"APA?" Jerit Lolita Nismara Fidelia seorang gadis cantik berkulit putih, mata indah berbentuk hazel, hidung mancung dengan tinggi badan semampai. Tapi memiliki kekurangan yaitu IQ di bawah rata-rata, masih duduk di bangku kelas sebelas SMA.
Mata Loli membola ketika garis dua terpampang nyata berwarna merah di atas tespack yang dia beli kemarin atas paksaan dari sahabatnya yang bernama Audy Mahaputri.
"Jadi perut buncit ini bukan busung lapar, tapi ada bayi di dalamnya?" Gumam Loli frustasi.
"Bagaimana cara bayi ini bisa masuk ke dalam perutku ya?" Tambahnya.
Penasaran dengan tingkah konyol Lolita, yukk pantengin terus karya terbaru Author. Semoga suka. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emosi Labil Bumil
Mobil yang dikendarai Lolita dan Audy tiba di gerbang Sekolah tepat waktu atau hampir saja pintu ditutup jika telat lima menit saja. Setelah memarkirkan kendaraannya di parkiran khusus yang membuat banyak murid iri, mereka berdua pun bergegas untuk memasuki kelasnya. Hanya Audy dan juga Kepala Sekolah yang tahu status Lolita.
Siapa sangka, gadis cantik yang teramat cuek ini adalah pemilik sekolah warisan dari almarhum kakeknya. Lolita tidak pernah menyombongkan dirinya, bahkan dia mau bergaul dengan siapa saja yang penting baik. Tapi ada satu siswi yang merasa primadona Sekolah merasa jika Lolita adalah saingan yang harus segera disingkirkan dari Sekolahan ini.
"Wah...wah...wah... Si dungu akhirnya datang juga. Udah telat, tapi jalan santai banget." Ejek Bianca Dealova, murid satu kelas Lolita yang sejak kelas sepuluh sudah memusuhi Lolita tanpa sebab.
"Iya dong, gue gitu loh." Jawab santai Lolita seperti biasa.
"Betewe gue lihat badan lu gemukan ya Lol." Ucap Bianca.
"Mau gemuk mau kurus, apa urusan lu?" Tanya balik Lolita.
"Gak ada urusan sih, tapi gue heran aja masak iya katanya orang kaya tapi perut buncit sampai kancing baju kayak terpaksa gitu masukinnya. Emang gak punya duit buat ngegym ya?" Ejek Bianca kemudian tertawa terpingkal-pingkal.
"Mungkin bunting?" Celetuk Vania Andara.
"Bunting atau busung lapar?" Saut Bianca sinis kemudian seisi kelas bersorak menertawakan bentuk perut Lolita yang memang tidak cocok untuknya.
Brak
Lolita menendang sebuah meja kayu yang ada dihadapannya dengan penuh kekuatan, hingga meja itu berguling menabrak Bianca dan Vania yang berdiri tepat di depannya.
"An jing... Dasar sin ting."
Setelah mengumpat, duo biang rusuh itu pun beranjak dan duduk di tempatnya sambil terus menatap tajam penuh permusuhan pada Lolita.
Sebenarnya Bianca merasa dendam kepada Lolita karena cowok incarannya justru mengejar Lolita tanpa kenal lelah.
Andre Wijaya cowok populer di Sekolah Lolita. Selain tampan, dia juga murid terpandai di kelasnya.
Sejak awal masuk SMA, Andre yang jatuh cinta pada pandangan pertama menjadi terobsesi untuk memiliki Lolita. Mulai dari pagi hingga pulang sekolah, Andre terus mengikuti kemanapun Lolita berada. Sementara itu Bianca yang merasa cintanya kepada Andre bertepuk sebelah tangan menjadikan Lolita kambing hitam atas penolakan yang dia terima hingga kini.
Kabar tentang kehamilan Lolita berhembus cepat dan tersebar hingga seantero Sekolahan. Tidak sedikit yang mencibir, namun bukan Lolita jika mendengarkan suara sumbang yang santer terdengar. Masih bersikap cuek seperti biasa, Lolita tetap enjoy menjalani hidupnya yang dia tahu mulai sekarang akan banyak rintangan akibat kehamilannya yang tiba-tiba saat masih Sekolah.
Berbeda dengan Lolita, ada seorang pria dewasa yang nampak menghembuskan nafas kasar. Keputusan sepihaknya ternyata berdampak luas dan mungkin akan merugikan gadis yang sangat dicintainya ini. Dia tidak menyangka jika malam syahdu yang dia lewati bersama dengan sang pujaan hati langsung membuahkan hasil. Tidak ada penyesalan, tapi dia merasa buruk.
"Katakan!" Ucap pria itu tegas.
"Pagi ini nona menjadi bahan bullyan di Sekolah akibat kehamilannya tuan. Saat ini, perut nona Lolita terlihat membuncit, dan itu membuat dia tidak bisa menyembunyikan lagi keadaannya." Jawab sang asisten.
"Pergilah." Usirnya pada asisten pribadinya.
"Apakah aku terlalu pecundang hingga takut mengungkap kebenaran padanya." Gumamnya.
Kejadian tiga bulan yang lalu sangat membekas diingatan pria yang memang mencintai Lolita sejak lama. Penantian panjangnya berbuah manis ketika pihak keluarga angkat Lolita menyetujui lamarannya. Apalagi didukung oleh wasiat perjodohan dari almarhum kakek Lolita dan juga nenek pria ini. Sehingga kata SAH menggema di sebuah masjid tanpa sepengetahuan Lolita.
Jika pada umumnya nikah karena perjodohan akan membuat pasangan saling memusuhi. Tidak bagi pria ini, justru dia bersyukur karena perjodohan itu membuat dia punya alasan kuat untuk mengikat gadis cantik yang sudah menarik perhatiannya sejak kecil. Hingga malam pertama yang dinantikan terjadi dengan keadaan Lolita yang sedang tidak sadarkan diri.
Bukan tanpa alasan dia melakukan itu pada Lolita. Jika dalam keadaan sadar, sudah tentu gadis cantik itu akan menolak tegas permintaannya. Karena entah mengapa, Lolita selalu menatap penuh kebencian kearahnya.
Hingga muncul ide gila yang sudah mendapat persetujuan dari kedua orang tua angkat Lolita. Pada akhirnya Lolita kehilangan mahkota berharganya.
"Lolita, kamu dipanggil ke ruang Kepala Sekolah." Ucap salah satu temannya usai kegaduhan yang terjadi.
"Hmm..." Gumamnya singkat, setelahnya Lolita beranjak dengan penuh percaya diri.
"Dasar cabe-cabean, masih sekolah udah bunting. Mana gak ada malunya."
"Hamil kok sekolah, pasti jual diri makanya hidup serba mewah."
Cibiran terdengar saat Lolita melintas.
Tok tok tok
"Silahkan masuk Lolita." Ucap Bapak Kepala Sekolah.
"Kenapa Anda memanggil saya." Ucap Lolita menatap tajam dan dingin.
"Duduk dulu Lolita, saya hanya ingin memastikan kebenaran dari banyaknya berita yang berhembus atas dirimu."
"Apa yang ingin Anda ketahui, apakah tentang kehamilan saya ini?"
"Jadi benar kalau kamu hamil?"
"Benar, berita itu benar. Tapi saya tidak jual diri seperti gosip yang beredar. Tentu Anda tahu jika saya cukup kaya, sehingga tidak butuh pekerjaan hina untuk mencukupi kebutuhan hidup saya."
"Tapi sekolah punya aturan Lolita, murid tidak boleh hamil apa lagi di luar nikah. Tentu itu akan mencoreng nama baik..."
"Anda tentu tidak lupa jika Sekolah ini milik saya kan pak?" Ucap Lolita penuh intimidasi.
"Sa...saya ingat Lolita. Tapi hanya kita berdua yang tahu status kamu itu. Lalu bagaimana saya akan menyikapi dewan guru dan murid lainnya yang pasti akan menuntut keadilan atas keadaan yang terjadi padamu." Ucapnya frustasi.
Brak
"Apa salahnya jika saya hamil, toh saya tidak melakukan hal yang terlarang. Lagi pula semua perempuan di dunia ini pasti juga akan hamil pada waktunya. Lalu kenapa hanya karena saya yang hamil menjadi heboh seperti ini." Ujar Lolita marah.
"Aduh, Lolita masalahnya itu kamu belum menikah tapi sudah hamil."
"Bukan saya yang bermasalah, tapi kalian semua yang cari masalah. Saya saja juga bingung tiba-tiba perut membesar ternyata bukan busung lapar tapi ada bayi yang numpang hidup." Jawabnya makin ngaco.
"Sudah-sudah pusing saya bicara dengan kamu, nanti saya panggil papa dan mama kamu saja." Ucap Kepala Sekolah merasa sangat geregetan.
"Ya sudah, saya pergi dulu ya pak mau makan." Jawabnya.
Setelah kepergian Lolita dari ruangan itu, kemudian masuk seorang pria berpostur tubuh tinggi besar dan tegap. Sangat tampan dengan sorot mata setajam elang dan aura dingin yang kuat. Melangkah penuh keyakinan tapi ada rasa khawatir yang tersembunyi di sudut hatinya.
gak benar
bisa kacau balau
rumah tangga
Edward kalau itu beneran
kelelahan abang
kayaknya dia lagi bobo nyenyak
enak kan
surga dunia
kalau sudah halal
dach gitu bisa pacaran lagi
candu untuk mereka berdua
tiada hari tanpa bercinta...
lanjut thor ceritanya
di tunggu up nya
semoga tripel up