DING!!!
Tiba-tiba sebuah panel mengambang muncul di depan mataku. Awalnya aku tak tahu, apakah ini mimpi atau kematian. Setelah aku mencari tahu, layar apa yang berada di hadapanku ini.
Ternyata itu adalah Sistem, sama seperti cerita komik. Aku diberikan Sistem ntah siapa yang memberikan sistem ini. Namun, aku diajari untuk menjadi petarung yang hebat. Seiring berjalannya waktu, aku diajari cara bertahan hidup di jalanan.
Tak hanya itu saja, setiap aku melihat seseorang yang memakai bela diri. Aku dengan mudah mengikuti bela diri yang dipakai oleh orang itu. Seperti aku memiliki bakat peniru bela diri.
Namun itu semua malah mengundang diriku ke dunia perkelahian. Yang dimana aku harus berkelahi dengan para gangster dan berusaha untuk mendamaikan kotaku.
Meski aku adalah seorang pecundang, aku akan selalu berusaha berlatih dan menjadi yang terkuat. Karena aku adalah "PETARUNG TUNGGAL".
~~~~~
Langsung dibaca ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deva Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 - Solo Fighter
Episode 32 - Dafa Setyawan (Bagian 4)
Bayu menyuruh seluruh bawahannya untuk menyerang Dafa. Namun nampaknya mereka semua kalah telak dengan Dafa. Entah kenapa tiba-tiba mampu bertarung dengan lihai. Tapi ketika diajak bicara, ia tak menjawab sama sekali.
Sampai-sampai anak SMP yang awalnya tak ingin mengikuti urusan mereka jadi ingin mengikuti urusan mereka. Akhirnya Dafa melawan para anak SMP dan SD sendirian tanpa senjata.
Dafa yang bertubuh kecil dan berwajah imut memasang kuda-kuda bela diri silat kemudian melakukan taunting ke lawan. Karena merasa dihina, mereka lalu menyerang Dafa secara bersamaan.
Entah apa yang terjadi, Dafa tak hanya menggunakan bela diri Silat saja, melainkan Karate, Taekwondo, Jiujitsu, Judo, Kendo, Gulat dan bahkan Boxing.
Galang yang melihat pertarungan Dafa merasa tak percaya lalu tertimpa dengan seseorang yang terpental akibat serangan Dafa sehingga Galang pingsan tak sadarkan diri.
"Bagaimana bisa dia sejago ini?" ucap pemimpin kelompok mereka.
"Aku tak tau jika dia pandai berkelahi," jawab Bayu.
Karena tak ingin babak belur di tangan bocah SD yang imut itu. Pemimpin kelompok mereka kabur dan diikuti oleh Bayu. Namun nahasnya Dafa mengejar mereka berdua dengan kecepatan lari tak seperti manusia normal. Sudah mengalahkan anak-anak berjumlah tiga belas orang, ditambah masih memiliki stamina untuk mengejar mereka berdua yang telah berlari agak jauh. Bukankah itu aneh dengan Dafa yang masih kecil dan imut tersebut.
Dafa melompat dan menangkap Bayu lalu menendang kepala anak SMP itu dengan sangat kencang. Dafa melakukan bantingan terhadap Bayu ke tanah dengan sangat keras.
Anak SMP yang masih bisa berdiri, ia menatap ketakutan ke Dafa yang sangat sadis. Ia lalu berniat untuk melarikan diri, namun Dafa sudah terlebih dahulu menangkap tangannya lalu melakukan armbar dan hampir mematahkan tangan lawan.
Anak SMP yang tak bisa melawan lalu dibuat pingsan dengan Dafa dan pergi meninggalkannya. Ia berjalan kembali ke tempat awal untuk melihat keadaan Galang. Namun tiba-tiba Dafa terjatuh ke tanah dan pingsan saat itu juga.
...~~...
Selang beberapa waktu, Dafa mulai siuman dan membuka lebar matanya. Ia menatap ke seluruh ruangan dan ternyata itu kamarnya. Lalu ia menatap ke samping kanannya, ternyata ada Galang yang terbaring masih pingsan akibat tertimpa dengan anak yang dipukul Dafa.
"Apa yang terjadi?" gumam Dafa lalu merasakan rasa sakit di kepalanya.
"Tadi aku liat kakak tiduran di tanah. Makanya aku telpon ayah buat jemput kakak," sahut Angelina yang berbaring di karpet bawah tempat tidur Dafa.
"Tiduran di tanah, ya. Ternyata aku memang kalah," ucap Dafa sembari menghela nafas.
"Apa maksudnya kalah? Apa kakak berkelahi dengan anak-anak nakal itu?" tanya Angelina lalu duduk dan menatap wajah Dafa.
"Eee … iya. Emang kenapa?" tanya Dafa kembali.
"Bukannya kakak yang mengalahkan mereka semua? Aku ada videonya lho. Diam-diam aku merekamnya, hihihi …," ucap Angelina sembari tertawa manis.
"Eh, apa bener aku mengalahkannya?" tanya Dafa tak percaya.
Angelina lalu memperlihatkan video yang direkamnya kepada Dafa dan Dafa hanya tercengang melihat dirinya yang jago berkelahi.
"Itu beneran aku?" tanya Dafa yang tak percaya.
"Bukan kak, itu setan," jawab Angelina dengan nada kesal.
"Ah yang bener," ucap Dafa.
"Ya bener lah! Masa bohong," jawab Angelina.
"Ini beneran aku atau bukan?"
"Setan kak, aku bilang setan."
"Aku bisa berkelahi ya?"
"Aku bilang ini setan, bukan kakakku yang jelek."
Selang beberapa menit, Galang mulai siuman dan menatap bingung dengan keadaan sekitar. Ia lalu duduk dan menatap Dafa yang sedang berdebat dengan wanita kecil imut yang tak lain adalah Angelina.
"Aku dimana sekarang?" tanya Galang yang memotong debat mereka.
Sepasang kakak-beradik itu menoleh ke Galang dan menjawab serentak. "Di rumah kami." Mereka lalu melanjutkan perdebatan mereka.
"Rumahmu bagus juga," ucap Galang.
Galang teringat dengan sesuatu yang membuatnya tak bisa melupakan kejadian tersebut. Kejadian dimana ia melihat Dafa yang bisa berkelahi, bahkan bisa menguasai beberapa jenis bela diri dalam waktu singkat. Karena penasaran, ia bertanya kepada Dafa mengenai kejadi itu.
"Daf … apa kamu bisa berkelahi?" tanya Galang yang awalnya mencolek punggung Dafa.
"Hah? Apa?" ucap Dafa yang tak dengar.
"Apa kamu bisa berkelahi?" tanya Galang yang mengulangi perkataannya.
"Tuhkan, kayaknya kakak bisa berkelahi deh," potong Angelina.
Dafa diam sejenak karena tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Ia hanya ingat ketika datang kesana membawa tongkat baseball dan mengajak mereka untuk bertarung. Dan ia terkena pukulan yang sangat keras dari Bayu dibagian dagu sehingga membuat Dafa pingsan. Setelah itu ia tak mengingat apapun sama sekali.
"Kayaknya ada kesalahan deh," ucap Dafa secara spontan.
"Kesalahan apa?" tanya Galang.
"Nggak tau. Pokoknya ada perasaan yang aneh," ucap Dafa lalu menggenggam kedua tangannya.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuk ayah Dafa ke dalam kamar Dafa sambil membawa biskuit dan minuman.
"Udah … nggak perlu dipikirin lagi. Itu namanya masa-masa pertumbuhan. Berarti Dafa udah masuk fase itu," ucap Ayah Dafa yang sebenarnya mengetahui hal yang terjadi pada Dafa.
Ayah Dafa menerima pesan dari sistem dan melihat anaknya yang berkelahi dengan anak-anak nakal. Awalnya ia mengkhawatirkan anaknya, namun sistem mengambil alih tubuh Dafa dan mengalahkan anak-anak nakal itu tanpa ampunan sedikitpun.
"Dafa, besok Ayah berangkat kerja lagi. Jadi tolong jaga Ibu, Adik dan teman-temanmu ya," ucap Ayahnya sembari mengelus rambut Dafa.
"Baik Yah," sahut Dafa sambil tersenyum.
...#### Solo Fighter ####...