Apa yang akan kalian lakukan saat tiba-tiba kalian masuk kedalam novel favorit kalian???
itu lah yang di alami Anya uang harus berjuang hidup di dalam novel sebagai ibu Tiri Jahat tapi ingin berubah jadi ibu tiri baik bak bidadari.
akan kah anya dapat merubah jalan hidup nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10: Menghadapi Masa Lalu Elara
Setelah 'wawancara' di ruang kerja Duke Alaric, Anya merasa tekanannya sedikit berkurang. Ia kini bisa bergerak lebih leluasa di mansion, meskipun selalu terasa ada mata yang mengawasi. Hubungan dengan Duke Alaric berada dalam status 'gencatan senjata yang sangat waspada'.
Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.
Kedatangan Tamu yang Tidak Diundang
Suatu sore, saat Anya sedang mengawasi Gretchen mencampur bahan teh herbal di studionya, Hemlock datang dengan ekspresi masam.
"Nyonya Duke," katanya kaku. "Ada tamu untuk Anda di ruang tamu. Nyonya Vivian dan Baroness Chloe."
Anya merasakan tenggorokannya tercekat. Vivian dan Chloe.
Di novel The Cursed Stepmother, Vivian dan Chloe adalah dua bangsawan dangkal yang merupakan sahabat terdekat Elara. Mereka adalah racun sosial, selalu mendorong Elara untuk bergosip, berfoya-foya, dan yang paling penting, memperlakukan anak-anak tiri dengan kejam sebagai bentuk 'hiburan'. Pertemuan dengan mereka di mansion selalu berakhir dengan Elara melakukan sesuatu yang mengerikan.
Anya menyadari ini adalah ujian. Jika ia kembali bergaul dengan mereka, Duke Alaric akan melihatnya sebagai bukti bahwa 'perubahan' hanyalah fase singkat.
"Katakan pada mereka aku tidak ada di rumah," perintah Anya segera.
"Mereka sudah menunggu, Nyonya Duke. Dan mereka bersikeras," jawab Hemlock, jelas ingin melihat Elara/Anya kembali ke kebiasaan lamanya.
Anya menghela napas. Menghindar tidak akan berhasil; itu hanya akan menimbulkan gosip yang lebih buruk dan membuat Duke Alaric curiga mengapa ia menyembunyikan teman-temannya. Ia harus menghadapi mereka dan menolaknya di depan umum.
Konfrontasi di Ruang Tamu
Saat Anya memasuki ruang tamu yang mewah, Vivian dan Chloe langsung melompat dari sofa beludru, wajah mereka penuh semangat. Mereka terlihat persis seperti yang digambarkan di novel: gaun mencolok, perhiasan berlebihan, dan senyum palsu.
"Elara, Darling! Kami merindukanmu!" seru Vivian, menarik Anya ke dalam pelukan yang wangi parfum murahan.
"Ya Tuhan, kami dengar kau sakit selama seminggu? Kami sudah khawatir kau menjadi terlalu saleh!" tawa Chloe.
Anya menarik diri dengan sopan. "Terima kasih sudah datang, Nyonya-nyonya. Tapi aku tidak sakit. Aku hanya sibuk."
Vivian menyeringai. "Sibuk? Mengurus apa? Pasti bukan suamimu, 'kan? Kudengar Alaric sangat dingin. Ayo, ceritakan semua gosip terbaru di mansion ini. Apakah Rian si kecil cengeng itu akhirnya menangis lagi? Atau Siera sudah bosan dengan buku-bukunya?"
Vivian berbicara dengan nada meremehkan, seolah menyiksa anak-anak adalah lelucon yang lucu.
Anya merasakan amarah dingin. Dia harus memutus ikatan ini sekarang.
"Aku minta maaf, Vivian," kata Anya, suaranya tenang, tetapi terdengar sangat serius. "Aku tidak tertarik pada gosip murahan. Dan terutama, aku tidak tertarik untuk membicarakan anak-anakku seperti itu."
Vivian dan Chloe saling pandang, terkejut.
"Anak-anakmu? Sejak kapan kau peduli pada dua anak manja itu?" tanya Chloe, nadanya mulai tersinggung. "Kau hanya perlu menunggu mereka dewasa, lalu kau akan bebas."
"Aku tidak menunggu apa-apa, Chloe. Aku sedang membangun," balas Anya tegas. "Dan aku tidak ingin ada yang datang ke rumahku dan merendahkan anggota keluargaku. Jika kalian datang untuk mengajakku mengobrol santai, silakan. Jika kalian datang untuk bergosip atau merencanakan kejahatan kecil, kalian datang ke rumah yang salah."
Disaksikan Sang Duke
Tepat pada saat itu, Duke Alaric memasuki ruang tamu. Ia baru pulang dari kantor dan ingin minum teh. Ia berhenti di ambang pintu, matanya segera tertuju pada adegan itu.
Siera dan Rian, yang sedang bermain di koridor, juga mengintip ke dalam, tertarik pada suara keras ibu tiri mereka. Mereka jelas terkejut melihat Elara berbicara dengan teman-temannya dengan nada yang tidak biasa.
Vivian, menyadari kehadiran Duke Alaric, segera mencoba memperbaiki keadaan.
"Oh, Duke! Kami hanya bercanda dengan Elara. Kami merindukan hari-hari menyenangkan kami."
Duke Alaric mengabaikan Vivian dan menatap Elara, menunggu reaksinya.
Anya tahu ini adalah kesempatan puncaknya. Ia tidak bisa mundur.
Ia menoleh ke arah teman-temannya yang cemas. "Aku rasa kita tidak bisa lagi bersenang-senang, Vivian. Aku sudah berubah. Aku tidak punya waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Aku punya pekerjaan yang harus dilakukan, dan keluarga yang harus kujaga."
Anya kemudian menoleh ke Hemlock yang berdiri di dekatnya. "Hemlock, tolong antarkan Nyonya Vivian dan Baroness Chloe keluar. Dan Hemlock, beri tahu penjaga gerbang, jika mereka datang lagi tanpa undangan khusus dari Duke atau diriku, mereka tidak diizinkan masuk."
Ini adalah pemutusan hubungan yang definitif dan publik.
Wajah Vivian dan Chloe pucat karena penghinaan. Mereka menyadari bahwa Elara tidak hanya sakit; dia telah menjadi wanita yang berbeda.
"Kau akan menyesalinya, Elara! Kami adalah satu-satunya temanmu!" desis Vivian saat Hemlock mengiringi mereka keluar.
"Aku tidak butuh teman seperti kalian," jawab Anya dingin.
Dampak Pada Keluarga
Setelah ruang tamu sepi, keheningan terasa mencekam. Anya berbalik, berharap Duke Alaric tidak terlalu marah karena ia bersikap kasar pada bangsawan lain.
Duke Alaric masih berdiri di ambang pintu, tetapi kini ia tersenyum tipis—sebuah senyum yang sangat jarang dan hampir tidak terlihat.
"Hemlock," kata Duke Alaric kepada kepala pelayan yang baru saja kembali. "Aku terkesan. Nyonya Duke tahu bagaimana memilih pertemanannya."
Hemlock, untuk pertama kalinya, terlihat bingung namun setuju.
Duke Alaric kemudian menatap Anya. "Kau melakukan hal yang benar. Aku tidak suka wanita-wanita itu berada di rumahku."
Lalu, Duke Alaric berjalan pergi, tanpa berkata lebih. Meskipun singkat, persetujuan dan pengakuan itu terasa lebih berharga daripada seluruh koin emas di kerajaannya.
Namun, kejutan terbesar datang dari belakang.
Anya berbalik dan melihat Siera dan Rian masih mengintip.
Siera maju selangkah. Ia menatap Anya dengan mata penasaran. "Vivian pernah mengajakmu merobek buku Rian," kata Siera, suaranya datar. "Kau bilang itu ide yang bagus."
Anya berlutut, menatap mata Siera dan Rian. "Ya, itu benar, Siera. Aku melakukan itu. Itu adalah hal yang mengerikan. Aku minta maaf. Aku tidak lagi berteman dengan mereka. Mereka tidak akan menyuruhku melakukan hal buruk lagi."
Rian, yang memegang tangan Siera, mendekat. "Kau tidak marah pada mereka karena mereka menyebalkan?"
"Tidak, Nak. Aku tidak marah. Aku hanya tidak ingin mereka di sini," jawab Anya lembut.
Rian dan Siera hanya mengangguk, masih skeptis, tetapi ada sedikit kelegaan yang terlihat jelas di wajah mereka. Mereka baru saja melihat ibu tiri yang kejam menolak kejahatan, dan hal itu dilakukan untuk melindungi kedamaian rumah, bukan untuk mencari keuntungan.
Anya tahu ini belum cinta. Ini baru awal dari proses pencairan es. Tetapi ia telah melewati ujian penting: membuktikan bahwa ia benar-benar berniat meninggalkan masa lalunya yang gelap.
...****************...
Bersambung....
Terima kasih telah membaca📖 💞
Jangan lupa bantu like komen dan share❣️