NovelToon NovelToon
DOSA (Dosen Sayang)

DOSA (Dosen Sayang)

Status: tamat
Genre:Komedi / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:10.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: yu aotian

Karen Aurellia tidak pernah menyangka diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun, akan menikah dengan pria yang lebih tua darinya. Pria itu adalah Darren William Bratajaya, pemuda cerdas yang telah meraih gelar profesor di Universitas London.

Saat mengetahui akan dinikahi seseorang bergelar profesor, yang ada dalam bayangannya adalah seorang pria berbadan gempal dengan perut yang buncit, memakai kacamata serta memiliki kebotakan di tengah kepala seperti tokoh profesor yang sering divisualkan film-film kartun.

Tak sesuai dugaannya, ternyata pria itu berwajah rupawan bak pangeran di negeri dongeng! Lebih mengejutkan lagi, ternyata dia adalah dosen baru yang begitu digandrungi para mahasiswi di kampusnya.

Bacaan ringan, bukan novel dengan alur cerita penuh drama. Hanya sebuah kisah kehidupan Rumah Tangga pasutri baru, penuh keseruan, kelucuan, dan keuwuan yang diselipi edukasi pernikahan. Baca aja dulu, siapa tahu ntar naksir authornya 🤣

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 : Gara-gara Tidur

Darren meletakkan ayam goreng yang dibelinya di atas piring keramik. Ia menoleh ke belakang, menatap Karen yang masih tampak mengheningkan cipta untuk ayam-ayamnya yang gosong.

Darren menghampiri istrinya, merangkulnya dengan penuh kehangatan sambil menuntun ke meja makan. "Udah, gak usah sedih gitu. Kita makan aja yang ini."

"Kamu gak tahu aja perjuangan aku buat masak!" ketus Karen.

"Ya, mau gimana lagi."

"Ini gara-gara kamu! Coba kalau kamu datang pas aku selesai masak. Kan gak bakal jadi gini!"

"Lah, kok aku disalahin? Kan kamu sendiri yang ninggalin ayamnya pas lagi digoreng."

"Gak bakal aku tinggalin kalau kamu gak datang!"

Suami istri itu kini malah saling menyalahkan.

"Ya, udah. Kalau gitu aku balik kampus aja." Darren berbalik cepat, tetapi Karen langsung menahannya.

"Biar kamu bisa masak ayam yang baru lagi dan gak gosong." Kali ini Darren yang menunjukkan sikap ketusnya.

"Iya, deh. Maaf ...." Takut Darren pergi, karen pun mulai menepis kekesalannya.

"Jangan menyalahkan orang atas kegagalan atau kesialan yang menghampiri kita. Apa yang sudah terjadi gak perlu disesalkan. Jadikan sebagai pengalaman aja, biar besok-besok kalau lagi masak terus ada tamu, api kompornya dikecilin dulu," ucap Darren yang juga kini mulai melembut. "Lagian kenapa sih kamu tiba-tiba jadi chef dadakan kayak gini?" tanyanya heran.

"Aku tuh pengen jadi real wife yang bisa benar-benar menjalankan peran istri, bukan kayak microwave yang cuma jadi penghangat doang," jawab Karen sambil menunjukkan wajah cemberut.

Pipi Darren mengembung seketika karena menahan tawa. Ia lalu mengajak Karen duduk di meja makan dan mulai makan malam bersama. Sama-sama sedang serius makan tanpa bersuara, tiba-tiba ujung jari kaki mereka saling bersenggolan di kolong meja. Bukannya segera meminggirkan kakinya, Karen malah sengaja terus menyenggol kaki Darren. Kenakalannya tak berhenti sampai di situ, jempol dan telunjuk kakinya dengan sengaja mencapit kulit pergelangan kaki suaminya. Lantas, pria yang tengah serius menyantap paha ayam itu pun terhenyak. Dan itu membuat Karen sukses tergelak melihat reaksi Darren.

"Habis makan kamu mau ngapain?" tanya Karen.

"Mandilah."

"Bareng, yuk," ajak Karen penuh semangat.

"Gak usah, entar kamu masuk angin lagi."

Karen mencebikkan bibirnya. "Terus, habis mandi kamu mau ngapain?"

"Ya, tidur."

"Ih, kok cepat tidur?" Karen terlihat kesal.

"Emangnya mau ngapain lagi?"

"Nonton kek, mesra-mesraan kek." Karen mulai memberi kode dengan wajah malu-malu.

Darren tersenyum tipis. "Mending kamu belajar sana! Kan katanya mau jadi asisten dosen. Aku mau istirahat dulu, capek!" Ucapan dengan nada perintah malah meloncat dari mulut pria itu.

"Kalau gitu, kamu tidur di luar aja! Gak usah masuk kamar!" cetus Karen seraya beranjak ke kamar lalu menutup pintu dengan rapat. Perempuan itu mendadak kesal karena telah memberi kode tapi tak juga disambut pria itu. Padahal ia hendak menebus kegiatan bercinta mereka yang sempat tertunda.

Daren yang berdiri sambil membawa piring kotornya ke wastafel, hanya bisa mengernyit dengan tingkah Karen yang mendadak aneh. Usai mencuci piring dan membereskan dapur yang porak-poranda bagaikan tragedi titanic, lelaki itu pun menyusul Karen yang telah lebih dulu masuk ke kamar. Namun, saat hendak membuka pintu, ia terkejut karena Karen menguncinya dari dalam.

"Karen, buka pintunya dong! Kok tiba-tiba ngambek!" Darren mengetuk-ngetuk pintu kamar mereka.

Tak ada balasan sama sekali.

"Karen sayang, jangan kayak anak kecil. Ayo, buka pintunya!" bujuk Darren sambil masih mengetuk pintu.

Masih tak ada balasan di dalam sana. Sekalipun pria itu telah mengetuk pintu berkali-kali sambil membujuk dan merayu istrinya, pintu kamar tetap tak terbuka untuknya. Darren menoleh pelan ke kursi sofa dengan wajah kusut tak berdaya. Apa boleh buat, ia akan melewati satu malam dengan tidur di sana.

Tak terasa, kegelapan malam telah terenggut dengan cahaya terang yang telah menyongsong. Sinar matahari pagi yang masuk dari celah ventilasi datang membelai wajah terlelap Karen. Ia membuka matanya yang terpejam berat, lalu terduduk seketika saat menyadari Darren tidak ada di sampingnya. Pandangannya pun langsung tertuju pada pintu kamar yang tertutup rapat.

Sejenak, ia mulai memundurkan ingatannya. Semalam, ia kesal karena pria itu mengatakan hendak tidur lebih cepat dari biasanya, padahal ia berharap mereka bisa berintim mesra di atas ranjang. Ia pun sengaja mengunci pintu kamar, agar mendapat bujukan dan rayuan dari pria itu. Sayangnya, ia malah molor lebih dulu dan tak ingat apa pun lagi setelahnya.

Karen membuka pintu kamar dan mendapati suasana apartemen yang sunyi. Di atas meja sofa ada sebuah kertas kecil yang bertuliskan: "Sarapan ada di atas meja."

Tampaknya, Darren telah lebih dulu berangkat ke kampus. Untungnya, ruang ganti beserta pakaian mereka dibuat terpisah dengan ruang kamar.

...----------------...

Pukul sembilan pagi, mahasiswa ekonomi semester tiga telah duduk rapi bersiap untuk menerima mata kuliah yang dibawakan Darren.

"Selamat pagi," sapa Darren begitu masuk ke kelas dengan gaya yang gagah.

"Pagi, pak!" balas para mahasiswa penuh semangat.

Karen yang mengambil posisi duduk di deretan ke tiga dan sejajar dengan meja dosen, lagi-lagi tampak tak bisa berkonsentrasi sepanjang pria itu mengajar. Pikirannya berkecamuk gara-gara semalam. Berawal dari kesal karena suaminya lebih memilih tidur, ternyata malah dirinya yang lebih dulu tertidur.

"Darren marah, enggak, ya? Aduh, kok bisa-bisanya aku biarin dia tidur di luar!" gumamnya dalam hati dengan perasaan bersalah.

"Mana yang kalian pilih? Punya uang 10.000 untuk bisa membantu satu orang, atau punya uang 10 miliar untuk bisa membantu 10.000 orang?" tanya Darren yang mulai mengajak mahasiswanya untuk berpikir.

"Punya uang 10 miliarlah, Pak!" jawab mahasiswa secara serempak.

"Kalau begitu jangan ragu untuk menjadi kaya dengan tujuan mulia," ucapnya lagi.

Darren menjelaskan sambil berjalan-jalan di antara barisan kursi para mahasiswa. Saat melewati kursi Karen, ia sengaja melempar kertas kecil yang digulung seperti bola.

Karen yang sempat terkesiap, bergegas membuka kertas tersebut.

"Kuliah yang bener! Jangan melamun!"

Begitulah yang tertulis dalam kertas. Ternyata sedari tadi Darren memerhatikan Karen yang tak fokus dengan mata kuliahnya. Jam mata kuliah pun berakhir, satu per satu mahasiswa keluar dari kelas termasuk Karen dan Nadya.

Nadya menunjukkan foto pacar barunya pada Karen. "Keren, kan?"

"Serius ini pacar kamu?" tanya Karen tak percaya, "Ini tipe kamu banget!" Karen turut senang melihat Nadya yang tengah kasmaran.

"Kalian berdua!" Seseorang memanggil mereka dari belakang.

Karen dan Nadya kompak menengok ke belakang. Ternyata itu adalah Darren yang baru saja keluar dari kelas.

"Kita, ya, Pak?" tanya Nadya sambil menengok ke kiri dan kanan.

"Iya, kalian. Ikut saya ke ruang penelitian, saya butuh bantuan sedikit karena lagi enggak ada asisten," perintah Darren dengan tatapan datar.

Karen dan Nadya saling melirik lalu bergegas mengekor Darren yang lebih dulu berjalan. Setelah sampai di ruang penelitian, Darren langsung menyerahkan jurnal miliknya pada Nadya.

"Kamu tolong berikan ini sama pak Bonar di fakultas sastra! Bilang aja ini dari pak Darren."

"Iya, Pak." Nadya langsung pergi setelah mengambil jurnal. Saat keluar dari ruangan itu, napasnya berembus kasar. Pasalnya, fakultas sastra terletak paling belakang di universitas ini. Dia harus berjalan jauh untuk sampai di sana.

Di dalam ruang penelitian kini hanya menyisakan sepasang suami istri itu. Darren menatap Karen secara saksama, sehingga membuat perempuan itu sedikit gugup sambil berdiri menunduk di sudut lemari. Saat matanya mencuri pandangan, ternyata Darren tengah berjalan menuju ke arahnya. Pria itu lantas menyandarkan satu tangannya ke pintu lemari tempat Karen bersandar.

"Kenapa semalam kamu marah terus nyuruh aku tidur di luar?" tanya pria itu sambil membungkuk agar tatapannya searah dengan perempuan di hadapannya.

"Habis kamu ngeselin, sih!" jawab Karen sambil memalingkan pandangan.

"Ngeselin gimana?" Darren mengerutkan dahi.

"Ngeselin pokoknya!"

"Iya, soal apa?"

Karen tak menjawab. Mana mungkin dia mengatakan kalau semalam ia jengkel karena pria itu lebih memilih tidur cepat dibanding bermesraan dengannya.

"Ya, udah kamu boleh keluar!" ucap Darren setelah pertanyaannya tak digubris Karen.

Karen terkejut karena pria itu seperti mengusirnya secara halus. Saat Darren berbalik, ia pun langsung memeluknya dari belakang.

"Semalam aku cuma lagi pingin sayang-sayangan sama kamu, tapi kamu malah bilang pingin tidur," ucap perempuan itu dengan suara manja yang menggemaskan.

.

.

.

1
zuwariyah c
bab terlucu /Heart/
zuwariyah c
/Joyful//Joyful//Joyful/
zuwariyah c
/Heart//Heart//Heart/
its anna
seru banget gue bacanya nanti klo dah banyak dlu lah mls on going lamaa nunggunya
Malaikat
lanjut
Anonymous
dapet jackpot vera n nadya/Grin/
Anonymous
real life....adakah yg kaya darennn/Shame/
Anonymous
nice close ending/Grin/
Anonymous
brp sks KKN ny.../Facepalm/
Desi Permatasari
otw nyimak terus nih.... nunggu up selanjutnya
pipi gemoy
👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
keasikan baca jadi lupa kasih bintang 😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🏼
pipi gemoy
👏🏼🌹
sakura🇵🇸
mari kita serbu😍
Naura Ar-rahman
luamaaaaaaaa... nungguin novel ini berlanjut, giliran ada notif langsung cuss...
Yu Ao: wah padahal nih novel dah tamat setahun yg lalu loh
total 1 replies
Y.S Meliana
siap
notif'y ada d berbagai judul novel kak yu 😅
Dee
gas lah...bakal seru kayaknyaaaa
sri supadmi
wah kaget ada notif dari ka Yu,langsung meluncur,makasih ka Yu 😍
Nia degeul
eum sok judes Luu 🤭
A
iya juga yh,cerita sinetronnya adalah kisah guritta sama evan😅
Nor Hadi
p
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!