NovelToon NovelToon
SELAMANYA KAMU MILIKKU 2

SELAMANYA KAMU MILIKKU 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Cinta Murni
Popularitas:63.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Mempertahankan kebahagiaan pernikahan nyatanya tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang apa yang telah diusahakan tidak dinikmati sepenuhnya.

“Tetaplah bersama denganku, jauh darimu rasanya setiap napas berhenti perlahan. Aku mampu kehilangan segalanya asal bukan kamu, Sonia.”

_Selamanya Kamu Milikku 2_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 : Tetaplah Menjadi Rahasia

Mereka semua melihat bayi Fian yang begitu cantik lalu Zeno kembali menyeletuk, "Kenapa yang lahir cantik-cantik begini? Apa boleh menikahi banyak wanita, Pa?"

Mereka semua terkekeh, anak Kenzo memang sangat menguji kesabaran.

"Kau mau poligami anak kami? Oh tidak bisa," balas Sean sambil menggoyangkan jari telunjuknya.

Puas berkumpul, semua pergi bermain keluar sekalian jalan-jalan kecuali Sean dan Sonia. Anak-anak mereka dibawa oleh Vanno dan Laura, pastinya akan dijaga oleh yang lain juga.

"Punggung aku panas, Sean," keluh Sonia sembari melepaskan pakaiannya.

"Sini tiduran, aku usap biar mendingan."

Sonia tiduran setelah mengganti pakaian, Sean dengan sabar mengusap punggung dan perut sang istri. Sebenarnya mereka memang tidak bisa ke sana tapi Sonia memaksa karena kasihan jika Fian tidak dikunjungi ramai-ramai begitu.

Keesokan harinya Sean membawa istrinya keluar mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang, mereka pergi bersama karena akan pulang dua hari lagi, Sean sendiri tidak bisa berlama-lama di sana, mengingat Sonia hanya menunggu hari untuk lahiran.

Sonia yang larut dalam memilih oleh-oleh, akhirnya terpisah dari rombongannya sendiri.

"Hai Son, bertemu di sini kita," sapa Matteo pada Sonia, perempuan itu sedikit kaget lalu berusaha tersenyum ramah.

"Matteo, apa kabar?" tanya Sonia lembut lalu mengulurkan tangan.

"Aku baik," jawab Matteo mengambil tangan Sonia.

"Sudah berapa bulan?"

"Jalan sembilan, hanya menunggu beberapa minggu lagi," jawab Sonia penuh senyum.

"Selamat ya, maafkan aku yang pernah menyakitimu."

"Lupakan saja, aku sudah jauh lebih baik dan aku mengerti dengan kondisimu." Matteo dengan refleks mengusap lembut pipi Sonia yang membuat Sean naik pitam.

Sean langsung berjalan cepat ke arah istrinya dan akan memukul Matteo.

"Jangan sayang, jangan ribut di sini, please." Mendengar permohonan istrinya, Sean jadi mundur namun emosi itu masih ada.

"Aku hanya ingin meminta maaf padanya, tidak lebih."

"Pergi dari sini sebelum aku menempatkan timah panas ke matamu," ancam Sean. Matteo yang cukup tahu diri langsung pergi dari hadapan mereka, Sean langsung memeluk Sonia dengan erat setelah memeriksa kondisi istrinya.

"Kamu tidak apa-apa kan?”

"Aku baik-baik saja kok, Sean."

...***...

Sudah tiga minggu semenjak Naima melahirkan, Fian tidak pernah lagi mengunjungi Syena dan Azad di rumah, hal itu tidak menjadi masalah untuk Syena karena dia juga mengerti dengan keadaan Naima yang sangat membutuhkan Fian.

Apalagi saat ini Naima sedang dalam masa nifas, jadi Fian harus ekstra dalam menjaga istrinya.

"Umma, kenapa abi tidak datang ke sini lagi? Apakah abi meninggalkan kita lagi?" Syena mengusap kepala anaknya, mereka sekarang sedang berada di dalam kamar, Azad ingin tidur bersama dengan Syena.

"Nak, abi bukan hanya milik kita saja, abi juga punya keluarga lain yang harus dia jaga dan temani." Azad menatap wajah Syena.

"Maksudnya umma?"

"Dengar ya sayang, Azad bukanlah anak satu-satunya abi, kamu memiliki saudara tapi beda ibu, jadi Azad kalau bertemu dengan abi di luar sana, tolong jangan panggil dia dengan sebutan 'abi' ya."

"Terus?"

"Panggil saja paman, jika di rumah ini, baru Azad boleh memanggil abi."

Walaupun Azad masih kecil, tapi dia sangat pintar dan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Syena. Sedari dulu Azad memang dididik dengan baik oleh Syena sehingga anak itu tumbuh cerdas dan berwibawa.

"Iya umma, Azad akan mengikuti kata umma." Syena memeluk erat Azad, air matanya menetes, dengan cepat dia hapus karena tidak ingin anaknya merasa sedih melihat dia menangis.

"Aku kuat, aku harus kuat, bagaimana pun juga, aku ini adalah orang ketiga dalam hubungan Fian dan Naima," kata Syena dalam hatinya, sebenarnya dia begitu rapuh, tapi dia harus kuat dengan semua ini karena Azad masih membutuhkan sosok seorang ayah.

Dengan kembalinya Fian dalam hidup Syena, membuat Azad merasakan bagaimana kasih sayang seorang ayah.

Paginya, Syena seperti biasa untuk berangkat kerja ke rumah sakit, dia kali ini menyewa jasa baby sitter untuk mengasuh Azad selama dia bekerja.

"Jaga diri kamu baik-baik ya nak, nanti kalau umma pulang, Azad mau dibelikan apa?"

"Belikan brownies saja umma."

"Oke, kamu jangan nakal di rumah ya." Azad mengangguk, Syena mencium anaknya lalu berangkat ke rumah sakit.

Saat keluar gerbang, mobil Syena berpapasan dengan mobil Fian yang akan masuk ke halaman rumah Syena. Fian keluar dari mobilnya dan menemui Syena, Syena menurunkan kaca mobil.

"Kamu udah mau berangkat?" tanya Fian.

"Iya, kamu mau ketemu Azad? Dia ada di rumah, kamu bisa menemuinya."

"Aku ingin bertemu denganmu, Syena."

"Aku?"

"Iya, bisa kita bicara." Syena melirik jam tangannya, dia mengangguk karena jadwal dia masuk kerja sekitar setengah jam lagi. Mereka kembali memasuki rumah itu, karena ada yang ingin Fian sampaikan pada Syena.

"Abiii." Azad berlari mengejar Fian, pria itu menggendong putranya lalu menciumi Azad.

"Abi sangat merindukanmu nak, kamu rindu nggak sama abi?"

"Sangat rindu, ke mana saja abi?"

"Abi ada urusan, jadi abi nggak sempat untuk bertemu kamu di sini, maafin abi ya."

"Iya bi, Azad maafkan."

"Azad, main dulu ya, abi sama umma mau bicara berdua," ujar Syena dengan lembut pada Azad, Fian menurunkan Azad dan memberikan mainan baru untuk Azad.

"Kita bicara di kamar saja." Syena mengangguk, mereka berdua jalan menuju kamar dan menutup pintu.

Syena duduk di tepi kasur diikuti oleh Fian. Fian memandang istrinya dan memegang tangan Syena.

"Aku tidak bisa terus-terusan menyembunyikan kamu dan juga Azad dari keluargaku dan Naima, aku ingin kalian mendapatkan hak yang sama dengan Naima dalam keluargaku, tolong izinkan aku untuk mengatakan semua ini."

"Fian, biarlah seperti ini, dengan kamu mengatakan semuanya pada Naima dan keluargamu, belum tentu mereka akan menerima kami dan Naima pasti akan sangat kecewa padamu Fian, dia akan terluka, biarlah dia merasakan menjadi istrimu satu-satunya tanpa harus tau kalau aku juga istrimu, aku ikhlas menjalani semua ini."

"Aku tau kalau kamu wanita yang kuat Syena, tapi hatimu tidak sekuat itu, aku yakin kalau dalam hubungan ini kamu sangat menderita, kamu tertekan Syena." Syena tersenyum lembut pada Fian lalu mencium kening suaminya lama, menyalurkan kasih sayang dan kerinduan.

"Menjadi istrimu dan memiliki anak darimu, sudah sangat membuat aku bahagia Fian, aku tidak membutuhkan pengakuan dari siapapun, selama kamu masih sering mengunjungi aku dan Azad ke sini, itu sudah sangat membuat aku dan Azad bahagia."

"Terbuat dari apa hatimu Syena, aku tidak ingin membuatmu menderita seperti ini." Fian merangkul Syena ke dalam pelukannya, Syena menghirup aroma tubuh suaminya untuk melepaskan kerinduannya.

"Aku mencintaimu tanpa syarat apapun Fian, cukup dengan kehadiranmu dalam hidupku, sudah membuat aku begitu bahagia." Fian memejamkan matanya, air mata tak bisa dia pungkiri lagi, mereka berdua larut dalam situasi penuh haru itu.

...***...

1
Fida🔥🔥
Kecewa banget sih pastinya
Fida🔥🔥
Kenapa harus Zain yg metong sih🥲
Tammy
Walau mereka belum lama menjalin hubungan tpi gavino udh effort banget loh
Tammy
Emang si Haven ini ya, semua yg dekat pasti berpeluang jadi pengkhianat
Natasha
Aduuuhhh kasian banget jadi Gavin
Natasha
Nyesalpun percuma orangnya udh gak ada
Lira Cantika
Gak ada harapan lagi ya vin
Lira Cantika
Berperan penting banget Zain bagi Gavino berarti, udah ampe ngorbanin nyawa loh itu
Syifa Mahira
ketakutan Zoya beralasan banget sih
Syifa Mahira
sedihnya jadi Gavino padahal dia udah tulus dari awal
Mediterina
Gavino padahal udah berharap banyak
Mediterina
Semua udah jalannya, kalau gak begitu mngkin gak ada yg bakalan tau kalau Zain mafia
Yeyen Niri
Keputusan yg benar Zoya
Yeyen Niri
Semua dia lakukan demi profesionalisme dan kasih sayang keluarga
Annissa Riani
Sedih juga sih jadi Gavino
Annissa Riani
Zain yang malang
Rina Meylina
Keputusan Zoya udh benar sih kalau memang mau hidup tenang ya jgn berurusan sama mafia
Rina Meylina
Sayang banget ya anaknya Sonia harus meninggal padahal dulu Sean sangat menghindari yg namanya dunia bawah tapi anaknya malah berkecimpung di sana
Veer Kuy
Ketakutan Zoya dengan mafia wajar sih, dunia mafia itu gak pernah aman
Veer Kuy
Untung cepat ketahuan si Haven, kalau enggak pasti Gavino yg bakalan jadi korban
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!