Lonely Rich Widow
Niky duduk seorang diri di sudut bar dengan sangat anggun. Wajah cantiknya terlihat tenang menikmati musik keras di ruangan di mana para pengunjung sedang asyik berjoged tanpa memperhatikan sekitarnya.
Ini sudah ke empat botol vodka yang diteguk Nikita. Sementara seorang lelaki tampan sedang memperhatikan dirinya dari jauh. Setelah dirasanya cukup meneguk banyak minuman beralkohol itu, Nikita lalu membayar minumannya dan pergi dari tempat itu.
Ia berusaha mengatur langkahnya agar tetap kelihatan anggun namun kepalanya tidak mampu mengajaknya untuk kuat berjalan.
"Kalian hanya menjadikan aku seperti boneka pajangan selama sepuluh tahun. Setelah itu kalian membuangku seperti sampah." Oceh Nikita setelah berada di samping mobilnya.
"Hai gadis, apakah kami bisa membantumu?" Tiga orang lelaki nakal mencekal lengan Nikita.
Nikita kembali mengusai emosinya, menghadapi tiga laki-laki di depannya yang ingin melecehkan dirinya. Belum sempat ia bertanya balik kepada ketiga pemuda itu, datang seorang pahlawan ingin menyelamatkannya dari ketiga pemuda nakal tersebut.
"Apakah ada masalah tuan-tuan ini dengan istri saya?" Tanya seorang pria tampan menatap tajam wajah tiga preman yang berusaha menggoda Nikita.
"Oh maaf kami salah orang!" Ucap salah satu dari mereka lalu meninggalkan Nikita dan pria misterius itu.
Nikita masuk ke mobilnya dan duduk di dalam mobil sambil mendekap stir mobilnya. Iapun tidur beralaskan stir mobil untuk menompang kepalanya yang terasa berat karena mabuk parah.
"Si**!"
Pria tampan itu mengeluarkan Nikita dari dalam mobilnya karena gadis itu sedang menyalakan mesin mobil dan berdiam diri di dalam sana.
"Apakah kamu ingin mati nona!" Bentak pria tampan itu lalu memindahkan tubuh Nikita ke jok belakang dan meminta asistennya membawa mereka ke hotel terdekat.
"Ada apa dengan gadis ini?" Tanya pria tampan itu sambil memangku Nikita yang sudah tertidur lelap.
FLASH BACK
Nikita adalah korban dari keegoisan kedua orangtuanya yang gila harta hingga menikahkan dirinya dengan seorang pria kaya yang sangat arogan.
Saat itu usianya masih sangat muda karena baru menamatkan SMK. Nikita yang saat itu mengambil jurusan kuliner di sekolah tingkat akhir itu, baru bekerja sebulan di salah satu restoran milik keluarga Aryo.
Sikapnya yang sangat jujur ketika gelang permata milik pelanggan bernilai miliaran rupiah tertinggal di wastafel cuci tangan khusus untuk tamu, membawanya menjadi seorang ratu Aryo Dwisasono.
"Nyonya!" Maaf ini gelang anda ketinggalan saat anda mencuci tangan." Ucap Nikita dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.
Nikita tidak tahu jika nyonya itu adalah pemilik restoran tersebut. Ia hanya mengetahui putra dari pemilik restoran itu bernama Aryo yang selalu dingin dengan para pelayan restoran. Tuan Aryo Dwisasono tidak terlalu memperhatikan setiap wajah para staffnya kecuali orang-orang kepercayaannya yang bekerja di restoran miliknya.
"Terimakasih nak!" Siapa namamu?" Tanya nyonya Ruby yang langsung jatuh cinta pada Nikita.
"Nikita, nyonya!" Jawab Nikita sambil memperlihatkan pin namanya yang dipakai di dadanya.
"Kamu bekerja di sini?" Tanya nyonya Ruby yang baru melihat wajah Nikita.
"Iya nyonya, baru sebulan ini." Jawab Nikita tanpa menatap wajah nyonya Ruby.
"Ini uang untukmu, anggap saja ini uang jajan untukmu." Nyonya Ruby memberikan banyak lembaran merah pada Nikita.
"Maaf Nyonya, saya hanya mengembalikan barang berharga milik anda tanpa mengharapkan imbalan. Permisi Nyonya saya harus segera ke dalam sebelum di cari bos saya."
Nikita berlari meninggalkan tempat parkir dengan buru-buru. Dalam lima menit ia kembali melayani para tamunya yang malam itu sedang ramai mengunjungi restoran mereka.
Nyonya Ruby makin terpesona dengan sikap Nikita yang begitu bertanggung jawab apa lagi tidak tergiur dengan uangnya yang diberikannya sekitar tiga juta.
"Coba kalau gadis lain, pasti gelang mahal ini sudah terjual keesokan harinya." Ujar Nyonya Ruby pada sopir pribadinya.
"Jaman sekarang sulit menemukan gadis cantik yang masih lugu seperti nona Nikita, nyonya." Ujar sang sopir sambil sesekali menatap wajah cantik bosnya melalui spion dalam.
"Benar mang Yunus, aku langsung jatuh cinta dengan gadis itu. Dia bukan hanya jujur dan sopan, tapi dia juga sangat cantik dan cerdas. Apakah selama ini putraku tidak memperhatikan dirinya?" Tanya nyonya Nikita sedikit heran pada putranya yang begitu dingin pada para pelayan restoran.
Keesokan harinya, Nyonya Ruby memerintahkan manajer restoran untuk memberikan arsip pribadi milik Nikita.
Selang sebulan kemudian dari peristiwa malam itu. Nyonya Ruby dan suaminya mendatangi rumah sederhana milik Nikita untuk melamar gadis itu kepada kedua orangtuanya Nikita.
Awalnya, Aryo yang belum mengetahui gadis yang akan dinikahinya adalah pegawainya sendiri di restoran tersebut, menolak keras perjodohan itu.
Tapi setelah melihat tampang Nikita secara jelas, Aryo langsung menyukainya. Nikita yang saat itu tidak mampu menolak keinginan orang tuanya yang mendapatkan menantu yang sangat kaya raya, hanya pasrah setelah berdebat panjang dengan ibunya yang terus menerus membandingkan dirinya dengan anak tetangga yang mendapatkan jodoh yang sangat tajir.
"Nak, jangan terlalu memikirkan tentang perasaanmu. Lihatlah keadaan kita yang begitu miskin. Nak Aryo adalah lelaki yang tampan, masih muda dan yang terpenting dia adalah putra konglomerat." Ibu Nikita membelai rambut putrinya sambil membujuk hati Nikita.
"Bu, menikahi lelaki kaya berarti kita siap ditindas. Jika batin kalian siap, terimalah lamaran ini." Nikita kelihatan pasrah dengan permohonan kedua orangtuanya.
Sejak saat itu, Nikita sudah menyandang nyonya Aryo Dwisasono. Perjanjian awal pernikahan yang dipinta Nikita adalah ingin melanjutkan kuliahnya, Aryo pun memberikan kebebasan kepada sang istri untuk menggapai cita-citanya.
Lima tahun pertama, pernikahan mereka mulai goyah karena ketidak hadiran seorang anak. Tiga tahun kemudian, keduanya menjalani program bayi tabung namun selalu saja gagal. Tahun ke sembilan pernikahan, keduanya sudah tidak nampak akur dan nyonya Ruby menjadi dingin dengan sang menantu.
Memasuki tahu kesepuluh pernikahan putranya, nyonya Ruby memanggil Nikita dan putranya untuk membahas perceraian.
Nyonya Rubby menghubungi Nikita saat gadis ini sedang mengawasi para pelayan yang sedang melayani para pengunjung restoran.
"Hallo mami!"
"Hallo Nikita, apakah nanti malam kamu ada waktu sayang?" Ada yang Mami ingin bicarakan pada kalian berdua." Ucap nyonya Ruby dari seberang telepon.
"Nanti malam Nikita tidak punya acara ke manapun. Nanti Nikita akan temui mami bersama mas Aryo. Tapi sebaiknya, mami sendiri menghubungi mas Aryo kalau memang ini sangat penting untuk dibahas." Ucap nikita tanpa rasa curiga kepada ibu mertuanya.
"Mami sudah menghubungi Aryo sayang. Yang penting jam delapan malam, kalian berdua harus temui mami, ok!" Pinta nyonya Ruby setengah memaksa Nikita.
"Siap mami!" Ucap Nikita sedikit malas.
Nikita memasukkan lagi ponselnya ke kantong blazernya. Ia kemudian menuju taman restoran sambil menarik nafas.
"Tumben mami bersikap manis kepadaku, padahal selama satu tahun ini, wajahnya seperti tembok es batu yang begitu dingin. Sekarang bersikap lembut, pasti ada maunya deh. Yah, semoga ini kabar baik." Ucap Nikita.
Setibanya di mansion, Nikita berdandan ala kadarnya karena ia akan bertemu dengan mertuanya di perpustakaan keluarga. Tanpa ingin mengajak suaminya, Nikita berjalan anggun menuju ruang perpustakaan di mana ibu mertuanya dan suaminya sedang menunggu dirinya.
Nikita masuk ke ruang perpustakaan itu dan berdiri sebentar, menunggu titah ibu mertuanya.
"Nikita, sini duduk dekat mami!" Pinta nyonya Ruby lembut.
Nikita mengangguk senang lalu duduk di sebelah ibu mertuanya dengan wajah ceria. Tapi tidak dengan wajah Aryo yang terlihat tertekuk seperti dompet tanggung bulan.
Nyonya Ruby mulai buka suara dan ia menghadap tubuhnya ke arah Nikita sambil memberikan senyum kecut yang dipaksakan.
"Nikita, pernikahan kalian sudah memasuki tahun kesepuluh dan apa yang kalian programkan untuk mendapatkan anak dari proses bayi tabung, tidak juga membuahkan hasil. Sementara keluarga besar Dwisasono membutuhkan seorang ahli waris.
Mami hanya ingin kamu bersikap bijak menyikapi keadaan ini sayang. Mami harap, kalau kamu berbesar hati untuk berpisah dari Aryo, supaya Aryo bisa menikah lagi dengan gadis lain agar keluarga ini bisa mendapatkan keturunan." Ucap nyonya Ruby sedikit memelas kepada Nikita.
Degg...
Bagai disambar petir, Nikita sangat syok dengan keputusan ibu mertuanya yang sangat egois tanpa berdiskusi dengannya terlebih dahulu.
"Mami, aku rela di madu asalkan aku tidak diceraikan oleh mas Aryo!" Pinta Nikita sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Mas Aryo, tolong aku mas!"
Aryo langsung bangun lalu mengatakan hal yang menyakitkan hatinya Nikita.
"Apakah kamu tidak dengar perkataan mami, kalau keluarga ini butuh pewaris?"
Aryo keluar dari mansionnya meninggalkan istri dan ibunya yang masih saja berdebat.
"Sayang, kamu pergi dari rumah ini tidak dengan tangan kosong. Mami sudah menyiapkan rumah mewah beserta pelayan dan perusahaan untukmu."
Hati Nikita tercekat mendengar ucapan ibu mertuanya yang menggantikan kebahagiaannya dengan harta.
Nikita tidak mau menjawab apa-apa lagi. Ia berlalu pergi dari hadapan ibu mertuanya dan kembali ke kamarnya. Sejak saat itu Nikita berubah drastis. Ia tidak lagi menjadi dirinya sendiri.
Hari demi hari dilaluinya dengan perasaan yang sangat kacau. Hingga datang surat panggilan dari kantor pengadilan agama untuk meminta dirinya menandatangani sidang perdana perceraian mereka.
"Jika aku sudah tidak diharapkan di rumah ini, apa lagi yang bisa aku pertahankan. Suamiku sendiri saja sudah tidak menginginkan aku, lantas apa yang harus aku perjuangkan?" Nikita merasa dunianya seketika runtuh.
Dalam sepuluh tahun hanya diakhiri dengan perceraian dan koperasi perusahaan.
"Apakah harga diriku yang sebatas perusahaan dan rumah mewah yang mereka janjikan itu?" Seru Nikita sambil menangis hingga matanya makin bengkak karena terlalu banyak menangis.
Flash back off
Setibanya di hotel mewah, pria tampan yang menggendong tubuh Nikita membaringkan tubuh itu diatas kasur. Ketika pria tampan itu hendak pergi, Nikita mengerjapkan matanya.
Nikita yang baru sedikit sadar menarik tangan pria itu untuk tidur dengannya.
"Jangan pergi sayang!"
Apakah kamu tidak ingin bercinta denganku?" Pinta Nikita dengan wajah sendu.
"Maaf, aku tidak ingin bercinta dengan istri orang." Ujar pria tampan itu dengan wajah datar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments