Ini novel keduaku, sekuel dari aku bukan pembawa sial
Gilang, seorang pemuda masih duduk di bangku SMA menyukai seorang janda beranak tiga.
Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertama kali mereka bertemu iwaktu yang tidak tepat.
Mampukah Gilang, meluluhkan hati seorang janda yang baru berpisah dengan suaminya? Mampukah ia meluluhkan tiga orang satpam janda itu??
Ataukah Gilang akan mundur??
Inilah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malu
Seakan cuaca begitu mendukung, Gilang hampir saja mengangkat Alisa jika tidak mendengar ucapan Lana.
Mereka berdua terbuai dalam mimpi tidak sadar tempat dan waktu seolah saling membutuhkan dan saling melengkapi. Alisa merasakan begitu sangat dicintai oleh seorang pemuda. Pemuda itu begitu menyayangi nya sampai sampai Alisa yang menderita tapi dia yang merasakan nya. Pemuda itu ialah Gilang.
Mimpi itu seolah pertanda jika mereka ditakdirkan bersama. Mereka hanyut dalam rasa yang entah apa .. tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Gilang yang merasakan kehangatan yang sama seperti dalam mimpinya ia memeluk Alisa begitu erat. Refleks tangannya ingin mengangkat Alisa. Tapi semua itu buyar tatkala didalam mimpi itu mereka berdua mendengar suara Lana yang begitu menggema. Mereka saling pandang tiba tiba saja ...
''Papi ...?? Papi sama Mak lagi ngapain?? Kok peluk pelukan segala sih?? Bukan mahram woiii ...!!''
Ira terkejut dengan ucapan Lana. Ira melihat Gilang sedang memeluk Mak nya, matanya melotot dengan mulut menganga dan tanpa sengaja ia menjatuhkan gelas kelantai hingga menimbulkan suara yang begitu nyaring.
Deg!!
Pyaaaarrrr
Alisa dan Gilang terkejut, mereka membuka matanya. Dengan spontan Gilang melepaskan tangannya dari pinggang ramping Alisa.
Ia jadi salah tingkah wajahnya memerah karena malu. Ia berbalik sambil tersenyum kikuk.
Lana memandang nya dengan tatapan aneh, membuat Gilang mengharumkan tengkuknya yang tidak gatal. Ia tidak berani melihat Lana dengan tatapan yang seperti itu.
Alisa salah tingkah mendengar ucapan Lana belum lagi ketika ia berbalik, ia melihat Ira terkejut mata melotot dengan mulut menganga.
Alisa sangat malu karena kedapatan sedang berpelukan dengan pria yang bukan mahramnya.
Ia jadi salah tingkah wajahnya pun sama dengan Gilang. Merah seperti kepiting rebus. Ia berjalan mendekati Ira dan Lana.
Alisa berdehem untuk meredakan rasa gugupnya.
"Ehm ... Ma-mak ng-nggak ng-ngapain kok ..be-benar kan Pi ..??''
Saking gugupnya ia berbicara pun jadi gagap.
Ira bengong sedang Lana bingung.
Belum lagi Gilang .. ia menahan tawanya ketika mendengar Alisa berbicara tergagap.
Gilang menatap Alisa sedangkan Alisa menunjukkan wajah permohonan pada Gilang. Gilang mengangguk kan kepalanya.
''Ehm .. Papi sama Mak nggak ngapa ngapain kok .. tadi hanya refleks saja karena Mak nggak mau Papi ajak masuk ke kamar untuk menyusui adek, terpaksa papi ingin mengangkat nya. Tapi belum lagi papi angkat, udah keburu Abang tanya ya udah nggak jadi papi angkat.'' jelasnya membuat Ira dan Lana memandangnya dengan bingung.
''Tapi kan adek yang nangis kenapa Mak yang papi angkat?'' tanya Lana
Duh! Piye Iki ??
Gilang kikuk tak tau harus jawab apa lagi karena otaknya mendadak buntu ketika ditanya Lana seperti itu. Gilang berdehem untuk meredakan rasa gugupnya.
''Ehm ..i-i-itu .. ta-tadi adek kan nangis jadi maksud papi tuh mau ngangkat adek .. karena Mak nggak ngijinin jadi deh papi mau ngangkat Mak...''
''Ooohh .. kirain papi mau ngapain mau ngankat Mak seperti itu. Ya sudah .. jadi nggak nih tidur diluar ?? Kalau nggak, Abang mau masuk kedalam nih mau bobok .. udah ngantuk!! hooaammm ...''
''Oke kita bentang dulu tilamnya ya .. biar bisa bentang kelambu. Abang tidur sama Papi sedang kakak tidur sama Mak , kita akan tidur diluar bersebelahan tapi dua kelambu. Nanti kalau adek nangis ada papi di sebelah kalian berdua ..''
'' Oke ..!!''
Mereka bertiga Bekerja sama untuk menentang tilam tipis serta kelambu. Mereka tidur diruang tengah dimana mereka sedang berdiri sekarang.
Setelah semua nya usai barulah mereka tidur. Sebelum tidur terlebih dahulu mereka sholat setelahnya mereka beranjak tidur.
Annisa bayi kecil itu masih tertidur dipelukan Alisa. Alisa tak sadar dengan putrinya bahwa ia sudah terlelap dari tadi, saat mereka berdua hanyut dalam rasa.
Alisa sadar mengapa dari tadi Annisa tidak rewel, tapi rupanya ia sudah terlelap.
Bayi itu terlelap ketika Gilang memeluk Alisa dari belakang. Bayi kecil itu menatap mereka berdua.
Seakan tau apa yang dilakukan oleh orangtuanya bayi kecil itu tersenyum. Ia menyukai mereka berdua seperti itu.
Lama bayi kecil itu menatap mereka berdua hingga lama kelamaan bayi kecil itu tertidur sendiri tanpa disusui ataupun di Nina bobok kan oleh Gilang.
Sungguh bayi kecil yang cerdas!
Ia tau kapan dan dimana waktunya ia harus menangis. Alisa memandangnya tanpa kedip, bibirnya tertarik sedikit membentuk bulan sabit.
Ia tersenyum melihat putrinya tidur tanpa terganggu dengan sekitar.
Gilang melihat Alisa tersenyum mendekatinya dan berbisik.
''Kenapa tersenyum hem ?? Apakah masih merasakan kehangatan pelukan saya tadi..?? Atau .. Mbak ingin kita tidur bersama disini??''
Alisa melotot kan matanya mendengar ucapan Gilang. Gilang mengambil Annisa dari pelukannya.
Gilang membawa Annisa tidur bersamanya dengan menelungkup kan dida. Ia tidur terlentang untuk memudahkan Annisa tidur dengan nyaman dan menutupi tubuh mereka berdua dengan satu selimut milik Gilang.
Gelang mendekapnya dengan erat, tangannya mengelus tubuh Annisa dengan sayang sesekali ia menepuk nepuknya agar terlelap.
Seakan tau jika itu adalah Gilang, bayi itu tertidur kembali. Alisa yang melihatnya terharu, tanpa sadar buliran bening jatuh dari sudut matanya.
Ira diam, ia tidak berkata apa-apa. Bukan ia tak tau jika Gilang hampir saja mencium Mak nya, tapi melihat adek nya begitu anteng dengan Gilang jadilah ia hanya bisa terdiam. Jauh dalam hatinya ia menginginkan Gilang bersatu dengan Mak nya.
Karena selama ini yang tau betapa sulitnya hidup Alisa adalah dirinya. Ia adalah saksi hidup penderitaan Mak nya.
Alisa melihat Ira melamun menepuk bahunya.
''Kamu kenapa kak .. kok melamun ??''
''Haah ..??''
''Kamu kenapa?? kok diam aja dari tadi??''
'' Oh kakak nggak pa pa Mak.. hanya ngantuk aja!''
''Ya sudah sekarang kakak bobok ya besok kan sekolah.''
''Iya Mak ..''
Mereka tidur bersama dengan Gilang mendekap Annisa dan Alisa yang tidur membelakangi Gilang.
Saat tengah malam Annisa terbangun, membuat Gilang ikut terbangun karena haus. Gilang mencoba menepuk pelan Annisa tapi tetap saja Annisa menangis.
Gilang melihat Alisa tidur miring membelakangi dirinya. Ia mengeluarkan satu tangganya menyentuh Alisa. Alisa yang terlelap tidak sadar jika Gilang kepayahan membangunkan dirinya.
Alisa merasa dirinya seperti terguncang ia kira ada gempa. Ternyata Gilang menyentuh bahunya dan mengguncang nya dengan pelan.
Alisa tersadar ia berbalik dan melihat Gilang sudah bangun sedang memangku Annisa yang sedang merengek.
'' Oh maaf Gi ... Mbak ketiduran .. adek bangun ya .. sini sama Mbak biar disusui ..''
''Iya Mbak ... ''
''Ya sudah kamu tidur lagi aja masih malam juga.''
Gilang hanya mengangguk. Alisa berbalik dan membawa Annisa tidur disebelahnya dengan membelakangi Gilang.
Seperti nya bayi kecil itu tau jika papinya tidak ada bersamanya. Ia menangis membuat Alisa kembali duduk dan menyusuinya, tetap saja Annisa tidak mau.
Gilang yang melihat Alisa kepayahan, menepuk pundak Alisa agar melihat kearahnya.
''Mbak ... nyusuin adek hadap sini ya .. kasian tuh nangis terus .. coba deh Mbak berbalik, saya akan pejamkan mata tidak akan melihat. Mbak boleh menatap saya jika saya berbohong ...'' ucapnya sambil menepuk pundak Alisa.
Alisa ragu, ia masih malu mengingat kejadian tadi. Tapi mendengar ucapan Gilang entah mengapa ia percaya.
Alisa membawa Annisa tidur disebelahnya dengan mereka menghadap ke arah Gilang.
Gilang yang paham langsung saja memasukkan tangannya kedalam kelabu Alisa dan menepuk nepuk pantat Annisa agar tertidur dengan mata terpejam.
Awalnya Alisa ragu, tapi setelah melihat benar bahwa Gilang tidur memejamkan matanya dengan tangan masih dibadan Annisa ia menjadi yakin bahwa Gilang tidak berbohong. Gilang sampai tertidur Alisa masih saja menatapnya.
Tampan!! Andai kamu seusia ku pastilah aku bersedia menjadi pendampingmu ... lah ini kamu masih bocah! ck!
Alisa tersenyum dalam tidurnya.
Mereka tidur sampai pagi. Menjelang subuh Ira terbangun. Ia melihat Gilang memeluk pinggang Mak nya dengan Annisa ditengah tengah mereka.
Terlihat seperti keluarga bahagia. Ira tersenyum haru tak sadar air matanya menetes namun cepat cepat ia mengusapnya.
Ira melihat tangan Gilang sudah nangkring di pinggang ramping Alisa. Dengan kelambu yang berdempetan, memudahkan Gilang untuk memasukkan tangannya serta bisa memeluk Alisa dengan leluasa.
Ira tersenyum, semoga Gilang memang benar adalah orang yang mereka tunggu tunggu selama ini.
Semoga saja!!
💕
Hehehe masih ada dua bab lagi ya otw konflik !
Maap othor lupa!
Maklum , Mak Mak rempong punya bayi masih kecil..
Jadi ketika sikecil bobok othor baru bisa nulis lagi ..
Semoga kalian suka ya ..
See you ..
TBC