumah mama. Aku juga tidak membuat beban pada pikirannya. Hubungan kita baik-baik saja," bantah Andromeda yang merasa disudutkan oleh kakak iparnya.
"Aku percaya kamu tidak akan berani berbuat macam-macam kepada Aisyah. Tetapi, dia kan berinteraksi juga dengan orang lain. Usahakan agar Aisyah pilih-pilih berteman. Jangan sampai dia terlibat masalah teman-temannya," kata Zahra.
Andromeda semalaman itu menunggu di samping tempat tidur Aisyah. Dia takut terjadi apa-apa ketika sedang tidak ada disisinya.
'Wanita hamil itu ternyata banyak sekali mengalami kesulitan. Katanya kalau hamil hasil zina nggak akan merasakan sakit seperti wanita yang hamil dalam ikatan pernikahan. Tapi, kenapa Aisyah terlihat menderita begini?'
'Apa dia tidak menerima dengan kehamilannya ini? Atau ada maksud lain dari Allah?'
'Apa wanita-wanita di luaran sana saat hamil mengalami penderitaan seperti Aisyah?'
'Kayaknya enggak. Buktinya banyak wanita yang hamil berkali-kali.' (Andromeda)
Menjelang subuh Aisyah terbangun dan melihat ada suaminya yang tertidur di sisinya. Ada perasaan senang dan terharu dirasakan oleh ibu hamil itu.
Tangan Aisyah terulur dan membelai rambut Andromeda. Ternyata perbuatan dia membangunkan laki-laki itu dan keduanya kini saling menatap.
"Ada apa? Mau minum? Atau mau ke kamar mandi?" tanya Andromeda setengah sadar setengah ngantuk.
"Tidak, Mas. Tidurlah lagi! Masih ada waktu 2 jam lagi menjelang adzan Subuh," kata Aisyah sambil tersenyum manis.
"Kalau begitu aku tidur di atas kasur, ya? Badan aku sakit semua," kata Andromeda.
Otak Aisyah sudah berkeliaran ke arah yang enggak-enggak. Dia mengizinkan suaminya naik ke kasur, kemudian mereka tidur saling berpelukan.
***
Tidur dalam dekapan Andromeda, membuat Aisyah merasa nyaman dan semakin lelap tidurnya. Mereka terbangun karena dibangunkan oleh Zahra. Tentu saja itu membuat Aisyah malu, berbeda dengan Andromeda yang terlihat biasa saja.
"Andro, bagaimana perkembangan kasus itu?" tanya Fatih.
"Sudah ada titik terang. Semalam aku kembali meminta bantuan Bagaskara untuk mencari bukti dan saksi," jawab Andromeda setelah memasukan makanan ke mulutnya.
"Kasus apa, Mas?" tanya Aisyah dengan tatapan penuh curiga.
***
Apakah Andromeda akan menceritakan tentang siapa orang yang sudah memberi mereka obat perang_sang? Apakah benih-benih cinta sudah hadir di dalam hati Andromeda? Atau hanya perasaan peduli kepada sesama manusia? Tunggu kelanjutannya, ya!
bagus² semua karya author ,,suka 🥰