Jalinan Scandal Panas.

Baru saja mereka membicarakan pria bernama Dirga yang akhirnya pria berusia 30 tahun itu keluar juga dari dalam kamar dan hanya mengandalkan handuk yang dililit di pinggang.

"Wajahnya saja terlihat polos dan seperti perawan, pada kenyataannya tidak," ucap Dirga dengan menyergah nafas yang terlihat begitu kesal.

Dirga berjalan menuju dapur dan membuka kulkas mengambil air dingin yang menuang ke dalam gelas.

"Ada apa Bos? Apa kau tidak puas dengan aktris baru itu, bukankah dia masih terlalu muda dan wajahnya juga terlihat fresh," sahut Jensen.

"Mungkin ketika orang melihat akan menyangka bahwa dia wanita baik-baik yang tidak pernah berhubungan seksual dengan seorang pria dan pada kenyataannya dia tidak seperti itu," sahut Dirga yang kemudian duduk di sofa di hadapan Valery.

"Apa kau tertipu oleh kepolosannya dan ketika bercinta dengannya justru merasa kecewa?" tanya Jensen.

"Aku tidak kecewa. Memang zaman sekarang masih ada wanita yang perawan, hanya ada satu wanita perawan," sahut Dirga.

"Siapa?" tanya Jensen.

"Kau," jawab Dirga.

"Issss, ekkey bukan wanita dan juga bukan laki-laki, tetapi memang masih perawan," ucap Jensen dengan nada suaranya yang gemulai.

Membuat Dirga mendengus kasar dan kembali meneguk air putih tersebut.

"Sudah selesai dalam pembelajaran edukasi seksual yang tidak berguna ini," sahut Valery menatap Dirga dengan tajam.

Wajahnya memang kerap kali serius dan tidak suka main-main. Lihatlah tiba-tiba saja dia meletakkan kasar tablet tepat di hadapan Dirga.

"Kau selesaikan konferensi pers ini 15 menit lagi. Awas saja jika kau tidak bisa mengatasi masalah ini!" tegas Valery.

"Eh Valery, bisa tidak setiap bertemu denganku jangan terus memerintahku, Perusahaanku yang membayarmu, jadi jangan sembarangan memerintahkanku seperti aku babumu!" kesal Dirga.

"Perusahaan memang membayar ku, tetapi jangan lupa aku yang membuat Perusahaan bisa membayar semua orang. Kau juga tidak akan mendapatkan pekerjaan jika bukan aku yang berusaha untuk mencari tawaran dan memilih tawaran yang berkualitas untuk tetap membuat namamu di atas!" tegas Valery yang tidak kalah menjawab pernyataan dari Dirga.

"Sudah-sudah. Kalian berdua jangan terus bertengkar seperti ini. Kalian berdua ini adalah partner kerja, 1 memberi pekerjaan dan satu membayar pekerjaan. Bos sudahlah, ayo buruan mandi dan siap-siap. Kita akan segera mengadakan konferensi pers untuk menyelesaikan masalah ini. Nyonya Thalia juga akan marah besar jika sampai semua ini tidak terselesaikan," bujuk Jensen.

Dirga masih terlihat begitu kesal menatap tajam Valery dan Valery juga tidak kalah menatap tajam Dirga yang hanya ingin Dirga profesional dalam pekerjaannya agar tidak mendapatkan masalah.

Dengan keterpaksaan Dirga meletakkan gelas berisi minuman tersebut di atas meja dengan cukup kasar dan kemudian berdiri meninggalkan Valery.

"Hanya bercinta saja yang bisa kau lakukan," umpat Valery menghela nafas mengurus aktrisnya yang memang sudah memiliki nama besar.

Dirga merupakan aktris terkenal dengan bayaran termahal berusia 30 tahun, ketampanan wajahnya dan juga kulitnya yang putih yang membuatnya sampai saat ini laris di pasaran. Dirga sejak berusia 15 tahun sudah masuk dalam dunia peran yang bintangi banyak film, sinetron iklan dan juga menjadi brand ambassador dari perusahaan besar.

Ibunya juga menaungi Perusahaan entertainment yang membuat banyak aktris dan aktor populer. Sementara posisi Valery yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun Pada Thalia yang memanajeri beberapa artis dari Perusahaan tersebut dan termasuk Dirga yang menjadi prioritas utama.

****

Setelah bersiap-siap Dirga sudah berada di dalam mobil mewahnya bersama dengan Valery dan juga Jansen dan sopir yang sedang mengendarai mobil mewah tersebut. Jansen duduk di sebelah sopir dan sementara Valery duduk di sebelah Dirga dengan kesibukan Valery yang sejak tadi mengatur pekerjaan menggunakan tablet dan sementara Dirga terlihat beristirahat dengan memejamkan mata yang melipat kedua tangannya di dadanya.

Dratt-drattt-drattt.

Ponsel Valery berdering membuatnya langsung mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Ada apa?" tanya Valery.

"Apa katamu!" pekik Valery dengan suaranya sedikit keras yang membuat Dirga sampai terbangun dan Jansen bahkan mengeratkan dahi menoleh ke belakang.

"Apa permasalahan itu saja kau tidak bisa menyelesaikan dan aku harus turun tangan. Bagaimana kau bisa mendapatkan film dengan kualitas yang lebih baik jika itu saja kau tidak bisa dan harus mengeluh!" Valery sudah marah-marah di ponsel tersebut yang membuat Dirga kesal dan mengambil ponsel itu dari telinga Valery dan langsung menjatuhkan ke bawah.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Valery.

"Jika kau ingin marah-marah maka jangan di sebelahku. Aku butuh istirahat!" tegas Dirga.

"Kau tidak tahu apa yang aku kerjakan dan jangan kurang ajar menghentikan teleponku begitu saja!" tegas Valery.

"Berhenti!" Dirga memerintahkan mobil tersebut untuk berhenti di pinggir jalan. Supir menuruti permintaan apa saja.

"Turun!" titah Dirga pada Valery.

"Apa katamu?" tanya Valery.

"Aku bilang turun dan jangan menggangguku!" tegas Dirga.

"Kau yang turun, jangan seenaknya memperlakukanku seperti ini!" tegas Valery yang tidak pernah mau kalah jika bertengkar dengan Dirga.

"Eh Valery, jangan mentang-mentang Mama sudah mempercayakanmu 1000% untuk mengurusku dan kau bisa suka-suka kepadaku. Jika kepada aktris lain kalau akan berusaha membujuk mereka bersikap manis kepada mereka dan kepadaku, kau seolah-olah menjadikanku sebagai babu yang menjadi mesin uang. Aku bisa meminta kepada Mama untuk memecat agar aku tidak pernah berurusan dengan wanita sepertimu lagi!" tegas Dirga bahkan menunjuk tempat di wajah Valery.

"Dirga namamu juga akan hancur, jika bukan aku yang mengendalikanmu. Jadi jangan merasa ketika kau sudah menjadi aktris besar dan kau bisa semana-mana kepadaku!" tegas Valery tidak mau kalah memberi bahasan menohok.

"Aduh kalian berdua kenapa bertengkar terus, ayo pak. Kita jalan lagi. Kita bisa terlambat!" titah Jansen.

Supir tersebut terlihat bingung harus menuruti yang mana, sampai membuat Jensen memaksa supir tersebut dan akhirnya supir itu kembali mengendarai mobil itu.

Valery menghela nafas dan mengambil ponselnya yang dijatuhkan oleh Dirga.

"Wanita sakit," umpat Dirga jika sudah bertengkar dengan Valery maka dia tidak akan pernah menang.

****

Setelah menyelesaikan konferensi pers, Dirga pulang ke rumah mewah milik ibunya dengan Thalia terlihat duduk di ruang tamu sembari membaca majalah dengan kakinya menyilang.

"Mama sudah melihat hasil konferensi pers kamu, ternyata semua berjalan dengan lancar, kamu juga berbicara dengan bijak. Valery ternyata cukup pintar menyiapkan naskah untuk kamu," ucap Thalia tanpa melihat putranya itu yang sekarang menyandarkan diri di sofa dengan kepalanya sedikit mengadakan ke atas.

"Aku ingin ganti manager," ucap Dirga membuat Thalia menoleh serius ke arah putranya itu.

"Kamu mengatakan apa barusan?" tanya Thalia.

"Valery juga sudah banyak memegang aktris lain dan biarkan dia fokus untuk mengatur yang lain dan aku tidak ingin bekerja lagi dengannya. Dia terlalu banyak mengatur dan memerintahkan," jawab Dirga.

"Apa yang dia lakukan untuk kamu, seorang manajer memang harus tegas kepada aktrisnya agar aktrisnya bisa memilah-milah dan tidak sesuka Hati," ucap Thalia.

"Aku tahu dia sudah bekerja begitu lama dengan Mama, tetapi bukan berarti semua harus sesuai dengan peraturannya," ucap Dirga yang terus berusaha membujuk ibunya agar menghentikan Valery.

"Mama tidak ingin membicarakan masalah pekerjaan dengan kamu dan kamu fokus saja untuk tetap berada di atas dan menjadi aktor pembayaran paling mahal di negara ini," jawab Thalia tanpa peduli dengan semua keluhan Dirga.

Dirga merasa percuma mengadu kepada ibunya itu yang memang sejak awal sangat dipercayakan Valery untuk mengurusnya.

Bersambung.....

...Jangan Lupa untuk berikan dukungannya pada karya terbaru saya. Jangan tinggalkan jejak, like, koment dan subscribe dan jangan suka nabung bab ya. Baca dari bab 1 sampai akhir.......