Bijaklah dalam membaca! 21+
Bhumi Bramantya begitu terpukul ketika gadis yang sangat dia cintai selama bertahun-tahun itu direnggut kehormatannya oleh kakak kembarnya sendiri yang bernama Bhima Bramantya.
Bagai disambar petir, setelah mengurus kerjaan di luar kota, dia dihadapkan dengan kenyataan dimana wanita yang dicintainya itu sudah resmi menjadi kakak iparnya, istri dari Bhima Bramantya.
Sangat menyakitkan.
Bhumi memilih pergi dari rumah untuk menenangkan diri. Namun, takdir justru mempertemukan dengan gadis SMA yang sangat menyebalkan. Gadis yang ternyata sudah dijodohkan dengannya dari bayi.
Untuk membalas sakit hatinya dengan sang mantan, Bhumi yang diminta menikahi gadis tersebut pun menerima permintaan orang tuanya itu.
Gevania Wijaya, dinikahi oleh Bhumi Bramantya. Dia tidak tahu alasan apa yang membuatnya menikah muda. Hidupnya lempeng saja tanpa beban tanpa mikir.
Sikap Geva yang tidak tahu malu, tidak ada jaim-jaimnya dan suka-sukanya sendiri itu mampu memporak porandakan hari-hari Bhumi.
Bagaimana Geva yang sudah memiliki kekasih namun membentengi hatinya untuk tidak jatuh cinta pada lelaki yang dia sebut sebagai besi karatan yang berstatus sebagai suaminya?
akankah Bhumi bisa segera move on dari sang mantan yang merupakan kakak iparnya setelah menikah dengan Geva.
Atau justru sikap Geva yang diluar ekspektasi Bhumi itu membuat Bhumi mengejar cinta pertamanya mengingat Bhumi selalu membandingkan Geva dengan sang mantan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanjeng_galau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan~
"Kamu tahu gak, siapa pangeran kecil kamu yang setiap hari kamu ajak main nikah-nikahan. Jika dia menolak, kamu akan nangis dan gak mau diem."
"Si.. siapa ma?"
"Dia Bhumi Bramantya..."
"Apa??"
"Pengeran kecil kamu itu Bhumi Bramantya, makanya besok nikah ya sama dia."
"Boleh tukar tambah pangeran kecil gak ma?" Tanya Geva.
"Tukar tambah? sama siapa?" Mama Rachel mengernyitkan keningnya.
"Sama kak Bhima lah.. dia itu lebih ngegemesin tau ma.. gak kaku kayak kanebo kering." Ceplos Geva.
"Yang bener kamu kalau ngomong, Bhima itu udah nikah.. dia udah indehoy Gev, gak enak dapat yang berpengalaman! nggak ada adegan gagal memasukkan nanti di malam pertama! "
"Apaan sih ma!" Geva bersemu.
"Udah, jangan mikir tukar tambah, jangan mikirin Bhima, dia udah milik orang!"
"Nggak mungkin udah nikah deh ma.. aku baru inget loh ma.. anak Tante Naya kan kembar ya.. aku ingetnya cuma sama kak Bhima terus, karena kak Caca ceritanya kak Bhima terus dan kak Bhima kan muncul terus wajahnya Dimana-mana, pantes mirip." Geva nampak berpikir keras mengingat masa lalu.
"Udah jangan bayangin suami orang Mulu kamu! cepat bersihkan diri, makan terus istirahat! inget besok kamu nikah."
"Ma... beliin hape baru dong.." Rengek Geva teringat dia belum mengabari sang kekasih, Theo.
"Besok setelah nikah, minta sama suami kamu aja! jangan minta mama sama papa lagi! Bye calon mantan perawan!" Ucap Mama Rachel langsung keluar dari kamar putrinya.
"Ibu durhaka!" Teriak Geva langsung merebahkan dirinya di ranjang dan memejamkan matanya.
Belum ganti seragam, belum mandi pula. Itulah Geva, cantik-cantik mandi sehari sekali tapi tetap wangi dan cantik.
...🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂...
Bhumi bukan segera pulang, dia justru menghentikan mobilnya disebuah danau buatan yang berada tidak jauh di sekitar kompleks rumahnya.
Danau buatan yang sepi dan tenang memang merupakan tempat yang cocok untuk seorang Bhumi yang tidak suka dengan keramaian.
Bhumi kalut. Kenapa mendadak dia diminta nikahin anak gadis orang. Pernikahan yang penuh paksaan pula, kalau dia menolak pasti Maminya tidak segan-segan mencoret namanya dari kartu keluarga.
Dicoret dari kartu keluarga? sebenarnya Bhumi tidak mempermasalahkan warisan, sebab dia bisa berdiri di kakinya sendiri. Karena, kedua orang tuanya mendidiknya dengan sangat baik menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab.
Mami Naya dan Papi Gema memang lebih memprioritaskan pendidikan dan pengembangan kemampuan anak-anaknya. Sebab, jika hanya ditinggali harta warisan, sebanyak apapun bisa saja habis. Tapi jika ilmu, maka anak-anaknya akan bisa bertahan dalam kondisi apapun.
Bhumi hanya takut kehilangan dan jauh dari orang-orang kesayangan nya. Terutama kedua orang tuanya. Jadi mau tidak mau, dia harus menuruti permintaan orang tuanya untuk menikahi Geva.
Tidak memilih bukan lah juga sebuah pilihan, seandainya Bhumi memiliki nyali besar untuk berkata seperti itu pada kedua orang tuanya. Ah tapi sayangnya, nyalinya ciut meskipun jika di depan client atau saingan bisnisnya Bhumi terlihat sangar dan dingin.
Sudah satu jam lebih Bhumi termenung di tepi danau ini. Mungkin saat ini Papi dan Maminya yang sudah sampai rumah mencari keberadaannya dan rempong menyuruh orang-orang mencari Bhumi.
Bhumi memutari kembali tepi danau yang tidak begitu luas itu, entah udah ke berapa kalinya hal itu ia lakukan hanya untuk mencari keringat di siang menjelang sore.
Namun langkah nya terhenti kala mata Bhumi menangkap siluet yang sangat dia kenal. siluet yang sedang menyembunyikan wajahnya di dalam kedua lututnya dengan punggung yang kembang kempis.
Dia menangis. Bhumi tahu itu.
"Kenapa kamu ada disini?" Tanya Bhumi pada seseorang itu yang tidak lain adalah Flower.
"Kenapa saat seperti ini justru aku bertemu dengan mu Flo.. aku sangat merindukanmu.. sangat..." Batin Bhumi.
"Kenapa menangis?" tanyanya lagi kemudian duduk di samping Flower.
"Bhu... Bhumi.." Ucap Flower lirih seakan tidak percaya.
Bhumi melihat sekilas kesedihan di wajah Flower, dia sungguh tidak sanggup melihat wanita yang dia cintai menderita seperti ini.
Tiba-tiba sebuah pikiran terlintas di benak Bhumi.
Tidak-tidak, ini salah. Jika dia mengajak Flower pergi maka dia akan kehilangan keluarganya terutama mami Naya dan Papi Gema.
Namun, Bhumi tidak mampu membendung lagi perasaannya. Semua ini terasa sangat tidak adil untuk dirinya.
Bukankah kita harus rela berkorban untuk mendapatkan sesuatu?
"Setelah delapan tahun, ternyata kamu masih saja cengeng dan sok kuat ya dihadapan banyak orang." Bhumi menatap lurus tanpa melihat wajah bengong Flower yang menatap dirinya. Melihat Flower menangis membuat hati Bhumi sakit.
"Bhumi.. kenapa kamu ada disini?"
"Ck. Pertanyaan macam apa itu?" Bhumi milik Flower sekilas.
"Setidak bahagia ini kah kamu Flo? Jika kamu memang tidak bahagia dengan Bhima, maka aku rela melepaskan nama Bramantya untuk kamu." Batin Bhumi.
Mencoba tegar, menjadi lelaki yang tegar tidaklah mudah.
"Selamat ya atas pernikahan kamu dan Bhima." Ucap Bhumi terdengar sangat tulus dan memaksakan senyumnya, namun tidak bisa ditutupi ada sebuah luka yang menganga disana. Luka yang begitu besar dan dalam.
"Bhum... aku..." Flower terdiam, dia tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"aku tahu kamu masih mencintaiku, dan akupun demikian Flo, aku sangat mencintaimu... melebihi apapun." Bhumi menggenggam tangan Flower dengan erat. Bahkan Flower yang ingin melepas kan tangannya dari tautan Bhumi pun tidak mampu. Tenaga Bhumi terlalu kuat.
"Bhum lepaskan.." Kata Flower lirih, dengan air mata yang mengalir deras lagi.
"Aku hanya ingin bahagiakan Flower, aku ingin melihat senyuman Flower lagi.. aku gak peduli jika memang hasil pemerkosaan yang dilakukan Bhima pada Flower membuat Flower hamil. Aku akan mencoba menerima semuanya." Batin Bhumi lagi.
Setan di pikirannya terus berbisik untuk membawa Flower pergi entah bagaimana caranya, Bhumi tidak peduli.
namun, malaikat juga terus menampilkan wajah bahagia Mami Naya dan Papi Gema, kedua Oma-nya, Bhima dan Bianca semuanya.
Bhumi bimbang, namun dia sudah mengambil keputusan dengan waktu yang sangat singkat.
"Flo, besok aku akan nikah.. please tolong.. ikut aku pergi. Aku gak mau menikah dengan wanita yang gak aku cintai. aku mohon Flo." Mohon Bhumi dengan lirih.
"Aku gak bisa Bhum, kita adalah ketidakmungkinan..." Jawab Flower memalingkan wajahnya.
Karena jujur, saat ini hati Flower sangat ingin mengiyakan permintaan Bhumi. Pergi berdua dengan Bhumi dan menjalani hidup bersama, mengukir cerita indah bersama.
"Tatap mata aku kalau kamu memang menolak aku Flo! Kita perjuangin cinta kita Flo."!
"Bhum.. aku udah nikah.."
"Aku gak peduli, ini terlalu sakit Flo... aku percaya kamu juga merasakan sesakit ini. Jangan terus menyiksa ku dengan terus bersama Bhima!"
"Bhima kakak kamu.."
"Aku gak peduli Flo, aku juga berhak memperjuangkan kebahagiaanku, dan kebahagiaanku adalah kamu! Aku mohon Flo.. sudah cukup kamu menghukumku dengan menghilang selama delapan tahun." Air mata Bhumi kini menetes. Flower sangat tidak tega melihat Bhumi yang sekarang.
Bhumi lelaki yang angkuh dan dingin kini menunjukkan sisi lemahnya dihadapan Flower.
"Aku sangat mencintai kamu Bhumi Bramantya.." Flower memeluk Bhumi dengan erat menumpahkan segala perasaan yang membuat dadanya sangat sesak.
BERSAMBUNG...
author masih belajar untuk membedakan dengan sudut pandang yang berbeda. Sabar ya.. namanya juga author masih belajar...
tanpa kalian aja author hanyalah pizza tanpa topping~
mo di nasehatin kek gmn pun g bakalan mmpan..... tunggu klo Deon tau dgn mata sndiri betapa busuknya Renata ... baru dech deon sadar & mnyesal krna trlalu bodoh percaya dgn smua tipuan Renata ... smpe² Deon g mau dengar apa yg di katakan keluarganya....