NovelToon NovelToon
After One Night

After One Night

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.

"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.


Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.

Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.

Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.

Happy reading Baby.... 🥳

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[Mengakui]

"Jeng." Savira memeluk besan perempuannya. Ia lalu mengusap setitik air yang meluap dari sudut netranya.

Hari ini Savira diam-diam mendatangi rumah Dhyrga Miller dengan banyak sekali hadiah bawaan.

Tak tanggung-tanggung harga perhiasan yang ia beri untuk Cheryl, juga pakaian dan kebutuhan lain untuk cucunya.

"Terima kasih sudah mau datang." Queen tahu Savira Li membutuhkan perjuangan untuk bisa sampai ke tempat ini. "Badai mana?"

"Dia tidak ikut. Maaf."

Wajah sendu Savira lalu ditepis oleh senyum manis Cheryl. "Tidak apa Ma." Ujarnya.

"Iya, kami tahu kok. Sulit bagi Badai datang ke sini. Selama dendam ayahnya masih berkobar selama itu mungkin Badai takkan pernah bisa menjemput cucuku." Krystal menimpali.

Savira tertegun, bukan soal itu. kenyataannya adalah Badai menolak datang karena sudah merasa tak dibutuhkan.

Raka menegur. "Sudah jangan melamun. Kami tidak masalah meskipun Badai tidak datang. Yang penting, Cheryl masih aman di sisi kami. Karena jujur, kami lebih khawatir jika membiarkan Cheryl di bawa ke tempat asing dan menjalani kehidupan di luar sana tanpa fasilitas."

Savira mengangguk. "Saya pun sama Tuan. Saya lebih setuju Cheryl bersama kalian, setidaknya dia aman, terlebih cucu ku pun aman. Terima kasih sudah mau mengerti kondisi keluarga kami yang tidak sempurna ini." Ucapnya tulus.

Queen tersenyum. "Biar nantinya waktu yang menjawab. Akan seperti apa hubungan putra-putri nakal kita." Katanya.

Queen mencoba paham. Semua sudah terlanjur, toh kenyataannya Cheryl dan Badai saling mencinta. Dan semua tahu Cheryl sendiri yang selama ini mengejar suaminya.

"Jadi siapa nama Baby boy kita?" Savira beralih fokus pada bayi mungil yang baru datang diantar suster.

Savira terkekeh gemas saat menerima tubuh kecil bayi itu. "Ya Tuhan, baby boy mirip Badai. Hidungnya, matanya, bibirnya. Tapi bola matanya turun dari Cheryl rupanya." Ia melirik sekilas ke arah ibu dari bayi itu.

"Lumayan, walau cuma bola matanya saja yang penting ada yang Cheryl turunkan. Jadi tidak semuanya dari Badai." Canda Queen.

Savira tergelak renyah. Satu bayi tanpa dosa itu membuat semua orang bahagia. "Jadi siapa namanya?"

"Azriel, Ma. Azriel Ezra Laksamana." Jelas Cheryl. Bibirnya tersenyum manis saat mengucapnya.

Savira berdecak sumringah. "Nama belakang Badai cocok diberikan. Apa lagi sangat mirip ayahnya." Antusnya.

Semua orang duduk di sofa ruangan elit itu. Sekarang Cheryl masih berada di rumah sakit, beruntung tak cukup sulit baginya melahirkan anak pertama.

"Tapi rencananya kami akan bawa pulang Cheryl ke Indonesia. Kami tidak mungkin membiarkan perusahaan yang berpusat di sana terbengkalai. Mungkin Badai bisa pulang ke Indonesia kalau nantinya rindu anak istri. Kami dengan tangan terbuka menerima." Dhyrga Miller berucap.

Savira sendu. "Apa hubungan mereka masih bisa disebut menikah? Badai saja tidak pernah membesuk istrinya. Jangankan lahir, batin pun tidak Cheryl dapatkan." Lirihnya.

"Jangan bicara tentang nafkah. Cucu ku sendiri yang menolak dinafkahi suaminya. Selama Badai tidak mengikrarkan talak mereka masih suami istri." Kata Krystal.

Cheryl terenyuh, kini dirinya berstatus sebagai istri yang tidak dikehendaki suaminya. Yang mana mengakibatkan gugurnya hak nafkah.

Persetan dengan status itu. Semua Cheryl lakukan demi Badai, meski neraka sekalipun balasannya, Cheryl rela. Mungkin inilah definisi cinta tak bersyarat.

...✴️🔸🔸🔸✴️...

Satu bulan sudah Ezra berada di dunia fana. Semakin hari semakin bertambah besar dan panjang saja. Pipinya berisi, lengan pun apa lagi. Asi eksklusif milik ibunnya sudah cukup membuat bayi mungil itu bertumbuh.

Ezra masih mendapatkan hak khusus bedongnya, tapi karena hari ini mau diajak pergi ke kampus ayahnya, maka Ezra sedikit lebih bergaya.

Ezra diberikan baju hangat ala bepergian yang cukup menggemaskan. Tante Ciko sudah siap mendorong stroller milik Ezra.

Queen juga tersenyum memberikan restu pada cucu dan anaknya untuk pergi ke kampus yang saat ini berada di London.

Dari Britania Raya ke London cukup memakan waktu, mungkin sekitar 7 jam lebih jika dengan mobil. Maka kali ini Cheryl harus rela mengudara menggunakan jet pribadi demi Baby tercinta.

Tiba di London, Cheryl menaiki mobil fasilitas ayahnya untuk menuju ke kampus tempatnya kuliah. Bukan untuk belajar, melainkan untuk menemui suaminya.

Dalam perjalanan Cheryl cukupi makanan Ezra sebelum nantinya ia turun dari mobil dan harus berbicara dengan Badai.

"Yeah, kita sampai Baby boy, sekarang kita temui Papi mu." Ciko membantu Cheryl memindahkan Ezra ke stroller setelah mobil itu menepi pada bangunan megah yang dikenal dengan kampus orang kaya.

"Ya Tuhan, lucunya." Semua orang berbondong-bondong menilik ke dalam stroller milik Ezra. Bayi mungil itu penurut, tertidur pulas dengan wajah tampan tak berdosa.

"Ini anak mu Ryl?" Satu teman bertanya sambil tersenyum.

"Iya." Cheryl ikut tersenyum. Ibu mana yang tak bangga memiliki putra setampan Ezra?

"Siapa namanya?"

"Ezra."

"Nama yang bagus."

"Ezra permisi ya." Sebisa mungkin Cheryl keluar dari kerumunan teman-temannya. Ciko dan Cheryl membawa Ezra memasuki tempat latihan basket Badai Laksamana.

"Cheryl." Lukas segera berlari menuju istri sahabatnya setelah mendapati sosok cantik tersebut.

"Ryl." Sandy, Endre, David dan Ernest ikut berlari menuju kereta bayi Ezra.

Cheryl menepikan stroller Ezra, Ciko pun duduk di salah satu kursi. Bayi itu masih anteng tertidur.

"Wah, baby boy kita sampai sini." Teriak Endre antusias. "Badai kecil sangat tampan." Pujinya.

"Hay Ezra." Ernest gemas melihat ekspresi wajah Ezra saat menggeliat kaget. "Dia lucu."

Cheryl tersenyum. "Kakak-kakak semua, Cheryl titip Ezra ya." Pamitnya.

"Ok." Semua orang setuju. Sementara Sandy tak bicara sepatah pun kata, ia masih ngenes melihat nasib Cheryl Arsya.

Cheryl berlari ke tengah lapangan, di mana suaminya asyik mendribel bola tanpa mau peduli kedatangannya. "Kak."

Brakkk....

Cheryl memejamkan mata kuat-kuat saat Badai melambungkan bola itu mengarah ke atas kepalanya. Satu lemparan akurat yang selalu Badai cetak masuk ke dalam ring.

Kembali Cheryl membuka matanya, lalu wajah dingin Badai terlihat mencekam di hadapan tubuhnya.

"Apa tidak cukup banyak kiriman dari Mama, sampai-sampai kau ke sini menemui ku?"

Cheryl tercekik. "Cheryl tahu Cheryl salah. Tapi lihat lah sebentar Ezra kita. Dia berhak tahu siapa Papi nya kan?"

Badai berjalan menepi, meraih handuk dan minuman miliknya. "Untuk apa aku lihat? Kalian sudah tidak lagi membutuhkan ku."

Cheryl berusaha kuat menghalau air matanya dengan berkedip beberapa kali. "Cheryl mau pulang ke Indonesia." Ia mengikuti langkah kaki pemuda itu.

Badai berhenti langkah karena terhenyak, namun kembali ia beralih menatap sinis wajah istrinya. "Lalu, apa hubungannya dengan ku?"

Cheryl berlari setelah itu. Jika tidak, mungkin Badai menyaksikan betapa lemahnya ia mengemis pengertian suaminya.

Di sisi lapangan lainnya, Sandy melenggang pandangan ke arah Cheryl. "Ada apa?"

"Cheryl sudah selesai. Cheryl harus pamit sama Ezra, permisi Uncle-Uncle." Dengan getaran suaranya, wanita cantik itu kembali mendorong kereta bayi putranya keluar dari ruangan.

Ciko mengejar Cheryl.

Sandy mendatangi sahabatnya. Cukup dia diam saja. Bugh... Satu pukulan mendarat pada wajah tampan Badai Laksamana.

"Emang bajingan Lo! Mau Lo apa?" Teriaknya.

"Apa-apaan ini?" Badai menepis sekali lagi saat Sandy mencoba menyerangnya kembali.

"Dia istri mu Bai! Susah payah anak istri mu datang dari Britania Raya ke London hanya untuk menemui mu! Dan kau, acuhkan mereka begitu saja? Kau tak mau mengakui mereka!" Ernest menimpali dengan teriakan.

"Lalu, apa mereka mengakui ku?" Badai membalas teriakan temannya.

"Jangan menyesal Lo!" Sambung Sandy.

Badai beralih pada pemuda itu. "Kenapa? Lo mau ambil istri Gue?"

1
AIKO
👍
Rinna Nya Fathul
Luar biasa
EndRu
terurai benang merah nya...
Laura
EndRu
eh eh
mulai posesif mazee
EndRu
ga ada baru nyadar..
kebiasaan ada jadi ga ada berasa ganjil kan Bay
Lilik Khoniah
lanjut terus jgn kasih kendor,aku cocok saja sama alurnya
Nining Wahyuningsih
karakter badai agak gak suka thor , karena pinter tapi goblok
Yuni Youn
karya yang bagus,suka baca nya runtut
FarZah Sopiah
nasib mu pintu slalu jadi kambing hitam
FarZah Sopiah
menurut kuh enggak cocok sama kepribadian nya Badai
FarZah Sopiah
hahaha Badai banget ini
FarZah Sopiah
cute ezaaa
FarZah Sopiah
emang hukuman yg paling pantas buat Badai
FarZah Sopiah
justru ini lebih syeruu
FarZah Sopiah
ikhlas kan semua nya Cheryl
FarZah Sopiah
lope you too sekebon mawar
FarZah Sopiah
siap terima kejutan
FarZah Sopiah
mana Dirga yg bijaksana
FarZah Sopiah
jangan pesimis Cheryl ayo semangat
FarZah Sopiah
dah Dig dug seer rasanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!