NovelToon NovelToon
Kembalinya Ratu Iblis

Kembalinya Ratu Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: CancerGirls

"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Pangeran Kedua Baik-baik Saja?

Apa-apaan ini, bagaimana bisa anak sekecil itu mengatakan dengan gamblangnya jika sang Putra Mahkota yang akan mati.

tentu saja hal itu membuat Kaisar Zhu murka hingga berjalan ke arah Pangeran Kedua dengan tangan yang terangkat untuk

mengcekram An Yue.

Hap

sebuah tangan kecil menangkap tangan besar Kaisar Zhu sebelum ia berhasil menarik

An Yue dari gendongan Pangeran Kedua..

" KAU... DASAR PELAYAN RENDAHAN BERANINYA KAU MENYENTUHKU!" bentak

Kaisar Zhu tak kala tangan orang yang mengangkat tangannya adalah Jingmi sang

pelayan dari anak yang tak dia anggap itu.

" Maaf Yang Mulia Tapi Keselamatan Nona An Yue Adalah Tanggung Jawab Saya, Sebelum Anda Menyakitinya Maka Anda Harus Membunuh Saya Terlebih Dahulu Karena

Selagi Saya Hidup Maka Saya Tidak Akan Membiarkan Orang Lain Menyakiti Yang Mulia Putri Bahkan Hanya Seujung Kuku Sekali Pun." ucap Jingmi dengan tegas dan lantang.

Kaisar Zhu yang mendengar akan hal itu hanya tersenyum sinis sebelum menarik

tangannya untuk menyerang Jingmi.

namun, Jingmi bukanlah pelayan biasa dengan ilmu beladiri yang seadanya saja

karena dia telah di latih khusus oleh An Yue hingga akhirnya ia sekuat Jendral Muda.

tentu saja dia bisa menghindari akan

serangan Kaisar Zhu walau ia juga deg degkan sekali menghadapi orang nomor satu

di Kekaisaran Zhu itu.

Jingmi jelas tahu menantang Kaisar Zhu sama hal nya dengan menantang maut karena sampai kapan pun dia tak akan bisa melawan Kaisar.

namun, demi melindungi An Yue sang Nona Muda ia tak keberatan jika memang harus

mati di tangan orang nomor satu itu, setidaknya ia mati dengan cara terhormat dengan melindungi An Yue bukan mati dengan keadaan hanya diam saja melihat akan keadaan sang Nona yang ingin di sakiti di depan matanya sendiri.

sayangnya sebelum pertarungan itu terjadi suara An Yue mengagetkan semua orang

yang ada disana.

" Bertarunglah Dan Kau Akan Membunuh Pelayanku Lalu Putra Mahkota Kebanggaanmu Ini Akan Mati Karena Racun Di Tubuhnya," ucap An Yue dengan nada sinis.

mendengar akan hal itu Kaisar Zhu yang sudah mengangkat pedangnya langsung menghentikan gerakannya lalu menatap tajam ke arah An Yue dan menatap Putra Mahkota dengan datar.

" Gege Turunkan Aku," An Yue kecil meminta untuk di turunkan hingga akhirnya Pangeran Kedua menurunkan An Yue tapi tetap berjaga-jaga takut sang ayah menyerang sang

adik mengingat bagaimana temperamental sang ayahanda.

" Dengar, Terserah Anda Mau Percaya Atau Tidak Aku Tidak Peduli, Pil Yang Anda Katakan Jika Itu Membunuh Gege Hui Adalah Pil Penawar Segala Racun Hingga Racun Yang Ada Di Tubuh Gege Hui Keluar. Jadi Jika Anda Tidak Memanggilkan Tabib Aku Tidak Menjamin Dia Akan Tetap Selamat Mengingat Saat Ini Racunnya Sudah Menjalar Bukan?" An Yue menatap Putra Mahkota dengan sinis.

Putra Mahkota yang melihat akan senyum miring dan pandangan An Yue secara acuh

tak acuh padanya menjadi terkejut.

" Lalu Jika Begitu Kenapa Kamu Tidak Memberikannya Juga Penawar?" bentak Kaisar Zhu.

" Untuk Apa? Untuk Apa Aku Menolong Orang Asing? Aku Tidak Sebaik Itu Untuk Menolong

Orang Yang Tak Aku Kenal." Kata An Yue dengan dingin.

" Dia Bukan Orang Asing Dia Juga Gegemu!" tekan Kaisar Zhu.

" Apa Dia Menganggap Aku Meimeinya? Aku Masih Mengingat Jelas Bagaimana Wajah Kalian Saat Pertama Kali Kalian Bertemu Denganku Di Hari Kelahiranku, Wajahmu Yang

Datar Dan Ingin Membunuhku Lalu Dia Yang Menatapku Penuh Dengan Perasaan Acuh Tak Acuh, Hanya Gege Hui Yang Rela Mengangkat Pedangnya Untuk Menangkis Pedangmu Yang Ingin Membunuhku, Aku Tidak Akan Pernah Menolong Orang Yang Ingin Membunuhku, Mati Atau Hidup Aku Tidak Peduli," sarkasme An Yue.

Deg

mereka yang mendengar akan hal itu menjadi tertegun.

jelas saja mereka kaget karena bagaimana mungkin AN Yue mengetahui akan peristiwa itu.

bahkan Pangeran Kedua hanya bisa berdiri mematung dengan memikirkan apa yang dikatakan oleh adiknya tadi, tapi mau di pikir bagaimana pun juga dia tak mengerti dengan semua itu.

mereka tak menyadari jika saat ini An Yue sudah pergi dari hadapan mereka bersama

dengan Jingmi.

hingga beberapa saat kemudian mereka di kagetkan dengan Putra Mahkota yang

langsung memuntahkan darah dari mulutnya dan ia langsung jatuh tak sadarkan diri.

" Putra Mahkota!" Kaisar Zhu dan Pangeran Kedua langsung menghampiri Putra Mahkota yang sudah tak sadarkan diri itu.

" Panggilkan Tabib Segera!" teriak Kaisar Zhu dengan suara yang menggelegar.

Kaisar Zhu langsung mengangkat tubuh Putra

Mahkota membawanya ke tempat lain yaitu kamar sang Putra Mahkota di ikuti oleh

Pangeran Kedua dengan pikiran yang berkecamuk.

...****************...

sedangkan di sisi lain di dalam hutan yang lebat terjadi pertarungan sengit antar dua

kubu.

kedua kubu itu tak lain dan tak bukan adalah kubu tengkorak hitam dan juga kelompok Tang San yang memimpin penyerangan brutal

itu.

Tang San bersama anggota yang lain seperti tidak ada lelahnya hingga terus menyerang anggota tengkorak hitam yang masih hidup.

mereka benar-benar tidak memberikan ampun pada kelompok tengkorak hitam itu, mereka bahkan dengan ganasnya memenggal dan memotong musuh mereka

dengan brutal.

setelah beberapa saat kemudian pertarungan

telah selesai dengan kemenangan ada di tangan Tang San bersama anggotanya.

Tang San berdiri kokoh dengan napas yang yang terengah-engah tapi merasa bangga juga karena berhasil menjajalankan misi dari An Yue.

" Bagaimana? Sudah Memastikan Mereka Mati Semua?" tanya Tang San pada Brandon yang merupakan ketua bandit yang mereka rekrut beberapa hari lalu.

" Ada Yang Terluka?" Tang San menatap anggotannya yang hanya bisa melihat sileut karena untuk melihat secara jelas tidak bisa karena gelap.

" 3 Orang Tuan Tapi Hanya Luka Kecil Saja," ucap salah satu dari mereka.

" Naik, Kita Kembali Ke Kediaman." Tang San dengan segera berbalik memimpin jalan di ikuti lainnya.

sampai di kediaman Tang San segera melapor pada An Yue yang berada di dalam kamar gadis kecil itu.

" Salam Nona!" Tang San langsung berlutut dengan menekuk satu kakinya saat masuk sudah ada An Yue yang duduk tenang di atas kursinya.

" Bagaimana?" An Yue bertanya dengan nada malas dan mengantuk.

" Semua Selesai Nona, Tak Ada Yang Selamat Satu Orang Pun!" lapor Tang San dengan tegas.

" Ada Yang Terluka?" tanya An Yue.

" Em Ada Nona,"

mendengar akan hal itu An Yue dengan langkah kecilnya berdiri lalu berjalan menuju

lemari pakaiannya lalu mengeluarkan sebuah kotak hitam.

di buka nya kotak hitam itu sebentar sebelum ia dengan langkah kecilnya menghampiri Tang San yang masih berlutut satu kakinya.

" Berikan Ini Pada Mereka, Paman, Jangan Lupa Untuk Mengobati Luka Paman Sendiri,"

pesan An Yue yang membuat Tang San terenyuh.

Tang San melirik akan luka di bagian pinggang belakangnya padahal ia sudah menyembunyikan tapi Nona kecilnya itu tetap

mengetahuinya.

Tang San menatap An Yue dengan pandangan yang semakin hormat dan segan pada gadis kecil itu.

" Pergilah Paman, Aku Ngantuk Mau Tidur." kata An Yue dengan sisa tenaganya berjalan

ke arah ranjang.

" Biar Paman Bantu," Tang San langsung menggendong An Yue dengan hati-hati agar darah yang ada di tubuhnya tidak mengenai gadis kecil itu.

Tang San membaringkan An Yue di atas ranjang dengan lembut dan menyelimuti gadis kecil itu yang langsung tertidur.

" Selamat Malam Nona," Tang San langsung berjalan keluar dari kamar An Yue lalu menuju kediaman belakang.

" Tang San! Bagaimana?" Brandon mendekati Tang San yang baru muncul di dalam ruangan besar itu.

" Apa Nona Marah Karena Kita Kerjanya Lambat?" tanya Brandon lagi yang di ikuti

anggota Brandon dulunya.

" Benar, Apa Nona Marah?" tanya yang lain.

jelas saja mereka sedikit cemas, mereka terbiasa bekerja sebagai bandit dan perampok atau bisa juga menjadi preman

bayaran namun ketika kinerja mereka kurang maka penyewa mereka akan marah-marah dan tidak memberikan bayaran yang setimpal.

" Kalian Tenanglah, Nona Bukan Orang Kejam. Dia Lebih Mengkhawatirkan Keadaan

Anggotanya Yang Terluka Di Bandingkan Dengan Kinerja Yang Lambat, Bagi Nona Tak Apa Kita Gagal Menjalankan Misi Asalkan

Tidak Ada Saudara Kami Yang Gugur Di Medang Perang Itu Lebih Baik,"' kata anggota Tang San.

" Benar, Nona Bahkan Akan Selalu Berpesan Untuk Saling Melindungi Dan Menjaga Satu

Sama Lain." kata lainnya.

" Nona Bahkan Menjadikan Kami Seperti Saudara, Nona Tidak Mengizinkan Kami Untuk Terluka," sahut anggota lainnya.

Brandon beserta anak buah nya langsung tertegun, apa ada orang seperti itu yang begitu memperhatikan anak buahnya di bandingkan keberhasilan misi pikir mereka.

" Ini Ambil Dan Obati Teman-teman Kalian Yang Terluka Baik Itu Terluka Parah Atau Hanya Tergores Saja, Jangan Membuat Nona Khawatir Dengan Kalian Terluka," ujar Tang San yang memberikan kotak hitam di tangannya pada anggota.

" Tang San Kemarilah! Biar Aku Yang Mengobati Lukamu, Aku Tahu Kamu Juga Terluka." kata salah satu anggota yang

memanggil Tang San.

Tang San yang mendengar akan hal itu langsung berjalan menuju akan orang yang

memanggilnya lalu membuka pakaiannya hingga sebuah luka menganga di pinggang bagian belakangnya terlihat.

Deg

Brandon dan lainnya yang melihat akan luka menganga di pinggang belakang Tang San

segera mendekatinya.

mereka tak menyangka jika Tang San terluka karena pria itu tidak terlihat seperti orang yang sedang terluka.

" Kau Terluka?" Brandon mendekati Tang San dengan wajah yang bingung.

" Kau Tidak Lihat Jika Pinggangku Terluka? Kalau Kau Melihatnya Kenapa Kamu Masih

Bertanya?" kata Tang San dengan dingin.

" Tapi Kenapa Kamu Tidak Terlihat Seperti Orang Yang Terluka? Maksud Aku Tuh Kenapa Kamu Tidak Kesakitan?" kata Brandon.

" Kami Di Latih Keras Oleh Nona An Yue, Luka Seperti Ini Tidak Berarti Bagi Kami Karna Tugas Kami Sangat Berat, Menjaga Nona An Yue Dari Kecil Membuat Kami Tahu Jika Nyawa Nona Selalu Terancam Setiap Saat

Bahkan Kaisar Zhu Yang Ayahnya Saja Tanpa Ragu Untuk Membunuhnya, Jika Kami Lemah Maka Nona Tidak Akan Sampai Hidup Lebih Lama Seperti Orang Lain, Kami Menjalani Akan Pelatihan Yang Bisa Dikatakan Tidak Manusiawi Tapi Dengan Senang Hati Kami Lakukan Karena Nona An Yue Adalah Amanat Terakhhir Dari Yang Mulia Permaisuri. Jadi, Luka Seperti Ini Sudah Seperti Makanan Untuk Kami." kata pria yang mengobati akan luka Tang San.

mendengar akan hal itu Brandon dan lainnya lagi lagi tertegun, mereka tidak menyangka jika ternyata Tang San beserta lainnya pernah

melakukan hal gila seperti itu.

" Pantas Saja Mereka Sangat Brutal Dan Menyerang Lawan Bahkan Mereka Seperti Angin Yang Bergerak Bebas," kata Brandon dalam hati menatap ke arah Tang San yang tidak memiliki ekspresi apapun saat mereka mengobati lukanya.

" Lebih Baik Kamu Juga Mengobati Luka Teman-temanmu Lihat Mereka Terluka,

Sekecil Apapun Lukanya Oleskan Obat Herbal Itu Kalau Luka Yang Lebar Telan Pil Itu Saja Semuanya Aman Kok," kata pria yang mengobati Tang San.

mendengar akan hal itu Brandon segera menghampiri teman-temannya yang lain lalu

mengobati luka mereka semua satu persatu.

setelah beberapa saat semuanya sudah

mengobati dengan segera mereka kembali ke kamar mereka masing-masing.

...****************...

sedangkan di tempat lain Kaisar Zhu dan Pangeran Kedua sedang berdiri di depan kamar Putra Mahkota yang masih di periksa oleh tabib di dalam kamar sana.

tak berapa lama tabib keluar dari kamar Putra Mahkota membuat Kaisar Zhu langsung menghampiri Tabib itu.

" Bagaimana Keadaan Putra Mahkota?" tanya Kaisar Zhu dengan dingin.

" Mohon Maaf Yang Mulia Saat Ini Keadaan Putra Mahkota Masih Dalam Kondisi Kritis.."

" APA? BAGAIMANA BISA? BUKANNYA SAYA

MENYURUHMU UNTUK MEMBUAT PUTRA MAHKOTA BAIK-BAIK SAJA LALU

BAGAIMANA KONDISI PUTRA MAHKOTA MEMBURUK!" bentak Kaisar Zhu yang

membuat tabib itu langsung bergetar ketakutan.

Bruk

Tabib itu langsung menjatuhkan diri di lantai lalu mulai bersujud dengan membenturkan kepalanya di lantai itu memohon ampunan

pada Kaisar Zhu.

" Ma-Maafkan Saya Ya-Yang Mulia Tapi Saat Ini...Putra Mahkota Terkena Racun Mematikan Membuat Kondisinya Semakin Memburuk

Dengan Organ Tubuh Yang Akan Membeku Jika Kita Tidak Bisa Menemukan Penawar Racunnya Sesegera Mungkin," terang sang

Tabib dengan tubuh yang bergetar.

" Racun? Racun Apa?"

" Racun Ubur-ubur Yang Mulia, Seperti Namanya Racun Itu Terbuat Dari Racun Ubur-ubur Tapi Ada Campur Dari Tambahan

Lain Seperti Bunga Mati Dan Anggrek Ungu. Bunga Anggrek Ungu Memang Hanya Tanaman Biasa Namun Jika Di Pertemukan

Dengan Racun Ubur-ubur Putih Dan Bunga Mati Maka Racun Yang Di Hasilkan Akan Sangat Mematikan Lebih Dari Sebelumnya Yang Mulia,"

semuanya hanya hasil imajinasi yah bukan beracun benaran ini hanya pemikiran Othor.

" Lalu Penawarnya Bagaimana?" tanya Kaisar Zhu dengan wajah yang semakin dingin.

" Itu... Yang Mulia Sebelum Itu Racun Ubur-ubur Dengan Tipe Ubur-ubur Putih Mampu Membuat Orang Penderitanya Akan Membeku Dari Dalam, Satu-satunya Penawarnya Adalah Cairan Ubur-ubur Api

Akan Tetapi Seperti Yang Mulia Tahu Jika Ubur-ubur Api Sudah Punah Jadi ... " Tabib itu tidak bisa lagi melanjutkan apa yang akan

dia katakan karena saat ini dia juga takut.

" JADI APA? KAU PIKIR PUTRA MAHKOTA AKAN MATI BEGITU?" bentak Kaisar Zhu.

" Bu-Bukan Begitu Yang Mulia Ta-Tapi Pu-Putra Mahkota Akan Membeku Da-Dalam Waktu 2 Hari Jika Belum Mendapatkan

Penawarannya," ucap Tabib itu dengan terbata-bata.

mendengar akan hal itu membuat Kaisar Zhu semakin frustasi, bagaimana bisa mereka

menemukan ubur-ubur api yang keberadaannya telah di anggap musnah bahkan itu dari puluhan tahun lalu.

" Apa Tidak Ada Cara Lain?"

" Mo-Mohon Ma-Maaf Yang Mulia Ta-Tapi Hamba Hanya Tahu Itu," jawab Tabib itu.

Tabib itu sudah pasrah jika memang Kaisar Zhu akan memenggal kepalannya karena dia tahu bagaimana kejamnya Kaisar Zhu jika apa yang dia inginkan tak sesui dengan apa yang dia harapkan dan inginkan maka orang itu akan dia bunuh.

jangankan kesalahannya yang tak bisa membuat ramuan pelayan atau penjaga saja yang tak sengaja jatuh di depan Kaisar Zhu maka akan dia penggal kepalanya.

memikirkan semua itu membuat wajah sang

Tabib semakin pucat pasi dengan keringat dingin membasahi pungung dan wajahnya.

" BRENGSEK JIKA BEGITU LEBIH BAIK KAU MATI SAJA! DASAR TAK BERGUNA." Kaisar

Zhu langsung menarik pedangnya mengangkatnya tinggi-tinggi bersiap untuk

memenggal kepala sang tabib.

namun, sebelum itu entah bagaimana matanya justru menoleh ke arah Pangeran

Kedua yang sejak tadi hanya diam menonton semuanya tanpa menyela sedikitpun.

" Tunggu..Bukan Nya Pangeran Kedua Juga Terkena Racun Yang Sama Lalu Kenapa Dia Tak Tumbang?" gumam Kaisar Zhu yang bertanya-tanya kenapa Pangeran Kedua tak tumbang seperti Putra Mahkota.

saat sedang berfikir Kaisar Zhu langsung teringat dengan anak perempuan yang memberikan pil kepada Pangeran Kedua yang

katanya penangkal racun.

mengingat hal itu membuat Kaisar Zhu langsung menurunkan pedangnya.

" Periksa Pangeran Kedua!" perintah Kaisar Zhu.

Pangeran Kedua yang tadinya acuh tak acuh menjadi kaget saat mendengar suara Kaisar Zhu yang menyuruh Tabib untuk memeriksanya.

tentu saja hal itu membuat Pangeran Kedua binggung pasalnya sedari tadi dia tak

merasakan apapun itu.

" Kenapa?" satu kata yang keluar dari mulut Pangeran Kedua membuat gerakan Tabib

itu terhenti.

" Diam Dan Menurut!" tekan Kaisar Zhu yang membuat Pangeran Kedua hanya menghela napas dan membiarkan Tabib memeriksa

dirinya seperti nadi di tangan dan lehernya.

" Pangeran Kedua Baik-baik Saja Yang Mulia," ucap Tabib membuat Kaisar Zhu membulatkan matanya.

" Baik-baik Saja Maksudnya Tidak Ada Racun?" tanya Kaisar Zhu.

" Benar Yang Mulia, Pangeran Kedua Tidak

Keracunan Sama Sekali Dia Baik-baik Saja."

" BAGAIMANA BISA?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Cha Sumuk
bagus ceritanya krna mc ceweknya kuat tdk mudah di tindas tp bikin bingung dgn tulisan nya thor putus putus bait nya trs kebanyakan spasi,,titik komanya jg
Yuli: di aku gak gitu ya ka 😔 mungkin dari sistem nya ka padahal aku gak banyak pake spasi...
total 1 replies
Cha Sumuk
bagus tp tulisan nya susah untuk di bc bikin bingung... trlalu bnyk spasi nya bikin bingung
Yuli: di aku gak gitu ka.. itu otomatis dari sistem nya kali ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!