Novel yang ini akan mengus air mata kalian kawan kawan pencinta novel ..saya menulis novel ini untuk menguras adrenaline anda ..dimana perjuangan seorang anak perempuan berusia 20 tahun arus menghadapi kerasnya kehidupan ibunya meninggal ayah dan ibu tirinya mengusirnya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. JANJI ALDO
Matahari kini menampakkan wajahnya di ufuk timur. Burung- burung menyambutnya dengan kicauannya yang begitu merdu .
Gisel mumbuka matanya dan mengucaknya dengan sangat pelan.
Gisel duduk termenung menatapi sekeliling ruangan itu, ingatan pernikahan dan penyiksaan Aldo kepadanya masih tergiang-ngiang di pikirannya .
"Hidup macam apa ini TUHAN yang Engkau berikan kepadaku?, Apa tidak ada secercapun kebahagian yang Engkau sisakan untukku?," ucap Gisel menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya .
Setelah puas mengadu ke TUHAN, Gisel bergegas bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan sekujur tubuhnya .
Hanya hitungan menit saja Gisel sudah selesai dengan rutinitas. Gisel membuka lemari pakaian dan mengambil salah satu pakaian yang ada di dalam lemari tersebut .
Setelah merasa sudah pas Gisel merapikan rambutnya di depan lemari rias yang ada di dalam kamar itu .
"Semoga hari ini adalah hari keberuntunganku Aamiin," ucapnya dengan optimis .
Tidak lama kemudian pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang .Gisel bangkit dari tempat duduknya dan mencoba membuka lebar daun pintu bilik itu .
"Kau sudah bangun rupanya " ucap Aldo yang sedang berdiri di depan pintu .
Gisel hanya diam tidak menggubris perlataan dari Aldo .
Cepat keluar sebelum aku menyeretmu dengan paksa " ucap Aldo dengan sifat dinginya.
Gisel keluar dari kamarnya dia hanya menunduk karena takut menatap wajah Aldo .
"Cepat kemari " ucap Aldo memanggil Gisel saat dia sudah berdiri di sebuah bilik besar yang sejak kemarin hanya tertutup rapat .
Gisel mendekat dan berdiri di depan bilik kamar itu . sementara itu Aldo membuka pintu kamar dan tampaklah sebuah bilik luas porak poranda seperti kapal pecah .
Semua isi kamar sudah tergeletak diatas lantai sementara itu disisi pembaringan tampak seorang wanita paruh baya sedang termenung pandanganya kosong, raut wajahnya pucat ditambah rambutnya yang panjang tidak terurus sama sekali.
" Apa kau lihat cepat bereskan tempat ini dan rawat Wanita itu dengan baik kalau kau bisa membuatnya kembali normal aku akan melepaskanmu dan menceraikanmu dengan begitu kamu bisa bebas kemanapun kamu inginkan mengerti ? ucap Aldo membentak Gisel .
"Baik aku akan melakukan sesuai keinginan Tuan asal janji Tuan bisa Tuan tepati" ucap Gisel kini bersemangat dengan janji yang diberikan Aldo padanya .
"Pantang bagi seorang Aldo perksa untuk mengingkari janjinya " ucap Aldo dengan nada congkak .
"Baiklah kita Deal " ucap Gisel menyodorkan tangan kanannya ke arah Aldo .
Aldo menaikkan sebelah alisnya melihat kelakuin Gisel tapi tetap menanggapinya .
"Diel " ucap Aldo menyambut uluran tangan Gisel tapi pada saat ingin melepaskan genggaman tangannya suatu getaran aneh muncul dari dalam lubuk hatinya.
"Kenapa hatiku bergetar kencang saat memegang tangan gadis ini " ucap Aldo dalam hati .
"Tuan bolehkan Tuan melepaskan genggaman tangan tuan ? " ucap Gisel keheranan melihat tingkah manusia salju itu .
Sontak Aldo melepas tangannya cepat dan mengalihkan pandangannya ke tempat lain .
Setelah kepergian Aldo Gisel memasuki bilik itu.
"Ruangan ini luas sekali tetapi kenapa Tuan salju itu membiarkanya begitu saja padahal Ia memiliki pelayan yang cukup bayak untuk melakukanya " ucap gisel sambil terus memandangi seisi ruang itu .
Gisel mulai memunguti satu persatu benda yang berserakan di lantai di dalam kamar itu dan meletakkan di posisi dimana seharusnya benda itu berada .
👉like ,vote , dan comentnya masih di tunggu teman teman ...makasih