NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhir Sang Sekertaris

Pelabuhan Terakhir Sang Sekertaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Shanaya Sanjaya percaya bahwa cinta adalah tentang kesetiaan dan pengorbanan. Ia rela menjadi istri rahasia, menelan hinaan, dan berdiri di balik layar demi Reno Alhadi, pria yang dicintainya sepenuh hati.

Tapi ketika janji-janji manis tersisa tujuh kartu dan pengkhianatan terus mengiris, Shanaya sadar, mencintai tak harus kehilangan harga diri. Ia memilih pergi.

Namun hidup justru mempertemukannya dengan Sadewa Mahardika, pria dingin dan penuh teka-teki yang kini menjadi atasannya.

Akankah luka lama membatasi langkahnya, atau justru membawanya pada cinta yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Sudah dua hari sejak kejadian di rumah sakit. Shanaya mengasingkan diri di sebuah hotel kecil yang nyaris tak dikenal orang. Ia sengaja mematikan ponselnya—bukan hanya untuk menghindari Reno, tapi juga untuk memberi jeda pada dirinya sendiri. Jeda untuk bernapas. Untuk memikirkan ulang hidupnya yang hancur berantakan. Satu-satunya orang yang tahu keberadaannya hanyalah Wina.

Tiba-tiba, telepon kamar berdering, memecah keheningan yang selama ini terasa menenangkan sekaligus menyesakkan.

"Halo?" ucap Shanaya pelan, menempelkan gagang telepon ke telinganya.

"Sha," suara Wina terdengar lembut dari seberang sana, "surat gugatan perceraian sudah dikirim ke kantor Reno. Kamu sekarang bisa keluar dari tempat itu."

Shanaya terdiam sejenak. Jantungnya berdegup pelan, namun berat.

"Kamu yakin sudah dikirimkan?"

"Joe baru saja kabarin. Semua sudah beres."

Shanaya menghela napas lega, meskipun perasaan kosong masih menggantung di dadanya. "Baiklah... aku akan segera check-out. Terima kasih ya, Win. Serius, terima kasih sudah mau bantuin aku."

"Kamu ini, kayak ngomong sama orang asing aja. Hari ini aku gak sibuk, jadi aku bisa jemput kamu. Mau check-out jam berapa?"

"Agak siangan aja, ya... Aku masih mau rebahan. Ternyata, enak juga rasanya nggak harus pura-pura kuat setiap saat," ucap Shanaya dengan senyum pahit.

Dulu, saat masih menjadi istri Reno, ia mati-matian berusaha terlihat sempurna. Ia tak pernah mengurus kebutuhan pribadi, hanya fokus membantu pekerjaan Reno. Ia begadang tiga hari tiga malam demi satu klien penting, semua agar Reno bisa terlihat hebat di mata dunia. Tapi kini, saat ia ingin pergi dari keluarga Alhadi... ia tak membawa apa-apa. Tidak uang. Tidak penghargaan. Hanya luka dan rasa bodoh.

"Ngomong-ngomong," suara Wina kembali, membuyarkan lamunan Shanaya, "aku dengar perusahaan SM lagi cari sekretaris. Gajinya lumayan loh. Kamu tertarik?"

"Perusahaan SM?" Shanaya mengerutkan alis.

"Iya. Perusahaan manufaktur yang sekarang udah tembus pasar internasional. Sejak ganti CEO, pergerakannya gila-gilaan. Banyak yang pengen masuk ke sana. Ya tahu lah, gajinya gede."

Shanaya terdiam, menimbang. Hidup harus terus berjalan. Ia tak bisa terus-menerus bersembunyi di balik selimut hotel. Ada keluarga di kampung yang menunggu. Ada hidup yang harus ditata ulang.

"Oke... aku akan coba lamar. Tapi... apa aku akan lolos?"

"Gini aja," ujar Wina antusias, "klienku katanya mau ketemuan sama CEO-nya di kafe Master Coffee. Kita bisa nyusul ke sana, coba deketin dulu. Siapa tahu dapat kesan baik. Kan kalau udah punya koneksi, jalan masuknya bisa lebih mudah, ya kan?"

Shanaya tampak ragu. "Tapi... kalau begitu, apa nggak menyalahi aturan? Selama ini aku selalu profesional, Win."

"Kan kamu sendiri bilang, tanpa orang dalam, nyaris gak mungkin tembus. Kita cuma ambil kesempatan. Bukan nyogok, kok."

Shanaya terdiam sejenak, menatap langit-langit kamar dengan mata yang mulai terasa berat.

"...Baiklah. Kita coba."

***

Di perusahaan Alhadi.

Reno menatap tajam dokumen yang baru saja ia terima, lalu mengalihkan pandangannya ke tiga karyawan yang berdiri kaku di hadapannya. Wajah mereka pucat, peluh membasahi dahi, tangan gemetar memegang berkas.

"Proposal macam apa ini?" bentak Reno, suaranya menggema di seluruh ruang rapat. "Kalian saya gaji mahal-mahal, tapi buat proposal saja nggak becus! Ini laporan keuangan juga—kenapa banyak data yang nggak sinkron? Dan dokumen kerja sama dengan Beauty Glow? Kenapa malah kita yang rugi dua puluh persen?! Siapa yang bertanggung jawab, hah?!"

Tak ada yang berani bersuara.

Sejujurnya, sejak Shanaya tak lagi berada di perusahaan, semuanya jadi berantakan. Hanya dalam tiga hari kesalahan demi kesalahan terjadi, bahkan kerugian miliaran rupiah hanya karena angka yang salah diketik dalam perjanjian kerja sama. Shanaya tak hanya efisien, tapi juga teliti dan tak pernah meninggalkan celah. Kini, ia hilang tanpa jejak dan Reno, perlahan, mulai kehilangan kendali.

"Pak, maaf... semua keputusan ini berdasarkan arahan Bu Malika. Kami hanya mengikuti instruksi," ucap salah satu karyawan dengan suara bergetar, memberanikan diri membuka suara.

Reno langsung menoleh tajam. Tatapannya tajam seperti pisau.

"Jadi semua ini salah atasan kalian?"

Ketiganya saling melirik, gugup. Tak ada yang berani menjawab. Semua tahu Malika adalah sekretaris kesayangan Reno. Jika Shanaya yang begitu berpotensi saja bisa dipecat dalam satu malam, apalagi mereka?

"Dia di mana sekarang?" tanya Reno tajam.

"Ini masih jam sembilan, Pak. Biasanya Bu Malika datang sekitar jam dua belas..."

Reno membanting dokumen ke meja, wajahnya merah padam. "Benar-benar keterlaluan!"

Tanpa berkata apa pun lagi, ia melangkah cepat keluar dari ruang rapat. Suasana kantor mendadak hening. Beberapa karyawan hanya menunduk, takut terlibat dalam amarah pria itu.

Begitu sampai di ruangannya, Reno menutup pintu rapat-rapat dan menjatuhkan tubuhnya ke kursi. Napasnya memburu, matanya menyala tapi lelah. Dengan satu gerakan kasar, ia mengusap wajahnya, mencoba menghapus semua penat yang tak kunjung reda.

Di atas meja, berserakan proposal penuh kesalahan, laporan keuangan yang tak sinkron, serta dokumen kerja sama yang merugikan perusahaan miliaran rupiah. Kekacauan yang terus memburuk sejak Shanaya pergi.

Ia meraih ponselnya. Jemarinya gemetar saat kembali menekan nomor yang sama—nomor yang sudah ia hubungi berkali-kali sejak tiga hari lalu.

Suara operator kembali terdengar, dingin dan menyesakkan.

"Maaf, nomor yang Anda tuju sedang berada di luar jangkauan."

Reno menatap layar ponselnya dengan nanar. Keinginannya untuk membanting ponsel itu kembali menggelora, tapi ia menahan diri. Ini sudah ponsel ke tujuh belas yang ia ganti selama tiga hari terakhir. Setiap kali panggilannya tak tersambung, ia melempar ponselnya tanpa pikir panjang hingga hancur berkeping-keping.

Tangannya mengepal.

“Shanaya... kamu di mana, sayang? Pulanglah...” bisiknya lirih, suara yang nyaris tak terdengar di tengah sunyi ruangannya sendiri. “Aku janji akan berubah. Aku nggak akan main-main lagi. Aku sadar... aku yang salah, Shanaya...”

Ia membuka galeri ponselnya, menggulir perlahan. Di sana masih tersimpan foto-foto lama—dirinya dan Shanaya saat masih kuliah, saat mereka merintis perusahaan ini dari nol. Wajah mereka tampak lelah tapi bahagia, mata Shanaya penuh semangat dan kepercayaan.

Namun setelah perusahaan itu sukses... tak ada satu pun foto terbaru mereka. Tak ada momen kebersamaan. Hanya kesibukan, jarak, dan akhirnya... kehilangan.

Reno memejamkan mata, menahan sesak yang menumpuk di dadanya.

“Kalau kamu pulang, aku akan perbaiki semuanya... Aku janji, Shanaya…”

Belum sempat ia membuka mata, ketukan pelan terdengar di pintu ruangannya.

Tok. Tok.

"Masuk," sahutnya lemah.

Seorang staf administrasi masuk dengan ragu-ragu. "Maaf mengganggu, Pak Reno. Ada dokumen yang baru saja dikirimkan. Dikirim langsung oleh kurir pribadi, katanya penting dan harus segera diterima oleh Bapak."

Reno mengangguk cepat, tak terlalu peduli. "Taruh saja di meja."

Namun si staf tak bergeming. "Maaf, Pak... dokumennya harus dibuka langsung oleh Bapak. Tadi kurirnya bilang, ini personal and confidential."

Reno akhirnya membuka mata. Dengan gerakan malas, ia mengambil amplop cokelat itu dan meletakkannya di pangkuan. Begitu staf keluar dan menutup pintu, Reno mengamati amplop itu dalam diam. Tak ada logo perusahaan. Hanya namanya, ditulis tangan, dengan tulisan yang amat dikenalnya.

Tulisan Shanaya.

Tenggorokannya terasa kering. Reno membuka amplop itu perlahan. Di dalamnya, hanya satu bundel dokumen yang terjepit rapi.

"Gugatan Perceraian."

1
css
next 💪💪💪
knp update nya Arsen buk bgt y🫢🫢🫢
Sadewa JD anak tiri 🤔
Hayurapuji: biar cepet tamat dan fokus dimari kak hehehhe
total 1 replies
css
next kakak, tak tunggu karyaMu 💪
Hayurapuji: siap kakak terimakasih
total 1 replies
Nunung Nurhayati
bagus aku suka
Hayurapuji: terimakasih kakak, ditunggu ya updatenya
total 1 replies
Nunung Nurhayati
lanjutkan kakak aku suka novel mu
css
next 💪
Miss haluu🌹
Apa jangan-jangan emg si Reno kampret mandul??🤔
Miss haluu🌹
Suruh aja calon mantu barumu itu, Bue😐
Miss haluu🌹
Reno, lu emg anj!!🔪
Hayurapuji: jangan erosi mak
total 1 replies
Miss haluu🌹
Baru nyadar, Shanaya??😏
Miss haluu🌹
Dih, kocak lu, Ren!😌
Hayurapuji
kalau ada yang kesal sama kelakuan reno, autor mau pinjemin sepatu ini buat nimpuk dia 🤣⛸️
Greenindya
ada yg lebih horor dibanding batu nisan ga🤣🤣🤣
Hayurapuji: hahahah ada kak, batu kuburan
total 1 replies
Miss haluu🌹
Shanaya habis ketemu kulkas lalu ketemu kampret😌
Hayurapuji: kyk gak da tenangnya hidup shanaya
total 1 replies
css
vote ku meluncur kak💪
Hayurapuji: terimakasih kakak, udah nyampai sini
total 1 replies
Miss haluu🌹
Ahaiii langsung gercep nih camer😆
itu jodohmu, Shanaya🤭
Miss haluu🌹
Ngasih kesempatan itu mmg ga salah, Shanaya, tapi.. itu harus ke orang yg tepat! Kalo Reno sama sekali bukan orang yg tepat😟
Miss haluu🌹
Kaget kan, lu, Ren? Dasar suami ga egois, ga guna!
Miss haluu🌹
Reno mau lu apa, sih?? Mau Shanaya atau Malika si kedele item😌
Hayurapuji: dirawat dengan sepenuh hati
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!