Perjalanan Leanor Bersama Sistem Pertanian

4 hari kemudian warga sekolah di kejutkan dengan perubahan penampilan Rara. Kulit putih wajah halus rambut lurus pendek sebahu, tanpa memakai kacamata tebal lagi.

Selama 4 hari yang lalu Rara selau rutin meminum air yang diberikan oleh Leanor bersamaan dengan obat matanya.

Termasuk ririn dan adel mereka juga terkejut dengan perubahannya rara, mereka tidak menyangka baru beberapa hari tinggal Leanor ia sudah menjadi cantik.

Bisik-bisik kembali terjadi terjadi di koridor sekolah.

"Eh apa kalian sudah tahu seperti genk cumi-cumi, tambah anggota baru lagi deh!" Ucap murid perempuan saat melihat rara lewat bersama Leanor

" Iya, dia sangat cantik, tapi wajahnya agak familiar" ucap salah satu murid di samping nya.

Saat mereka berbisik-bisik bersama teman-temannya terdengar teriakan dari perempuan, mereka semua menoleh untuk melihat kearah teriakan itu.

" Rara, kamu benar-benar rara bagaimana bisa berubah sebanyak ini." Teriak ririn terkejut saat mendengar kabar dari Lea bahwa gadis disampingnya adalah rara yang ia kira anak baru.

Semua para murid juga terkejut ternyata gadis cantik itu adalah rara si cupu dan si Kutu buku yang di kecilkan selama ini, hanya genk cumi-cumi yang menerima.

"Mengapa tidak bisa yang penting punya niat, Rara aslinya juga cantik, dengan sedikit poles saja ia sudah cantik." Kata Leanor kepada mereka.

"Bukan itu maksud ku Lea, aku hanya kaget aja kok bisa hanya beberapa kulitnya seputih ini, dan mata minus mu sudah sembuh ra? Kata Ririn lagi sambil menjelaskan maksud.

"Iya mata ku sudah sembuh, ini berkat Leanor aku sangat berterima kasih padanya." Kata rara santai.

"Berkat Lea, kamu memberikan obat apa Rara Lea sangat ajaib, sekali sampai kulitnya putih seperti itu." Kata adel penasaran.

"Tidak ada spesial kok hanya obat mata, sedangkan kulitnya hanya memberikan produk skincare saja" kata Leanor santai, ia memang memberikan beberapa produk kecantikan dan skincare untuk dipakai Rara, itu hanya kedok untuk menutupi air Spiritual yang telah ia berikan kepada nya.

"Benarkah! Apakah kamu masih ada stoknya aku juga ingin coba supaya kulitku halus seperti kalian." Ucap Adel juga menginginkan produk seperti Rara.

"Aku juga jangan lupakan aku! Aku berdiri disini yang gede ini jangan abaikan." Ucap Ririn cepat ia takut Lea tidak melihatnya dan tidak kebagian dengan skincare tersebut.

Leanor hanya terkekeh melihat reaksi mereka berdua, skincare itu adalah produk sistem tentu saja bagus.

"Kalian sudah secantik ini masih menginginkan produksi kecantikan yang aku punya." Ucap Leanor sambil bercanda. Ia tidak masalah jika temannya menginginkan skincare dari sistem ia pasti memberikannya.

"Hehe produk yang kamu pakai lebih bagus dari punya kami." Ririn hanya cengengesan dengan rasa tidak bersalah.

"Uf.." Leanor pura-pura menghela nafasnya " kebetulan aku memang membeli beberapa stok, jika kalian ingin ambillah kerumahku, Adel pasti tahu alamat rumahku." Ucap Leanor lagi pura-pura pasrah, ia ikhlas memberikan kepada mereka karena mereka tulus berteman dengan dirinya.

"Terimakasih Lea kamu memang yang terbaik, nanti pulang sekolah kita langsung kerumahmu saja" ucap ririn sambil memeluk Leanor, begitu dengan Adel ia juga memeluk Leanor.

Beberapa menit kemudian bel masuk kelas berbunyi, para murid segera masuk kelas sambil menunggu guru datang.

_ jam istirahat_

"Sumpah aku lapar makan, kita makan dikantin yuk aku tidak membawa bekal." Ririn merebahkan badannya di meja badan terasa lemas karena kelaparan.

" Ayok! Aku juga lupa membawa bekal." Ucap Leanor sambil menarik Rara juga mengajaknya ke kantin untuk makan.

"Yes!, sekarang kita lengkap ke kantin, cepatan nanti kita kehabisan tempat duduk." Ucap Adel lalu mereka keluar bersamaan.

Benar saja saat mereka sampai di kantin suasana disana sudah ramai, tempat duduk sudah banyak yang tempati, untung saja dekat lorong ujung kantin masih ada meja kosong disana.

"Meja disana masih kosong, kita kesana saja Rin kamu pesan makan, kita menunggu dibangku kosong lorong sana" ucap Adel lalu mengajak Lea dan yang lainnya ke tempat duduk yang kosong.

"Hah! Mengapa aku!, kalian pesan apa?" Ririn kurang semangat dan sebal kepada Adel.

Adel hanya terkekeh " hehe! Aku membawa Lea ke meja kosong kalau kita tidak cepat nanti ada yang mendahului kita, aku pesan bakso tanpa mie."

Lalu Lea juga memesan "aku juga bakso tanpa mie dan banyakin kecap dan saus sambalnya." Lalu pandangan mengarah kepada Rara " kamu pesan apa ra, sekalian saja!" Lea melihat rara dari tadi hanya diam saja.

" Samaan saja dengan Adel." Ucap Rara dengan pelan, ia sekarang sedang berhemat sebenarnya ia hanya ingin membeli roti saja.

"Oke pesanan kita sama hari ini!" Ucap Ririn lalu menemui penjualnya

Sebelum ririn pergi Leanor memanggilnya kembali. " Ririn kamu bawa uang ini, hari ini aku yang traktir makanan kalian dan kamu bayar sekalian saat itu."

"Tidak sia-sia makan dikantin hari ini, dapat gratisan" ucap ririn senang lalu ia melesat pergi tanpa menghiraukan ekspresi Adel dan Rara.

Karena semua temannya sudah tahu bahwa Leanor tidak kekurangan uang, Leanor jago main saham, jadi ia tidak keberatan jika Leanor mentraktir mereka.

Beberapa menit kemudian...

"Pesannya datang" terdengar teriakan Ririn dari arah belakang, ririn datang sambil mangkuk bakso yang dibantu oleh karyawan ibu kantin.

Setelah makanan disusun dimeja dihadapan mereka semuanya, karyawan tersebut pergi untuk mengambil minuman yang telah ririn pesan juga.

"Enak sekali sudah lama aku tidak makan bakso bu kantin, ternyata rasa nya tidak berubah." Kata Ririn sambil makan bakso pesanannya.

"Iya, aku sudah kangen kangen makan baksonya, Lea bagaimana menurutmu apakah enak!" Ucap Adel menanyakan pendapat Leanor.

"Lumayan!" Ucap Leanor santai lalu ia kembali mencicipi baksonya.

Mereka makan sambil mengobrol dan sesekali bercanda ria, setelah makan mereka kembali kelasnya, sambil menunggu bel masuk.

Tidak terasa bel pulang berbunyi para murid berhamburan keluar kelas, begitu Adel dan Ririn tidak sabar menunggu Leanor yang dari tadi bergerak lambat.

"Lea cepatan donk" ucap Ririn sambil membantu Leanor merapikan buku tulisnya dan juga membantunya menyimpan nya kedalam tas Leanor.

"Sudah!, ayok tunggu apalagi." Ririn tidak sabar untuk segera kerumah Leanor untuk mencoba skincare Leanor.

Leanor hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya " aku tidak suka berdempetan-dempetan di pintu saat keluar kelas!" Ucap Leanor santai.

Ririn hanya cemberut lalu ia duduk kembali di bangkunya. " Baiklah, tunggu 2 menit lagi."

Beberapa menit kemudian, pintu kelas sudah terasa sepi baru Leanor berdiri dari duduknya untuk pulang, dan diikuti oleh yang lainnya.