Alice adalah wanita kuat yang memiliki kekuatan super dibandingkan dengan kekuatan orang pada umumnya. Dia bisa mengangkat barang yang sangat berat sekali pun. Akibat dari kejadian satu malam di pesta perusahaan PANDAWA, Alice memperkosa seorang laki-laki. Sehingga Alice hamil anak kembar yaitu Rama dan Shinta. Tanpa tahu kalau CEO PANDAWA adalah Papa dari anaknya.
Adji Saka Putra Pandawa adalah seorang CEO yang Genius yang bisa membuat robot Android, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tapi sayangnya dia memiliki tubuh yang lemah dan mudah sakit. Akibat dari konsumsi racun yang di masukan ke dalam makannya sejak kecil. Adji sering di incar nyawanya oleh orang misterius. Banyak kejadian yang hampir menghilangkan nyawanya.
Rama dan Shinta membantu Papanya untuk mengungkap siapa dalang dari semua kejadian yang menimpanya itu. Dengan kemampuan mereka berdua yang mampu membaca pikiran orang lain lewat penglihatannya.
Ternyata banyak rahasia yang disembunyikan di dalam keluarga PANDAWA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#BAB 32
" Rama apa maksud dari tulisan tengkorak di lorong pintu ketiga ini?" Tunjuk Adji pada tulisan di kertas itu.
" Itu…. Disana kami menemukan tulang kerangka manusia." Jawab Rama.
" Maksud kamu ada mayat yang disembunyikan di ruang rahasia itu?" Tanya Adji lagi, sambil menatap pada Rama.
" Iya, Papa. Kami menemukan kerangka tengkorak manusia yang diperkirakan seorang laki - laki dari pakaiannya." Rama menjawab pertanyaan Adji dengan ragu.
" Sam sebaiknya kita masuki lorong ini. Kita selidiki apa yang telah terjadi di mansion ini!" Adji berdiri dan mengajak Sam untuk memasuki lorongnya.
" Tunggu, Pah. Di dalam banyak lorong dan ada yang jalan buntu. Jadi bisa sangat berbahaya kalau pergi tanpa persiapan." Cegah Rama pada Adji dan Sam yang akan masuk kedalam ruang rahasia.
" Ah, benar juga katamu. Rama kamu sudah tahu kan jalan di dalam ruang rahasia ini. Mana lorong yang ada jalan keluarnya atau lorong yang buntu?" Adji baru menyadari kekeliruannya bila dia bertindak gegabah.
" Itu sebenarnya Rama juga baru tahu sebagian." Jelas Rama.
" Dan Rama selalu memulai titik perjalanan di ruang perpustakaan. Bila di mulai dari sana, Rama tahu letak pintu nomor berapa yang ingin dimasuki. Karena semua bentuk pintunya sama." Rama menjelaskan kembali pada Adji dan Sam. Kalau masuknya lewat kamar Adji, dia takut kesasar salah masuk pintu lorong.
" Kalau begitu, kita masuknya lewat pintu di ruang perpustakaan." Adji berjalan keluar dari kamarnya dan pergi ke arah ruang perpustakaan dengan Sam.
Adji dan Sam masuk ke dalam ruang perpustakaan dan disana ada Sadewa yang sedang membaca buku.
" Ah, Adji tumben kamu dan Sam masuk ke ruang perpustakaan ini!" Kata Sadewa yang terkejut dengan kedatangan Adji dan Sam.
" Hehehe…. Iya Paman, Adji ada keperluan di perpustakaan ini." Adji pun berjalan ke arah rak - rak buku yang menyimpan buku - buku tentang mesin dan robot yang kebetulan letaknya di dekat jendela, yang dimaksud oleh Rama.
Adji dan Sam pun memilih beberapa buku. Dan duduk di tempat biasa Rama duduk dekat jendela. Adji pun membuka jendela itu. Dan dia melihat ke arah sampingnya ada jendela juga yang lumayan agak jauh, sekitar tiga meteran dari jendela yang dia buka.
Sekitar lima belas menit Adji dan Sam membaca buku disana. Tapi Sadewa masih duduk manis di sofa sambil membaca bukunya. Akhirnya Adji memutuskan untuk keluar dari ruangan perpustakaan itu. Dan masuk ke ruangan sampingnya yang dimaksud oleh Rama.
Di dalam ruangan itu hanya kamar tidur untuk tamu. Kemudian Adji pergi ke jendela paling sisi. Dibukanya jendela itu dan benar apa yang dikatakan oleh Rama, ada jarak antara kedua jendela itu padahal letak jendela keduanya sama - sama paling sisi ujung.
" Tuan Muda, kenapa anda tidak membicarakan apa yang ditemukan oleh Tuan Rama mengenai lorong rahasia itu, kepada Tuan Besar Sadewa?" Tanya Sam.
" Dengar Sam, mulai sekarang jangan bicarakan apapun saat ada orang lain. Kamu jangan mempercayai orang - orang disekitarmu, termasuk para penghuni mansion!" Adji memberi peringatan kepada Sam harus berhati - hati.
" Tapi Tuan Muda kenapa?" Sam tidak mengerti maksud Adji.
" Aku curiga dengan orang - orang yang berada di dekatku. Termasuk Paman Sadewa dan Kakek Bisma." Adji dan Sam saling pandang.
" Tapi mana mungkin kalau mereka berdua termasuk daftar orang yang anda curigai!" Pekik Sam tidak percaya.
" Ya, hanya kamu dan Bima yang aku percayai di mansion ini selain istri dan kedua anakku." Kata Sam dengan nada keyakinan.
Mendengar ucapan Adji, Sam sangat terharu, bahkan dia menangis. Ternyata tuannya itu begitu sangat mempercayai dirinya dibanding dengan keluarganya sendiri.
" Sam kamu kenapa?" Tanya Adji saat melihat Sam menangis.
" Saya sangat bahagia, menjadi salah seorang yang dipercaya oleh Tuan Muda." Kata Sam sambil menghapus air matanya.
" Sudah…. Sudah, sebaiknya kita temui Rama kembali sekarang. Dan kita pikirkan lagi langkah kita selanjutnya." Adji mengajak Sam keluar dari ruangan itu.
*****
Karena kemarin tidak jadi masuk ke dalam ruang rahasia itu. Jadinya hari ini Adji, Sam, dan Rama masuk ke ruang rahasianya. Sedangkan Alice dan Shinta berjaga di ruangan perpustakaan dengan membaca buku disana.
" Papa dan Om Sam, kalian tidak melupakan bawa senternya!" Kata Rama saat akan masuk kedalam ruang rahasia.
" Tentu saja tidak." Kedua orang itu menjawab dan menunjukan senter milik mereka berdua.
Mereka bertiga berjalan menuruni anak tangga.
" Pah, bila kalian tersesat di dalam ruangan ini, maka ikuti titik panah yang ada di bawah. Maka kalian akan kembali ke ruangan perpustakaan tadi."
" Aku sengaja menggunakan cairan cat berbahan fosfor. Agar bisa menyala di dalam kegelapan" Rama menunjukan ada tanda panah kecil di bagian bawah lantai, yang jaraknya sekitar satu meter antar panah itu.
" Maksud Tuan Rama lorong mana pun telah diberi tanda panah yang semuanya mengarah pada ruang perpustakaan?" Tanya Sam sambil berjalan dan memperhatikan beberapa titik panah kecil yang menyala di dalam kegelapan lorong itu.
Sam sangat terkesan dengan kepandaian yang dimiliki oleh Rama. Walaupun Rama masih anak sekolah dasar dia mampu berpikir dalam jangka yang panjang. Dia tahu harus berbuat apa, tanpa bertanya kepada orang dewasa. Mungkin Sam sendiri tidak akan kepikiran untuk membuat tanda - tanda itu.
" Pah kita akan masuk ke pintu nomor tiga, tempat aku dan Shinta menemukan kerangka tengkorak itu." Rama mengarahkan cahaya lampu senternya ke arah pintu nomor tiga dari dekat lorong mereka berdiri.
Adji dan Sam mengikuti Rama dari belakang, dan mereka berjalan lumayan jauh sampai ke tempat dimana tengkorak manusia itu berada.
" Ini Pah, tengkorak yang Rama maksud." Rama mengarahkan lampu senternya.
Adji dan Sam sempat terkejut sesaat. Kemudian mereka ikut berjongkok saat Rama berjongkok di samping tengkorak itu.
" Kerangka manusia ini, sepertinya benar dia seorang laki - laki. Dan dia sudah cukup lama meninggalnya." Kata Adji sambil memeriksa kerangka tulang tengkorak itu.
" Tuan Muda apa ada yang anda pikirkan?" Tanya Sam saat melihat Adji mengerutkan keningnya.
" Sam apa kamu sudah menyelidiki tentang keempat orang bodyguard Kakek yang aku suruh kemarin!" Adji mengarahkan lampu senternya kearah Sam.
" Sudah Tuan Muda, dan laporannya sudah saya simpan di kamar anda."
" Bagus, aku curiga kalau kerangka tengkorak ini merupakan salah satu dari keempat orang itu!" Ucap Adji penuh dengan keyakinan.
" Dari mana anda bisa berpikir seperti itu?" Tanya Sam.
" Tentu saja dari baju yang dia pakai! Lihat dia memakai baju jas yang dipakai oleh para bodyguard yang ada di dalam foto." Adji mengarahkan lampu senternya kepada baju yang dipakai oleh kerangka tengkorak manusia itu.
*****
TEMAN-TEMAN KARYA KU INI IKUT LOMBA KARYA ANAK GENIUS.
JADI BANTU AKU DENGAN KASIH JEMPOL YANG BANYAK YA.
DUKUNG AKU TERUS YA.
TERIMA KASIH.