NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah Muda

Mendadak Nikah Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / One Night Stand / Anak Kembar / Penyesalan Suami
Popularitas:403.3k
Nilai: 4.6
Nama Author: ZiOzil

Dua kali Kenan melakukan kesalahan pada Nara. Pertama menabrak dirinya dan kedua merenggut kesuciannya.
Kerena perbuatannya itu, Kenan terpaksa harus menikah dengan Nara. Namun sikap Kenan dan Mamanya sangat buruk, mereka selalu menyakiti Nara.

Bagaimana perjalanan hidup Nara?
Akankah dia mendapat kebahagiaan atau justru menderita selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZiOzil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32.

Di ruang tamu, Jessi langsung sumringah saat melihat Kenan menuruni anak tangga bersama Windy, senyum langsung mengembang di bibir wanita cantik itu karena akhirnya pemuda tersebut mau menemuinya.

"Mau ngapain lagi kau ke sini?" Kenan langsung bertanya dengan ketus saat langkahnya berhenti beberapa meter di depan Jessi.

Jessi terkesiap, raut bahagianya seketika berganti sendu.

"Sayang, kamu kok gitu, sih? Jangan kasar, dong!" tegur Windy yang langsung mendekati Jessi.

"Memangnya aku buat apa, Ma? Aku cuma tanya mau ngapain lagi dia ke sini?" ujar Kenan.

"Iya, tapi nada bicara kamu itu enggak enak di dengar!" protes Windy.

"Aku sudah biasa seperti ini, Ma."

"Enggak apa-apa, Tante," sela Jessi.

"Sebaiknya sekarang kau pulang!" usir Kenan.

"Kenan!" bentak Windy, dan Kenan hanya memalingkan wajahnya.

"Kenan kita harus bicara!" ujar Jessi memohon, dia tak boleh gagal dan pulang dengan tangan kosong.

"Enggak ada yang perlu kita bicarakan lagi!" sahut Kenan.

"Ken, aku mohon percaya lah padaku! Aku enggak melakukan apa yang kamu tuduhkan, aku hanya memberimu Coca Cola, aku bersumpah!" Jessi berusaha meyakinkan Kenan walaupun dia harus pura-pura bersumpah.

"Kau pasti bohong! Enggak mungkin Coca Cola bisa buat aku sampai ...." Kenan mengjeda kata-katanya saat sadar hampir keceplosan.

"Sampai apa, Ken?" tanya Jessi penasaran.

"Ah, sudahlah! Pokoknya aku enggak percaya padamu! Sekarang juga pergi dari sini!" balas Kenan yang mulai gugup.

"Kenan."

"Permisi."

Semua orang sontak menoleh ke arah pintu utama dan terkesiap saat melihat Rendy sudah berdiri di sana.

"Rendy?" gumam Jessi, sementara Kenan hanya menatap sahabatnya itu dengan tajam.

"Eh, ada Rendy. Silakan masuk, Ren! Sudah lama sekali kamu enggak main ke sini," sambut Windy ramah, dia tak tahu tentang perselisihan antara sang putra dan pemuda itu.

Rendy melangkah masuk, "Iya, Tante. Belakangan ini sibuk belajar buat ujian."

"Mau ngapain kau ke sini?" cecar Kenan ketus.

Windy mengernyit, "Kamu kok gitu?"

Jessi juga heran melihat sikap tak bersahabat Kenan terhadap Rendy, bukankah biasanya mereka akrab?

Di saat bersamaan, Nara pun turun dari lantai atas, tapi langkahnya sontak berhenti saat melihat ada Kenan, Windy dan Jessi di sana.

Melihat kemunculan Nara, Rendy langsung melambaikan tangannya pada wanita itu, "Hai, Ra."

Semua orang pun mengalihkan pandangannya ke arah tangga, tempat di mana Nara sedang berdiri mematung dengan wajah tegang.

Jessi terperangah, "Dia? Kenapa bisa ada di sini?"

Kenan dan Windy panik karena Jessi mengetahui keberadaan Nara di rumah itu.

"Oh, dia itu pembantu di sini," ujar Windy cepat.

Nara, Kenan dan Rendy tercengang mendengar kata-kata Windy itu. Bahkan Nara merasa terluka karena tidak dianggap.

Windy lantas memandang Nara, "Hei, cepat buatkan minum untuk teman-teman Kenan!"

Nara masih terpaku, dia tak bergerak sedikit pun dari tempatnya berdiri saat ini, membuat Windy kesal.

"Kau enggak dengar?" bentak Windy.

"Mama!" tegur Kenan.

"Tante, enggak usah buat minum!" sela Rendy yang merasa kasihan pada Nara.

"Enggak apa-apa, Ren," balas Windy lalu kembali menatap Nara, "cepat buat!"

Dengan lemah, Nara melanjutkan langkahnya menuju dapur. Dia kesal dengan sikap dan ucapan mertuanya itu, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa sebab dia tak ingin Jessi tahu semuanya.

Rendy terus memandangi Nara, dia sungguh merasa iba dan prihatin pada wanita itu. Dan Kenan memperhatikannya.

"Pembantu sekarang pada susah diatur," gerutu Windy.

"Kenapa harus dia sih yang jadi pembantu di sini, Tan?" protes Jessi tak suka.

"Tante terpaksa, dia yatim piatu dan butuh biaya hidup," jawab Windy lalu menggamit lengan Jessi, "oh iya, sebaiknya kamu dan Kenan ngobrol di taman saja! Nanti Tante suruh antarkan cemilan dan minum."

"Aku enggak mau ngobrol dengan dia, Ma," tolak Kenan.

Windy memelototi putranya itu, "Kenan!"

"Enggak apa-apa, Tan. Aku pulang saja, nanti aku ke sini lagi," ucap Jessi dengan wajah sendu, dia malas karena di sana juga ada Rendy, dan dia tak bisa merayu Kenan.

"Maaf, ya, sayang." Windy mengusap pipi Jessi dan gadis itu hanya mengangguk kemudian bergegas pergi.

Windy menghela napas melihat kepergian Jessi, lalu beralih menatap Kenan, "Kau ini benar-benar keterlaluan!"

"Ma, sudahlah! Aku bukan anak kecil lagi yang bisa Mama atur-atur!" sahut Kenan dengan suara meninggi.

Windy merasa malu dan kesal, dia pun bergegas meninggalkan ruang tamu tanpa menegur Rendy.

"Kau enggak pulang juga?" sindir Kenan sinis saat hanya ada dirinya dan Rendy.

"Kau mengusir aku?"

"Terserah kau mau menganggapnya apa, tapi kehadiran mu enggak dibutuhkan di sini. Jadi sebaiknya kau pergi!"

Rendy tersenyum, "Siapa bilang? Aku ke sini untuk menjenguk Nara, karena dia butuh seseorang yang peduli padanya di saat dia sakit begini."

Kenan tertegun. Bocah itu mendadak kesal karena diam-diam Nara mengabari keadaannya pada Rendy.

"Nara enggak butuh kau!"

"Lalu dia butuh siapa? Kau?" cecar Rendy dengan nada mengejek.

Kenan terdiam sambil mengepal tangannya menahan geram.

"Kau bahkan enggak bisa membela dan mengakui dia sebagai istri di depan orang lain, bagaimana bisa dia membutuhkan mu," cibir Rendy.

"Kau juga enggak membelanya."

Tepat di saat itu Nara datang dari dapur sambil membawa nampan yang berisikan empat gelas minuman, dia termangu saat melihat hanya ada Kenan dan Rendy yang sedang bersitegang.

"Seharusnya itu kewajiban mu sebagai suami, bukan aku. Kecuali Nara itu istriku, maka aku akan membela dia mati-matian," tutur Rendy sembari melirik Nara yang berdiri di belakang Kenan, dia sengaja menyindir pemuda angkuh itu.

"Kalau gitu ambil dia untukmu! Dengan senang hati aku akan menceraikannya."

Entah mengapa hati Nara seketika merasa pedih mendengar kata-kata Kenan.

"Baiklah, aku harap kau enggak menyesali ucapan mu itu," sambung Rendy.

"Enggak akan!" Kenan berbalik dan hendak pergi, namun dia terkesiap saat menyadari Nara sedang terpaku menatapnya.

Kenan yang kesal memalingkan wajahnya dan memutuskan untuk pergi dengan perasaan dongkol.

***

1
Tatik Wae
mungkin ibunya Kenan dr klrg kaya raya JD begitu sifatnya..
Hasnadia Amir
ceritanya bagus lucu dan menggemaskan
D_Mayanti
Lumayan
Desna Wati Desna
Luar biasa
Meryy4321
Biasa
Meryy4321
Kecewa
Qaisaa Nazarudin
Dosa gak sih aku bahagia di atas penderitaannya Windy...👏👏👏💃💃💃
Qaisaa Nazarudin
💃💃💃💃💃 KARMA IS REAL..
Qaisaa Nazarudin
Thor bikin Suami windy selingkuh,Biar tau rasa dia..
Wayanjunipurnamiasih Puranamiasih
novelnya bagus banget,ceritanya bikin aku terharu rela bergadang bacanya thor
Marmi Febriani
kasian sekali nara
Prima Mustika
kenan ntar beneran suka sama Nara,cuma masih sok jaim aja
Prima Mustika
kisah percintaan anak remaja dimanja mama, jadinya berbuat seenaknya.
beruntung papa Hendra bersikap tegas
Ama
keren novelku thor😍 dua novel dah aku baca tamat
Titin Sundari
semakin bagus ceritanya...makasih Thor
Rieyaa Dion
sangat menarik..
Amin Srgfoo
bagus ceritanya konflik ngak bikin jenuh bacanya
Rismawati Rismawati
baru mampir kliatan nyaa sii seru🤭
Qilla
biasa
Rumi Sumbayak
Thor klau Nara sakit parah teeruuuus nitnat ngk seru buat mereka bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!