Menceritakan tentang seorang gadis cupu, berkacamata dan hobi membaca. Orang mengira dia lemah padahal tahu segalanya.
Sebuah kejadian aneh membawa Ratih Prameswari kembali ke jaman dulu, Dia bertransformasi menjadi seorang putri raja yang harus melakukan pernikahan demi keberlangsungan dinastinya.
Tidak bisa menolak saat sebuah kalung tersemat kuat dilehernya , kalung hadiah pertunangan dari sang calon suami. Semakin ingin dilepas justru semakin kuat.
Akhirnya Ratih Prameswari memilih untuk hidup berkompromi dengan segala keanehan atau keistimewaan yang dia alami. Bahkan ketika terbangun dari mimpi yang terasa sangat nyata, Kalung itu tetap ikut kembali bersamanya yang kebetulan berlatar tahun 2008.
Kalung milik seorang putri mahkota abad 8 dinasti Syailendra, Saling membantu memperbaiki karma satu sama lain supaya bisa terlepas dari ikatan belenggu masa lalu.
Bukan Romansa biasa, bagaimana kisah hidup seorang gadis cupu yang ternyata adalah reinkarnasi seorang Ratu ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Melamar Dewi Sati
Dewi Sati mengumpulkan semua barang yang dia temukan disungai yang dia yakini adalah milik dewa siwa..
***
Suatu malam..
Ketika dewi Sati sedang tidur, jendela kamarnya terbuka diterpa angin. Jendela balkon yang besarnya seukuran pintu dengan kain sutra menjuntai menari nari karena angin yang tiba tiba mengusik.
Seseorang berdiri disamping ranjang dewi Sati menatap teduh sang pujaan hati.
"Aku akan menemui keluarga daksha untuk melamar mu menjadi permaisuri ku..." kata Dewa Siwa.
Seperti mendengar suara seseorang, Dewi Sati pun terbangun dari tidurnya dan memindai sekeliling kamarnya, dan tidak ada satu pun hal yang mencurigakan.
Hanya mimpi....
Ucap dewi Sati yang kemudian beranjak dari ranjangnya dan hendak mengambil segelas air bening dari bejana tembaga di meja bundar dekat jendela.
"Kenapa jendela ini terbuka ? apa aku lupa menutup nya tadi ??" Gumam dewi Sati.
Setelah menghabiskan segelas air, dewi Sati terkejut menemukan sesuatu didekat jendela.
"i... ini apa ??" kata dewi Sati.
Dewi Sati memungut benda tersebut, merasa heran karena ini bukanlah benda yang diperbolehkan berada di kediaman keluarga Daksha.
"Ini adalah genitri bukan ?" kata Dewi Sati.
Genitri adalah milik mahadewa yang berbentuk seperti tasbih dan konon berasal dari air mata dewa siwa yang menetes, sering juga disebut biji rudaksha.
Genitri ini biasanya terpasang pada trisula Mahadewa bersama dengan Damru .
Dewi Sati lagi lagi menyimpan benda benda milik dewa Siwa, didalam kotak rahasia yang dewi Sati simpan dibawah ranjangnya.
***
hari berganti hari..
Minggu berganti minggu...
Dewi Sati kini genap berusia 20 Tahun
Banyak kaum bangsawan yang datang silih berganti untuk mengajukan lamaran, namun Dewi Sati selalu menolak dengan alasan tidak ada satupun yang sesuai dengan yang dia inginkan...
Kriteria yang diinginkan Dewi Sati tentu saja, siapa lagi kalau bukan Mahadewa. Sosok pria yang sama sekali belum pernah dia jumpai secara nyata, namun kerap merasakan kehadirannya lewat mimpi atau benda benda aneh yang Dewi Sati temukan menjadi bentuk penguat rasa cinta itu sendiri.
Jika ditanya oleh sang ayah, maka Dewi Sati hanya akan menjawab,
"Aku akan menjawab IYA jika aku telah bertemu langsung dengan pria itu, yang mampu menggetarkan hatiku, aku tidak memandang kasta maupun derajat.."
Selalu membuat ayahandanya geram adalah kebiasaan Dewi Sati, karakter nya yang berapi api kerap membuat keluarga nya sering emosi, karena apa yang dia inginkan tidak bisa di negosiasi, ego Dewi Sati itu sendiri sangat tinggi, dia tidak akan pernah merasa puas jika belum mendapatkan apa yang dia inginkan.
***
Puluhan bahkan ratusan pria lajang mengantarkan lamaran, namun masih saja Dewi Sati belum berkenan.
Hingga pada suatu hari, Kediaman keluarga Daksha kedatangan rombongan pria yang hendak mengajukan lamaran. Pria beserta rombongan nya itu mengaku sebagai seorang pedagang dari negeri seberang.
***
Garis wajah yang tegas, alis tebal, tatapan mata yang tajam sekaligus teduh, sangat menggambarkan sosok pemimpin yang mampu mengayomi dan penuh wibawa.
Namun pihak keluarga Daksha menganggap pria itu masih tidak layak bahkan terlalu berani mengajukan lamaran untuk putri bungsu nya.
"Kau hanyalah pedagang dari negeri seberang, artinya kau tidak memiliki kekuasaan di wilayah ini lalu apa yang akan kau berikan untuk membahagiakan putriku ?" tanya Daksha angkuh.
"Aku mendengar bahwa Dewi Sati mencari pendamping hidup tanpa memandang kasta maupun derajat kekayaan, jadi aku yang hanya seorang pedagang ini masih bisa melamar anak anda tuan Daksha.." jawab pria itu tegas.
"Bersiaplah untuk mempermalukan dirimu sendiri wahai anak muda.." kata Daksha.
"Datanglah kemari esok hari dengan penampilan yang lebih rapih, sungguh saat ini aku ingin muntah melihat kalian !!" lanjut Daksha.
"inilah saya tuan, seorang umat penganut Mahadewa.." kata si pria enteng
"jangan pernah sebut nama sosok itu, dia sama sekali tidak diijinkan untuk menyusup kedalam keluarga ku !!" Daksha terpancing emosi.
"Dia hanyalah sampah yang sangat kotor, suka membuat onar kerusakan di bumi, aroma Kematian sangat menyengat dari tubuhnya, AKU TIDAK MAU MENANTU SEPERTI DIA !!" kata Daksha mengusir rombongan pria tersebut.
***
"sangat kurang ajar sekali si Daksha itu tuan.. " kata seorang pelayan yang ikut dalam rombongan
"Mulut nya lancar sekali mengucap kata kata kotor, padahal dia adalah keturunan langsung dewa brahma.." lanjut nya..
"Diamlah Nandi, bukan kapasitas mu untuk menilai orang !!" jawab si pria yang ternama adalah jelmaan Mahadewa.
Ya.. Mahadewa mencoba menarik perhatian keluarga Dewi Sati melalui penyamaran.
Mahadewa menyamar sebagai seorang pedagang kain Bernama Rudra. Sebenarnya Mahadewa bisa saja menggunakan kekuasaan nya sebagai dewa Trimurti untuk mengambil paksa Dewi Sati.
Namun hal itu tidak Mahadewa lakukan karena menurut nya hanya akan mencontohkan keburukan bagi umatnya.
Jika itu adalah hak kita, maka ambillah dengan cara yang benar Tanpa menggunakan kekuasaan atau kekuatan. Tidak akan pernah tertukar apa yang menjadi milik kita sejak awal.
***
Keesokan harinya Rudra beserta rombongan kembali mendatangi kediaman Daksha. Karena menurut info yang didapat, hari ini Dewi Sati akan menemui siapa saja yang hendak mengajukan lamaran padanya .
"Sunggu kesempatan bagus tuan..." kata Nandi bersemangat.
"Tetaplah bertingkah wajar jangan menunjukkan hal hal yang terlalu mencolok !" titah Rudra.
Di kediamannya Daksha sudah ada puluhan calon pelamar sang putri bungsu. Dewi Sati nampak sangat cantik, duduk didekat ayahandanya, memindai satu per satu pria yang datang ke rumah melamarnya.
Hingga tiba giliran Rudra,
tiba tiba suasana berubah, seperti alunan lagu yang mendayu dayu mengalun indah diantara dua insan tersebut.
Seperti angin yang berhembus sejuk menerpa kulit tubuh keduanya, tatapan mata bertemu Seolah berbisik "ini aku.."
Mata Dewi Sati tidak berkedip menatap Rudra, hati nya bergetar hebat seperti berada di taman kupu-kupu yang indah.
***
Jiwa Dewi Sati bergejolak hebat, mencoba menahan perasaan bahagia yang dia sendiri tidak tahu mengapa, namun pria itu adalah seperti apa yang selama ini dia inginkan.
"Perkenalkan dirimu.." kata Dewi Sati
"Aku Rudra , aku seorang pedagang kain dari negeri seberang, aku hanyalah musafir yang sering berpindah tempat demi sesuap nasi, bukan seorang bangsawan seperti yang ayahmu inginkan duhai putri yang sangat cantik..." ucap Rudra tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari dua mata Dewi Sati yang sangat indah.
Untuk beberapa saat Dewi Sati tertegun, bahkan tidak mendengar dengan jelas apa yang Rudra sampaikan, Dewi Sati hanya menelisik kedalam mata Rudra, mencari jawaban atas keingin tahuannya,
Semakin menatap semakin hanyut dalam pesona Rudra, hatinya berkata, IYA...
***
"Ayahanda... aku sudah memutuskan.." ucap dewi Sati
"Apakah kali ini ada pria seperti yang kamu inginkan anakku ?" kata Daksha ingin tahu
"Ada satu ayahanda.." Dewi Sati berkata lemah lembut
"Tunjuk dan sebut nama pria itu anakku yang paling cantik didunia..." ucap Daksha terlalu bersemangat hingga tanpa sadar mengucapkan janji yang harus dia tepati meskipun itu terpaksa,
"AKU AKAN MENIKAHKAN SIAPAPUN YANG PUTRIKU PILIH , BESOK !!"
seluruh tamu yang datang terkejut sekaligus girang bukan main, siapapun pasti berspekulasi siapa tahu dialah yang akan menjadi menantu keluarga Daksha keturunan langsung dewa Brahma, sungguh keberuntungan dalam hidup.
"Aku memilih... dia.. Rudra !!" kata Dewi Sati tegas.
Seluruh hadirin terkejut, terutama sang ayahanda.
"AAPA ??"
***
Janji sudah terucap, apakah seorang keturunan dewa Brahma akan berani memungkiri janji yang dia ucapkan sendiri ??
***
Cerita ini tidak sepenuhnya nyata ,juga tidak sepenuhnya halu
Like, komen, hadiah ..
vote dan favoritkan untuk update selanjutnya
Sugeng Rahayu 🙏
🤔🤔🤔
mampir dulu...
baru nrmu ini ceritanya....
kok berasa ikutan timetravel yaaa....
keren kereennnn....
👋👋👋✌️✌️✌️