Cinta Sang CEO

Cinta Sang CEO

01

Elrando Smith pemilik sekaligus pemegang jabatan tertinggi di seluruh perusahaan dan anak cabang perusahaan berlogo E'R CORP.

Sangat mudah menjumpai anak cabang perusahaan itu dimana-mana. Perusahaan besar itu memiliki banyak usaha diberbagai bidang yang tersebar hingga berbagai kota juga negara.

Sebagai orang terkaya ketiga didunia yang membuatnya jadi yang pertama di Asia. El panggilan akrab untuk pemuda itu. Membuatnya dapat melakukan apapun yang dia sukai dan dengan mudah mendapatkannya.

El sebenarnya hanya meneruskan usaha milik ayahnya saja. Perusahaan yang hampir gulung tikar itu mampu dibangkitkan masa kejayaannya oleh El hanya dalam waktu satu tahun saja.

Perusahaan yang dibangun oleh ayah El sebenarnya sudah cukup populer karena kepiawaian sang ayah dalam berbisnis. Negosiasinya bisa sangat memuaskan setiap penanam saham diperusahaannya dengan hasil sempurna.

El juga banyak belajar pada ayahnya tentang dunia bisnis. Hingga akhirnya ia memilih kuliah dibagian itu untuk membantu ayahnya mengelola perusahaan yang saat itu semakin maju.

El kuliah di Prancis tentang bisnis dari hasil bea siswa yang ia dapatkan karena memang otaknya yang cerdas. Empat tahun ia menempuh pendidikan dengan hasil memuaskan.

Setibanya ditanah air, El ingin memberi kejutan untuk kedua ornag tuanya. Tapi apa yang ia lihat bahkan lebih mengejutkan lagi baginya.

Sang ibu yang sangat ia sayangi tega mengkhianati ayahnya dengan membawa semua surat-surat saham perusahaan.

Ibunya itu pergi bersama seorang pria yang telah memukuli ayahnya hingga babak belur. Bahkan patah kaki akibat pukulan dari orang-orang mereka.

El mengetahui semuanya dari cctv yang ada di rumah mereka. Karena ayahnya yang sudah terkapar tidak berdaya ketika ia sampai rumah.

Setelah ayahnya keluar dari rumah sakit, El mengatakan akan melapor pada polisi tentang apa yang sudah terjadi pada ayahnya.

Tapi ayahnya melarangnya dan meminta El untuk mengembangkan perusahaan mereka yang tersisa dicabang Bandung.

Perusahaan yang baru dibeli ayahnya tanpa sepengetahuan ibunya. Itu sebabnya perusahaan kecil itu tidak diketahui oleh ibunya.

Karena kondisi perusahaan itu yang akan bangkrut. Akhirnya El dan ayahnya sepakat menjual rumah mereka di Jakarta untuk pindah ke Bandung.

Uang hasil penjualan rumah mereka gunakan untuk memulihkan perusahaan itu dan sebagian lagi untuk bertahan hidup.

Dengan segala kegigihan El yang mendapat dukungan penuh dari ayahnya. Perusahaan kecil itu bisa sukses dan menjadi perusahaan terbesar di Asia.

Dengan itu El bertekat untuk balas dendam pada orang-orang yang sudah menghancurkan keluarganya dan membuat ayahnya lumpuh.

Itu sebabnya El mengubah nama perusahaan mereka yang semula Smith Corp menjadi E'R Corp. Hal itu tentu saja disetujui oleh ayahnya yang selalu mendukung apapun yang dia lakukan demi kebaikan mereka.

"Bagaimana dengan perusahaan, Nak?" Tanya Samuel, ayah El.

Yang merasa dirinya dipanggil melihat pada sumber suara tersebut, dan langsung bangun dari duduknya dukursi kerja.

"Ayah. Kenapa tidak meminta bantuan pada pelayan jika ingin kesini?" Tanya El balik sembari menghampiri ayahnya yang duduk dikursi roda.

Entah kemana perginya pelayan yang ia perintahkan untuk menjaga ayahnya, hingga datang sendiri kekantor.

"Ayah, bisa sendiri," jawab Samuel ayah El.

"Tapi aku membayar mereka untuk menjaga, Ayah. Bukan membiarkan Ayah sendirian seperti ini," gerutu El mendorong ayahnya menuju sofa ruang kerjanya.

"Pertanyaan Ayah belum kamu jawab, Nak." Protes Samuel.

"Semuanya baik-baik saja, Ayah. Jadi jangan khawatir, yang penting sekarang itu kesembuhan, Ayah. Jika saja Ayah tidak menolak untuk berobat keluar negeri, pasti sekarang Ayah sudah bisa berjalan lagi," ucap El.

"Ayah, mau berobat keluar negeri. Tapi ada syaratnya," tawar Samuel menatap putranya penuh arti.

Mata El sedikit memicing mancoba untuk menebak apa yang ayahnya inginkan.

"Apa, Yah?" Tanyanya

"Kamu harus memberi Ayah menantu dan cucu secepatnya," ucap Samuel.

Ah, kenapa ayahnya harus meminta itu sih malas sekali gumamnya dalam hati.

"El, kamu harus membuka hatimu untuk seorang gadis. Jangan jadikan masa lalu kita sebagai belenggu yang hanya akan mengikat kamu padanya. Jadikan masa lalu buruk kita itu sebagai pedoman bagimu, agar lebih berhati-hati mencari pendamping. Dan tidak memandang seseorang hanya dari penampilan depannya saja," ucap Samuel.

"Tidak semua wanita itu sama, Nak. Cobalah untuk membuka hatimu, demi masa depanmu sendiri," lanjutnya.

El diam mendengarkan apa yang diucapkan ayahnya. Bukan dia tidak mau menuruti keinginan ayahnya. Hanya saja semua wanita yang mendekatinya, kebanyakan yang rela memberikan diri mereka demi uang.

Tidak ada bedanya mereka semua, batinnya.

Samuel yang melihat diamnya sang putra hanya bisa tersenyum saja. Ia sangat paham apa yang menyebabkan putranya seperti itu jadi dia tidak akan memaksa.

Suatu hari nanti kamu pasti menemukannya, Nak. Batin Samuel.

Pintu terketuk dari luar tanda ada orang yang akan masuk. Setelah El memerintahkan orang itu masuk. Pintu terbuka dan menampakkan pelayan ayahnya yang membawa bungkusan ditangannya.

"Dari mana, Ian?" Tanya El tajam.

Ia tidak ingin jika ada yang lalai menjaga ayahnya.

"Ayah, memintanya membelikan kopi didepan." Samuel lebih dulu berbicara, karena Ian pergi atas permintaannya.

"Kenapa tidak minta disini saja, Yah? Makanan diluar sana belum tentu sehat," ucap El.

"Kopi didepan lebih enak dari pada buatan OB mu," ucap Samuel meminum kopinya pelan menikmati.

Aroma kopi menyeruak di indra penciuman El hingga membuatnya tertarik juga dengan apa yang diminum ayahnya.

Samuel tahu jika anaknya itu tergoda dengan minumannya. Tapi ia tetap diam sembari meminum kopinya.

"Wah, kopi ini sangat enak. Sepertinya minum ditempat jauh lebih nikmat lagi," ucap Samuel.

"Tapi itu tidak sehat, Yah." Larang El halus. Padahal matanya masih menatap minuman ayahnya.

"Dari yang Ayah lihat, tempatnya sangat bersih dan rapi. Banyak karyawanmu yang makan disana juga sepertinya," kata Samuel santai.

"Benarkah? Sepertinya aku harus mengeluarkan surat larangan agar mereka tidak makan sembarangan," ucap El.

"Biar saja mereka makan dimanapun yang mereka mau. Asal jam kerja kembali tepat waktu dan bekerja dengan baik," ucap Samuel lagi.

"Kau mau?" Tawar Samuel pada El.

El ingin menolak tapi rasa penasarannya lebih mendominasi. Karena ia tahu jika ayahnya tidak akan menyukai makanan jika tidak cocok baginya.

Dan dari yang ia tahu semua makanan yang disukai ayahnya memang sangat enak.

"Cobalah jika penasaran. Dari pada mati karena rasa penasaran yang tak tersampaikan." kekeh Samuel mendapat cengiran dari El.

Mata El membola sempurna saat kopi itu masuk kedalam mulutnya dan mengaliri tenggorokannya yang memang haus.

Benarkan, jika pilihan ayahnya itu tidak pernah salah. Buktinya rasa kopi ini sangat pas dan nikmat.

Tanpa sadar, El sudah menghabiskan kopi milik ayahnya dan mengembalikan cangkir kosong saja pada si pemilik.

Samuel menatap El dengan mata yang sedikit memicing, membuat si tersangka cengengesan saja.

El menekan tombol panggil pada telpon dimeja kerjanya.

"Jack, pergi beli kopi didepan," ucap El pada sekretarisnya. Tanpa menunggu jawaban dari Jack, panggilan sudah ditutup lebih dulu oleh El.

"Ayah, ingin minum ditempatnya langsung sekarang, TITIK." Pinta Samuel final tanpa bantahan lagi.

"Baiklah, kita keluar sekarang." El menurut.

Samuel tersenyum karena anaknya mau diajak keluar minum kopi. Sejak perusahaan yang El jalankan semakin berkembang mereka memang jarang menghabiskan waktu berdua.

Jadi Samuel senang jika putranya mau menemaninya duduk sebentar saja.

El memang memiliki sifat yang kejam dan arogan jika diluar rumah atau sedang dalam lingkup bisnis.

Namun jika sudah dirumah atau berhadapan dengan ayahnya maka sikap itu akan menghilang begitu saja.

El sangat menyayangi ayahnya yang selama ini sudah berjuang untuknya. Jadi sekarang dia akan berusaha memberikan yang terbaik pula untuk ayahnya.

Di luar ruangan, El melihat sekretarisnya yang tidak jauh darinya. Sebelum Jack sampai lift, El memanggilnya lebih dulu.

"Jacki" Yang dipanggilpun menoleh dan melihat kedua tuannya sedang berjalan menuju lift juga.

"Ada lagi, Bos?" Tanya Jack

"Tidak! Kita pergi saja kesana bersama," sahut El dengan wajah datar dan seramnya.

"Anda tidak salah, Bos?" Tanya Jack memastikan.

"Kalau tidak mau ikut tinggal saja" ketusnya.

Jack hanya mengangguk kecil lalu mengikut dibelakang bosnya. Dari pada terus bertanya hanya akan membuatnya dalam masalah, pikir Jack.

Terpopuler

Comments

azkiya jeon🐰🐇

azkiya jeon🐰🐇

halo Thor salam kenal....ceritanya bagus....🥰🥰🤗

2023-07-18

0

Manggu Manggu

Manggu Manggu

hai🤚hadir 👍💪

2022-11-17

0

Yulianti Bastaman

Yulianti Bastaman

sptnya seru jga nch cerita ya thor...

2022-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!