Suara itu sangat tidak asing di telingaku ... Apakah dia Ghavi yang kukenal ? Ghavi yang pernah mengisi hatiku selama 5 tahun dengan penuh cinta dan mamanya yang telah menghancurkan nya dengan cara yang tidak bermoral. Sudah susah aku bersembunyi darinya sejak 3 tahun lalu tapi kenapa harus bertemu dengannya disini ? batinku ingin berteriak antara yakin dan tidak bahwa laki-laki yang disebutkan oleh Amara sebagai tunangannya adalah Ghavi yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu saat kami berdua bersekolah di Paris.
Apakah Catelyn akan goyah dengan kehadiran Ghavi ?
Apakah Catelyn bersedia membuatkan gaun pernikahan untuk Amara dan Ghavi ?
Dan bagaimana perasaan Catelyn dan Ghavi atas pertemuan yang tidak terduga ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PESONA DADDY
Ia sudah menyesal kehilangan Catelyn selama ini dan ia tidak ingin menyesal kembali untuk kedua kalinya jika kehilangan Catelyn dan Gavin.
Di dalam kamar ... aku melihat Gavin sudah tertidur dengan nyenyak. Mungkin dia lelah karena menangis sejak di UGD tadi. Kasian sudah sejak tadi Gavin muntah-muntah makanya ia segera diinfus agar tidak semakin lemah kondisi badannya. Aku merebahkan diri di ranjang tambahan. Sedangkan Ghavi masih berada di balkon ... entah apa yang dipikirkan nya. Badanku baru terasa kalau capek sekali. Akhirnya setelah menyamankan posisi bantal, aku tertidur juga.
Ghavi melangkah menuju ranjang Gavin dan menatap wajah putranya cukup lama. Ya Tuhan ... putraku tampan sekali. Persis diriku waktu kecil batin Ghavi. Ia mencium kening Gavin dan membenarkan letak selimut putranya. Difotonya Gavin dengan kamera yang diambilnya dari basement tadi. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju ranjang tambahan yang dipakai tidur oleh Catelyn. Terdengar dengkuran halus dari mulut mungil wanita yang dicintainya. Ia yakin Catelyn sangat kelelahan hari ini. Ghavi dengan hati-hati membenarkan selimut Catelyn, kemudian mencium kening dan bibir milik Catelyn tanpa permisi. Ia pun melangkah menuju sofa karena malam ini ia butuh istirahat agar besok bisa punya tenaga untuk mendampingi Gavin selama ia sakit.
Jam 6 pagi aku sudah terbangun dan segera cuci muka dan gosok gigi. Dia melihat di sofa Ghavi tidur dengan nyenyak. Kemudian ia melangkah ke arah ranjang Gavin, rupanya putra nya barusan saja terbangun. "Good morning sweet heart. Masih sakit badannya" ujar ku memeluk dan mencium Gavin yang baru saja bangun tidur. Gavin hanya menganggukkan kepalanya menandakan bahwa ia masih sakit. Saat Gavin menatap orang yang sedang tidur di sofa tiba-tiba saja Gavin menyebut "Daddy ... bangun". OMG kog bisa dia memanggil Ghavi dengan Daddy. Padahal semalam Gavin hanya sebentar digendong Daddy nya saat mau pindah dari UGD ke kamar perawatan.
Tak lama kemudian 2 orang perawat masuk ke kamar Gavin "Selamat pagi anak ganteng ... Oh sudah bangun ya ?" ujar mereka sambil memeriksa kondisi infus Gavin dan mengecek suhu tubuh. Kemudian mereka memandikan Gavin dengan cekatan. Ghavi rupanya langsung terbangun karena mendengar suara asing yang masuk dikamar tersebut. "Mohon maaf pak mengganggu tidurnya" ucap salah satu perawat yang masih muda saat menatap wajah Ghavi yang tampan. Uh bangun tidur aja cakep ... gimana kalau udah mandi ya batin si perawat muda sambil menatap Ghavi. Kemudian ia menatap Gavin ... eh ini anaknya ya kog wajahnya persis sih udah gitu, udah gitu istrinya cakep banget lagi kayak model kembali si perawat muda itu membatin. "Oh gak apa-apa sus ... udah waktunya bangun juga kog" ungkap Ghavi sambil menuju ke arah Gavin. "Daddy gendong" kalimat itu keluar dari mulut mungil Gavin sambil ia mengangkat kedua tangannya. "Hai jagoannya Daddy. Selamat pagi sayang ... selamat pagi mommy" ucap Ghavi sambil mencium kening Gavin dan keningku secara bergantian ... cup ... cup. Dan tentu saja wajah ku bersemu merah karena tiba-tiba Ghavi mulai melancarkan love language nya berupa physical touch dengan mencium kening. Dan Ghavi mau tau bahagia nya bagaimana ? Sepertinya ia rela jika harus begadang demi Gavin ... karena ia akan selalu mendengar sebutan Daddy dari mulut Gavin. "Nanti selesai pakai baju Gavin akan Daddy gendong ya. Sekarang anak Daddy mandi dulu sama suster" jawab Ghavi sambil menatap anaknya yang pucat wajahnya dan saat ini sedang dimandikan oleh perawat.
Oh ternyata anaknya yang sakit ... perawat muda kembali membatin. Kebetulan ia masih belum selesai memasang pakaian ganti Gavin. Dan melihat adegan keluarga bahagia didepan matanya ... perawat muda tadi ikut merasakan kebahagiaan keluarga kecil yang ada di kamar VVIP 18 ini. Akh ... jadi pengen diromantisin kayak gitu deh. Tapi kapan ya secara pacar aja gak punya batin si perawat muda tersebut. "Bapak Ibu ... nanti sekitar jam 8 pagi akan ada visite dokter. Jadi untuk kondisi ananda Gavin akan diinformasikan oleh Dr. Surya langsung" perawat yang lebih senior sepertinya menyampaikan hal itu kepada Ghavi dan aku. "Oh baik terimakasih informasinya ... nanti langsung Dr. Surya kan yang menghandle ya sus ? Trus untuk makanan apa boleh kami bawa bubur dari rumah ?" tanyaku kepada si perawat. Karena semalam Gavin sama sekali tidak mau makan. Entah karena makanannya kurang cocok di lidahnya atau memang mulutnya masih terasa pahit. "Iya Dr. Surya langsung Bu. Dan untuk makanan boleh saja bawa bubur dari rumah asal sehat dan sementara ananda Gavin tidak boleh minum susu dulu ya Bu Pak ... karena pencernaan nya sedang terganggu" ujar perawat itu kembali. "Baik terima kasih suster kalau begitu kami tunggu visite dokter aja nanti jam 8" ujarku kembali. Dan kedua perawat tersebut segera keluar dari kamar.
"Vi ... aku mandi dulu ya. Nanti kita gantian jaga Gavin. Sebentar lagi pasti orang rumah datang" ujar ku mengingatkan Ghavi bahwa mereka berdua harus segera mandi. "Mommy mau susu" tiba-tiba Gavin meminta botol susu yang biasanya diminumnya di pagi hari. Aku langsung menatap Ghavi untuk sekedar memberi kode, barusan aja suster ngomong gak boleh minum susu eh ternyata anaknya minta. Kemudian Ghavi langsung menjawab "Sayang ... botol susunya ketinggalan dirumah. Jadi nanti Gavin maem bubur sama puding ya. Daddy suapin mau ?" tanya Ghavi sambil melangkah mengambil nampan makanan yang sudah diantar ke kamar. Dan pandainya si Gavin ... ia pun hanya menganggukkan kepala dengan patuh. Wah ... memang pesona Daddy Ghavi luar biasa, anaknya makan sampai habis. Padahal biasanya Gavin paling susah untuk makan bubur. Dia lebih menyukai sereal atau roti dibandingkan bubur. Aku pun segera menyingkir ke kamar mandi untuk mandi dan keramas. Semalam gak sempat keramas karena sudah terlalu malam.
Saat Ghavi sedang menggendong Gavin sesuai janjinya tadi bahwa jika Gavin sudah selesai mandi maka Daddy nya akan menggendongnya, tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar. Masuklah Nini Sarah dan Kakek Arman beserta mbak Yuni dan Annetha membawa makanan yang banyak dan mainan. Ghavi langsung mencium tangan mama papa nya Catelyn yang saat itu shock dengan keberadaan Ghavi disana. "Paa Maa ... apa kabar ? Maaf Ghavi baru bisa datang ke Bali. Karena Ghavi gak tau harus mencari Catelyn dimana" ucap Ghavi dengan perasaan bersalah. Papa Catelyn hanya terdiam dan menatap Ghavi dengan tatapan tersirat rasa kecewa yang dalam terhadap Ghavi. Sedangkan mamanya Catelyn masih berusaha untuk tersenyum dan menjawab "Kami baik-baik saja dan sehat. Semoga kalian berdua bisa membicarakan masalah kalian berdua dengan baik". Dulu Ghavi adalah calon mantu kesayangan kedua orang tua Catelyn. Bahkan mereka sudah banyak membicarakan tentang rencana pernikahan putrinya dengan Ghavi. Tapi ternyata rencana hanya tinggal rencana saja disaat Catelyn dan Ghavi berpisah, dan Catelyn pulang dalam keadaan hamil dan harus melahirkan tanpa suami.
Annetha yang masih bingung dengan keberadaan Ghavi di rumah sakit "Loh ... Ghavi ada disini ? Catelyn nya mana ?" tanya Annetha. "Iya Neth ... aku dari semalam udah disini nemanin Catelyn dan Gavin. Catelyn lagi mandi" ujar Ghavi sambil memeluk Gavin yang tampaknya nyaman dalam pelukan Daddy nya. "Gavin ... sini gendong sama kakek yuk. Nanti kita jalan-jalan lihat ikan mau ?" ujar si kakek merayu cucunya yang nemplok kayak koala sama Daddy nya. "Gak mau. Gavin mau sama Daddy" ucap Gavin anak usia 2 tahun yang kalau bicara mulutnya masih cadel. Annetha dan yang lainnya langsung shock mendengar omongan si kecil Gavin. What ... Daddy ??? Otak Annetha langsung muter loading mendengar ucapan Gavin barusan. Apa Ghavi ini benar Daddy nya Gavin ? Atau hanya sekedar ungkapan karena Gavin merindukan Daddy nya ? Ini yang harus ia tanyakan ke Catelyn nanti.
***