elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1: Kedatangan yang Tak Diundang
Elara terbangun dengan sentakan, bukan di ranjang single berseprai bunga-bunga miliknya, melainkan di atas hamparan rumput yang lembap dan dingin. Aroma tanah basah dan bunga-bunga asing menyerbu indra penciumannya, menggantikan bau deterjen pakaian yang biasa dia hirup setiap pagi. Matanya mengerjap, menangkap siluet menara-menara megah yang menjulang ke langit indigo, dihiasi bintang-bintang yang tampak terlalu dekat dan terang. Ini bukan apartemen studio kumuhnya di pinggir kota. Ini juga bukan mimpi.
[Sistem 'Eros' Aktif. Selamat datang, Pengganggu.]
Suara itu, datar dan tanpa emosi, bergema langsung di kepalanya, memecah kesunyian malam. Elara melompat berdiri, menoleh ke segala arah, mencari sumber suara. Namun, hanya angin yang berdesir lembut di antara pepohonan raksasa dan dinding kastil yang membalas tatapannya.
"Siapa di sana?!" serunya, suaranya sedikit parau. Dia meraba-raba saku celana jeans-nya, mencari ponsel—satu-satunya penunjuk realitas yang dia miliki—tapi yang ada hanyalah rok panjang brokat berwarna perak yang dia kenakan, lengkap dengan korset dan aksesoris metalik aneh. Celana jeans-nya telah lenyap. Bahkan kulitnya terasa lebih halus, tangannya lebih ramping. Ia menatap pantulannya di genangan air dekat kakinya: seorang gadis berambut gelap panjang, mata biru kehijauan yang tajam, dan fitur wajah yang jelas asing. Cantik. Terlalu cantik untuk menjadi dirinya.
[Identitas baru: Lady Kaelin, Putri Baron Vesper. Status Misi: DIMULAI.]
"Lady Kaelin? Misi? Apa-apaan ini?" Elara meremas keningnya. Otaknya berputar, mencoba memproses informasi yang absurd ini. Dia ingat membaca novel fantasi romantis murahan semalaman, tertidur di sofa, dan sekarang—ini? "Apakah aku diculik? Ini pasti semacam mimpi aneh."
[Kesalahan. Anda adalah Pengganggu. Anda terintegrasi ke dalam dunia ini karena ketidakstabilan spasial-temporal yang Anda sebabkan. Untuk menstabilkan alur cerita asli, Anda harus mematuhi Misi Utama.]
"Ketidakstabilan spasial-temporal? Misi Utama? Aku hanya membaca novel, Sistem!" Elara mulai panik. Rasa dingin menjalar di punggungnya. Suara tanpa tubuh ini terdengar sangat nyata, dan situasinya sama sekali tidak seperti fiksi. Ini adalah kenyataan barunya.
[Misi Utama: Rebut Hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria. Dapatkan Poin Cinta hingga mencapai 100%. Kegagalan akan mengakibatkan penghapusan keberadaan Anda dari realitas.]
Penghapusan keberadaan? Itu terdengar jauh lebih serius daripada sekadar 'game over'. Elara menggigit bibir. Jadi, dia harus membuat seorang pangeran fiktif jatuh cinta padanya? Astaga. Dia bahkan tidak pernah berhasil mendapatkan hati tetangga barunya yang cukup tampan.
Dia menghela napas panjang. "Oke, oke. Tarik napas, Elara. Ini pasti semacam halusinasi massal atau... entah apa. Anggap saja ini game RPG yang aneh. Rebut hati pangeran? Baiklah. Berapa level sulitnya?"
[Tingkat kesulitan: Sangat Tinggi. Pangeran Rayden adalah individu yang penyendiri, skeptis, dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata.]
"Cih, tentu saja. Karakter utama pria selalu begitu, kan? Dingin, misterius, tapi sebenarnya kesepian dan mendambakan cinta sejati. Klasik." Elara mendengus. Dia punya segudang trope dari novel yang dia baca. Ini seharusnya mudah, jika dia bisa menahan diri untuk tidak bersikap sarkastik.
Saat itulah, suara tapak kaki kuda memecah keheningan. Sebuah bayangan gelap melaju dari balik pohon-pohon, berhenti beberapa meter di depannya. Di atas kuda hitam legam, duduk seorang pria dengan zirah gelap yang berkilauan di bawah cahaya bulan. Rambutnya sehitam malam, matanya... Elara merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Mata biru gelap itu menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin. Dia tinggi, berwibawa, dan sangat tampan, persis seperti deskripsi Pangeran Rayden dalam novel.
[Target Misi: Pangeran Rayden, telah terdeteksi. Poin Cinta saat ini: 0%. Mulai Interaksi.]
"Oh, Sial! Secepat ini?!" Elara menelan ludah. Ini terlalu mendadak. Dia belum siap untuk interaksi pertama dengan targetnya. Dia bahkan belum selesai memarahi Sistem!
Pangeran Rayden turun dari kudanya dengan gerakan anggun, memancarkan aura dingin yang membuat Elara sedikit bergidik. Dia berjalan mendekat, tatapan matanya tidak pernah lepas dari Elara.
"Oke, Elara, ingat novelnya! Apa yang harus dilakukan? Jatuh tersandung? Menunjukkan sisi lemah tapi pantang menyerah? Atau bersikap misterius dan sedikit menantang?" pikir Elara, otaknya bekerja keras menyusun strategi.
Rayden berhenti tepat di depannya. Matanya menyapu penampilan Elara, dari ujung kaki hingga ujung rambut, lalu kembali ke matanya. Wajahnya tetap datar, tanpa emosi.
Elara memaksakan senyum terbaiknya, senyum yang biasanya dia pakai saat bertemu bos baru atau saat mencoba mengesankan klien. "Salam, Yang Mulia," katanya dengan suara yang berusaha terdengar anggun, meskipun dalam hatinya dia berteriak, "Astaga, bajunya berat sekali! Aku bisa mati terjatuh dengan gaun ini! Semoga dia tidak mencium bau keringatku."
Rayden sedikit mengernyit. Sudut bibirnya sedikit berkedut, seolah menahan sesuatu. "Anda... Lady Kaelin?" suaranya dalam dan berat, sedikit serak. Dia tidak menjawab salam Elara.
"Hah? Kenapa dia terdengar aneh? Apakah dia menangkap nada palsuku? Aduh, jangan-jangan aku salah nada! Bagaimana cara jadi Lady Kaelin yang anggun kalau aku merasa seperti badut?" Elara mencoba mempertahankan senyumnya, meskipun sudah terasa kaku.
"Benar, Yang Mulia. Saya tersesat di taman dan..." Elara mulai merangkai kebohongan yang terdengar romantis dan rapuh, berharap Rayden akan merasa kasihan atau tertarik.
Namun, sebelum dia bisa melanjutkan, Rayden memotongnya dengan nada datar yang sama. "Tersesat di taman? Mengapa pikiran Anda justru sibuk mengeluh tentang berat gaun Anda dan betapa Anda ingin melemparkannya ke wajah saya?"
Mata Elara terbelalak. Dia merasa seluruh darahnya mengering.
"APA?! Dia... dia mendengarnya?! Bagaimana bisa?! Itu kan suara hatiku!"
Jantung Elara berdebar kencang, tidak lagi karena kekaguman pada ketampanan sang pangeran, melainkan karena rasa takut dan malu yang teramat sangat. Sebuah bug besar. Sebuah bug yang benar-benar menghancurkan misinya bahkan sebelum dimulai.
Rayden hanya menatapnya, ekspresi di matanya tidak terbaca. Tapi Elara bersumpah, dia bisa melihat kilatan geli yang samar di sana.
[PERINGATAN! Deteksi Bug Sistem. Pikiran internal Pengganggu dapat diakses oleh Target Misi. Harap sesuaikan strategi Anda.]
Sistem memberi peringatan. TERLAMBAT! Rayden sudah tahu apa yang ada di pikirannya. Misi utama untuk merebut hatinya... sudah hancur bahkan sebelum ia memiliki kesempatan untuk memulai. Ini akan menjadi neraka. Neraka yang sangat memalukan.