NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Rini yang Dingin

"Sayang..."

Dean datang menghampiri istrinya. Namun yang ia dapatkan adalah respon Rini yang dingin. Dean bingung, Rini berusaha memberi jarak padanya.

Dean medekat lagi, "Sayang, kenapa?"

Rini menatap Dean sinis, "Pak Yoga tanya kenapa?"

Deg...

Perasaan Dean sudah tidak karuan. Bukan hanya sinis, tapi nada bicara Rini sudah berubah. Dean semakin dibuat bingung.

"Rini, Kakak dan Papaku sudah disini. Ayo Foto bersama." Amel menoleh pada Agus "Gus, bisa minta tolong difotokan?"

"Siap kak Amel"

Rini mendekat kepada keluarga Amel tak ketinggalan Adam yang juga ikut. Karena anak itu sudah mulai dekat dengan Amel.

"Adam di tengah Mama dan tante amel ya..." Amel mengatur posisi foto. "Papa disampingku, kakak di samping Rini saja"

Deg...

Dean tidak suka melihat Brian yang berada disamping istrinya. Namun mengingat Rini sedang marah kepadanya, dia berusaha menenangkan diri agar tidak tersulut api cemburu.

"Jangan macam-macam dengam ibu hamil." Mama Bella berbisik di samping Dean. "Wanita itu peka dengan bibit-bibit yang bisa merusak keutuhan keluarga. Apa lagi dia hamil. Wanita hamil sangat sensitif. Jangan memancing sisi lain istrimu."

"Maksud Mama apa?"

"Ck, bagaimana aku bisa menikahkan kamu dengan Rini. Kasihan sekali Rini punya suami seperti kamu. Tahu begini, aku biarkan saja dia jadi menantu Lea." Mama Bella berdecak sebal.

"Ma... Kok bicara begitu?" Dean semakin kesal.

"Kamu yang gak sadar diri. Harusnya kamu bisa lebih waspada dengan bibit pelakor di dekatmu. Bukan malah dibiarkan."

"Ma, Maksud Mama siapa?"

"Gak ada sekalipun Almarhum Papa kamu buat Mama menangis karena orang ketiga. Kamu sendiri tahu rasanya sakit karena pengkhianatan. Sekarang coba kamu lihat istrimu."

Dean menoleh sesuai permintaan Mamanya, tapi justru yang ia lihat Rini yang berbicara dengan sopan kepada orang tua Amel, sementara disampingnya ada Brian yang tersenyum kepada Rini.

"Bagaimana perasaanmu ketika melihat istrimu ditatap pria lain?"

Mama Bella melihat ekspresi putranya dan tersenyum sinis. "Padahal kakak Amel hanya menatapnya seperti menatap Amel. Bukan tatapan cinta. Tapi lihatlah dirimu. Kamu marah. Bagaimana bila berbalik? Tapi bedanya disini wanita yang menatapmu itu adalah wanita penggoda. Bagaimana perasaan Rini?"

"Ma..." lidah Dean kelu, dia menyadari bahwa dialah yang memancing sikap dingin Rini.

"Selamat berjuang menghadapi mood istrimu yang sedang naik turun. Ingat, jangan sampai ada apa-apa dengan cucu-cucu Mama."

Perkataan Mama Bella semakin membuatnya merasa tak berdaya. Namun ia sadar, ia harus bertindak bila ingin keutuhan rumah tangganya terjaga.

Sepanjang sesi foto, Rini sama sekali tidak mau didekati suaminya. Dean datang, Rini pergi. Bahkan untuk senyum kepada suaminya rasanya sangat sulit.

Rean medesah kesal. Tidak ada satu foto pun yang akhirnya bisa ia abadikan dengan istrinya.

Bahkan setelah sampai di rumah, Rini masih diam.

"Sayang..."

Dean berusaha mendekat. Namun Rini justru ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan sangat keras.

Dean sudah menunggu hingga dua puluh menit tapi tak kunjung terbuka.

"Sayang, kamu baik-baik saja?" Dean menggedor pintu berkali-kali namun tak ada jawaban.

"Sayang..." Masih tak ada jawaban dari Rini.

Dean memutuskan mengambil kunci cadangan di laci. Namun bekum sempat dibuka oleh Dean, Rini sudah keluar dengan kondisi mata yang sembab.

"Sayang, kamu kenapa?" Dean berusaha mendekati Rini namun justru Rini melangkahkan kakinya ke tempat tidur dan membaringkan diri sambil menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Dapat Dean lihat, selimut itu bergetar. Suara isakan kecil juga tertangkap oleh pendengarannya.

"Sayang, tolong bicaralah padaku." Dean mendekat dan ikut membaringkan diri.

"ah..." tiba-tiba suara tangisan Rini berubah menjadi suara ringisan saat menahan sakit.

Dean yang panik membuka selimut. Didapatinya sang istri yang memejamkan mata sambil meringis dan memegan perut bagian bawah.

"Sayang, jangan membuatku takut." Dengan paniknya Dean menelfon dokter kandungan Rini.

"Cepatlah kemari. Aku tidak mau terjadi sesuatu pada istri dan anak-anakku." Dean berbicara dengan begitu emosi.

Selama menunggu sang dokter datang, Dean terus mengusap perut istrinya untuk mencoba menenangkan.

"Sayang... Anak-anak Papa, tolong... Kalian dan mama kalian harus baik-baik saja." Dean berusaha berkomunikasi dengan anak-anak di perut istrinya.

"Dean, ada apa dengan Rini?"

Mama Bella yang melihat dokter kandungan Bella datang, langsung ikut ke kamar karena khawatir.

Tak lama, Dokter Abi menyelesaikan tugasnya.

"Bagaimana istri saya, Dok?"

"Istri anda sedang lelah. Namun sepertinya ada yang memicu stress. Usahakan untuk selalu relax. Mood ibu hamil memang suka naik turun. Namun alangkah baiknya untuk dihindarkan dari hal-hal yang memicu stress. Pastikan konsumsi air putih tercukupi. Bila kram ini berulang, segera periksa lebih lanjut."

"Baik dokter, terimakasih"

Mama Bella pergi mengantar dokter setelah memberi tatapan tajam pada putranya.

"Sayang, Maaf. Aku tidak mau menyakitimu. Kita bicarakan baik-baik ya? Aku akan menunggumu, istirahatlah dulu."

Dean mengecup puncak kepala istrinya yang sudah mulai tenang. direngkuhnya tubuh sang istri hingga ia ikut terlelap karena badan yang juga lelah.

Sore tiba, dua insan yang tertidur lelap itu mulai mengumpulkan kesadarannya.

"Eugh..."

Rini menggeliat, ia merasakan tubuhnya dapeluk dari belakang. Sementara Dean terbangun karena merasa pergerakan Rini.

"Sayang... Sudah bangun?" Dean memposisiskan diri agar bisa mengobrol dengan istrinya.

"Mas? Mas Dean masih pakai baju yang tadi? Kenapa belum mandi? Apa tidak gerah?"

Dean tersenyum mendengar reretan kalimat istrinya. "Syukurlah kamu sidah mau bicara lagi, aku hampir gila karena kamu yang tadi, sayang." Dean memeluk Rini. "Jangan seperti tadi, ya. Kita bisa bicarakan semua."

Rini masih mencoba mencerna ucapan suaminya. Dia ingat kembali hal-hal yang membuatnya sangat kesal.

"Kita bicarakan ini ya, sayang. Keluarkan semua yang membuat kamu tidak nyaman." Dean berkata halus sambil mungusap pipi istrinya.

Rini mengangguk, Ia bangun dan memposisikan untuk duduk diikuti dengan Dean. Mereka kini saling berhadapan dengan bergenggaman tangan.

"Katakan. Apapun yang mengganjal di hatimu."

"Huft" Rini menghembuskan nafasnya kasar. "Aku kesal degan Mas Dean."

Dahi Dean berkerut. "Katakan semua, Sayang"

"Awalnya ku kesal karena mahasiswi Mas Dean ganjen-ganjen, mau minta poto lah, mau dekat-dekat lah. Banyak alasan. Tapi aku masih bisa meredam kesalku saat itu, aku sadar kalau Mas Dean memang dosen idola anak ekonomi." Rini menjeda kalimatnya "Tapi ada hal lain yang membuatku kesal dan tidak bisa menahan marah."

"Katakanlah, sayang." ucap Dean memohon.

"Aku melihat bibit pelakor yang mendekati Mas Dean. Tapi dimataku, entah salah atau tidak, yang aku lihat Mas Dean tidak berusaha menghindarinya. Jujur, aku sangat kesal dengan Mas Dean."

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!