NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Abang Tiri

Cinta Terlarang Dengan Abang Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Cinta Terlarang / Cintapertama
Popularitas:39.1k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

“Jika mencintaimu adalah dosa, biarkan aku berdosa selamanya.”

Sejak ayahnya menikah lagi, hidup Davina terikat aturan. Ia hanya boleh ke mana pun ditemani Kevin, abang tiri yang dingin, keras, dan nyaris tak tersentuh.

Delapan belas tahun bersama seharusnya membuat mereka terbiasa. Namun siapa sangka, diam-diam Davina justru jatuh pada cinta yang terlarang … cinta pada lelaki yang seharusnya ia panggil 'abang'.

Cinta itu ditolak keluarganya, dianggap aib, dan bahkan disangkal Kevin sendiri. Hingga satu demi satu rahasia terbongkar, memperlihatkan sisi Kevin yang selama ini tersembunyi.

Berani jatuh cinta meski semua orang menentang? Atau menyerah demi keluarga yang bisa menghancurkan mereka?
Sebuah kisah terlarang, penuh luka, godaan, dan cinta yang tak bisa dipadamkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga

"Dari mana saja kamu, Kev?” tanya Tia dengan suaranya yang tajam, dingin, menusuk seperti pisau.

Kevin terdiam. Rahangnya mengeras. Ia tahu malam ini baru saja membuka perang yang lebih besar dari apa pun yang pernah ia hadapi.

"Nanti saja aku jawab. Mau lanjut atau batalin saja pertunangan ini?" tanya Kevin dengan suara datar.

Tia tampak menarik napas dalam. Tak mungkin pertunangan ini dibatalkan. Dia telah menunggu saat ini lebih dari dua tahun. Dia sangat mencintai Kevin.

Tia kembali menarik napas, lalu mengangkat dagunya sedikit. “Kevin, kita lanjutkan saja. Aku nggak mau bikin heboh orang banyak.” Suaranya terdengar tegas, walau matanya jelas-jelas menyimpan rasa sakit dan curiga.

Tia sadar jika Kevin belum juga bisa mencintai dirinya. Kebersamaan mereka selama ini karena terpaksa. Pria itu hanya mengikuti keinginan orang tuanya.

Kevin hanya mengangguk singkat, tanpa menatap Tia terlalu lama. Ia tahu, sejak detik ini, hubungan mereka tak akan pernah sama lagi.

Tia lalu memberi kode pada pembawa acara dengan isyarat halus. Pria berkemeja rapi di panggung itu langsung tersenyum lagi, seakan tak ada jeda canggung yang barusan terjadi.

“Baiklah, hadirin sekalian,” ucapnya dengan suara lantang, “Kita akan melanjutkan acara inti malam ini. Mari kita sambut pasangan yang berbahagia.”

Tepuk tangan riuh terdengar di seluruh ruangan. Musik romantis mengalun pelan, mengisi atmosfer yang sebelumnya sempat tegang.

Kevin dan Tia melangkah bersama menuju pentas kecil yang sudah dihias bunga-bunga putih dan lampu gantung kristal. Semua mata tertuju pada mereka, sebagian dengan senyum, sebagian dengan tatapan iri, dan ada juga yang sekadar menatap dengan penasaran.

Saat cincin pertunangan disodorkan oleh keluarga, Kevin menatap cincin itu cukup lama. Jemarinya kaku. Ia bisa merasakan tatapan Tia yang menuntut, tatapan seorang wanita yang tak mau kehilangan momen yang telah ia perjuangkan.

Akhirnya, Kevin meraih cincin itu dan menyematkannya ke jari manis Tia. Tepuk tangan kembali menggema, kamera-kamera ponsel berkilat, merekam detik yang dianggap sakral.

Tia tersenyum lebar, walau di balik senyum itu ada getir yang ia telan sendiri. Kevin hanya menarik napas, berusaha menenangkan hati yang bergejolak. Baginya, ini bukan sekadar pertunangan, ini awal dari badai panjang yang entah kapan akan reda.

Acara terus bergulir. Tamu-tamu sibuk memberi ucapan selamat, menyalami Kevin dan Tia, memberikan doa dan harapan baik. Dari luar, semuanya terlihat sempurna. Tapi di hati keduanya, ada jurang yang semakin terasa lebar.

Setelah merasa cukup atas ucapan para tamu undangan, Kevin melangkah menuju meja. Dia mengambil minum dan sepiring buah. Tia mengikutinya.

Kedua orang tua mereka sedang menyambut tamu dan ucapan dari rekan dan kerabat mereka. Pikiran Kevin kembali tertuju pada Davina.

"Kenapa Papa dan Mama tak menanyakan keberadaan Davina? Apakah mereka belum menyadari ketidak hadirannya?" tanya Kevin dalam hati.

Tia menarik kursi di samping Kevin. Sepiring salad sayur ada ditangannya. Dia meletakan di hadapannya. Menatap pria itu yang tampak tak acuh dengan kehadirannya.

"Dari mana saja kamu tadi, Kevin?" tanya Tia.

Kevin tak menjawab pertanyaan Tia. Dia memutar gelas dengan tangannya. Hal itu membuat wanita yang telah menjadi tunangannya jadi geram.

"Kevin, apa kau mendengar pertanyaanku?" tanya Tia lagi dengan nada sedikit tinggi.

"Aku mendengar. Terus kenapa?" Bukannya menjawab pertanyaan Tia, Kevin balik bertanya.

"Apa kau tadi bersama Davina?" Kembali Tia bertanya.

Mendengar pertanyaan Tia, senyum sinis tersungging dari bibirnya. Dia lalu tertawa pelan.

"Apa yang kau berikan pada minuman Davina?" Lagi-lagi Kevin bertanya. Dia menatap Tia dengan intens.

Tia membuang muka. Dia tampak menarik napas dalam sebelum menjawab pertanyaan tunangannya itu.

"Aku tak memberikan apa-apa. Aku melihat dia tampak pusing, memberinya jus. Memangnya apa yang terjadi dengan Davina? Dimana kau sembunyikan, aku tak melihatnya lagi?"

Kevin menatap Tia tajam, sorot matanya menusuk dalam, seakan ingin menelanjangi isi hati wanita itu. Ia mencondongkan tubuh sedikit, suara rendahnya terdengar dingin dan mengandung ancaman.

“Kenapa kau ingin tahu keadaannya?” tanya Kevin pelan namun penuh tekanan.

Tia terdiam sejenak, jemarinya meremas garpu di tangannya. Ia berusaha terlihat tenang, padahal dadanya berdebar tak karuan. “Aku hanya … kuatir,” jawabnya, meski nada suaranya terdengar bergetar halus.

Senyum smirk perlahan terukir di wajah Kevin. Senyum yang bukan sekadar ejekan, tapi juga peringatan. Ia menegakkan tubuhnya kembali, matanya tak lepas dari Tia.

“Kuatir?” Kevin mengulang kata itu, nadanya meremehkan. “Kuatirmu itu palsu, Tia. Jangan coba-coba bermain dengan Davina. Jika aku tahu kau melakukan sesuatu padanya .…” Suara Kevin terhenti sebentar, lalu ia mencondongkan kepalanya mendekat, berbisik tepat di telinga Tia, "Aku tak akan memaafkan siapapun yang berani menyentuhnya. Termasuk kau.”

Tia merasakan bulu kuduknya berdiri. Kata-kata Kevin seperti pisau yang menusuk, tajam dan dingin. Ia menoleh cepat, menatap Kevin dengan mata berair, campuran antara marah, takut, dan sakit hati.

“Kenapa kau berkata begitu? Apa kau menyukai Davina bukan sebagai adikmu, tapi sebagai seorang wanita?” suaranya tercekat, namun masih terdengar jelas di tengah riuhnya pesta.

Kevin hanya menatapnya, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Diamnya adalah jawaban paling menyakitkan.

Air mata Tia hampir jatuh, namun ia buru-buru menegakkan kepala. Ia tidak ingin ada yang melihat kelemahannya malam ini. “Baiklah, Kevin,” katanya dengan suara bergetar tapi penuh gengsi, “Kita lihat sampai kapan kau bisa menutupi perasaanmu pada Davina dariku. Akan aku buktikan jika kamu dan Davina memiliki perasaan yang terlarang!"

Kevin langsung menoleh cepat, menatap Tia dengan sorot mata yang semakin gelap. “Jangan pernah kau coba-coba menyentuh Davina, Tia. Sekali saja kau menyakitinya, kau akan berhadapan langsung denganku.”

Suasana di meja itu seketika menjadi tegang. Dari luar, orang-orang melihat mereka berdua seolah sedang bercakap-cakap biasa. Tapi di antara Kevin dan Tia, ada api yang siap menyulut perang yang jauh lebih besar.

"Akan aku buat Davina begitu membencimu atau kau yang membenci Davina. Jika malam ini aku gagal membuat dia tidur dengan pria lain, aku pastikan suatu hari itu akan berhasil!" seru Tia dalam hatinya.

Beberapa saat kemudian Kevin berdiri dari duduknya. Tia langsung menahan tangannya. "Kau mau kemana? Acara belum selesai, jangan buat aku malu!"

"Aku sudah mengikuti apa mau kalian, bertunangan denganmu. Apa kau pikir aku tak tau jika semua ini maumu!" seru Kevin.

Tia tampak sedikit terkejut. Tak menyangka jika Kevin mengetahui hal itu. Melihat tunangannya mulai berjalan, dia langsung berdiri dan memegang pergelangan tangannya.

Kevin menghentikan langkahnya. Dia lalu menyentak tangan Tia, hingga pegangannya terlepas. "Apa maumu? Jangan buat aku makin muak denganmu!" seru pria itu.

"Kevin, suka tak suka kita kini telah bertunangan. Aku harap kau tetap bertahan, jangan buat mereka bertanya-tanya."

Kevin mendengus. Dia tetap berjalan meninggalkan Tia. Tak peduli dengan yang lain.

1
Ida Nur Hidayati
tanda tanda kamu hamil Davina...
tega niat ibunya Kevin, Davina suruh nanggung sendiri akibatnya
Sri Gunarti
di gangung 🤦‍♀️
Sri Gunarti: gantung
total 1 replies
Teh Euis Tea
hebat kevin wlupun jauh dia databg untuk tangung jawab, masalah hrs di tanggung ber2, jgn takut kevin davina apapun resikonya kalian jgn menyerah
shenina
pinisirinn... lanjut mam..
Ervina Ardianto
Apa ini novel alurnya mau dipercepat ya?
🌷Vnyjkb🌷
👍👍gitu dong, mslah d hadapi brsma, jgn ada drama davi pergi, atau ortu yg campur tangan berlebihan, malah bikin kusut mslah
semangatttt kev dg penuh tggjawab, abaikan sementara mamamu itu, yg egois🤭 aslinya ibu tiri sdh Nampak
Nar Sih
seperti nya bnr kmu hamil vina,dan mungkin ini awal dri penderitaan mu juga jauh dri kevin ,moga aja dia tau klau kmu hamil dan mau tanggung jwb
Mutia
Davina apa bodoh, gak tau resiko bakal hamil...
anju hernawati
tetaplah tegar davina dengan apa yang sudah terjadi padamu ......
olyv
woww menyalah mama tiri 🔥🫢👊
sunshine wings
Testpack dulu Davina dan kasi tau keputusannya pada bang Kevin kemudian pikirkan solusinya sama² ya sayang.. ❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Pasti bang Kevin akan tanggungjawab..
sunshine wings
Apa Davina hamil ya? ❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
jangan sampe menyesal papa..
sunshine wings
Kok gitu sih pa.. Dengan mengorbankan perasaan dan kebahagiaan anak².. Fahamilah biar sedikit daripada papa kehilangan dua²nya sekaligus..
sunshine wings
Nikahkan aja pa..
sunshine wings
bikin iri aja bang 😍😍😍😍😍
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Pagi bang.. Melting salting Davinanya.. 🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
Udah tau itu salah Davina ya betulkan jalannya.. Jangan hanya ikutkan hawa nafsu semata.. Sabar ya bang Kevin dan Davina pasti dimudahkan urusannya kalo ikut jalan yg betul.. 💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!