Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dangerous Woman
Semakin hari Ruby semakin menunjukan potensinya di hadapan pimpinan direksi dan di hadapan Dirga. Banyak yang memuji cara kerja Ruby, hingga Ruby mendapatkan banyak sekali pujian.
Dirga hanya memperhatikan gerak-gerik Ruby, entah apa yang sedang dia rencanakan. Bahkan untuk pekerjaan Xiana pun dia sengaja ambil dan menyelesaikannya.
Xiana mendengar berita itu hanya tersenyum dan tetap tenang. Xiana bahkan tidak merasa di saingi, karena dia sadar dia hanya sekretaris sedangkan Ruby adalah direktur.
Sore ini Xiana dan Dirga pulang bersama, dalam perjalanannya Dirga sedikit sibuk karena banyak pekerjaan yang menumpuk.
“Sayang, kamu tau kan apa yang di lakukan Ruby?”
“Iya, kenapa sayang?”
“Menurut kamu dia kenapa?”
“Dia membuktikan kalau dia kompeten di bidangnya”
Dirga teringat kembali saat Xiana mengatakan jika Ruby sudah menyelesaikan urusan dengan Pak Ilham, lalu dia pun mendengar Ruby berbicara kepada Pak Ilham jika dia melarang Pak Ilham untuk memberikan jadwal itu kepada Xiana, dan benar saja Ruby selalu memeberikan update tentang Pak Ilham.
“Kamu juga pasti tahu jika Ruby menyerobot jobdesk kamu” Ucap Dirga
“Hahaha tau, tapi ya gak apa-apa. Mungkin diam au double job sekalian menjadi sekretaris”
“HAHAHAHAHA benar juga sayang”
Ada yang janggal, Dirga begitu mengenal Pak Ilham, dia sangat sulit di taklukan tapi Ruby dengan mudah mengendalikan Pak Ilham.
“Apa yang Ruby tukar untuk mendapatkan respon positif dari Pak Ilham” Batin Dirga
Dirga meminta orang untuk memantau Ruby dan Pak Ilham, jika interaksi mereka semakin berbahaya, Dirga akan memutus kontrak dan memecat Ruby. Karena yang menjadi patokan Dirga saat ini adalah Justin.
Ruby pernah berhianat kepada Justin hingga menyebabkan kerugian, bahkan pertemanan mereka sempat putus, lalu beberapa tahun kemudian mereka kembali membaik sampai akhirnya bertemu kembali dalam perusahaan Dirga.
“Sayang, acara anniversary besok, kamu ikut?”
“Kayaknya engga sayang, aku harus temani Ayah, Ibu kurang sehat”
“It’s okay sayang. Besok aku akan cari tahu apa yang Ruby tukar untuk menukar respon baik Pak Ilham?”
“Maksudnya bagaimana?”
“Ruby pernah membuat kerugian di kantor Justin, sayang. Aku gak mau itu terulang lagi”
“Dangerous women” Sahut Xiana
“Setelah acara besok, aku usahakan ke rumah sakit untuk ketemu Ayah kamu sayang”
“Terimakasih sayang”
Sampai dirumah, Xiana segera turun dan masuk. Dirga melanjutkan perjalanan untuk menemui Justin di coffee shop.
“Dirga, macet ya”
“Iya, tadi juga masih harus mengantar Xiana”
“Xiana? Sekretaris kamu?”
“Iya”
“Waw, ada apa ini hahaha”
“She is my mine”
“What?”
“Hahaha iya, tunggu aja undangan nanti. Oke, tujuan aku ketemu kamu mau bahas soal Ruby”
“Kenapa dia? Berulah lagi?”
Dirga menceritakan semuanya, termasuk bagaimana Ruby mengganggu Xiana dan semua staffnya. Bahkan setelah mendapat perlawanan dari staffnya, Ruby masih tidak mau berhenti untuk menyerang.
“Dia haus validasi Dirga. Dia juga kayaknya masih menggilai kamu”
“Aku?”
“Dari kita masih kuliah, dia udah suka sama kamu. Dia mungkin gak suka sama Xiana karena dia pacar kamu”
“Oke kita lupakan soal itu, soal kerugian di kanto kamu?”
“Dia menukar informasi, bahkan planning ku dia berikan kepada kolega. Siapa kolega kamu yang dia dekati?”
“Pak Ilham”
“Kita cari tahu saja, bukannya Pak Ilham juga pecinta wanita”
“Aku kurang tahu soal itu Justin”
“Soal Pak Ilham, aku bantu cari tahu. Soal Ruby jauhkan dia dari proyek besar”
“Oke”
Setelah saring bercerita, Dirga dan Justin bersiap untuk pulang, lalu saat mereka berada di parkiran, Ruby tiba-tiba datang untuk menyapa.
“Hai, Dirga, Justin. Tumben kalian berdua aja” Tanya Ruby
“Iya, tadi gak sengaja ketemu” Jawab Justin
“Justin, aku duluan, Ruby aku duluan”
“Kok buru-buru sih, gak mau lanjut nih?”
“Gak Ruby, aku harus menemani Xiana ke rumah sakit buat temani Ayahnya”
Dirga segera meninggalkan café dan menuju rumah sakit untuk menyusul Xiana, Justin juga segera pergi karena tidak mau terlalu lama bersama Ruby karena Justin masih menjaga jarak dengan Ruby.
Di rumah sakit, Xiana sedang menemani Ayahnya. Mereka mengobrol ringan sambil menunggu kedatangan Dirga.
“Permisi” Ucap Dirga
“Nak Dirga, silahkan masuk nak”
“Terimakasih Pak, gimana keadaannya?”
“Sudah membaik, terimakasih ya Nak untuk fasilitas ini. Xiana sudah menceritakan”
“Oh, iya Pak. Sama-sama, saya melakukan ini supaya Ibu juga nyaman waktu menemani Bapak di sini”
Mereka mengobrol hingga pukul 10 malam, lalu Ayah Xiana tidur untuk istirahat. Xiana dan Dirga pulang, karena perawat yang menggantikan Ibu Xiana sudah datang untuk menjaga Ayahnya.
“Gimana sayang hasil bertemu dengan Pak Justin”
“Kita masih cari tahu sayang. Justin minta membatasi proyek, supaya gak fatal”
“Iya sayang, jadi rencana kamu?”
“Mulai besok semua plan, gak akan aku share ke meeting”
“Wellnoted Pak Dirga”
Dirga menatap Xiana kemudian tersenyum, tidak di sangka Xiana yang dulu sering dia marahi saat ini menjadi pasangannya, justru Dirga sangat takut kehilangan Xiana saat ini.
“Terimakasih sayang”
“Untuk?”
“Sudah sabar bersamaku, menghadapi aku yang dulu sering marahin kamu”
“Demi uang hahahaha aku harus sekolahin Xiera”
“Kalau kamu butuh uang, minta sama aku. Jangan kamu pakai semua uangmu”
“Sayang, kamu tenang aja. Begitu menjadi istri kamu, aku habiskan uangmu”
“Kuras sayang”
“Hahahaha” Xiana tergelak mendengar jawaban Dirga, kemudian Xiana memeluk Dirga, memeluknya dengan erat.
Malam ini, Xiera berada dirumahnya dengan membawa mobil dari Dirga. Berarti malam ini Xiana berada dirumah sendirian. Dirga meminta izin Xiana untuk bermalam dirumahnya dan diizinkan oleh Xiana.
“Besok perlu ke Ibu sayang?”
“Besok sabtu ya, boleh”
“Iya, mungkin kamu kangen sama Ibu kamu. Pulanglah sebentar”
“Terimakasih sayang. Ini baju kamu, mending sekarang kamu mandi, aku masakin makanan”
“Oke”
Dirga buru-buru ke kamar Xiana untuk segera mandi, sedangkan Xiana menuju dapur untuk memasak. Xiana mala mini hanya memasak ayam kecap, dan tumis sayur karena di kulkasnya tidak ada bahan selain ayam dan sayur.
Xiana memanggil Dirga untuk makan, Dirga duduk dan segera makan dengan lahap. Karena menurut Dirga makanan yang Xiana buat sangat enak dari pada makanan dirumahnya yang dimasak oleh pelayan rumah.
“Sayang, aku pinjam laptopnya ya. Aku mau kerja dulu bentar”
“Silahkan sayang, pakai aja. Aku mau mandi”
“Terimakasih sayang”
Dirga menggunakan meja Xiana untuk bekerja, dengan peralatan di sampingnya yang berawarna merah muda. Bahkan laptop Xiana pun berwarna merah muda. Dirga memikirkan mungkin jika dia memiliki anak perempuan, semua akan berubah enjadi merah muda.
Sambil menunggu Xiana mandi, Dirga membuka laptop Xiana. Dia sangat penasaran apa saja isi dari laptop tersebut. Dirga membuka beberapa file, ada file skripsi Xiana dahulu, ada beberapa materi yang Xiana buat untuk menyiapkan rapat, dan banyak lagi.
double m ya tor😅