pernikahan yang terjadi karena kebaikan seorang laki-laki yang ingin menyelamatkan teman perempuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Adakah Kesempatan?
Pagi itu Airin sibuk menyembunyikan beberapa tanda merah pada lehernya yang Adrian buat semalam. Airin mengoleskan krim yang senada dengan warna kulitnya dan ia lapisi lagi dengan bedak. Sudah ada beberapa tanda yang tersamarkan. Dan sisanya, Airin masih terus berusaha.
"Sayang? Lama banget, sih?." Adrian datang menghampiri, pelaku yang membuat banyak tanda merah dilehernya.
"Sebentar...ini belum selesai, masih banyak."
"Ck, lo tega banget, itu kan tanda cinta dari gue, kenapa ditutup, sih?."
"Kenapa ditutup? Serius kamu nanya begitu?."
"Emangnya kenapa? Biarin aja dilihat semua orang."
"Ck, aku nggak bisa sesantai kamu ya, Adrian."
"Hahaha...ya udah sini, gue bantuin."
Hampir lima belas menit mereka berkutat dimeja rias, akhirnya pekerjaan mereka selesai. Adrian tersenyum melihat Airin yang sedang menghela nafas panjang, akhirnya gadis itu tidak perlu khawatir lagi untuk pergi ke kampus.
Sambil berdampingan keduanya berjalan menuruni tangga. Dibawah sana mereka bertemu Inez yang baru saja pulang. Wanita itu menghentikan langkahnya,
"Lho, Adrian, kamu masuk siang?."
"Hm."
"Okey, hati-hati dijalan, ya. See you." Inez melenggang pergi, namun Adrian memanggil dan menghampirinya,
"Ada apa, Sayang?."
"Mulai sekarang Adrian nggak mau liat Mama ganggu Airin lagi."
"Hm? Kamu ini ngomong apa, sih? Siapa yang ganggu istri kamu?."
"Adrian tau, Ma. Semalam Mama sengaja kan pecahin botol jamu punya Airin?..."
"Kenapa sih Mama kayak gitu? Emangnya Airin salah apa?."
"Oh, jadi kamu marah sama Mama?."
"Adrian cuma nanya."
"Okey, kamu dengar, ya..."
"Mama nggak mau perempuan itu sampai hamil anak kamu."
"Tapi kenapa, Ma?." Pertanyaan Adrian tidak berbalas, Inez pergi begitu saja, "Mama?."
Dirasa percuma, Adrian pun segera menghampiri Airin yang terlihat murung. Meski istrinya itu tersenyum, Adrian tahu betul bagaimana perasaannya. Adrian memeluk Airin dan mendaratkan kecupan di keningnya.
"Ini cuma soal jamu, Adrian. Kamu nggak perlu marah."
"Ini bukan soal jamu. Ini soal sikap Mama ke lo..."
"Mau sampe kapan Mama kayak gitu? Gue heran, Mama kenapa, sih?."
"Jelas Mama kamu nggak suka, karena kita nggak sepadan."
Selama diperjalanan menuju kampus, Airin memilih diam. Entah lah apa yang sedang ia pikirkan, banyak sekali yang berputar diotaknya. Sesekali Adrian menoleh, istrinya masih terlihat murung, itu pasti karena ucapan sang Mama, tadi. Ia pun tidak habis fikir, mengapa Inez begitu tidak menyukai Airin. Sejak hari pertama Airin menjadi istrinya, sang Mama sudah menunjukkan perilaku buruk. Dan itu membuatnya menjadi tidak tega, kasihan istrinya.
"Rin?." Adrian membuyarkan lamunan Airin, ia raih satu tangannya dan menggenggamnya erat,
"Lo mikirin apa?."
"Nggak mikirin apa-apa." Airin menunjukkan senyumannya, tetapi justru membuat Adrian sedih. Ia tarik tangan itu dan mengecupnya cukup lama,
"Mikirin omongan Mama, ya?."
"Enggak."
"Lo nggak usah bohong. Gue tau..."
"Lo tenang aja, lo tetap bisa hamil tanpa jamu itu kan?."
"Iya, sih. Kamu benar- Eh! Eh!..."
"Kamu ngomong apa tadi?." Airin meralat ucapannya, sepertinya ia menyadari sesuatu, dan itu membuat Adrian tertawa keras,
"Enggak."
"Adrian? Kamu ngomong apa?."
"Enggak. Lupain aja, hahaha."
Mobil Adrian tiba memasuki area parkiran, membuat Airin kembali menyadari sesuatu,
"Harusnya aku turun diluar, kok disini, sih?."
"Kenapa?."
"Kalo ada yang liat aku ke kampus sama suami orang, nanti aku di cap pelakor."
"Haha, dasar."
Keduanya bersiap turun dari mobil, namun belum sempat membuka pintu, sosok Vina berjalan kearah mobil Adrian. Vina terlihat memperhatikan mereka dengan seksama,
"Tuh, kan, jangan sampe Vina mikir yang aneh-aneh." Airin sedikit panik melihat Vina berdiri diluar,
"Dia itu kayak hantu, ya. Ada dimana-mana."
"Heh, sembarangan kamu."
Airin keluar dan menghampiri Vina, tatapan Vina beralih pada Adrian yang berjalan menghampiri mereka,
"Ayo? Ngeliatin apa?." Tanya Airin
"Itu, Adrian." Vina mendekat, ia berbisik ditelinga Airin, "Kamu kenapa berangkat bareng Adrian? Nanti kalo ada yang gosipin kamu gimana?..."
"Adrian kan udah punya istri."
Mendengar ucapan Vina membuat Airin ingin tertawa, "Tenang aja, kayaknya gak ada yang liat selain kamu." Airin memastikan keadaan sekitar
"Yuk."
Bersama Vina, Airin berjalan menuju gedung fakultas mereka, Adrian masih mengikuti dari belakang. Sesekali Adrian jahil, ia meraih tangan Airin dan menggenggamnya tanpa rasa takut. Berbanding terbalik dengan Airin yang langsung menarik tangannya dan melempar tatapan membunuh pada lelakinya itu,
"Oh iya, Adrian. Istri kamu udah pulang belum dari rumah orang tuanya?."
"Belum."
"Istri Adrian dirumah orang tuanya? Adrian udah ngomong apa ke Vina?."
"Yaaah...belum pulang, ya?."
"Padahal aku mau ajak kamu kerumah Adrian, Rin..."
"Kita kenalan sama istrinya."
"Oh, jadi Adrian kasih alasan itu?."
"Aku penasaran banget sama istri kamu? Pasti cantik, ya?."
"Iya, istri gue cantik. Cantik banget." Adrian menjawab sambil menatap Airin. Sungguh, kecantikan Airin telah membuatnya semakin jatuh cinta setiap hari.
"Duh, gak kebayang gimana anak kalian-"
"Vina?!." Airin memotong ucapan Vina tiba-tiba, "Eh, itu, ayo ke kelas."
Airin merasa canggung, ia pun segera membawa Vina pergi dari tempat mereka, meninggalkan Adrian yang tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gue tau dia pasti malu, hahaha. Makin lucu."
Langkah Airin dan Vina kembali berhenti setelah Tommy datang menghampiri. Airin langsung panik, ia berbalik untuk memastikan keberadaan Adrian. Dan ia bernafas lega karena Adrian tidak lagi mengikuti mereka. Pasti lelakinya itu juga sedang menuju kelasnya.
"Eh, Tommy? Mau ketemu Airin, ya? Cieee."
"Iya, Vin. Aku boleh ngobrol sama Airin, nggak? Sebentar aja."
"Ya, boleh dong. Balikan sama Airin juga boleh, aku restuin."
"Vina?." Airin menegur sahabatnya itu, Vina terkekeh sebelum pergi meninggalkan Airin dan Tommy.
"Oh iya, Tom. Soal semalam, maaf ya tiba-tiba nggak ada sinyal. Telfonnya putus." Airin berbohong, padahal Adrian yang merebut ponselnya.
Namun Tommy lebih paham, kebohongan Airin hanya sebagian dari kebenarannya. Padahal, sambungan telfon mereka tidak terputus, ia juga tahu itu ulah Adrian. Bahkan dengan berani, Adrian menunjukkan kemesraannya bersama Airin meski hanya via suara.
"Nggak apa-apa, Rin..."
"Oh, ya...Vina nggak tau ya kalo kamu istrinya Adrian?."
"Iya, masih aku rahasiain. Kamu bisa jaga rahasia aku juga, kan?."
"Iya, kamu tenang aja."
Airin dan Tommy berjalan beriringan. Sambil berjalan menuju kelas Airin, Tommy mencuri waktu untuk sekedar berbicara dengan mantan kekasihnya itu. Tommy merasa senang, karena setelah kesalah-pahamannya dengan Airin berakhir, hubungan mereka kembali membaik.
Namun entah, apakah ia masih bisa mengharapkan Airin kembali? Terdengar mustahil, tetapi tidak ada salahnya mencoba. Tommy akan mendekati Airin perlahan, selayaknya seorang saudara. Ia sangat meyakini, Airin tidak mungkin jatuh cinta secepat itu dengan Adrian. Dan tidak mungkin Airin melupakan cinta untuknya begitu saja.
"Rin? Aku boleh nanya, nggak?."
"Boleh."
"Hm, hubungan kamu sama Adrian, udah sejauh apa?."
"Sejauh apa, ya?." Airin terlihat berfikir sejenak, "Masih pelan-pelan, sih..."
"Aku lagi berusaha buka hati buat Adrian."
"Beneran?."
"Iya. Gimana ya jelasinnya?..."
"Adrian itu baik, dia perhatian, dia sayang sama aku..."
"Aku pikir nggak ada salahnya kan, kalo aku ngelakuin hal yang sama?."
"Itu tandanya, udah nggak ada kesempatan buat aku?."
"Apa?."
"Maksud aku, kesempatan buat jadi teman? Iya." Mendadak Tommy mengubah maksud pembicaraannya, ia tidak mau membuat Airin kembali menjauhinya setelah mengetahui niatnya yang sebenarnya,
"Boleh dong. Lagian kamu juga sepupunya Adrian, berarti kamu saudara aku juga."
"Iya, kamu benar, Rin."
"Aku harus pastiin sendiri, kalo kamu gak semudah itu jatuh cinta sama Adrian."
...•••...
Bersambung dulu yaaa
Seperti biasa klik klik klik biar gak ketinggalan chapter terbaruuuuu
Thanks ❤️❤️❤️❤️
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya