Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 31 - Belum Apa-apa Sudah Rindu
Danu dan Elma menunggu kedatangan Arkan di samping pintu gerbang sekolah.
Ujian try out sudah berakhir dan kini sang anak kembali menjalani kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Berulang kali Elma melongok ke arah jalanan, melihat mobil sang ayah yang tak kunjung datang.
Elma datang kesini tidak dengan tangan kosong, dia sudah menyiapkan bekal makan siang untuk sang anak.
"Mas, itu mobil opa," ucap Elma saat melihat mobil sang ayah mulai datang, mobil keluaran lama berwarna silver itu semakin mendekat hingga akhirnya berhenti tak jauh dari mereka.
Elma pun menghampiri dengan langkah cepat, kemudian membukakan pintu sang anak yang duduk di depan.
"Mama!" panggil Arkan dengan suara antusias, sedari tadi saat pertama kali melihat ayah dan ibunya datang bersama Arkan sudah merasa sangat senang. Dia tersenyum terus dan senyum itu kini semakin lebar.
Perasaan bahagia yang juga dirasakan oleh Herman. Hatinya yang selama ini menyimpan beban kini mulai terasa lega.
"Opa langsung ya El, salam buat Danu."
"Iya Opa," sahut Elma, dia menutup pintu dan melihat Herman pergi dari sana.
Danu pun menghampiri anak dan istrinya.
"Papa," panggil Arkan, saking bahagianya dia sampai tak bisa banyak bicara. hanya terus tersenyum sambil menatap sang ayah dan sang ibu secara bergilir, melihat wajah keduanya yang terlihat lebih ceria dari biasanya.
"Ar, mama bawakan kamu bekal. Minggu besok kita pulang ke rumah ya?" ajak Elma, seraya menyerahkan kotak bekal pada sang anak.
Arkan pun menganggukkan kepalanya dengan mantap. Tidak perlu banyak tanya kenapa, karena kini dia sudah sangat yakin jika ayah dan ibunya sudah baikan.
Sudah memutuskan untuk kembali tinggal bersama.
Setelah pertemuan singkat itu, Arkan masuk ke dalam sekolahnya.
Danu kemudian mengantarkan Elma menuju halte bus terdekat, Elma akan pulang menggunakan bus sementara Danu langsung menuju CSM.
"Mas, nanti kabari aku kalau sudah sampai ya?" punya Elma setelah dia turun dari atas motor sang suami.
Danu terkekeh pelan dan mengangguk kecil.
"Kenapa ketawa?" tanya Elma dengan memicingkan mata.
"Kamu seperti masih muda, apa-apa harus saling mengabari."
"Ya sudah kalau tidak mau."
Danu makin tersenyum lebar saat melihat wajah istrinya yang ditekuk. Dia seperti sedang melihat Elma saat masih diawal menikah dulu, manja, gampang marah dan maunya berdua terus. Sementara Danu harus pergi dan bekerja.
"Nanti aku akan kabari jika sudah sampai," ucap Danu, dia kemudian menarik dagu istrinya dengan gemas, tidak peduli jika kini mereka berada di pinggir jalan dan cukup mencuri perhatian semua orang.
"Jangan sampai lupa."
"Kalau aku lupa kamu yang WA dulu, nanti pasti aku balas."
Elma terdiam, selama ini dia memang hanya menunggu. Tidak ada inisiatif untuk mengirim pesan lebih dulu.
"Siang nanti aku pulang sebentar, ambil koper baju di rumah Bayu dan menjemput kamu," ucap Danu, menjelaskan rencana nanti siang.
"Iya Mas."
"Kamu langsung siap-siap ya, jadi tidak lama di rumah."
"Iya, memangnya mas tidak mau makan dulu?"
"Siapkan bekal saja, nanti aku makan di toko."
Elma mengangguk.
"Aku pergi ya?" pamit Danu dan Elma mengangguk lagi. Karena jika bicara dia ingin menahan.
Mereka hanya berpisah sementara, namun rasanya akan berpisah lama sekali. Belum apa-apa Elma juga sudah merasa rindu.
Huh! Elma membuang nafasnya pelan, melihat punggung suaminya yang semakin menjauh.