NovelToon NovelToon
Istri Rasa Selingkuhan

Istri Rasa Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Tunangan Sejak Bayi / Nikah Kontrak
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

Andra dan Trista terpaksa menikah karena dijodohkan. Padahal mereka sudah sama-sama memiliki kekasih. Pernikahan kontrak terjadi. Dimana Andra dan Trista sepakat kalau pernikahan mereka hanyalah status.

Suatu hari, Andra dan Trista mabuk bersama. Mereka melakukan cinta satu malam. Sejak saat itu, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati mereka. Trista dan Andra terpaksa menyembunyikan kedekatan mereka dari kekasih masing-masing. Terutama Trista yang kekasihnya ternyata adalah seorang bos mafia berbahaya dan penuh obsesi.

"Punya istri kok rasanya kayak selingkuhan." - Andra.

"Pssst! Diam! Nanti ada yang dengar." - Trista.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2 - Acara Pernikahan

Langit siang itu tampak sempurna, biru, jernih, seolah ikut tersenyum menyambut pesta megah di hotel bintang lima milik keluarga Mahendra.

Sayangnya, dua orang di tengah keramaian itu tidak ikut tersenyum.

Andra Mahendra dan Trista Ayu Ananda, berdiri berdampingan di pelaminan dengan wajah seperti dua karyawan yang baru saja diberitahu kalau bonus tahunan mereka dipotong separuh.

Lampu kristal bergemerlap, tamu-tamu berbisik kagum, fotografer sibuk menekan tombol kamera, dan dua keluarga besar berseri-seri di depan media. Semua tampak bahagia, kecuali kedua mempelai.

“Coba kamu senyum sedikit, Tris,” bisik Andra tanpa menggerakkan bibir.

Trista membalas lirih, “Kamu dulu. Mukamu kayak nahan BAB.”

Andra menahan napas panjang. “Kita lagi difoto.”

“Justru itu. Biar dunia tahu aku dipaksa.”

Sari dan Gina yang duduk di kursi utama tersenyum sumringah, bangga melihat ‘anak-anak mereka’ tampak serasi di kamera.

Sementara di dalam kepala Trista, suara flash terdengar seperti alarm penjara.

Setelah prosesi ijab kabul, mereka berdua resmi sah di mata hukum dan agama, meski di hati, mereka sama-sama tahu ini cuma sandiwara.

“Selamat ya, Andra,” kata salah satu kolega ayahnya. “Pernikahan hebat, pasangan yang sempurna.”

Andra hanya mengangguk. Di balik senyum sopannya, pikirannya melayang ke wajah Ajeng, gadis sederhana yang seharusnya berada di sisinya hari ini. Tapi Ajeng tidak datang. Ia bahkan tidak membalas pesannya sejak seminggu lalu.

Satu pesan terakhir dari Ajeng masih terpampang di ponselnya:

“Mungkin kamu benar, Dra. Aku nggak pantas buat hidup kamu.”

Sejak itu, sunyi.

Di luar sana, di antara tamu-tamu berjas dan gaun pesta, seorang pria bertubuh tegap dengan jas hitam sederhana berdiri di dekat bar. Senyum tipis tersungging di wajahnya yang tenang. Tatapan matanya tajam, tapi penuh kehangatan.

Regan, bagi semua orang, ia hanyalah montir tampan dari bengkel di Tebet, pria sederhana yang jatuh cinta pada seorang anak pebisnis sukses keluarga Ananda. Tapi tak seorang pun tahu, di balik senyum itu, darah mafia mengalir dalam diam. Dialah pemimpin muda dari kelompok bawah tanah yang bahkan polisi tak berani sentuh.

Malam ini, Regan datang bukan sebagai kriminal, melainkan sebagai lelaki yang sedang kehilangan segalanya. Upacara pernikahan berlangsung megah. Janji diucapkan, cincin disematkan, dan tepuk tangan menggema.

Andra dan Trista resmi menjadi suami istri, di mata hukum, agama, dan publik. Namun di balik semua sorak dan tawa, tatapan Regan tak pernah lepas dari wajah gadis itu. Ia melihat bagaimana Trista menunduk sedikit saat mengucapkan “sah,” bagaimana senyum itu hanya separuh hati, dan bagaimana jemari gadis itu menggenggam buket bunga terlalu erat. Sebuah tanda, bahwa Trista tidak benar-benar rela.

Setelah resepsi usai, Trista pamit ke ruang rias, mengambil napas sejenak sebelum sesi foto keluarga berikutnya. Ia membuka sepatu hak tingginya, menatap wajahnya di cermin. Gaun putih itu begitu indah, tapi baginya terasa seperti belenggu.

Ketika pintu ruang rias terbuka perlahan, aroma parfum maskulin yang khas memenuhi ruangan. Trista membeku.

“Trista...” Suara itu rendah, dalam, dan begitu dikenalnya.

Trista menoleh cepat. “Regan?”

Pria itu berdiri di ambang pintu, gagah dengan setelan hitam. Rambutnya disisir rapi ke belakang, dan tatapan matanya menembus, membuat napas Trista tercekat.

“Bagaimana kamu bisa masuk ke sini?” bisiknya panik. “Kalau ada yang lihat--”

“Aku punya banyak cara,” jawab Regan pelan sambil menutup pintu. “Kamu tahu aku selalu bisa.”

Nada suaranya lembut, tapi ada sesuatu di baliknya, semacam luka yang dalam.

“Kenapa kamu datang?” tanya Trista lirih. “Aku minta kamu nggak--”

“Karena kamu bohong,” potong Regan tenang. Ia melangkah mendekat, setiap langkahnya penuh kendali. “Kamu bilang nggak punya pilihan. Tapi kamu punya. Kamu cuma nggak mau berjuang.”

Trista menatapnya, pria yang pernah membuatnya merasa hidup.

“Regan, tolong... kamu nggak ngerti. Ini bukan tentang cinta aja. Aku punya keluarga yang bergantung sama aku. Aku--”

“Aku bisa lindungi kamu dan keluargamu,” ucap Regan pelan, menatapnya tajam. “Kalau kamu minta.”

Trista tertegun. Ada sesuatu di balik kata-katanya, sesuatu yang membuatnya sadar, Regan bukan sekadar montir biasa.

“Aku nggak mau kamu terlibat,” bisik Trista. “Aku tahu dunia kamu bukan tempatku.”

Regan tersenyum tipis. “Kamu bahkan nggak tahu siapa aku.”

Tatapan mereka bertaut lama. Dalam hening itu, dunia seakan berhenti berputar.

“Aku cuma minta satu hal,” lanjut Regan pelan. “Jujur sama aku. Kamu benar-benar mau nikah sama dia?”

Trista menunduk, suaranya hampir tak terdengar. “Ini cuma kontrak, Gan. Setahun. Setelah itu aku bebas.”

“Kontrak?” Regan tertawa kecil, getir. “Kamu pikir aku bisa duduk diam setahun penuh sementara kamu tidur di sebelah pria lain?”

“Tidak ada yang terjadi di antara kami," jawab Trista cepat, hampir seperti membela diri.

Regan menatapnya tajam, lalu mendekat sampai wajah mereka hanya beberapa inci. “Jangan bikin aku kehilangan kendali, Trista.”

Air mata menitik di sudut mata gadis itu. “Tolong, jangan marah... Kaulah yang aku cintai, Gan..."

Regan menghela napas berat, lalu menarik Trista ke dalam pelukannya, pelukan yang kuat tapi lembut, seolah ia sedang menahan seluruh amarah dunia agar tidak meledak.

“Aku percaya kamu,” bisiknya di telinga Trista. “Tapi satu tahun itu milikku juga. Aku akan menunggumu… tapi jangan buat aku menyesal.”

Trista memejamkan mata, membiarkan air matanya jatuh di jas hitam pria itu. “Aku janji. Kalau bisa aku akan berusaha untuk membuatnya lebih cepat.”

Regan mengecup kepala gadis itu, kemudian melepaskannya perlahan. Tatapan terakhirnya hangat.

“Aku nggak tahu siapa yang baru saja menikah denganmu, Tris. Tapi aku tahu satu hal, kalau dia nyakitin atau berani menyentuh kamu, dunia ini akan tahu siapa aku sebenarnya.”

Ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan aroma parfum dan kekosongan di ruang rias itu.

...***...

Malam semakin larut. Acara resepsi telah usai.

Andra dan Trista dibawa ke kamar suite di lantai atas hotel, tempat mereka akan menghabiskan malam pertama mereka sebagai suami istri, setidaknya secara simbolis.

Kamar itu luas, mewah, dengan balkon menghadap kota yang berkilau. Tapi di antara dua orang itu, udara terasa berat.

Trista duduk di tepi ranjang, masih memakai gaun putih yang kini mulai kusut. Andra, dengan dasi terlepas dan rambut sedikit acak, berdiri di dekat minibar menuangkan air mineral.

“Minum dulu,” katanya pelan, menyerahkan segelas air pada Trista.

“Thanks,” jawab Trista singkat. Ia menatap pantulan lampu di permukaan air, mencoba menenangkan detak jantungnya yang belum stabil sejak pertemuan dengan Regan tadi.

Andra duduk di kursi seberang, menatapnya dalam diam. "Apa dia datang?"

"Siapa?" tanggap Trista.

"Pacarmu. Apa dia bisa menerima semua ini?"

“Aku rasa begitu. Tapi tetap saja rasanya nggak enak,” jawab Trista datar.

“Setidaknya kau beruntung, dia mau menerima." Andra beranjak masuk ke kamar mandi. Tak lama terdengar suara air shower yang menyala.

Tiba-tiba ponsel Andra berdering. Trista lantas memeriksanya. Dia melihat ada nama Ajeng dengan emot hati sedang memanggil.

1
Tiara Bella
ternyata andra sm trista bersandiwara didpn Regan....tp Regan gk percaya
Rommy Wasini Khumaidi
Andra kan merasa dia pemenangnya...oh jelas dong,dia sah dimata hukum & agama,trs Andra juga sudah mendapatkan hatinya Trista
Cindy
lanjut
kalea rizuky
regan tulus bgt lo
Cindy
lanjut
Rommy Wasini Khumaidi
terserah kamu lah thor,aku hanya berharap takdir yang baik untuk mereka.
Tiara Bella
tuh kan langsung ketemu....mafia apa sh gk bisa ditemukan ..Andra sm trista gimana itu nasibnya
Ass Yfa
bener bngt mereka suami istri tapi kayak selingkuh...huh...🤣🤣
Rommy Wasini Khumaidi
mafianya beda,mungkin ini mafia tipe kadal yang bisa dibuayaain🤣
Cindy
lanjut
Tiara Bella
nikmatin dl aja bulan madu kalian....masalah mah tunggu nanti
Cindy
lanjut
Tiara Bella
skrng senang² dl gk tw entar
Cindy
lanjut
Tiara Bella
aduh Andra santai bngt gk tw apa yg dihadapi itu mafia.....
Vike Kusumaningrum 💜
Nginap aja, biar Regan kalang kabut 🤭
Rommy Wasini Khumaidi
nggak nginep aja nih dirumah orang tua biar gk kucing²an lagi
Rommy Wasini Khumaidi
lebih pintar malingnya dong,malingnya halal untuk menyentuh dan disentuh😁
Cindy
lanjut
Tiara Bella
makan malam yg hangat dan kekeluargaan ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!