Kekejaman dan sifat arogan dari seorang pengusaha muda yang banyak digandrungi para wanita serta pebisnis karena perusahaannya yang mendunia tidak dapat diragukan lagi.
Meski kejam tapi dia memiliki wajah sangat tampan dan banyak uang.
Itulah yang membuat wanita berlomba mendapatkan perhatiaannya.
Namun tidak dengan seorang gadis pemiliki coffe shop seberang kantornya.
Jika para wanita berteriak memanggil namanya dan memujanya, maka gadis itu hanya diam saja dengan cueknya.
Hal itulah yang membuat pengusaha itu penasaran dengan si gadis yang cuek dan dingin itu.
Apakah pengusaha itu mampu mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Mirna dan Naura tiba di perusahaan milik El dan turun di lobi. Saat akan memasuki perusahaan itu keduanya terhenti oleh petugas keamanan.
"Maaf nona-nona ada perlu apa datang kemari?" tanya seorang petugas dengan sopan.
"Minggir jangan halangi jalanku" ucap Mirna sombong.
"Tidak bisa nona kami harus tahu apa tujuan kedatangan kalian berdua"
"Kau hanyalah seorang karyawan jangan halangi kami untuk menemui calon suamiku" marah Naura.
Penjaga didepan itu saling tatap lalu tertawa, Mirna dan Naura yang merasa diremehkan kerena tawa pria didepan mereka lantas menampar seorang darinya.
"Kalian akan tahu akibat dari menertawakan nyonya kalian" bentak Naura.
"Jangan salahkan kami karena tidak sopan lagi terhadap kalian berdua" kedua pria itu menerik Mirna dan Naura menjauh tapi mendapat perlawanan.
"Lepas kalian akan menyesal memperlakuka kami seperti ini"
"Aku mami direktur kalian lepaskan aku" teriak keduanya.
Para karyawan yang melewati lobi menonton aksi keduanya juga mendengar teriakan yang sangat mengejutkan.
"Apa iya wanita itu ibunya direktur?"
"Tidak mungkin! dia bahkan masih sangat muda"
"Mereka yang sering datang bukan!"
"Bukankah wanita yang satunya itu pernah datang bersama pria tua"
"Nekat sekali mereka"
Bisik-bisik karyawan disana terdengar hingga seorang wanita cantik menghentikan kegaduhan itu.
"Hey kalian berdua hentikan" ucapnya.
Petugas keamanan tadi berhenti dan melihat kesumber suara.
"Mau dibawa kemana mereka?" tanyanya.
"Kami ingin menemui direktur kalian calon suamiku" ucap Naura lantang.
"Lancang kalian memperlakukan aku seperti ini, anakku akan memecat kalian semua"
Para karyawan didalam kembali berbisik-bisik.
"Kau dengar apa yang mereka katakan"
"Iya bukankah wanita yang bersama direktur sudah masuk"
"Aku yakin dia bukan calin istri direktur"
"Halu dia"
Naura semakin panas mendengar bisik-bisik yang sudah seperti suara kumbang yang semakin terdengar jelas ditelinganya.
"Direktur sudah menunggu mereka berdua, kalian dipecat karena sembarangan menghalangi tamu penting direktur" ucap wanita yang merupakan kepala karyawan.
"Jangan nona! jangan pecat kami" ucap kedua petugas tadi.
"Kalian hanya sampah tidak berguna pergi dari sini" bentak Mirna.
"Dimana direktur kalian?" tanya Naura sombong pada wanita yang menolongnya tadi.
"Dilantai 29 atas ruang tamu" jawabnya lalu pergi.
Wanita itu merupakan penggemar berat El yang sengaja bekerja disana hanya supaya bisa melihat dan bertemu dengan idolanya. Tapi saat melihat idolanya membawa wanita lain masuk ruangannya bahkan di peluk mesra membuatnya cemburu buta.
Saat akan turun ke lantai dasar tadi ia tidak sengaja melihat direkturnya bersama wanita yang di bawanya berjalan ke arah ruang tamu di kantor mereka. Apa lagi saat melihat sendiri bagaimana direkturnya memperlakukan wanita itu dengan hangatnya semakin membuatnya terbakar amarah tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Melihat kegaduhan dari wanita yang beberapa kali datang dengan mengaku calon istri juga ibu dari direkturnya. Ia mempunyai ide untuk menyingkirkan wanita diatas dengan kedua wanita yang baru datang ini, jadi dia memberi jalan mereka untuk masuk.
Mirna dan Naura berjalan dengan sombongnya melewati semua karyawan yang masih memperhatikan mereka. Wajah keduanya juga sengaja mereka tengadahkan sedikit tinggi dan memandang rendah yang lainnya.
Mereka masuk kedalam lift lalu menekan tombol lantai 29 seperti yang dikatakan wanita tadi. Lift berhenti saat tiba dilantai yang dituju.
Keduanya keluar dari sana lalu menuju tempat yang tentu Naura tahu disebelah mana karena dia pernah duduk disana bahkan pernah disuruh melompat keluar jendela oleh El saat ia bersama papinya waktu itu.
Karena ruangan tidak berpintu dan berbatas maka orang yang duduk di sana akan terlihat begitu jelas ketika sudah menemukan ruangan luas itu.
Mata Naura memanas karena emosi melihat pria yang ia harapkan akan bertekuk lutut padanya mengemis cinta sedang bermesraan dengan wanita lain.
Naura tidak bisa melihat wajahnya wanita itu lebih jelas karena posisinya memang sedikit membelakangi orang yang mendekat.
Kemarahan Naura semakin membesar ketika tangan El menyentuh pipi wanita itu dan menyelipkan rambutnya kebelakang telinga. Naura yang sudah diselimuti kabut amarah tidak dapat mengenali wanita itu.
Ia berjalan cepat mendekati dua orang yang tidak menyadari kehadirannya karena terlalu asik bermesraan. Dengan kasar Naura menarik lengan wanita yang terlihat malu didepan El itu.
Tanpa banyak kata tangan Naura mendarat pada pipi wanita itu hingga ia terhempas ketubuh El yang memang didekatnya. Karena posisi Naura menamparnya di pipi kanan sedangkan El di sisi kirinya.
Jadi wanita itu langsung menubruk El yang malah menyambutnya dengan pelukan juga wajah khawatir.
"Astaga" pekik El kaget
El yang terkejut tiba-tiba ada yang menarik tangan Seina juga menamparnya hingga menabrak tubuhnya jadi sangat cemas.
Mata tajam dan wajah mengerikan El menatap sengit pada Naura yang berdiri didepannya. Tidak jauh darinya ada wanita yang tidak ingin dia lihat sama sekali wajahnya.
"Apa yang kau lakukan dengan jalang itu El? dia tidak pantas untukmu" marah Mirna melihat El yang malah memeluk wanita yang ditampar Naura.
Tanpa bayak kata juga El melayangkan tendangannya pada perut Naura hingga ia menabrak tubuh Mirna dan keduanya terjatuh dengan cukup keras dan jauh dari tempat El.
"Kenapa kau begini pada mami El?" tanya Mirna sebelum ia pingsan bahkan Naura sudha terlihat pingsan disampingnya.
"Siapa kau? aku tidak kenal padamu dna siapapun yang berani menyakiti istriku maka akan tahu akibatnya, kau tentu pernah mendengar betapa kejamnya aku pada siapa saja tanpa perduli wanita atau pria, siapapun yang mengusikku akan ku habisi" ucap El penuh penekanan.
"El ma.." Mirna pingsan sebelum selesai bicara.
Jack berlari cepat saat ada yang mengabari kalau wanita yang mengaku sebagai ibu dan calon istri bosnya datang dan sudah menuju lantai atas.
Tiba disana ia bisa melihat dua wanita yang nampak mundur jauh dari bosnya lalu jatuh kelantai dengan tidak elitnya. Jack juga bisa mendengar apa yang mereka katakan dan dia tahu jika bosnya sedang dalam mode singa jantan kepalaran.
"Jack seret kedua wanita itu keluar dan panggil keamanan yang berjaga hari ini sekarang juga keruanganku" ucap El tajam.
"Baik bos"
Jack dibantu oleh empat orang keamanan lain yang dia panggil membantunya lalu dua lainnya yang menjaga didepan menemui bosnya.
El langsung membawa Seina keruangannya dengan menggendongnya yang nampak masih sangat shock akibat kejadian tidak terduga tadi.
Bahkan El masih dapat merasakan detak jantung Seina yang sepat juga pegangan tangannya pada leher El yang cukup kuat meski tidak menyakitinya.
"Sini aku lihat pipi kamu" kata El setelah mereka tiba dikamar dalam ruangannya.
Wajah El nampak menahan emosi melihat pipi gadisnya yang memerah bahkan ada bekas tangan diwajahnya.
"Rio beli obat memar secepatnya bawa kekantor, waktumu 15 menit dari sekarang" ucap El menelpon Rio yang entah dimana dan sedang apa.
Yang mendapat tugas belum mengatakan apapun tapi telpon sudah terputus begitu saja. Dari pada kena marah Rio pun melakukan permintaan bosnya dan meninggalkan pekerjaannya sejenak.