Penculikan yang terjadi membuatnya merasa bersalah dan bertekad untuk pergi dan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi seorang gadis kecil yang sangat ia sayangi yaitu cucu dari Boss ayahnya. Tanpa ia sadari rasa sayangnya terhadap gadis kecil itu berubah menjadi rasa cinta yang sangat mendalam saat mereka tumbuh besar namun menyadari statusnya yang merupakan seorang bawahan, ia tidak berani mengungkapkan hati kepada sang gadis.
Namun siapa sangka saat mereka bertemu kembali, ternyata menjadi kuat saja tidak cukup untuk melindungi gadis itu. Nasib buruk menimpa gadis itu yang membuatnya hidup dalam bahaya yang lebih dari sebelumnya. perebutan kekayaan yang bahkan mengancam nyawa.
Apakah pria tersebut dapat melindungi gadis yang disayanginya itu? dan apakah mereka bisa bersama pada akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyla18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Pagi ini, berjalan seperti biasa dengan langit yang terlihat mendung. Namun ada yang tidak biasa pada Azka hari ini. Ia mengawasi setiap langkah Alya, setiap arah mobil yang lewat, dan setiap wajah asing yang ia temui dengan tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi. Ia bahkan menambah beberapa pengawal lagi untuk menjaga.
Ancaman dari Regan yang tidak tau bagaimana dan kapan memang lebih menakutkan bagi Azka.
Saat ini, Azka sedang mengantar Alya untuk berkuliah. Ia menggunakan setelan yang sangat kasual dan menyamar sebagai supir pribadi. sedangkan pengawal tambahan yang lain berada di mobil belakang yang mengikuti mereka dengan jarak yang cukup tidak menarik perhatian.
Saat mobil berhenti di depan kampus, Alya menatap Azka sesaat.
"Kamu kelihatan lebih waspada dr biasanya? Ada apa?" tanya Alya
"Tidak ada, hanya banyak hal yang perlu diamankan," jawab Azka
"Kalau ada apa-apa , kamu bisa beritau aku Azka," ucap Alya
"Tentu" jawab Azka
Alya pun segera pergi ke kampusnya setelah Azka tidak mengatakan apapun lagi.
_______________
Alya keluar dari kelas sorenya, ia berjalan menuju tempat parkir kampus seperti biasanya. Gerimis mulai turun dan jalanan terlihat sepi karena anak kampus yang lain lebih memilih untuk berteduh dulu namun Ayla tidak bisa berteduh karena harus segera pulang. Alya menggunakan payungnya namun sesampai di parkiran ia menyadari bahwa Azka belum sampai disana bahkan mobil pengawal tidak terlihat diparkiran. Ia menoleh ke sekeliling, memperhatikan sekitar.
Tiba-tiba, sebuah panggilan masuk ke hpnya. ia langsung mengangkatnya karena mengira Azka yang menelpon namun ternyata itu adalah panggilan dari nomor asing
"Jangan menoleh, jalan lurus ke gerbang barat sekarang. Jika tidak, peluru ini akan melesat dengan cepat," ucap orang itu dengan suara yang dingin dan datar
Alya membeku mendengar suara itu, Itu jelas bukan suara Azka. Namun ia tetap tenang, ia mengingat semua hal yang diajarkan Azka jika terjadi bahaya. Dengan tenang, ia melakukan perintah orang tersebut sambil diam-diam mengirim satu pesan peringatan bahaya ke Azka yang hanya butuh 2 kali sentuh: SOS, GPS aktif
________________
Azka baru selesai mengikuti pertemuan bersama Kakek Alya. ia pun menghubungi seorang pengawal untuk menanyakan keadaan Alya, namun tidak ada jawaban dari pengawal itu. ia pun menghubungi semua pengawal yang ia tugaskan untuk menjaga Alya, namun tidak ada jawaban dari para pengawal itu. Azka pun mulai panik dan jantungnya berdetak dengan cepat saat mendengar notifikasi SOS Alya muncul di jam digitalnya. Ia pun segera melaju dengan cepat di jalanan tanpa memedulikan apapun menuju ke lokasi Alya.
"jangan apa-apakan dia.. jangan sentuh dia.." ucap Azka pelan
_________________
Alya berjalan ke arah gerbang barat seperti yang diperintahkan tapi untungnya sebelum sampai ke gerbang ada seorang dosen yang tiba-tiba memanggilnya dan membuatnya terkejut
"Alya, kenapa kamu terkejut seperti itu padahal ibu memanggilmu dengan pelan? Apakah kamu baik-baik saja?" ucap dosen itu
"iya, saya baik-baik saja bu. Ada apa ibu memanggil saya?" tanya Alya
"Ibu ingin mengembalikan bukumu yang tertinggal dikelas" ucap dosen itu
"oh, benarkah Bu? saya juga ingin menanyakan sesuatu pada Ibu tentang soal ini" ucap Alya menunjuk soal di buku secara acak setelah mendapat ide cara untuk lari dari tempat itu dengan aman
Alya melihat ada 2 dosen lain yang lewat juga, ia pun memanggil para dosen itu dan memberikan pertanyaan juga. Alya berpikir semakin banyak orang didekatnya maka pria yang ditelpon itu tidak akan bisa melakukan apapun padanya. ia pun membuat alasan dan mengajak ketiga dosen untuk berteduh di kantin kampus sambil menjelaskan tentang jawaban pertanyaannya.
Untungnya para dosen itu mau karena memang para dosen di kampus menyukai Alya. jadi setiap Alya bertanya, mereka akan senang hati menjelaskan jawabannya. Alya berusaha mengundur waktu sampai Azka tiba. Satu per satu dari ketiga dosen itu selesai menjelaskan jawaban dari pertanyaan Alya dan Alya tidak bisa menahan mereka lebih lama lg karena mereka sudah mau pulang.
Alya pun segera berlari karena kantin sudah mulai sepi. ia bisa merasakan bahwa ada mata yang mengawasinya di kantin dan saat ia berlari dilorong kampus, ia bisa mendengar suara kaki yang ikut berlari mengejarnya.
Alya sangat ketakutan karena Kampus semakin sepi. Hujan pun turun semakin deras. Saat ada tangan yang menarik tangannya, Alya pun panik dan segera berontak dengan keras. Setelah berhasil terlepas, ia pun segera berlari menebus hujan dan tanpa sengaja menabrak Azka yang ternyata sudah datang bersama satpam kampus.
"Azka," ucap Alya sambil menangis
"Jangan khawatir, aku sudah disini," ucap Azka yang memeluk Alya.
"Ada orang mengejarku, dia disana," ucap Alya sambil menunjuk ke lorong kampus yang ia lewati td.
Azka bisa melihat bayangan seseorang disana, Azka pun segera menggendong Alya dan Mendudukannya dikursi teras kampus dan meminta satpam itu untuk menemani Alya.
"Tunggu disini,"ucap Azka yang segera berlari mengejar orang itu.
Azka terus mengejar orang itu sampai ke belakang kampus namun ia gagal menangkapnya. ia malah menemukan para pengawal Alya yang sudah tidak bernapas di belakang kampus. ia melihat sisa racun di mulut para pengawal itu. ia pun segera menghubungi orang untuk mengurus para pengawal itu.
_____________________
Saat Alya menunggu Azka bersama satpam, ada seorang pria mendekati mereka.
"Ada apa?" tanya satpam itu dan menghalangi pria itu mendekat
"Aku hanya di suruh untuk memberikan ini," ucap pria itu memberikan sebuah Amplop coklat pada Alya
"Dari siapa?" tanya Alya
"Dia bilang dari orang yang akan menghancurkanmu jika kamu tidak mau menyerahkan posisimu," ucap pria itu lalu langsung berlari pergi
Alya pun membuka amplop itu yang ternyata berisi foto-fotonya, foto Azka, foto Kakeknya, foto kantor pusat dan satu lembar laporan korporasi rahasia dengan tulisan dibawahnya yaitu 'Kamu tidak tau siapa yang benar-benar memegang kendali jadi lebih baik menyerahlah, sebelum semua yang didekatmu lenyap juga'
___________________
2 menit kemudian, Azka telah kembali. Ia melihat Alya terdiam dengan wajah yang pucat.
"Alya, kamu baik-baik saja?" ucap Azka
Alya tidak menjawab namun memberikan amplop itu kepada Azka dengan tangan gemetar. Azka pun melihat isi amplop itu dengan cepat.
Pak Satpam memberitau Azka bahwa ada seorang mahasiswa yang memberikannya pada Alya. Azka pun mengangguk mengerti dan berterima kasih pada satpam itu karena mau menjaga Alya. Ia pun meminta satpam itu untuk kembali setelah memberikan uang karena sudah mau bekerja sama dan memintanya untuk mengirimkan file cctv kampus hari ini padanya.
"Mari kita pulang," ucap Azka mengajak Alya untuk pulang
Alya pun mengangguk dan segera berdiri Kepalanya sangat pusing karena masalah hari ini. ia hendak berjalan ke arah mobil namun tiba-tiba pandangannya semakin buram dan akhirnya menggelap. Azka segera menangkap tubuh Alya yang hampir terjatuh ke tanah.
"Alya,, Alya," panggil Azka mencoba membangunkan Alya
Namun tidak ada respon apapun, Azka pun segera menggendong Alya ke mobil dan membawanya pulang.
Bersambung