Sistem : Menjadi Yang Terkuat
Semua cerita yang ada disini hanyalah karangan author, jadi tak sepenuhnya berasal dari kejadian nyata. Bahkan mungkin dikehidupan nyata pun tidak ada.
Episode 1 - Dafa si Pecundang
...****************...
Surabaya, 12 - Mei - 2022.
Hujan yang sangat deras membasahi jalanan hingga membuat jalanan menjadi becek. Seorang anak laki-laki sedang berlari menuju ke sekolah dengan baju yang telah membasahi tubuhnya.
Nampak memar di wajahnya dan badan kurus kering kerontang itu dipenuhi oleh luka lebam. Ia berlari dengan membawa sebungkus rokok dengan nafas yang terengah-engah.
Ia menuju ke belakang sekolah untuk melewati pagar sekolah dengan melompat. Karena jika ia melewati pintu gerbang, pastinya ia bakalan diperiksa dan tak diperbolehkan masuk dengan satpam.
Lima siswa laki-laki dengan dandanan layaknya seorang preman sedang menunggu Dafa yang membeli rokok. Mereka menunggu di belakang toilet agar tak diketahui dengan guru. Bahkan tempat itu menjadi tempat favorit siswa laki-laki yang nakal.
Tak lama kemudian, laki-laki bertubuh kurus yang bernama Dafa datang ke mereka dengan membawa sebungkus rokok yang telah basah.
"Sial ... kau meremehkan aku, ya!" bentak seorang laki-laki yang bernama Galang, dia adalah pemimpin nomor satu di sekolah ini.
"Ti—tidak ... maafkan saya," ucap Dafa lalu menundukkan kepalanya.
Galang lalu merampas sebungkus rokok yang berada di genggaman Dafa. Karena merasa kesal, ia memukuli Dafa berkali-kali. Tak seorangpun dari mereka yang sudi membela Dafa. Bahkan mereka malah menertawakannya.
Kenapa ... kenapa harus aku yang menjadi korban pembullyan!
Dafa hanya pasrah dan tak ada perlawanan sedikitpun darinya. Ia menerima pukulan dari Galang berkali-kali. Meski rasa sakit yang terus ia alami, ia tak pernah melawan mereka. Bahkan ia tak punya ambisi untuk membalaskan dendam kepada mereka.
Dafa satu-satunya siswa rendahan di sekolah ini, SMP Mawar Melati. Ia telah mengalami hal ini selama lebih kurang hampir tiga tahun. Sekarang ia duduk di kelas tiga SMP. Tak ada satupun siswa yang ingin berteman dengannya.
Galang menyudahi pukulannya. Ia kembali ke tempat duduknya lalu menyalakan rokok yang sedikit basah.
"Hei ... jadi asbak," desak Galang.
Dafa menadahkan tangannya di hadapan Galang. Tangan Dafa menjadi sebuah asbak rokok untuk mereka semua. Bahkan ada yang meludah di tangan Dafa.
Selang beberapa menit, Galang beranjak dari duduknya lalu menatap wajah Dafa.
"Karena kau membawakan rokok yang basah. Sepulang sekolah, kau harus merangkak hingga gerbang sekolah." Galang lalu berdiri dan meninggalkan lainnya.
Setelah Galang pergi menjauhi mereka, salah satu dari mereka mengambil air memakai gayung lalu membasuh tangan Dafa.
"Sudah ku ingatkan berkali-kali, kenapa masih saja mau disuruh dengan orang itu?"
Laki-laki itu bernama Juan, sejak Dafa menjadi bahan bullyan oleh anak-anak. Dia merasa kasihan dan tak tahan melihat Dafa yang diperlakukan layaknya seorang budak dengan Galang.
Begitu juga dengan ketiga orang yang lainnya. Mereka hanya berpura-pura tertawa ketika Galang menghajar Dafa. Mereka melakukan hal tersebut agar Galang tak memukuli mereka juga.
Mereka bernama Randi, Tio dan Ramdani. Mereka juga tak suka melihat Galang menghajar Dafa. Padahal Dafa juga satu angkatan dengan mereka. Tapi ia malah dipermalukan di depan adik kelas.
Dafa hanya tersenyum lalu berdiri dan meninggalkan mereka semua. Tak ada satu kata yang keluar dari mulut Dafa, sepertinya ia kelelahan dan ingin segera pulang ke rumah.
...~...
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Ia merasa malas untuk menggerakkan tubuhnya. Namun pandangan Galang menuju ke arahnya. Mau tak mau Dafa melakukan hal itu, merangkak pulang dari depan kelas hingga ke pintu gerbang sekolah.
Sebelum itu, Galang memakaikan Dafa sebuah kalung anjing di lehernya. Seutas tali dipasangkan pada kalung tersebut. Dafa disuruh segera merangkak dan Galang menuntun jalannya.
Pandangan seluruh siswa dan siswi menuju ke arah Dafa. Bahkan siswi perempuan yang melihatnya hanya bisa menutup mata lalu memalingkan pandangan. Namun siswa yang laki-laki malah menertawakan Dafa.
Seorang guru perempuan yang melihat tersebut menegur Galang. "Apa yang kamu lakukan dengan anak ini?" Ia lalu melepaskan kalung yang terpasang di leher Dafa.
Galang menepis tangan guru yang hendak melepaskan kalung di leher Dafa.
"Jangan macam-macam dengan peliharaan ku! Kalau masih ingin jadi guru disini, dengarkan apa kataku!" seru Galang, ia menarik tali yang dipegangnya hingga membuat Dafa tercekik.
"Erghhh ... uhuk." Dafa tak bisa bernafas dan merasakan rasa sakit pada lehernya.
Karena ia ingin segera pulang. Mau tak mau ia berdiri dari rangkaknya dan langsung melayangkan pukulan tepat di perut Galang.
Galang merasakan pukulan tersebut, namun ia tak merasakan kesakitan dan malah tertawa karena geli.
"Kekeke … pukulanmu itu tak ada artinya bagi seorang karate seperti ku. Jangankan aku, anak itu...," Galang menunjuk ke arah anak kelas satu SMP, "mereka juga takkan merasakan kesakitan," lanjut Galang.
Galang kembali menatap wajah Dafa dengan sorot mata bak kerbau yang akan menyeruduk mangsa.
" Kamehameha..., " ujar Galang, ia lalu memukul perut Dafa hingga mengenai ulu hati.
Dafa terpelanting di lantai koridor sekolah. Rasa sakit yang diberikan Galang masih terasa. Guru perempuan yang sejak bersama mereka sedari tadi langsung menghentikan perkelahian mereka. Guru itu bernama Dewi Saputri.
"Hentikan, kenapa sih kalian nggak bisa dibilangin," ucap guru itu lalu menolong Dafa yang tak sanggup menahan diri dari rasa sakit.
Apakah ini yang rasanya kematian? Padahal aku hanya ingin hidup tenang. Jika aku mati disini, bagaimana nasib ibuku yang berada di rumah sakit. Aku hanya ingin pulang dan segera bekerja untuk mengumpulkan uang sebagai biaya pengobatan ibuku selama di rumah sakit.
Penglihatan Dafa perlahan-lahan mulai memburam hingga akhirnya Dafa menghembuskan nafas terakhir. Juan yang melihat perkelahian mereka dari kejauhan segera mendatangi Dafa. Ketika sampai disana, ia melihat Dafa sudah terbaring membujur kaku.
Semua pandangan mereka tertuju ke arah Galang. Juan segera memeriksa keadaan Dafa dan ternyata sudah tak ada lagi tanda-tanda kehidupan di tubuhnya. Detak jantung dan denyut nadi tak lagi dirasakan.
Galang terpaku menatap tajam ke arah Dafa. Seperti tak percaya jika ia membunuhnya. Padahal ia belum mengeluarkan pukulan sempurna saat memukul Dafa barusan.
Tak lama kemudian, datanglah ambulan dan beberapa polisi untuk melakukan interogasi kepada pihak sekolah. Namun Galang tak dinyatakan bersalah akibat ia masih berada dibawah umur. Ia hanya diberikan nasihat dengan seorang polisi dan sedikit hukuman ringan. Padahal jelas-jelas ia telah membunuh Dafa dengan tangannya sendiri.
Meski hanya beberapa saksi mata yang melihat Galang membunuh Dafa dengan sangat jelas. Tetap saja pihak kepolisian tidak dapat menangkapnya, karena anak-anak dibawah 17 tahun masih dalam perlindungan anak.
...~...
Apa yang terjadi padaku? Apakah ini yang namanya alam setelah kematian?
DING!!!
Sebuah suara notifikasi terdengar di kedua gendang telinga Dafa. Padahal seluruh pandangannya telah gelap tapi ada satu cahaya yang berwarna biru semakin mendekat ke arahnya.
Tatapannya terpaku ketika melihat layar tampilan yang mengambang layaknya hologram. Dafa tak tahu itu layar apa dan tak tahu juga dari mana ia berasal. Namun yang jelas ada tulisan di layar tampilan tersebut.
...[ Apakah anda bersedia menjadi yang terkuat? ]...
...[ Ya/Tidak ]...
Apakah ini hanya halusinasi saat berada di alam kematian?
Dafa tak banyak berpikir dan menekan tombol 'Ya' pada layar tampilan tersebut. Namun tiba-tiba, seluruh pandangannya ditutupi dengan kode-kode binary. Dafa tak tahu dia harus berbuat apa karena ia seperti mengambang di permukaan.
...[ Host telah terpilih! ]...
...[ Menghubungkan Ulang! ]...
...[ 0%» 50%» 100% ]...
...[ Selamat! Host telah mendapatkan Martial System ]...
...[ Selamat! Host mendapatkan 200.000 coin sistem ]...
...[ Selamat! Host mendapatkan beladiri pertama yaitu Taekwondo ]...
DING!!!
...[ Host akan dibangkitkan ulang pada saat 1 jam terakhir sebelum kematian. ]...
...[ Ya/Tidak ]...
"Apa itu Martial System? Apakah ini hanyalah fase ketika ingin menuju ke Surga?" gumam Dafa, ia lalu menekan tombol 'Ya'.
Seketika sebuah cahaya silau melahap dirinya dan tiba-tiba ia berada di ruangan kelas. Ia sedang duduk dengan posisi tegap sambil mengerjakan tugas milik Galang.
Bukankah kejadian ini telah ku alami tadi. Kenapa aku kembali kesini? Atau ini hanyalah kilas balik ingatanku.
Dafa lalu melemparkan buku tugas yang dikerjakannya ke arah Galang.
"Kalau ini hanyalah kilas balik, kenapa juga harus melakukan sesuatu yang menderita." Dafa lalu berdiri di atas meja dan melompat dari meja satu ke meja lainnya hingga keluar.
Seluruh siswa-siswi yang berada di dalam kelas merasa heran dengan kelakuan Dafa. Bahkan Galang yang melihatnya melemparkan buku tugas miliknya langsung marah.
Galang mengejar Dafa lalu menarik kembali masuk ke dalam kelas. Ia segera membanting Dafa ke lantai. Namun dengan cepat, Dafa memeluk badan Galang sehingga ia tak merasakan kesakitan saat dibanting.
"Jago juga ternyata," ucap Galang ke Dafa.
Dafa segera melepaskan pelukannya dan segera menjauh dari Galang.
"Mau berantem?" tanya Dafa ke Galang dengan wajah yang penuh percaya diri.
"Mumpung sekarang belum ada panggilan untuk ke Surga, sekalian aja supaya nggak bosan menunggu mending berkelahi dengan anak itu," gumam Dafa yang agak kedengaran.
Tiba-tiba layar tampilan transparan berwarna biru menutupi pandangan Dafa. Karena hal tersebut, Dafa terkena pukulan Galang. Dafa terpental ke dinding dan hampir memecahkan kaca jendela.
"Wah ... wah ... kayaknya seru, nih." Dafa segera berdiri lalu menekan tombol [ Taekwondo ] di layar tampilan yang muncul di hadapan Dafa.
Seketika kepala Dafa merasakan kesakitan yang sangat dahsyat. Sampai-sampai ia membenturkan kepala di atas meja berkali-kali. Setelah beberapa menit, sakitnya perlahan-lahan mereda dan ia seperti merasakan sesuatu yang berubah pada dirinya.
" Ayo, lanjutkan. " Dafa menantang Galang kembali lalu mereka berdua saling bertarung hingga menentukan siapa yang paling lama bertahan.
...### Solo Fighter ###...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Vall ID
geli aja si soalnya di daerah gua seni bela diri itu cuma buat pajangan lebih pada minat ke tarung jalanan menggunakan segala macam hal untuk menang
2022-10-06
0
Charyno_~
hahah menarik
2022-07-03
0
Charyno_~
jadi ke inget MANHWA LOOKISM
2022-07-03
0