NovelToon NovelToon
Connection Between Us

Connection Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Pembaca Pikiran
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.

Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.

Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Apa yang sudah kulakukan?" kata Lusi berulang kali pada dirinya malam itu. Ketika sampai di asrama perusahaan, dia tetap mengulang pertanyaan yang sama karena menyesal.

Bagaimana caranya menghilangkan hal ini? Apa seumur hidup dia akan terus merasakan hal ini? Sesuatu yang tiba-tiba muncul tanpa bisa diprediksi apa itu sekarang jadi mengganggu.

"Permisi!" kata seseorang mengganggu keluhan Lusi. Di menoleh dan melihat sebuah tangan besar menghampiri wajahnya. Secara otomatis Lusi mundur dan mengambil kuda-kuda untuk membela diri. Tidak menyangka kalau tangan orang itu hanya ingin menekan tombol lantai lift.

Rupanya, kepala Lusi sejak tadi menghalangi tampilan tombol lift. Membuatnya tetap berada di lantai satu asrama perusahaan.

"Maaf" katanya menyudahi kuda-kuda yang tak berguna.

"Hemm" jawab pria bertopi dan berjaket tebal itu. Lusi memperhatikannya dengan seksama dan menemukan kalau pria itu ternyata adalah Ari. Tetangga depan kamarnya. Baru saja dia ingin menyapa, pria itu meloloskan diri dari lift.

Sedetik kemudian Lusi sadar telah berada di lantai tujuan dan keluar dari lift. Mengikuti langkah Ari dan melihat pria tak ramah itu masuk ke dalam kamar.

"Bahkan menyapa saja tidak mau" katanya kesal.

Di dalam kamarnya, Lusi masih terus menyesali perbuatannya di makan malam penting tadi. Harusnya dia menahan diri sejak awal. Tidak membiarkan tawa nyaring itu keluar dari kerongkongannya. Membuatnya tampak seperti pegawai yang tak profesional di hadapan pemilik perusahaan.

Ketika Lusi pikir karirnya telah hancur karena masalah kemarin malam. Ternyata dia mendapat kejutan tak terduga.

"Kamu diangkat sebagai pembantu asisten Tuan Muda West sejak hari ini" kata atasannya dengan wajah tidak menyenangkan.

"Kenapa saya?" tanya Lusi tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba diangkat menjadi pembantu asisten Tuan Muda West. Padahal dia pikir sudah melakukan hal buruk semalam.

"Aku tidak tahu. Pasti kau melakukan sesuatu ketika makan malam kemarin? Ternyata keahlian orang Utara dalam menjilat tidak bisa diabaikan" tuduh atasannya.

Tentu saja Lusi tidak terima dituduh seperti itu. Karena dia sama sekali tidak menyangka akan menerima perintah seperti ini. Apalagi setelah Lusi melakukan keanehan semalam.

"Saya tidak pernah ... "

Belum selesai dia menyangkal, atasannya di administrasi kembali bicara. Seolah malas mendengar alasan Lusi.

"Segera melapor ke asisten Tuan Muda West. Dia tidak suka pegawai yang suka terlambat!"

Lusi segera kembali ke lobi dan membereskan barangnya.

"Apa benar kalau kau akan menjadi pembantu asisten Tuan Muda West?" tanya Priya.

"Iya" jawab Lusi tanpa melihat wajah teman satu mejanya itu

"Bagaimana bisa? Bukankah kau baru diterima kerja? Kenapa bisa naik jabatan sebesar itu?"

Naik jabatan? Entah kenapa Lusi tidak merasa kalau dia sedang naik jabatan. Tapi menjelaskan hal itu pada Priya akan menghabiskan waktunya.

"Aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Tapi aku harus cepat-cepat pergi sekarang" ucapnya lalu melangkah ke arah lift. Lalu sekilas terdengar suara sumbang yang Lusi yakin dikeluarkan oleh Priya.

"Dasar sombong!"

Lusi melihat ke arah Priya, meyakini bahwa yang dia pikir teman ternyata tidak terlalu menyukainya. Tapi dia tidak punya waktu untuk mengurus perasaan Priya. Karena yang lebih penting, dia harus segera berada di ruangan Tuan Muda West sekarang juga.

"Selamat pagi" sapanya saat mengetuk pintu ruangan Tuan Muda West.

Tidak ada jawaban dari dalam. Lusi terus menunggu dan tiba-tiba pintu terbuka keluar. Hampir saja mengenai hidungnya.

"Terlambat setengah jam? Apa kau tahu hukuman bagi pegawai yang terlambat?" teriak asisten Tuan Muda West.

"Saya baru saja menerima perintah untuk ... "

"Itu berarti kau selalu datang terlambat? Padahal penjaga meja depan harus datang lebih pagi dari pegawai lain!"

"Saya sudah tiba sejak tadi, hanya saja ... "

"Aku akan memotong gajimu setiap kali kau terlambat!"

Lusi tidak akan bisa menang berdebat dengan asisten Tuan muda West. Jadi dia memilih untuk menyerah daripada terus merasa tidak adil.

"Baik" jawabnya.

"Datang setengah jam sebelum aku datang! Pastikan ruangan Tuan Muda juga ruangan ini bersih setelah kau datang! Kerjakan semua tugas yang aku berikan dan jangan mengeluh!!" cecar asisten Tuan Muda West.

"Baik"

"Sekarang masuk ke ruangan Tuan Muda West. Perkenalkan dirimu dengan baik dan jaga bicaramu!!"

"Baik"

Lusi berjalan ke pintu ruangan Tuan Muda West dan merasa gugup. Baru saja dia ingin membuka pintu ... .

"Apa yang kau tunggu?!!! Waktu Tuan Muda West terlalu berharga untuk seorang pegawai sepertimu!!" umpat asisten cerewet itu.

Setelah memberanikan diri, Lusi masuk ke dalam ruangan Tuan Muda West. Lalu memperkenalkan diri.

"Selamat pagi Tuan Muda. Nama saya Lusi North. Pagi ini saya diperintahkan untuk membantu asisten Anda" ucapnya lancar lalu terdiam menunggu reaksi dari pria yang duduk di kursi kebesarannya.

Pria itu mengangkat wajah dan mulai melihat ke arah Lusi.

"Ya" kata Tuan Muda West.

Jawaban yang sangat singkat dan Lusi tidak yakin ingin berlama-lama berada dalam ruangan itu. Karena itu dia berbalik dan menuju pintu untuk keluar. Lalu ...

Tiba-tiba terasa sesuatu di telapak tangannya. Rasa geli yang mengganggu. Terpaksa dia menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya untuk mengusir rasa geli itu. Kemudian dia teringat kalau masih berada di dalam ruangan Tuan Muda West. Segera saja dia keluar karena tidak ingin terlihat aneh di depan atasan barunya itu.

"Kenapa begitu lama?" tanya asisten cerewet yang melihatnya keluar.

"Hanya dua menit" katanya ingin membenarkan tuduhan asisten cerewet itu.

"Ini adalah mejamu. Ini adalah semua data yang harus kau masukkan dalam aplikasi. Apa nama aplikasi dan cara memasukkan data, bisa kau cari sendiri ke bagian IT. Jangan membuatku lebih sibuk karena harus mengajarimu dari awal!!"

Sebenarnya, Lusi mimpi apa semalam. Kenapa sejak pagi, dia terus mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan seperti ini? Padahal dia senang berada di bagian meja depan atau resepsionis. Dan sekarang? Dia diharuskan menguasai keahlian baru yang bahkan tidak pernah dikenal sebelumnya.

Lusi duduk di kursinya dan melihat aplikasi serta data yang dimaksud asisten cerewet.

"Rumit juga" katanya menyadari aplikasi yang akan dia gunakan lebih rumit dari dugaan. Lusi segera bangun, membawa buku catatan dan pamit pergi ke bagian IT untuk belajar.

"Cepatlah!! Jangan tinggalkan mejamu terlalu lama!!" ucap asisten cerewet itu saat Lusi pergi.

Di bagian IT, Lusi melihat semua orang sibuk di meja masing-masing. Bagaimana caranya meminta orang IT membantu dirinya? Lalu dia melihat seseorang yang akrab di mata.

"Ari" panggilnya. Dan seorang pria yang selalu memakai topi sampai batas alis itu melihatnya.

"Kau ... "

"Maaf, jika aku mengganggu pekerjaanmu. Tapi aku sangat membutuhkan bantuan mu" pintanya sedikit mengemis.

"Ada apa?"

Merasa disambut, Lusi segera menunjukkan data dan aplikasi yang harus dia kerjakan. Tanpa ragu, Ari, pria yang tinggal di depan kamarnya itu. Membantu tanpa pikir panjang. Memastikan Lusi mengerti setiap langkah yang harus dilakukan. Hanya dalam lima belas menit, Lusi mulai memahami cara bekerja baru ini.

Dia begitu bersemangat karena mempelajari hal baru. Membuat hatinya berdebar karena senang.

"Terima kasih atas bantuan mu!" seru Lusi senang.

"Kau bisa menghubungiku jika menemui kesulitan" jawab Ari.

Mendapatkan perkataan seperti itu, membuat jantung Lusi semakin berdebar. Dia tidak menyangka bisa menemukan orang baik di perusahaan sebesar ini.

"Baik. Terima kasih" jawab Lusi lalu kembali ke ruang kerja barunya dengan bahagia.

1
Selfi Azna
jodoh
Selfi Azna
thooorr,, novel yg satu lagi lanjutkan lah thooorr
Mom Yara
isinya berubah ya yg bab ini kak?
Ayu Kerti
lanjutt kakk
Muliati Sherina
bagus
Ayu Kerti
aku syuka karyamu kakk.. kereennnn...
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u
Ayu Kerti
ditunggu upnya kakkk
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
fist plot menarik...next kita tunggu Thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!