NovelToon NovelToon
Lelaki Dari Satu Malam

Lelaki Dari Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Keluarga
Popularitas:792
Nilai: 5
Nama Author: Keke Utami

Rinjani hanya ingin hidup tenang.
Tapi semua hancur saat ia terbangun di kamar hotel bersama pria asing. Dan beberapa jam kemudian mendapati kedua orang tuanya meninggal mendadak.

Dipaksa menikah demi melunasi utang, ia pingsan di hari pernikahan dan dinyatakan hamil. Suaminya murka, tantenya berkhianat, dan satu-satunya yang diam-diam terhubung dengannya ... adalah pria dari malam kelam itu.

Langit, pria yang tidak pernah bisa mengingat wajah perempuan di malam itu, justru makin terseret masuk ke dalam hidup Rinjani. Mereka bertemu lagi dalam keadaan tidak terduga, namun cinta perlahan tumbuh di antara luka dan rahasia.

Ketika kebenaran akhirnya terungkap, bahwa bayi dalam kandungan Rinjani adalah darah daging Langit, semuanya berubah. Tapi apakah cinta cukup untuk menyatukan dua hati yang telah hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keke Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Gejala aneh

Satu alis Darren terangkat saat melihat Rinjani hanya diam setelah pintu tertutup. Tatapan gadis itu keras, namun ada sorot lelah yang tidak bisa ia sembunyikan.

“Kamu menyerah?” tebaknya. 

“Padahal waktunya masih satu minggu,” ejeknya.

Rinjani mengepalkan jemarinya, hatinya bergemuruh, marah bercampur getir, “Sudah pasti Anda tahu, saya tidak akan mampu melunasi utang itu dalam waktu 1 bulan.”

Darren mengangguk, seolah memang menunggu pengakuan itu.

“Ya, itu yang saya mau,” ujarnya santai, seolah keputusan itu hanyalah bagian dari permainan kecil olehnya.

Darren menyuruhnya duduk, dan meski enggan, ia mengikuti sambil menyembunyikan rasa marah.

“Jadi, kamu mau konsep pernikahan yang gimana? Indoor? Outdoor? Atau–”

“Saya cuma mau satu,” potong Rinjani cepat, “Rumah orang tua saya. Itu saja maharnya. Rumah yang kamu sita.”

Darren mengangguk pelan, “Oke. Hanya itu?”

Rinjani mulai muak, “Apa aku terlihat menginginkan pernikahan ini?”

Darren terkekeh, ringan dan sinis, “Kau kelihatan seperti gadis mahal saja.”

Ia lalu mengambil ponsel, menghubungi seseorang. Rinjani tidak tertarik untuk tahu itu siapa.

“Lusa kita fitting baju. Tinggalkan alamatmu. Nanti sopir kantor akan menjemput,” katanya tanpa memandangnya lagi.

Dengan suara datar, Rinjani menyebut alamat kontrakan kecil tempat ia menumpang. Setelah itu, ia berdiri dan pergi. Langkahnya cepat, seperti ingin segera meninggalkan semua yang membuat dadanya sesak.

*********** 

“Non, ke mana aja? Bibi cariin dari tadi,” sambutan Sulis cemas saat Rinjani pulang. 

Rinjani mendekat ke arahnya dan memeluk tubuh kurus itu, “Aku nyerah, Bi,” bisiknya lirih. Tangis Rinjani pecah, tidak keras, tapi dalam dan pilu.

Sulis hanya mengusap punggung Rinjani. Ia tahu, Rinjani telah memilih jalan yang tidak benar-benar ia inginkan. 

“Bibi doain, semoga ini jalan yang baik buat Non,”

Rinjani melepaskan pelukan itu perlahan, “Aku nggak yakin, semua masih gelap, Bi.” 

Tanpa menunggu jawaban. Rinjani meninggalkan Sulis yang masih di teras rumah, ia duduk di sudut kamar dengan foto kedua orang tuanya. Air matanya kembali menetes. Tidak ada yang Rinjani keluhkan, ia hanya menangis dalam pilu.

************* 

********* 

Waktu bergulir cepat. Persiapan pernikahan berjalan tanpa kendala, setidaknya di mata orang luar, Rinjani melakoni semuanya seperti wayang yang bergerak di bawah kendali dalang bernama Darren. Fitting baju, pemotretan, sampai sesi pra-nikah, semuanya dijalani, meski hatinya terus menolak.

Anehnya, Darren tidak seperti rentenir bengis yang ia bayangkan. Pria itu cukup santai, bahkan sesekali memperlakukannya seperti pasangan sungguhan. Namun Rinjani tahu, semua itu hanya kemasan. Yang nyata adalah fakta bahwa ia sedang dijual kepada pria itu demi pelunasan utang.

“Selama 3 minggu ini kita sibuk mengurus semuanya. Kamu capek? Kamu terlihat pucat.” 

Satu tangannya yang bebas dari setir ia gunakan mengangsur 1 botol air mineral untuk Rinjani. Rinjani menerimanya. Ia memang lelah, mood-nya naik turun, nafsu makannya berkurang, dan badannya mudah lemas.

“Langsung istirahat,” ujar Darren saat mobilnya berhenti.

Rinjani hanya mengangguk kecil. Begitu mobil menjauh, ia berdiri di depan kontrakan yang sepi, menatap pintunya sejenak, lalu masuk dalam diam.

********** 

Sementara itu, jauh di tempat berbeda, Langit sedang bergelut dengan kondisi tubuh yang tidak biasa.

Huek! Huek!

Langit benci ini!

Ini sudah hari ke empat ia mengalami mual. Langit merasa ia tidak melakukan kesalahan pada makanannya.

“Anda baik-baik saja, Bos?” 

Langit mengacungkan ibu jarinya pertanda ini bukan masalah besar.

“Anda yakin tidak butuh dokter?” 

“Untuk sekarang tidak perlu. Dan simpan pertanyaan itu sampai saya sendiri yang memintanya!” 

Langit merasa jengah dengan pertanyaan berulang. Padahal ia hanya muntah. Suhu tubuhnya bagus, ia tidak merasa demam atau nyeri sendi. Lalu, kenapa ia harus ke dokter?

Suara ketukan di pintu membuat keduanya menoleh. Olivia masuk, langkahnya sigap seperti biasanya. Penciuman mengendus sesuatu yang janggal.

Ia mengernyit, “Aroma apa ini?” ia menatap ke lantai.

“Muntah siapa?” tunjuknya.

Langit membawa Ibunya keluar ruangan, “Bukan apa-apa, Mom, Aku cuma salah makan.”

 

“Salah makan? Risikonya bisa keracunan Langit. Kamu ada-ada aja, udah bener tidur di rumah, biar Mama jagain kamu,” Omel Olivia.

Langit tersenyum, “Hanya untuk mengomel mama ke sini?” tanyanya dengan suara halus.

“Memangnya kenapa?” sebal Olivia.

“Aku harus ke Belanda lusa. Dan aku belum membereskan pekerjaan sebelum  pergi.”

Olivia mendelik, “Nggak alasankan?” tebaknya.

Langit menggeleng, “Nggak, Ma,”

“Ya sudah. Mama ke ruangan Papa dulu. Sebelum ke Belanda kamu nginap di rumah!” perintahnya.

Setelah Ibunya berlalu, Langit menatap Taufan.

“Fan, saya kok pengen cireng, ya?”

“Cireng? Makanan, Bos?” tanya Taufan.

Langit mengangkat bahu, “Nggak tahu.”

“Bos …  Anda tidak  sedang ngidam ‘kan?”

“Masalahnya, Anda sudah beberapa kali menginginkan hal aneh yang tidak Anda ketahui. Entah itu benda atau makanan,” imbuh Taufan.

Langit tertawa kecil, “Tenang, Fan. Selama ini saya selalu pakai pengaman,” ujar Langit.

“Kecuali malam itu.”

Suara Taufan terdengar pelan. Nyaris seperti bisikan. Namun membuat Langit terdiam. Hatinya mencelus, seolah ada yang merambat ke permukaan pikirannya.

********************** 

Di sisi lain kota, suasana pesta lanjang Darren berlangsung meriah. Musik menggema, gelas-gelas berdenting, dan tawa terdengar mengisi ruangan VIP klub malam itu.

“Tinggal Langit doang, nih!” seru salah seorang teman.

“Udah dikabarin ‘kan di grup?”

“Paling macet. Atau kejebak kerjaan.”

Tidak lama pintu terbuka. Langit melangkah masuk.

“Sorry, gue telat,” katanya singkat.

Beberapa temannya menyambut dengan candaan meledek, “Kerja lembur bagai kuda. Tapi, mama muda belum ada,” 

Langit hanya menghela napas malas. Mood-nya sedang buruk, perutnya masih terasa aneh setelah makan cireng pedas dari Taufan.

“Minum dulu, lah! Ini pesta lajang Darren.” 

Langit menggeleng, “Gue nggak minum,”

“Tumben?” tanya Darren.

“Ya … lagi nggak pengen aja.”

“Ah, nggak seru lo. Ya nggak?” ujar temannya yang lain.

Langit mengabaikan, ia bersandar pada sofa beludru setengah melingkar. Darren menghampirinya, menyerahkan sebuah undangan.

“Nih, buat lo.” 

Langit menatap undangan itu. Wajahnya datar.

“Serius lo mau nikah?” tanyanya.

“Iyalah,” balas Darren ringan.

Langit menimang undangan itu sebentar, “Gue nggak bisa datang. Lusa gue ke Belanda. A' Gala butuh gue.” 

Darren mengangguk. Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Namun, belum sempat pembicaraan selesai, Langit mengernyit. Ia menepuk bahu salah seorang teman yang duduk di sisinya.

“Vik, di sini ada yang jual … pentol, nggak?”

1
Nadin Alina
Hebat sih, Rinjani. Yang semula tuan putri mau berjuang untuk hidup🙃
Nadin Alina
next bab Thor....
Nadin Alina
Ceritanya keren, semangat Thor 🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!