Pernikahan selama sepuluh tahun tidak bisa membuat dirinya mengandung walaupun dengan melakukan inseminasi buatan.
Karena keluarga suami yang menginginkan ahli waris akhirnya menyingkirkan dirinya dengan memberikannya sebuah perusahaan sebagai kompensasi perceraiannya dengan sang suami.
Bagaimana kelanjutan hidupnya setelah diceraikan oleh suaminya?
Apakah Nikita menemukan kembali cinta dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Chapter 32
"Ya ampun, putraku!" Gumam Kenzo panik.
Ia segera membawa putranya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih serius.
Setibanya di rumah sakit, dokter meminta tuan Kenzo agar putranya di rawat inap saja.
"Apa yang terjadi dokter?" Tanya Kenzo dengan mata berkaca-kaca.
"Sepertinya bayi anda bermasalah dengan pencernaannya. Apakah babynya meminum susu formula?" Tanya dokter Robert.
"Sejak lahir, dia sudah minum susu formula." Ujar tuan Kenzo.
"Apakah istri anda tidak mendapatkan ASI?"
Deggg...
"Saya sudah berpisah dengan istri saya." Ucap tuan Kenzo.
"Berarti bayimu belum sempat menyusu pada ibunya?"
"Benar dokter."
"Apakah anda bisa memanggilnya sekarang?"
"Dia berada di luar negeri, di Jakarta Indonesia."
"Oh, ibunya orang Indonesia?" Tanya dokter Robert lagi.
"Begitulah."
"Apakah tuan bisa memintanya untuk ke Paris Perancis karena putra anda saat ini sedang membutuhkan ibunya." Ucap dokter Robert.
"Apakah harus dokter?"
"Jika anda menginginkan putra anda bisa tewas malam ini, silahkan saja. Mungkin anda memiliki banyak uang di seluruh dunia, namun anda tidak bisa menebus kesalahan anda saat anda tidak bisa mendapatkan kesempatan kedua." Ucap dokter Robert yang menyayangkan sikap Tuan Kenzo yang terlihat egois.
Mata Tuan Kenzo membelo mendengar ucapan dokter yang sangat mengerikan tentang bayinya.
Ia pun segera menghubungi Nikita dan membuang egonya demi putranya.
Sementara di Jakarta, Nikita sudah bersiap untuk kembali ke rumahnya. Saat ingin menghidupkan mesin mobilnya, bunyi telepon berdering dari ponselnya dan terlihat nama Kenzo.
Ia segera mengangkat telepon itu dan menempelkan pada kupingnya untuk mendengarkan suara Kenzo terlebih dahulu.
"Selamat siang Nikita!"
"Selamat siang Kenzo!" Apa kabar!" Tanya Nikita dengan suara yang sangat lembut.
"Maaf Nikita, kabar bayi kita kurang baik." Ucap Kenzo to the poin.
"Apa maksudnya Kenzo?"
"Saat ini, dia sedang dirawat di rumah sakit. Aku mohon kepada kamu segera berangkat ke Paris Perancis!" Pinta Kenzo dengan suara tangis yang tercekat di tenggorokannya.
"Ya Tuhan, putraku." Tangis Nikita pecah melihat video yang dikirim suaminya.
Ia pun langsung menuju bandara untuk mendapatkan penerbangan secepatnya.
Tuan Kenzo meminta anak buahnya agar penerbangan Nikita, yang langsung dan tidak melalui pesawat transit.
Nikita mendapat telepon dari maskapai Garuda Indonesia karena Nikita mendapatkan tiket first class. Nikita mengikuti arahan pramugari ketika sudah tiba di bandara dan memasuki bandara Soetta melewati pintu khusus sebagai penumpang first class.
Pesawat segera berangkat menuju Paris Perancis, dengan waktu tempuh sekitar 16, 15 menit.
Sepanjang jalan Nikita terus berdoa agar tidak terjadi apa-apa kepada putranya.
Sementara di Paris Perancis, tubuh bayi Nikita makin melemah. Dokter Robert sudah melakukan segalanya untuk menyelamatkan putranya tuan Lorenzo namun tidak ada respon berarti dari bayi montok ini.
"Maaf tuan, keadaan putra anda sangat lemah. Sepertinya ia sedang menunggu ibunya." Ucap dokter Robert dengan kepala tertunduk sedih.
"Tidak, aku mohon dokter, lakukan apa saja untuk menyelamatkan nyawa putraku...hiks...hiks!" Aku tidak mau kehilangan bayiku dokter." Pinta Tuan Kenzo yang menangis sesenggukan meratapi nasib putranya yang makin lemah di ruang NIKU.
"Kami sudah berusaha semampu kami Tuan Kenzo, hanya mukjizat yang bisa menyelamatkan putra anda." Ucap dokter Robert, ikut prihatin dengan keadaan bayi malang itu.
"Nikita sayang, semoga kamu cepat tiba di Paris sayang. Aku tidak sanggup melihat keadaan bayi kita. Maafkan Daddy anakku karena Daddy tega memisahkan kamu dan ibumu.
Ya Tuhan, berikan aku kesempatan ke dua dengan menyembuhkan putraku. Aku akan kembali bersatu dengan istriku. Tolong aku ya Tuhan!" Ratap tuan Kenzo dalam doanya.
Di dalam pesawat Nikita tidak berhenti mendoakan untuk putranya. Pesawat yang ditumpanginya saat ini sepertinya bergerak begitu lama.
Nikita melihat jam tangannya, ternyata baru dua jam waktu perjalanan mereka.
"Ya Tuhan, berarti aku harus menunggu 14 jam lagi untuk bisa bertemu dengan putraku.
Kenzo, jika terjadi sesuatu kepada anakku, aku akan membunuhmu." Ucap Nikita penuh amarah.
Nikita terlihat gelisah, ia bahkan tidak bisa memejamkan matanya karena wajah bayinya seakan terus menggodanya.
Sementara tuan Kenzo berjalan mondar mandir seperti setrikaan sambil menatap jam tangannya.
"Tuan tolong duduklah sebentar dan minumlah air putih karena dari semalam anda belum tidur sama sekali." Ucap salah satu pelayannya yang ikut menemaninya di rumah sakit.
"Aku sangat takut jika terjadi sesuatu kepada bayiku Vincent." Ucap Tuan Kenzo sambil menengadahkan wajahnya ke atas.
"Tapi kalau anda sakit, siapa yang akan menemani bayi anda tuan?" Ucap Vincent sambil menyerahkan botol air mineral untuk Tuannya.
Tuan Kenzo berhenti sesaat kemudian membuka tutup botol air mineral dan menenggaknya sampai tandas.
"Ya Tuhan, ini baru empat jam perjalanan istriku, berarti aku harus menunggunya sekitar 12 jam lagi." Nafas tuan Kenzo seakan makin sesak.
"Tuan, andai saja dulu anda memberikan pesawat jet pribadi untuk nona Nikita, mungkin ia tidak perlu melakukan perjalanan dengan pesawat komersil." Ucap Vincent.
"Aku sudah menawarkan itu padanya Vincent, hanya saja istriku selalu saja menolak pemberianku." Ucap tuan Kenzo gusar.
"Wanita itu nggak terlalu senang mendengar pasangannya menawarkan barang berharga untuknya. Mereka lebih senang dengan setiap kejutan yang langsung di berikan pada mereka." Ucap Vincent.
"Apakah seperti itu cara memperlakukan wanita?" Tanya Kenzo heran dengan tabiat kaum hawa.
"Begitulah sifat wanita, karena setiap tawaran dari lelaki, mereka anggap tubuh dan harga dirinya sedang dibeli dengan kemewahan.
Tapi, lain halnya dibelikan langsung mau tidak mau mereka akan menerimanya dan diam-diam dalam hati mereka sangat bersyukur karena telah memiliki lelaki hebat yang mengerti akan keadaannya." Ucap pelayan Vincent.
"Wah, ternyata kamu lebih memahami seluk beluk kejiwaan wanita Vincent." Ucap tuan Kenzo memuji pelayannya itu.
"Dulu aku pernah kuliah di jurusan psikologi, karena keadaanku saat itu yang harus mengalah ketika ibuku harus di rawat di rumah sakit, aku merelakan mimpiku itu menjadi seorang sarjana untuk kesembuhan ibuku." Ucap Vincent dengan wajah berubah muram.
"Jadi maksud kamu, kamu lebih memillih bekerja denganku dan meninggalkan bangku kuliah demi perawatan ibumu?" Tanya tuan Kenzo.
"Begitulah Tuan Kenzo. Tidak semua manusia seberuntung anda Tuan.
Hidup keluargaku tergantung dari upah yang anda berikan kepada kami." Ucap tuan Vincent.
"Kalau begitu, tahun depan kamu boleh melanjutkan mimpi kamu itu sebelum usiamu bertambah tua." Ucap tuan Kenzo penuh empati.
Terimakasih tuan Kenzo atas perhatiannya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Asisten tuan Kenzo sudah siap menjemput Nikita setelah melihat Nikita turun dari pesawat.
Nikita yang sudah mengenal asisten suaminya ini segera menyapa.
"Bagaimana keadaan bayiku?" Tanya Nikita dengan perasaan cemas.
"Sebaiknya kita segera ke rumah sakit, nona. Anda bisa melihat sendiri keadaan bayi anda saat ini." Ucap asistennya tuan Kenzo yang tidak ingin memberi tahukan hal buruk yang terjadi pada babynya Nikita.
Hati Nikita begitu terasa sedih. Entah mengapa jiwanya seakan ikut kosong. Nikita meminta lebih dipercepat laju mobilnya agar bisa melihat keadaan bayinya.
"Ya Tuhan, lindungilah bayiku." Pinta Nikita penuh keikhlasan pada Tuhannya.
Dalam beberapa menit, mereka sudah tiba di rumah sakit. Begitu pintu dibuka oleh Nikita, tuan Kenzo langsung memeluk tubuh Nikita dan bersimpuh di kaki Nikita.
"Ada apa Kenzo?" Nikita melirik ke arah bayinya yang terlihat dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Baby!" Mami datang melihat kamu sayang?" Nikita menggendong bayinya dan membawa ke dadanya.
Nikita membuka dua kancing bajunya dan mengeluarkan salah satu bukit kembarnya untuk menyusui bayinya.
Bayi malang itu merasakan kehangatan tubuh ibunya dan mengisap put*ng ibunya dengan perlahan. Nikita tersenyum haru saat merasakan sedotan mulut mungil bayinya mendapatkan makanan dari belahan dadanya.
Tuan Kenzo memeluk pundak Nikita dan menciumi tengkuk Nikita dengan lembut.
"Terimakasih sayang!" Sudah memberikan kehidupan lagi untuk putra kita dengan ASI milikmu." Ujar tuan Kenzo dengan perasaan haru.
Di pesawat Nikita sengaja memesan banyak makanan agar produksi ASI nya lebih banyak dan dia berniat untuk memberikan bayinya ASI. Walaupun tidak menyusui bayinya, setiap hari Nikita sengaja memerah ASI nya agar ASI nya tetap lancar.
Entah mengapa ia merasa yakin akan bertemu lagi dengan bayinya.
Setelah mendapatkan ASI dari ibunya, detak jantung babynya kembali normal. Dokter Robert merasakan keajaiban Tuhan dalam menyembuhkan bayinya tuan Kenzo dan Nikita.
"Selamat tuan Kenzo!" Tuhan sudah memberikan kesempatan kepada kalian berdua untuk merawat bayi ini bersama-sama. Ini teguran untuk kalian agar bisa menyingkirkan ego masing-masing.
"Tuhan ingin menyatukan kalian lewat anak ini, semoga kalian bisa memetik hikmah dari kejadian yang cukup menegangkan ini.
ASI seorang ibu seperti air hujan yang menyirami bumi yang sudah tandus. Keesokan harinya, pohon-pohon kering akan kembali tumbuh atas ijin Tuhannya.
Begitulah seorang bayi yang sudah lemah tak berdaya. Dia akan kembali hidup ketika merasakan Asi dari sang ibu yang telah menghadirkan dirinya ke dunia.
Selamat menikmati hidup bersama. Kalau begitu saya permisi dulu Tuan Kenzo dan nyonya Nikita." Ucap dokter Robert meninggalkan pasangan yang sedang berbahagia ini.
Babynya yang sedang tidur dalam pangkuan sang ibu terlihat tenang dengan mulut yang masih terlihat menyedot sisa-sisa makanan yang ada di mulutnya walaupun put* Ng ibunya sudah di cabut oleh Nikita.
Nikita menatap wajah tampan putranya tanpa ingin mengalihkan perhatiannya kepada sang suami.
Tuan Kenzo mengecup pipi Nikita dan ingin menganggu wanitanya, namun Nikita masih enggan untuk melihat wajah sang suami yang tega memisahkan putranya dengan dirinya.