Jodohku Berondong Tajir

Arthur yang sudah terlihat sangat rapi menolehkan kepala nya saat melihat Salsabila terlihat memasuki ruangan kamar nya, dia mulai mengerutkan keningnya begitu mengamati wajah wanita yang tengah berjalan menghampiri nya. "Tuh muka kenapa jadi belang gitu tante? Aneh banget ngeliatnya!"

"Jangan banyak bicara, bukankah itu semua karena perbuatan gila mu semalam? Kau sengaja ingin mempermalukan aku di depan orang-orang kan, agar semua orang menganggap ku adalah wanita murahan!"

Salsabila bersungut-sungut seraya menatap tajam pria yang berada tak jauh dari nya. Karena merasa sangat kesal, dia pun menghempaskan tubuh nya di atas sofa.

Arthur hanya terkekeh menanggapi kemarahan dari Salsabila, "Salah Tante cantik sendiri kenapa semalam membuat ku kesal. Tante cantik tidak perlu malu dengan kissmark itu karena itu adalah lukisan terindah dari ku untuk mu. Dan juga bilang saja pada semua orang kalau tanda merah itu adalah perbuatan ku, agar semua staf perusahaan tahu bahwa Tante cantik adalah milik ku!"

"Satu hal lagi yang lebih penting adalah agar pria tua itu tahu bahwa kita sudah sepakat untuk menikah dan Tante cantik akan dengan mudah membuat nya menjauh dan memutuskan hubungan kalian. Bukankah perbuatan ku membawa berkah untuk Tante cantik?"

"Jika Tante cantik sudah siap, kita bisa berangkat sekarang agar kita tidak terlambat ke kantor!"

Arthur mulai berjalan ke arah wanita yang masih bermuka masam itu, lalu diri nya mulai menggandeng tangan Salsabila dan menarik nya agar segera bangkit dari sofa.

Tanpa bisa menolak, Salsabila langsung mengikuti Arthur yang sudah menggandeng nya keluar dari ruangan kamar tersebut.

"Nanti kamu turunkan saja aku di depan tempat kos aku, lalu kamu bisa berangkat dulu ke perusahaan!"

Salsabila menuruni anak tangga seraya berbicara pada pria yang sama sekali tidak menanggapi perkataan nya.

Arthur menatap para pelayan yang sudah berbaris rapi di bawah tangga, "Aku balik ke Jakarta sekarang, kalian jaga dan rawat villa ini baik-baik. Mungkin papa dan mama akan mampir ke sini sebelum berangkat ke Belanda, karena mama sudah lama ingin datang ke sini."

"Mama pasti akan memberi uang jajan untuk kalian semua sebelum berangkat ke Belanda, jadi kerjakan tugas kalian dengan baik! Oh ya, apa kalian sudah membawakan bekal untuk ku?"

"Sudah Tuan Muda, kotak bekal nya ada di dalam mobil di kursi belakang. Kami akan menunggu Tuan besar dan Nyonya besar datang kesini karena sudah lama kami tidak bertemu dengan mereka. Nyonya besar selalu saja baik dan memperlakukan kami seperti keluarga sendiri dan selalu memberikan uang jajan untuk semua pelayan."

"Hati-hati mengemudi nya Tuan Muda, anda selalu saja tidak membawa seorang supir setiap datang ke sini. Jadi kami semua sangat mengkhawatirkan Tuan Muda, semoga anda bisa selamat sampai ke Jakarta tanpa suatu halangan!"

Arthur langsung menganggukkan kepala nya dan mulai berjalan menuju pintu keluar dengan posisi tangan masih menggandeng tangan Salsabila. Dirinya melirik ke belakang saat wanita cantik itu menghentikan langkahnya dan berusaha melepaskan genggaman tangan nya.

"Apa lagi Tante cantik? Apa kamu tidak rela meninggalkan tempat ini?"

"Issh... bukan seperti itu, aku ingin berbicara dengan ibu yang kemarin aku pinjami baju. Kamu tunggu saja aku di mobil!" Salsabila mengibaskan tangan nya dan mulai berjalan menghampiri wanita paruh baya yang berdiri di barisan paling depan.

"Bu, baju yang kemarin aku pinjam sudah saya cuci tapi tadi lupa nggak aku jemur karena saking terburu-buru. Sekalian tolong jemurin pakaian dari Nyonya besar karena kemarin Tuan Muda Arthur menyuruh ku memakai pakaian dari mama nya! Terima kasih atas Semua nya Bu!"

Salsabila mengulurkan tangan nya untuk bisa menjabat tangan wanita di depan nya yang langsung di sambut oleh wanita paruh baya tersebut dengan senyuman nya yang mengembang.

"Seharusnya Nona tidak perlu mencuci nya karena itu adalah tugas kami para pelayan. Hati-hati di jalan Nona, semoga anda dan Tuan Muda Arthur bisa kembali ke sini!"

"Terima kasih Bu, aku berangkat dulu!" Salsabila mengusap lembut tangan wanita paruh baya di depan nya, lalu mengangguk kan kepala nya terhadap para pelayan yang lain.

Kini kaki nya melangkah keluar menuju mobil mewah yang sudah ada Arthur duduk di balik kemudi. Sontak dirinya berjenggit kaget saat pria itu mengklakson mobil nya.

"Astaga... cecunguk itu benar-benar membuat aku jantungan saja!" Salsabila memegangi dada nya karena merasa terkejut mendengar suara klakson mobil yang semakin di dekati nya. Dirinya langsung membuka pintu mobil dan menghempaskan tubuh nya dengan kasar dan bersungut-sungut pada pria yang terlihat tengah cengengesan di sebelah nya.

"Kenapa pakai klakson segala sih, bikin aku kaget saja! Kalau aku kena serangan jantung karena kaget gimana, memang nya kamu mau tanggung jawab?"

Arthur terkekeh geli melihat wanita cantik itu cemberut dan mengerucutkan bibirnya. "Habis nya Tante cantik lama banget di dalam, aku kan sudah kangen. Memang nya apa yang tadi Tante cantik bicarakan dengan bik Ina?"

"Bukan urusan mu, ini urusan sesama wanita. Cepat jalan, jangan sampai kita terjebak macet karena tidak cepat berangkat!"

"Siap tante cantik!" Arthur mulai menjalankan mobil mewah nya keluar dari area villa dan mulai memecah keheningan suasana pagi di pegunungan karena jam masih menunjukkan pukul 5 pagi yang masih sepi dari aktivitas orang-orang di area tersebut.

Salsabila melirik ke arah belakang di mana ada kotak bekal yang bertengger manis di kursi belakang, "Memang nya para pelayan membawakan makanan apa untuk mu? Apa kamu pagi-pagi selalu rutin sarapan? Hingga kamu menyuruh mereka untuk membawakan bekal dalam perjalanan? Seperti anak kecil saja."

Refleks dirinya langsung menutup mulut nya karena keceplosan menyebut Arthur anak kecil, dirinya tentu saja sangat tahu bahwa pria yang sedang fokus mengemudi itu sangat tidak menyukai sebutan anak kecil dari nya.

"Tenang saja, aku tidak akan marah pada Tante cantik karena hari ini perasaan ku sedang sangat senang. Jadi aku akan memberikan toleransi pada kesalahan Tante cantik. Kalau Tante cantik penasaran dengan kotak bekal nya, ambil saja dan lihat isinya!"

Merasa mendapat ijin, Salsabila tersenyum dan langsung mengambil kotak bekal berwarna biru itu karena merasa sangat penasaran dengan isi nya. Tangan nya mulai membuka tas berukuran sedang tersebut, seketika mata nya membulat sempurna saat melihat isi dari kotak bekal yang sudah berada di pangkuan nya.

"I-ini kan roti dengan selai coklat dan susu coklat panas, tidak mungkin kamu mengetahui bahwa dua menu ini adalah menu kesukaan ku setiap pagi? Kamu menyelidiki semua tentang hal-hal yang menyangkut diriku ya? Bahkan kamu mengetahui bahwa aku sangat menyukai roti coklat dengan susu coklat?"

Sontak Arthur tertawa terbahak-bahak begitu mendengar kalimat konyol dari Salsabila.

"Astaga... Tante cantik, kenapa kamu bisa terlalu percaya diri dan besar kepala sekali! Jadi ternyata kita berdua mempunyai makanan kesukaan yang sama, sungguh sangat mengejutkan. Berarti memang kita sudah di takdir kan berjodoh karena kita memiliki kesukaan yang sama."

"Apa maksud mu? Jangan bilang kalau kamu sangat menyukai bekal ini dan sama sekali tidak mengetahui makanan ini adalah kesukaan ku?"

Salsabila menatap tidak percaya ke arah Arthur, berharap pria itu mau menyangkal nya agar dirinya tidak merasa malu karena perkataan konyol nya yang terlalu percaya diri.

Arthur langsung cepat mengangguk membenarkan perkataan dari Salsabila yang membuat wanita itu langsung merona wajah nya karena merasa mempermalukan dirinya sendiri.

"Iya Tante cantik, aku memang sangat menyukai roti dengan selai coklat serta susu coklat panas karena papa ku juga sangat menyukainya. Jadi hal itu lah yang menurun pada ku karena aku mengikuti kesukaan papa ku!"

"Sedangkan mama sangat menyukai selai strawberry, tapi karena papa selalu menyuruh nya menyiapkan nya membuat mama kini juga sangat menyukai nya. Dan semua pelayan yang ada di villa maupun mansion sudah sangat hafal dengan menu kesukaan keluarga kami saat sarapan pagi!"

"Apa sekarang kamu sudah jelas Tante cantik, sekarang suapi aku karena aku tidak bisa makan sendiri dengan posisi seperti ini!"

"Apa... kenapa kamu tidak makan dengan satu tangan? Bukankah kamu bisa menyetir dengan satu tangan? Jangan bersikap manja, bukankah kamu berjanji padaku akan bersikap dewasa dan tidak kekanak-kanakan lagi?"

Salsabila mengambil satu potong roti selai dan memberikan nya ke arah Arthur, namun pria itu sama sekali tidak mau menerima nya.

"Apa kamu ingin kita mati di sini karena kecelakaan dan jatuh ke jurang? Apa kamu tahu jalanan berkelok di depan, akan sangat beresiko jika aku menyetir hanya dengan satu tangan!"

Setelah menelaah perkataan dari Arthur dan melihat kondisi jalanan yang berkelok, membuat Salsabila mulai mengerti situasi dan kondisi. Sehingga dirinya mau menuruti perintah dari Arthur. Kini tangan nya mulai menyobek roti tersebut dan menyuapkan nya ke mulut Arthur.

"Baiklah... baiklah, jangan berisik karena aku akan menyuapi mu!"

Arthur tersenyum menyeringai saat berhasil membuat wanita cantik yang menarik hati nya itu mau menuruti permintaan nya.

"Nah, begitu kan baru oke. Lagipula tangan cantik kan sedang menganggur, jadi sekarang aku beri kesibukan!"

Dengan wajah di tekuk, Salsabila tidak menjawab perkataan dari Arthur karena merasa sangat geram.

Dasar anak manja, rasanya sekarang aku ingin meremas-remas rambut nya, batin Salsabila.

Bersambung...