Dara Respati, gadis cantik dan seksi. Gadis yang menjadi impian Dicky. Dicky yang sejak awal tahu bahwa mereka memang bukan saudara kandung, memendam cinta pada adiknya tersebut.
Dicky selalu menemani Dara disaat Dara susah maupun senang. Apalagi disaat Dara terpuruk, dikhianati oleh kekasihnya, Dicky yang selalu menemaninya.
Akankah Dara membalas cinta sang kakak, ataukah dia akan menikah dengan pria lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eni pua, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Lamaran
Hari itu, Dicky mengantarkan Dara ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya. Ada rasa bahagia di hati Dara saat mengetahui sang kakak masih sangat menyayangi dirinya, meskipun dia saat ini dia dalam kondisi hamil.
Kasih sayang Dicky masih sama seperti dulu, bahkan tidak berkurang sedikitpun. Bahkan setelah dia hamil, Dicky semakin perhatian padanya. Seandainya, cinta itu masih ada di hati sang kakak, Dara akan mau menerimanya.
Sayangnya, Dara bukan wanita yang mau dijadikan madu ataupun dimadu. Lebih baik hidup sendiri daripada menjadi pelakor dan menyakiti wanita lain. Meskipun saling mencintai.
Dara terharu saat Dicky begitu bahagia bisa ikut melihat kondisi bayi didalam kandungan Dara. Terdengar suara detak jantung sang bayi yang membuat Dicky seolah menjadi ayah. Dorongan kuat untuk mengatakan bahwa janin itu adalah miliknya.
Dara tersenyum saat Dicky sengaja memegang perut Dara yang sudah terlihat semakin besar. Karena sejak hamil, Juna tidak pernah menyentuh perutnya. Mungkin karena memang bukan anak Juna dan Dara menyadari itu sebagai hal yang sangat wajar.
Akan tetapi, melihat sikap Dicky, Dara agak bingung juga. Ingin rasanya, Dara bertanya apakah sang kakak tidak jijik melihatnya. Dara hanya bisa menarik napas dalam-dalam untuk terlalu terbuai dengan sikap kakaknya.
Selesai dari rumah sakit, Dicky mengajak Dara makan di sebuah rumah makan sederhana. Akan tetapi, Dara sudah kelihatan cukup lelah. Karena itu, Dicky membungkus saja makanan untuk dibawanya pulang ke rumah Dara.
Saat di rumah Dara, Dara Kemabli berusaha membuat sang kakak agar tidak terlalu perhatian dengannya karena Dara takut, saat dia sudah mulai menata hidupnya, akan ada masalah yang datang dari istri sang kakak. Dara tidak menyangka jawaban sang kakak akan merubah perjalanan cinta dan hidupnya.
"Dara, bagaimana aku akan menikah, jika aku masih belum bisa melupakan kamu," jawab Dicky sambil menatap wajah Dara yang tiba-tiba berubah memerah.
"Kakak, aku melihat ada wanita hamil di rumah kakak, saat Dara hendak mencari Kakak," ucap Dara penasaran.
"Kakak akan menceritakan kehidupan Kakak setelah kamu memutuskan menikah dengan Juna," ucap Dicky sambil menghela napas panjang.
Dicky mulai bercerita saat Dara datang dan menolak cinta Dicky dengan tegas dan memutuskan untuk menerima pertunangan dengan Juna. Saat itu Dicky patah hati dan mulai putus asa. Apalagi setelah dia keluar dari tahanan karena dituduh menculik Dara oleh ayahnya Dara yang sekaligus ayah angkatnya.
Dicky memutuskan untuk melupakan cintanya pada Dara dengan memutuskan keluar dari perusahaan pak Dewa. Hubungan dengan keluarga Dara, semakin menjauh dan hampir tidak pernah lagi ada kontak.
Dicky memutuskan untuk memulai usaha baru dengan menyewakan rumahnya selama 5 tahun dengan harga yang cukup untuk bisa memulai usaha barunya. Rumah itu disewa pasangan pengantin baru yang istrinya sedang hamil. Jadi wanita yang dilihat Dara adalah istri dari penyewa rumah itu.
Sementara Dicky tinggal di sebuah rumah yang lebih sederhana dan kecil. Dengan biaya sewa yang lebih murah.
Mendengar cerita Dicky, Dara merasa lega, ternyata sang kakak masih sendiri dan belum menikah.
"Dara, tinggallah bersama Kakak, agar Kakak bisa merawat kamu dan bayimu dengan baik," ajak Dicky kemudian.
"Tapi, Kak, aku bukan anak kecil lagi. Kita tidak bisa hidup bersama hanya berdua. Bagaimana pandangan orang-orang terhadap kita?" tanya Dara takut orang-orang memandang buruk mereka.
"Kakak sebenarnya tidak peduli dengan pandangan orang lain. Tetapi jika jika kamu merasa tidak nyaman untuk hidup berdua denganku tanpa ikatan. Izinkan Kakak memberikan pendapat. Menikahlah denganku," ucap Dicky agak gugup.
"Apa, menikah?" tanya Dara kaget.
"Benar. Ini jalan satu-satunya agar aku bisa menjagamu sepenuhnya. Apa Kakak tidak pantas untukmu?" tanya Dicky ragu.
"Dara bersedia."
"Apa, kamu bersedia untuk menikah denganku? Sungguhan?"
Dara mengangguk pelan, dan dia bahagia mendapatkan lamaran dari sang kakak.
"Tapi, Dara belum memiliki surat cerai. Masih di pengadilan Agama," ucap Dara sedih.
"Kamu tidak perlu khawatir. Semua akan Kakak urus dengan baik. Kakak hanya butuh persetujuan kamu saja," ucap Dicky menenangkan Dara.
Dicky juga menjelaskan akan mengurus surat perceraian Dara yang masih di pengadilan agama. Untuk bisa menikah secara resmi dengan Dara, Dicky segera mengurus surat perceraian Dara dan Juna yang ternyata sudah selesai sidang dan putusan di pengadilan agama. Beruntung, surat perceraian itu sudah bisa diambil. Dicky mengajak Dara untuk mengambil surat cerai di pengadilan agama.
Dicky dan Dara memutuskan untuk menikah secara resmi setelah bayi Dara dilahirkan. Meskipun Dicky tahu bahwa, anak dalam kandungan Dara adalah anaknya. Tetapi, dia tidak ingin pernikahannya nanti akan menjadi perdebatan yang bisa mempengaruhi kondisi Dara dan anaknya.
Dicky ingin sekali segera menikah dengan Dara setelah Dara memutuskan menerima untuk dinikahi Dicky. Seandainya saat ini, Dicky bisa sedikit merusak aturan dengan menikahi janda yang sedang hamil, mungkin itu lebih baik.
Bersambung
Sambil menunggu up selanjutnya, baca juga karya temen aku. Judulnya Istri Yang Tak Dianggap karya Kaka Siti Fatimah.
Jangan lupa ya ceritanya keren banget...