NovelToon NovelToon
SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggun

Gue sebenarnya suka sama Lo, Lo mau gak jadi pacar gue?

Mata Zea terbelalak rasa bahagia tak terkira saat mendengar ucapan Fero
Namun hanya seketika rasa bahagia itu hilang saat mendengar kelanjutan ucapan Fero
Kira-kira kalau gue ngomong begitu diterima apa gak ya sama Shena?"
"Hah, Shena?"
"Iya gue suka sama Shena, Ze. Gue mau jadiin dia pacar gue. Gimana menurut Lo?"
Zea menelan salivanya dengan susah payah. Lagi-lagi dia tertipu dengan ucapan sahabatnya yang selalu menggantung itu.
Zea gadis cantik berhidung mancung yang mencintai sahabatnya sendiri. suatu hari dia pernah tidak sengaja mengucapkan perasaannya tapi malah ditertawakan oleh Fero.
Sahabat tetaplah akan menjadi sahabat tidak pernah berubah menjadi cinta. itu yang selalu Fero usapkan pada Zea
Fero yang tidak peka terhadap perasaan Zea malah berusaha mengejar cinta Shena

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAHABAT 13

Terus lo mau ngapain? Diem saja? Lo difitnah loh, Fer. Masa sih lo Cuma diem saja, kalau gue jadi Lo, gue bejek-bejek tu cewek, atau gue lecehin sekalian biar dia tahu rasa” Nando emosi

Lain yang difitnah lain pula yang emosi. Saking emosinya nando sampai membanting ponselnya yang masih menayangkan video Shena memfitnah Fero.

“Ide bagus, Ndo. Bagaimana kalau kita berdua gantiin Fero,” sambung Evan.

Nando mengernyit. “Gantiin apaan?”

“itu, kata lo tadi. Kita lecehin Shena, nanti kalau ditanya kenapa kita lakuin itu ke dia, bilang saja kita gantiin Fero. Mantap gak itu?”

“Huuuuuuu...” Fero menoyor kepala Evan. “Mantap kepala lo. Enak di elo gak enak di gue dong.”

“Ya sudah kalau begitu kita bertiga saja bagaimana?”

Fero dan Nando menggeleng-gelengkan kepala mendengar ide gila Evan.

“Sinting ini anak, otak lo kayaknya harus di cuci pakai sabun cuci piring. Biar keset gak licin lagi.”

Evan tergelak sampai sakit perut, dia tadi hanya bercanda. Aje gile kalau dia sampai berani melakukan ide gila itu. Bisa-bisa dia di gantung bapaknya di pohon mangga.

“Terus sekarang bagaimana? Kalau lo diem saja, pasti orang-orang pada ngira lo memang ngelecehin Shena. Mau lo nama lo buruk lagi? Lo milih jurusan IPS saja sudah dicap buruk sama guru-guru, Fer.” Ucap nando

Fero memijat pangkal hidungnya, dia juga pusing apa yang harus dia lakukan sekarang.

Kata-kata Nando tadi bener, dia pasti dipandang buruk lagi oleh para guru.

Dari awal sudah dibilang Fero itu pintar, tapi entah kenapa dia malah menyembunyikan kepintarannya. Para guru sampai marah dan memberi label Fero siswa buruk karena menolak semua olimpiade, padahal dia mampu untuk mengikuti olimpiade itu.

Fero yang awalnya siswa unggulan di jurusan IPA, akhirnya menawarkan diri masuk jurusan IPS dengan alasan tidak suka pelajaran IPA, terutama guru-gurunya. Kurang ajar sekali kan Fero itu.

Fero bahkan sempat hampir dikeluarkan kalau saja papanya bukan donatur tetap disekolahnya dan pak Ari tidak membelanya. Pak Ari mengajar di sekolah itu atas perintah kakek Fero.

Tapi tidak ada yang tahu bahkan kepala sekolahpun juga tidak tahu jika Fero adalah cucu pemilik sekolah Antariksa ini. Setau mereka Fero adalah anak dari Donatur sekolah itu saja. Hanya Pak Ari yang tahu. Dia jugalah yang mengurus semua data-data Fero agar tidak ada yang curiga. Bahkan ayah Fero Bima Darmawan adalah konglomerat yang terkenal di seantero Jakarta

“Gue pusing mau apa. Apa gue pindah sekolah saja ya? Atau gue berhenti sekolah?” ide gila mulai muncul di pikiran Fero.

“lo bilang gue sinting, gak taunya lo lebih sinting dari pada gue!” maki Evan

...ΩΩΩΩΩΩΩ...

Sudah hampir setengah jam Fero duduk di ruang BK, tadi dia di panggil ke ruangan BK

itu karena kasus video Shena.

Tak lama kemudian orang tua Fero datang mereka syok mendengar Fero melakukan pelecehan pada mantan pacarnya.

“Mami, Papi” Fero berdiri dan menghampiri kedua orang tuanya.

Bima Fero hampir mengumpat kalau saja tidak ingat ada istrinya di sampingnya. Fero benar- benar membuatnya pusing, dia bukan Bastian ayahnya yang sabar menghadapi Fero.

“Jelaskan ke mami” Ucap Rianda pelan. Sebenarnya dia sedang mengontrol emosinya agar tidak meledak di ruangan BK ini.

Fero mengangguk patuh. Dibanding papinya Fero lebih takut dengan maminya.

Ruang BK itu tampak mencekam apalagi Pak Ridwan baru tahu jika Fero ini anak dari Bima Darmawan konglomerat di Jakarta.

Selama bermasalah belum pernah orang tuanya ke sekolah. Setiap kali ada surat pemanggilan untuk orang tuanya, selalu pak Ari yang mewakili. Kata Fero orang tuanya tidak bisa datang karena sedang berada di luar negeri, padahal surat panggilan itu tidak pernah sampai kepada orang tuanya, melainkan sampai ke meja pak Ari, selaku orang kepercayaan kakeknya di sekolah ini.

Pak Ridwan bingung harus melakukan apa disaat keluarga kecil itu sedang membahas video yang sedang viral tersebut. Sepertinya pak Ridwan akan keluar saja, menjelang Fero selesai bercerita kepada kedua orang tuanya.

“Kenapa? Kok pak Ridwan keluar?” tanya pak Ari kepo, ternyata sejak tadi pak Ari berdiri di depan pintu ruangan BK itu.

“Au ah, serem,” kata pak Ridwan. “Pak Ari sendiri ngapain disini? Nguping ya?”

Pak Ari menggeleng. “Saya ini wali kelas Fero, orang tua Fero di sekolah ini jadi wajar saya harus selalu ada untuk dia.” Alasan yang pas sekali padahal pak Ari berdiri di depan ruang BK tersebut memang untuk menguping dan melaporkan kepada kakek Fero.

Pak Ridwan mencibir lalu mengajak pak Ari untuk duduk di kursi depan ruang BK tersebut.

“Saya kaget ternyata Fero itu anaknya pak Bima. Kok Fero gak pernah masuk tv ya?”

Pak Ari mengedikkan bahu, pura-pura tidak tahu saja “ Saya juga baru tahu, pak. Ternyata bocah itu kaya raya”

“Iya, pantesan sesukanya saja. Bayangin dia nolak semua olimpiade dengan alasan gak suka sama pelajarannya, padahal dia lebih dari mampu untuk ikut olimpiade. Ternyata, bekingannya kuat, merinding saya pak kalau lihat muka pak Bima tadi”

Pak Ari hanya manggut-manggut, tidak tahu juga dia harus bicara apa, takutnya salah bicara malah berujung membongkar rahasia.

Beberapa menit kemudian Fero keluar dan meminta Pak Ridwan untuk masuk. Pemuda itu juga ikut masuk bersama guru BK itu.

Sebelum masuk tadi sempat bersilang tatap dengan pak Ari. Guru sejarah itu menganggukkan kepala, memberi kode kalau semua akan baik-baik saja.

1
ZeNa
🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!