NovelToon NovelToon
Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Sellina harus menerima kenyataan bahwa dirinya ternyata menjadi istri kedua. Tristan suaminya ternyata telah menikah siri sebelum ia mempersuntingnya.

Namun, Sellina harus berjuang untuk mendapatkan cinta sang suami, hingga ia tersadar bahwa cinta Tristan sudah habis untuk istri pertamanya.

Sellina memilih menyerah dan mencoba kembali menata hidupnya. Perubahan Sellina membuat Tristan perlahan justru tertarik padanya. Namun, Selina yang sudah lama patah hati memutuskan untuk meminta berpisah.

Di tengah perjuangannya mencari kebebasan, Sellina menemukan cinta yang berani dan menggairahkan. Namun, kebahagiaan itu terasa rapuh, terancam oleh trauma masa lalu dan bayangan mantan suami yang tak rela melepaskannya.

Akankah Sellina mampu meraih kebahagiaannya sendiri, atau takdir telah menyiapkan jalan yang berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Hanya janji manis.

Reykha tersenyum kaku. "Oh, itu pasti mobil suaminya teman saya, Bu. Mirip sekali memang modelnya. Semalam memang main ke sini dengan istrinya?" Reykha dengan cepat  menjawabnya, ia melingkarkan lengannya di lengan Tristan.

"Oh, jadi aku salah ya?" seru tetangga itu, suaranya sedikit melunak, wajahnya menunjukkan sedikit rasa malu.

"Lalu bagaimana, Mbak Sellina? Bisa kan buatkan pesanan saya?"

Sellina selalu menjadi andalan. Masakan rumahannya, terutama rendang dan opor ayam yang kaya rempah, selalu menjadi primadona di acara-acara mendadak atau sekadar hidangan istimewa di rumah tetangganya.

Mereka, para sosialita yang sibuk, menemukan kenyamanan dalam hidangan buatan Sellina yang mengingatkan mereka pada masakan ibu di kampung. Kualitas rasa Sellina tak pernah diragukan, dan itu sebabnya ia kembali memesan.

Sellina, mengenakan seragam kasual yang rapi, menundukkan kepalanya. Ada rasa bersalah yang menusuk, bukan karena tidak ingin memasak, tetapi karena menyadari ia harus menolak kebaikan yang selama ini ia terima.

"Maafkan saya, Bu," katanya lembut, suaranya sedikit bergetar. "Sekarang saya sudah kerja di hotel, jadi sudah tidak sempat lagi buat masak pesanan seperti dulu."

Raut wajah tetangga itu berubah cepat. Kekecewaan sesaat segera sirna, digantikan oleh mata yang memancarkan binar bahagia dan senyum lebar.

Selama ini, dia dan beberapa tetangga lain memang sering membantu Sellina. Mereka tahunya Sellina adalah keponakan Reykha yang sedang berjuang mencari pekerjaan dan membutuhkan penghasilan tambahan. Kehangatan dan ketulusan Sellina membuat mereka tak segan memberikan pekerjaan atau sekadar pesanan makanan.

"Ya ampun, Mbak Sellina! Alhamdulillah ..." seru tetangga itu, tangannya spontan menggenggam tangan Sellina. "Syukur banget. Saya senang mendengarnya, Mbak. Di hotel mana? Semoga betah ya."

Sellina balas tersenyum. "Terima kasih banyak, Bu. Doakan saja betah dan lancar," jawabnya tulus

"Ya sudah, kalau gitu saya pamit pulang dulu. Sekali lagi selamat ya Mbak," ucapnya sambil mengusap lembut punggung tangan Sellina. "Saya permisi Bu Reykha, Pak Tristan."

Tetangga itu segera pergi meninggalkan rumah mereka, setelah pintu gerbang di tutup Sellina langsung masuk ke dalam rumah. Tristan menatapnya namun, Reykha langsung meraih wajahnya menangkup pipi dan mengecupnya lagi dan lagi.

"Cukup!" sentak Tristan nadanya sedikit meninggi. "Kita masih di luar, bagaimana kalau ada yang liat."

Reykha melepas tangkupannya, sedikit kecewa. "Kalau gitu kita ke kamar sekarang, ayok!"

Wajah Reykha berubah manja dalam seketika. Tangannya menarik paksa Tristan yang sedikit enggan, fikirannya masih di hantui rasa bersalah pada Sellina.

Tak memberi Tristan kesempatan menolak, Reykha langsung mendorongnya ke ranjang saat tiba di kamar. Dengan gerakan sedikit kasar dan penuh nafsu Reykha mencoba melepas semua pakaian Tristan.

Tristan hanya bisa pasrah. Jika ia menolak Reykha pasti akan marah besar padanya.

Sementara Sellina yang baru saja mencoba untuk terlelap tiba-tiba mendengar kegaduhan dari kamar sebelah. Ia mengambil bantal menutupi telinganya yang terasa geli saat mendengar desahan demi desahan itu.

"Mau berusaha adil dan jadi suami yang baik? Heh ... konyol," cibir Sellina teringat akan janji Tristan.

Di ambilnya tasnya lagi. Sellina yang muak dengan kelakuan mereka yang tak tahu waktu memilih meninggalkan rumah mencari udara segar.

Langkahnya cepat menyusuri jalan kompleks perumahan sambil memainkan ponsel untuk memesan GRAB. Tak lama GRAB yang di pesannya sampai Sellina segera naik. Entah ia belum tahu ke mana tujuannya asal jauh dari mereka.

Tiba-tiba ia teringat akan jadwal film kesukaannya. "Oh iya juga, sekarang kan jadwal film Pengabdi Setan. Aku mau nonton ke bioskop, ah."

Tapi ia teringat jika di kota ini ia tak punya seorang pun teman. Jika pergi sendiri tentu akan membosankan, namun tiba-tiba ia teringat seseorang dan langsung menghubunginya.

****

Sellina melangkahkan kaki dengan semangat di lobi bioskop yang ramai. Setelah sampai di konter, ia segera memesan dua tiket. Tak lupa, ia memeluk sekantong besar popcorn mentega yang harum dan dua gelas minuman dingin. Persiapan sudah selesai, kini tinggal menunggu.

Berkali-kali Sellina melirik jam tangan, kegelisahan mulai menyelimuti, khawatir mereka akan terlambat masuk studio. Namun, tepat ketika ia mulai berpikir untuk menelepon, matanya menangkap siluet yang sangat dikenalnya tengah terhuyung-huyung di antara kerumunan pengunjung.

"Elena! Sebelah sini!" teriak Sellina riang, tangannya melambai tinggi di udara.

Elena mendekat dengan langkah cepat, napasnya terengah-engah. "Aduh, maaf ya, aku lama. Habis kau juga ngajaknya mendadak banget, aku sampai lari dari stasiun," keluhnya sambil mengatur napas.

Sellina tersenyum kecil, raut wajahnya agak meringis merasa bersalah. Ia segera mengulurkan segelas minuman dingin. "Maaf. Tiba-tiba aja aku ingin sekali nonton film ini, tapi aku ingat gak punya teman. Kamu beneran gak apa-apa aku ajak nonton mendadak gini?"

Elena menerima minuman itu dan mengangkatnya sedikit, seolah memberi toast.

"Terima kasih banyak," katanya sambil tersenyum lega.

"Tentu saja aku gak apa-apa, kok. Cuma aku memang sedikit terburu-buru. Lain kali kalau mau nonton, tolong bikin jadwal biar aku bisa siap-siap dulu. Lihat, aku bahkan tidak dandan sama sekali."

Sellina memperhatikan penampilannya. Memang jauh berbeda dari biasanya. Elena yang dikenal selalu tampil rapi dan profesional dengan setelan jas atau blazernya yang berwarna gelap, kini hanya mengenakan celana jins, kaus, dan jaket kulit hitam. Rambut panjangnya pun hanya terurai seadanya.

"Sudah, kau tetap manis kok, meskipun begini," ujar Sellina tulus, lantas segera menarik lengan Elena. "Cepat! Filmnya sebentar lagi dimulai!"

Mereka bergegas masuk ke studio yang gelap. Setelah celingukan mencari, mata mereka akhirnya menemukan tempat duduk di barisan ketiga dari depan, posisi sempurna untuk menikmati layar lebar. Mereka pun segera larut dalam suasana bioskop yang hening, siap menikmati film yang telah lama dinanti.

Suasana di dalam studio bioskop yang awalnya hanya dipenuhi bisikan dan bunyi kunyahan kini berubah menjadi riuh.

Teriakan histeris dari para penonton memecah keheningan setiap kali sosok hantu dalam film itu tiba-tiba muncul di layar. Sellina dan Elena tak luput dari kengerian itu, mereka berdua saling berpegangan erat, bahkan terkadang bersembunyi di balik bahu satu sama lain saat adegan paling menyeramkan menyeruak.

Keduanya benar-benar larut, tenggelam dalam ketegangan cerita horor yang disajikan.

Ketika lampu studio menyala, tanda film telah usai, mereka berdua segera bergegas keluar, napas lega terasa lega setelah dua jam didera ketegangan. Namun, malam Sellina tak berhenti di situ. Ia sungguh enggan untuk cepat-cepat pulang. Bayangan desahan-desahan Tristan dan Reykha di rumah yang membuatnya sesak dan muak sudah cukup menjadi alasan baginya untuk memperpanjang waktu di luar.

Bahkan, ponselnya beberapa kali bergetar, menunjukkan nama Tristan yang mencoba menghubungi. Sellina mengabaikannya.

Waktu masih menunjukkan pukul delapan malam, dan mereka pun memutuskan untuk menghabiskan waktu di mall terdekat, asyik berbelanja dan mencicipi makanan ringan.

Di tengah langkah santainya, pandangan Sellina tertuju pada sebuah etalase toko. Di dalamnya terpajang koleksi pakaian muslimah yang polos namun memancarkan keanggunan. Jantungnya berdesir lembut, dan pikirannya langsung melayang pada sang Umi. Ada kerinduan yang mendalam untuk melihat ibunya mengenakan gamis seanggun itu.

"Pasti Umi cantik sekali kalau pakai gamis ini," gumamnya pelan, tangannya terulur menyentuh kain halus di balik kaca etalase.

Ia segera mengambil dan membawanya ke kasir.

Tiba-tiba, ekspresi wajah Sellina yang sebelumnya lembut penuh kerinduan, mendadak berubah.

Gerakannya terhenti total saat ia merasakan sentuhan kecil dan tarikan lembut pada ujung jaketnya. Ia menoleh ke bawah, dan di sana berdiri seorang anak laki-laki dengan mata berbinar, seorang penyandang Down Syndrome, yang tengah menarik-narik ujung bajunya dengan polos.

1
🦋RosseRoo🦋
bisikan setan, di dengerin. 😅
🦋RosseRoo🦋
tumben nyapa pak😌
Mutia Kim🍑
Lebih baik kamu suruh aja Tristan buat ceraikan Selina biar hidup Selina tenang dan damai
Mutia Kim🍑
Dan kek setan tu orang, selalu ada dimana-mana
kim elly
🙄uler mah uler aja ngadu ngaduin
kim elly
🤣🤣mas nggak tuh
mama Al
Pergi saja pergi dari hidupmu
bawa semua rasa bersalahmu
mama Al
Saya suka kepanasan ini
mama Al
mantap
Iyikadin
Keren sekali perkataan mu kaaaa bagusss!! tingkatkan, harus berani dengan lantang sih
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©🦐
Ezra benar2 sdh berubah
Iyikadin
Skakmatttt, jawab tuh cepet jawabbb ah elah
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©🦐
cintamu terlambat Tristan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©🦐
cerita nya bagus Thor.. perjuangan seorang istri yg hanya di jadikan tameng untuk menutupi hubungan suaminya dengan wanita lain 🥺🥺
Sunaryati
Semoga setelah penderitaan yang kau alami karena Tristan dan Rekha, dan semuanya kau Terima dengan sabar , nanti berbuah manis Sellina.
Sunaryati
Juga perbaiki diri. Nak Erza tunaikan kewajiban kamu jadi seorang hamba. Bertaubat dengan menjahui semua maksiat. Tuntut secara hukum pada Tristan bila terbukti melakukan pelanggaran hukum. Untuk Sellina tenang diri, bangkit, dan menerima taqdir dengan ikhlas, semoga proses cerai dengan Tristan lancar.
🦋RosseRoo🦋
lu aja kepolosan. Udah tau hubungan toxic begitu, masih mau pertahanin. Kalo gue juga udah kabur... ☹️
🦋RosseRoo🦋
hayoo loo... mau jawab apa
Nuri_cha
ya iyalah takut.. kalau Erza tahu, dah pasti kamu juga dipecat sebagai cewek mainannya
Nuri_cha
biasa aja dong pak... emosi bgt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!