NovelToon NovelToon
Dermaga Hati Sang Marinir

Dermaga Hati Sang Marinir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3M
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Eirene, seorang model ternama, karena kesalahannya pada malam yang seharusnya dapat membuat karirnya semakin di puncak malah menyeretnya ke dalam pusara masalah baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, menjadi istri seorang tentara marinir.

Rayyan, anak kedua dari 3 bersaudara ini adalah seorang prajurit angkatan laut marinir berpangkat kapten, bukan hanya sederet prestasi namun setumpuk gelar playboy dan keluarganya turut melekat di belakang namanya. Tak sangka acara ulang tahun yang seharusnya ia datangi membawa Rayyan menemui sang calon penghuni tetap dermaga hati.

"Pergilah sejauh ukuran luas samudera, tunaikan janji bakti dan pulanglah saat kamu rindu, karena akulah dermaga tempat hatimu bersandar, marinir,"
-Eirene Michaela Larasati-

"Sejauh apapun aku berlayar, pada akhirnya semua perasaan akan berlabuh di kamu, karena kamu adalah dermaga hatiku."
-Teuku Al-Rayyan Ananta-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

VIR_GIN OR NOT?

Berkali-kali Eyi melenguh menerima serangan Rayyan, ia tak kemana-mana tapi rasanya sudah berlari menyusuri garis pantai sejauh mata memandang, begitu melelahkan. Kulit Eirene berkilau saat tersorot lampu kamar, karena keringat membanjiri.

Tak terhitung berapa lipatan kusut di sarung bantal dan sprei, ia tak ingin melihatnya.

"Good night my angel," Rayyan menarik selimut coklat milliknya hingga menutupi leher dan hanya menyisakkan kepala Eirene saja.

Pagi-pagi sekali Rayyan sudah mengangkut air ke dalam kamar mandi, bahkan adzan subuh saja masih berkumandang.

Air sumur mengguyur badannya menciptakan sensasi dingin seperti siraman kalbu para ulama. Terlatih untuk selalu mandiri, Rayyan sudah terbiasa menyiapkan semua kebutuhannya sendiri, mulai dari mencuci dan membuat sarapan.

Ia membuka lemari penyimpanan sembako di dapur, mengambil beras dan memasukkannya ke dalam panci anti lengket bagian dari dalam rice cooker. Ia juga mengeluarkan telur dan sosis dari kulkas.

Tanpa sadar di balik pintu seseorang sedang memperhatikannya dengan selimut yang membungkus badan toplesnya.

"Lagi ngapain?" suaranya parau setengah bergetar dan terisak, rambutnya semrawut bisa disamakan dengan sapu ijuk. Helaian selimut bahkan sampai menyapu lantai demi menghampiri Rayyan.

"Bikin sarapan, kamu kenapa?" tanya Rayyan, air mukanya terlihat jelas begitu khawatir, apakah Eirene menangis karena semalam atau wanita itu menyesali semua yang telah terjadi diantara mereka?

Eirene malah menangis semakin terisak, "Ray---kalo, seandainya, andai kata, ternyata Eyi udah....udah...." wanita itu menunduk ragu.

"Udah apa? Udah cinta, udah sayang, udah pengen punya baby kaya dekgam?" tebaknya nyeroscos.

Ahhh, ia jadi mengingat Saga--lucunya Saga, gemoy dan segala tingkah bayi gembul itu, ia juga ingin memiliki yang seperti Saga. Kira-kira sedang apa ia sekarang? Pasti masih tertidur.

"Bukan!" tembak Eirene.

"Tapi kalo---seandainya, aku sudah tidak perawan sebelum dengan kamu, apa kamu bakalan ceraikan Eyi?" tanya nya dengan berderai air mata menatap Rayyan penuh pengharapan, dalam bayangannya sekarang---Rayyan akan menyeretnya keluar dari rumah dan membiarkannya luntang-lantung tanpa kepastian hidup, mungkin ia akan bunuh diri saja atau kembali ke Paris saat ini juga.

Rayyan mengangkat alisnya, "maksud kamu?" ia bahkan sudah menyimpan panci anti lengket itu di atas meja makan kecil yang ada di dapur mereka.

"Apa kamu udah lakuin itu sama orang lain?" tanya Rayyan, jujur saja hatinya saat ini remuk redam jika itu benar terjadi, tapi semalam itu---rasanya Eirene benar-benar seperti belum terjamah oleh jantan lain.

Eirene sampai mengetuk-ngetuk kepalanya demi mengingat setiap kepingan memori di otaknya, tak pernah sekalipun ia melakukan hubungan terlarang dengan jantan sebelum menikah, ia sangat menjaga dirinya. Jangankan melakukan, bersentuhan saja ia sangat jarang atau mungkin tak pernah? Tapi fakta dilapangan berkata lain, tak seperti penuturan teman-temannya.

Eirene menarik tangan Rayyan masuk ke dalam kamar, ia menyeka dagu yang menjadi hilir'nya dari aliran air mata, lalu menunjuk ranjang tempat pertempuran semalam yang sudah sangat berantakan, spreinya saja sampai terbuka dari tempatnya, begitu semrawut. Bantal dan guling berguguran jadi korban keganasan keduanya. Rayyan mengernyitkan dahi, ck--ck! Buas--buas!

"Kenapa sama kasurnya? Berantakan banget?" kekeh Rayyan. Eirene mendelik sinis, apakah harus ia tampol kepala suaminya ini, malah berpikiran mesum saat ia sedang khawatir dengan nasibnya sendiri.

"Bukan!" ia meninju lengan Rayyan.

"Liat ada sesuatu di sprei ngga?" tanya Eirene, Rayyan mengerutkan alisnya demi melihat sprei kasur.

"Engga, kenapa emangnya? Kotor? Ini baru dicuci sayang---" jawabnya.

"Ya, bersih banget---ngga ada noda da rah perawannya aku !!" suaranya bergetar karena terisak dalam, sampai sesenggukan.

"Kata temen-temenku tanda kalo cewek masih perawan tuh bisa diliat dari malam pertamanya, terus Eyi?! Sumpah demi apapun Ray--Eyi ngga pernah ngelakuin itu sama siapapun!" ia semakin terisak dan histeris.

Hati Rayyan lega, ia kira ada rahasia besar yang belum ia ketahui, tapi rupanya ini yang menjadi akar masalahnya. Rayyan sedikit tersentil, Eirene memang jauh dari bimbingan kedua orangtua apalagi seorang ibu yang seharusnya memberikan pendidikan seputar s3x pada dirinya.

"Sini dengerin abang, bercak darah itu bukan tolak ukur seorang wanita masih perawan atau tidak. Setiap wanita memiliki selaput dara atau hymen yang berbeda-beda bahkan menurut penelitian ada juga wanita yang terlahir tanpa membran ini. Hymen pun berbeda-beda ada yang tebal ada yang tipis, sangat tipis namun bersifat elastis. Perlu diketahui, selaput dara bisa rusak meskipun tak melakukan hubungan *3**, aktivitas sehari-hari atau olahraga pun bisa jadi penyebabnya. Atau bisa jadi! Hymen robek saat malam pertama, namun tidak mengeluarkan banyak bercak da rah sehingga si perempuan tersebut mengira jika ia tidak berdarah. Jadi kesimpulannya bercak da rah bukanlah tolak ukur seorang perempuan itu virgin atau tidak. Abang yakin dan percaya, kalau kamu sudah menjaga kehormatan kamu selama ini untuk abang---abang bisa rasakan itu," penjelasan itu diakhiri dengan tawa Rayyan, "haduhhh! Abang kira ada apa, sampe nangis-nangis gini?! Kirain kamu mau reka ulang adegan semalam!"

"Ck! Maunya kamu!" wanita itu berdecak mengusap pipi dan wajahnya.

"Makasih udah percaya aku," wanita itu menatap Rayyan. Eirene tau jika masalah tabu ini (keperawanan) begitu penting dalam sebuah pernikahan di negara timur apalagi tanah air ketimbang cinta, pelabelan seorang perawan masih dianggap tabu, tidak seperti di barat. Padahal jika kehidupan berumah tangga sudah sedemikian bahagianya apakah adil dengan masih memusingkan da rah yang tidak 'tertumpah' di malam pertama?

"Adek mau makan sama apa?" tanya Rayyan menawari.

Emhhhh! Eirene terlihat berpikir.

"Oke fix telur dan sosis!" jawab Rayyan sendiri.

"Ihhh, kalo gitu ngapain nawarin!" Eirene sewot dan manyun.

Padahal kan ia sudah memikirkan makanan yang enak-enak, minimal spagheti gitu atau sandwich tuna! Tapi maaf ini tanah air nona, makanan pokok disini ya nasi!

Memang inilah Rayyan, dengan segala sifat konyol dan jahilnya.

"Sini, abang ajarin caranya masak nasi!" ia menarik wanita berjubah selimut itu kembali ke dapur.

"Berasnya cukup 4 cangkir aja, karena kalo abang hitung kamu makan ngga akan lebih dari 2 centong sekali makan," ia melirik ke arah Eirene demi menilai dan menghitung jatah makan yang harus ditanggungnya.

"Terus kamu cuci bersih berasnya kaya gini," Rayyan masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci beras dengan telaten, gadis itu mengangguk-angguk mengerti.

"Udah gitu kasih air satu ruas jari kamu, done!" Rayyan memasukkan panci anti lengket ke dalam body rice cooker lalu menutupnya.

Eirene mengangguk singkat.

"Kalo gitu kamu mandi dulu, airnya udah abang siapin."

"Dinginnn! Ngga ada air anget?" tanya Eirene merengek.

" Masak dulu kalo gitu!" ujar Rayyan.

Wanita itu duduk di kursi meja makan seraya menunggu air panas untuknya mandi, dilihatnya Rayyan yang cekatan memasak meski hanya telur dan sosis.

Rayyan membuka laci lemari dapur dan mengambil kopi juga susu bubuk sachet disana, menyeduhnya dengan air panas lalu mengaduknya.

Segelas susu coklat hangat bersama kopi instan terhidang di meja.

Rayyan mendorongnya ke depan Eirene, "diminum dulu, biar badan kamu hangat. Ada kemungkinan abang pulang larut malam, baik-baik di rumah. Abang udah bilang sama bang Jaya biar nanti ka Wiwit temenin kamu keliling batalyon, supaya tak bosan. Kalau kamu mau beli sesuatu, uang cash ada di meja kamar, kartu atm ada di dompet kecil di laci kamar."

Tangan putihnya terulur mengambil gelas berisi susu coklat dan meneguknya, tak peduli jika wajahnya belum tersentuh air dan badannya masih terbungkus selimut.

Rayyan begitu lembut dan telaten men-treat Eirene, mulai dari hal-hal kecil yang bahkan tak terpikir oleh Eirene.

"Oh iya, abang udah pasang selang di kamar mandi nanti air hangatnya abang masukkin ke dalem ember yang tersambung biar kaya shower!" tawanya, Eirene begitu terharu dengan semua perlakuan Rayyan, sejak kapan ia terbangun untuk melakukan ini semua.

"Iya, makasih." cicitnya kembali menyeruput susu.

Hingga saat air panasnya sudah siap, Rayyan membawakannya ke kamar mandi lalu mencampurnya dengan air dingin agar tak membakar kulit Eirene.

Ia kembali keluar kamar mandi, lalu membawa peralatan mandi si tuan putri dari kamar, yang ada dalam satu tas plastik milik Eirene, berbagai jenis sabun dan skin care mahal ada di dalamnya.

"Kamu cepet mandi, nanti kita subuh berjamaah, jangan lama!" titahnya.

Eirene mengangguk dan beranjak menyambar bathrobe dan peralatan mandinya dari tangan Rayyan.

"Abang---" panggilnya sebelum hilang di balik pintu kamar mandi.

Rayyan sampai menghentikan aktivitasnya yang sedang mengocok telur demi terkejut dengan panggilan Eirene padanya. Hanya satu kata panggilan yang berubah namun mampu membuat hari Rayyan cerah sampai ke senja.

"Makasih," lanjutnya menutup pintu.

.

.

.

.

1
Ratna
kangen klan ini.. udah ke berapa kali baca.. tapi tetep ngangenin... makasih author ❤️
Furi Handayani
mantu2nya umi Salwa garang oeeyyy.. best women👍
Mama lilik Lilik
cerita yang menarik dan sangat good
kejora
Luar biasa
Mama lilik Lilik
maksudnya ma3jne apa ya Thor,maaf kalo saya gak tau🙏🏼
Ruzita Ismail
Luar biasa
Nuy
Dasar suami gada ahlak🤣🤣🤣🤣🤣
Dewi Kasinji
😭😭😭
Nuy
Dasar syaaaraaaaffffff rayyan 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nuy
Eyi baik banget dah 😅😅
Nuy
Eyi emang antik 😅😅😂😂🤣🤣🤣
Dewi Kasinji
Luar biasa
Dewi Kasinji
ijin baca kak
Fiani Arifin Arifin
Luar biasa
Tiwi
o
fajar Rokman.
AQ kangen Abang Rayyan bpknya si cimoy
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁4
Rahma Lia
Senang deh bacanya,rasanya mau ngulang2 terus bacanya,,,aku terrayyan rayyan terlovely lovely deh kayanya.
Lisa
🤣🤣🤣🤣🤣
Lisa
cimoyyyy🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!