Allesya

begitu harus keluar dari ruangan Tiko, dia melihat ke kearah Alea yang menunduk sedangkan susu sendiri sepertinya telah pergi.

"Lo sebaiknya pulang aja Al, Tico biar gue yang jaga. Lagi pula wajah Lo pucat kayaknya."

Alle mendongak lalu menatap Ares yang kini menatapnya dengan tatapan datar.

"Aku ngak papa kak disini, aku mau manemani kak Ares dan juga ikut menjaga kak Tico."

"Ngak usah, lagi pula Lo harus bersih-bersih dulu. Pakaian Lo penuh sama darah."

Seketika Alle menunduk melihat noda yang cukup banyak dan agak mencolok.

"Iyah Al, mendingan kamu pulang aja kayaknya kamu juga kelelahan." Kara ikut menimpali.

Akhirnya karna menahan bajunya terlihat menyedihkan dan banyak darah diapun menurut.

"Yaudah aku pulang dulu." pamit Alle.

"Iyah Al, hati-hati." saut Andre dan juga Kara, sedangkan yang lainnya hanya diam.

Alle berjalan dengan langkah lunglai, saat akan sampai dibelokan dia menoleh saat melihat Ares dan Kara tengah berbincang entah membicarakan apa.

Dengan segera Allesya pun berbalik dan berjalan untuk segera pulang.

Saat dijalan, Alle merogoh ponselnya untuk menghubungi Sus Riri, namun baru saja mengambil ponselnya tiba-tiba dia ditabrak seseorang membuat tubuhnya oleng namun masih bisa dikendalikan, namun sialnya ponselnya terlepas dan terjatuh ke lantai.

Sontak saja pandangan Alle mengarah pada ponsel yang untungnya tidak retak ataupun kenapa-napa, mungkin tadi hantaman lantai tidak terlalu kencang, dia pun menunduk untuk mengambilnya namun ada tangan yang lebih dulu mengambilnya.

"Sorry, gue ngak sengaja." ujar seseorang itu lalu menyodey ponselnya pada Alle.

Alle langsung mendongak, ternyata yang menabrak tadi seorang pria yang sepertinya seumuran dengannya.

"Sepertinya tidak ada kerusakan, kalau nanti semisal ada kerusakan karna jatuh tadi. Nanti gue kasih nomor gue buat tanggung..." pria itu tercengang karna Alle dengan cepat mengambil ponselnya dan bergegas pergi.

Pria itu berbalik dan menatap Alle dengan tatapan heran. "Gadis itu aneh sekali."

Namun tak terlalu ambil pusing, dia segera melanjutkan langkahnya untuk menjenguk tantenya yang sedang sakit.

Baru saja berjalan tidak terlalu jauh, dia melihat seorang wanita yang dari belakang sepertinya dia cukup mengenalinya.

Dengan penuh percaya diri, dia bergegas menyusul gadis itu dan menarik lengannya dari belakang.

"Bayu."

"Oh benar, ini adalah si cantik Kara ku sayang."

Pria yang disebut itu tersenyum miring begitu melihat tebakannya benar.

Kara langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu menarik tangan Bayu untuk diajak ketempat yang sepi.

"Ngapain Lo kesini? Lo ikuti gue? Bukannya gue udah kasih uang yang Lo mau? Kenapa masih ngejar-ngejar aja sih, Lo ngak ingat kese..."

"Ssstt." Bayu meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Kara yang langsung ditepis dengan cepat.

"Lo ngerocos aja kayak re rombeng, gue kesini mau jenguk saudara gue tapi mungkin kita emang jodoh, kita bisa ketemu Disni." Bayu tersenyum miring melihat wajah muak Kara.

"Yaudah kalau gitu, pergi. Jangan pernah dekat-dekat gue kalau ditempat umum, itu kesepakatan kita kan?" desis Kara dengan tajam.

"Woow, selow Ra, jangan khawatir selama yang gue mau Lo turuti, itu semua gampang."

Bayu tersenyum miring membuat Kara mendengus.

"Cepat pergi Bayu, sebelum ada yang liat."

"Siapa sih yang liat? Cowok idaman Lo? Gue penasaran gimana sih rupanya." Bayu ingin menolehkan tubuhnya ketempat tadi Kara berada, namun dengan cepat Kara menariknya.

"Jangan macam-macam Bay." sengak Kara lagi, melihat itu Bayu tertawa senang membuat Kara panik.

"Oke, oke, Ohiyah bentar deh, gimana keadaan bayi gue?" tangan Bayu hendak menyentuh perut Kara, namun dengan cepat Kara menepisnya.

"Jangan macam-macam Bay, cepat pergi."

"CK, Iyah Iyah, Sampai jumpa bunda cantik." kata Bayu setengah mengejek, sembari tertawa ketika melihat Kara menatapnya tajam.

Bayu pun berlalu meninggalkan Kara.

"Ngobrol sama siapa Ra?"

Kara langsung tersentak, dan membalikkan badannya. Dia langsung menyembunyikan ekspresi kagetnya saat melihat wajah Ares yang keheranan.

"Dia itu siapa?" tanya Ares lagi saat melihat punggung Bayu dari kejauhan.

"Oh dia itu teman SMA aku dulu Res."

Ares menoleh ke arah Bayu yang telah hilang dari belokan, lalu kembali menatap ke arah Kara.

"Oh, kirain tadi kamu kenapa-napa kok lama."

"Aku malahan belum ke toilet." Kara mengringis membuat Ares tersenyum miring.

"Yaudah, ayo aku antarin, nanti aku tunggu diluar."

Kara tertawa mendengarnya, dia tak menyangka jika Ares mau menemaninya menuju toilet wanita.

"Benaran, nanti kamu dikira ngintip cewek-cewek yang lagi di toilet loh." candanya lagi, membuat Ares menatap Kara dengan kesal.

"CK, udah ayo ah."

******

Masker oksigen di wajah Tico telah dilepas, perkembangan Tico sudah cukup pesat. Hingga kini telah dipindahkan keruangan yang lebih nyaman lagi. Dan orang-orang pun sudah boleh menjenguk.

Tico dibuat heran dengan adanya wanita yang cukup asing menurutnya, yaitu wanita yang selalu disamping Kara.

Ares menyadari tatapan Tico ke Saskia dengan heran pun seakan mengerti.

"Dia Saskia, sepupu Kara Ko." ujar Ares mewakili yang ada dipikiran Tico.

"Agak aneh dia kesini."

"Dia cuma mau temani Kara."

Ares hanya menatap datar, memang posisi Kara dan juga Saskia agak jauh dengan Ares dan juga Tico.

Andre, Leo dan Kara juga Saskia ada di sofa, Ares Memeng memesan kamar VIV jadi memang ruangannya nyaman dan luas. Ada beberapa sofa dan juga TV disana.

"Alle pulang?" tanya Tico begitu tak melihat Alle ada diantara mereka diruangan ini.

"Kenapa cari Alle? Memangnya ada apa sih?" heran Ares, pasalnya dia kira hubungannya dengan Alle Tan sedekat itu. Bahkan bukankah Alle wanita yang sangat tidak mungkin dekat dengan pria yang lain selain dirinya.

"Ngak, ngak ada apa-apa, gue kira dia tadi masih Disni."

"Gue masih penasaran kenapa pas pertama kali Lo sadar yang Lo cari Alle, Lo ada hubungan apa sama dia?" Ares kembali melontarkan pertanyaan yang bersarang di otaknya sejak Tico baru bangun tadi.

Dengan agak susah payah Tico menyunggingkan senyum miring, seperti mengejek sepupunya.

"Kenapa? Lo cemburu?"

Ares terlihat gelagapan sangat ketara sekali Dimata Tico jika sepupunya seperti salah tingkah.

"Hah, ngak buat apa, gue kan sudah punya Kara, ngapain juga cemburu."

"Yaudah kalau gitu, bantu gue dekat dengan Alle."

"Hah?"

#######

Hayy Sahabat NovelTooN yang Aku ayangi 😍Maaf banget yaa agak Lama Update Allesya. Saya janji akan lebih banyak lagi Update cerita Allesya. Semangat buat kita yaah Gaiiisshh. Terimakasih banget udah stay di rumah aku ini. jangan lupa tinggalkan jejeka coment dan likeNYa sahabat Novelku ♥️