Spin off: Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam
Karena sering terkena skandal dan membuat nama keluarganya selalu terseret, sekarang Jenna harus diawasi oleh seorang bodyguard pilihan Ayahnya agar tidak bisa membuat masalah baru.
Namun, bodyguard pilih Ayahnya adalah pria yang sangat dibenci oleh Jenna. Jenna tidak akan diam saja, ia akan membuat sang bodyguard tidak betah dan mundur dari pekerjaannya.
Tetapi, rencana Jenna menjadi berantakan dan ia malah terjebak dengan perasaan yang seharusnya tidak pernah muncul lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat
Jenna membuka matanya, ia melirik ke arah jam yang berada di atas nakas. Sudah lewat jam satu malam, dan ini saatnya Jenna beraksi.
Tadi wanita itu sudah meminta Elios untuk tidak berjaga di depan pintu kamarnya, ia menyuruh Elios untuk beristirahat di kamar yang lain.
“Aku pastikan dia akan dipecat oleh Ayah!” Kekeh Jenna yang saat ini sedang berganti pakaian di walk in-closet.
“Kau selalu terlihat bersinar Jenna,” pujinya kepada cermin yang memperlihatkan penampilannya yang sangat cantik dan selalu bersinar.
“Semua mata akan melihatmu,” Jenna tersenyum begitu lebar.
Wanita itu segera keluar dari walk in-closet, ia memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil berwarna hitam seperti gaun yang dipakainya malam ini.
Ceklek!
Jenna membuka pintu kamarnya dengan pelan, agar tidak membangunkan Elios yang berada di kamar paling pojok. Wanita itu melihat situasi di luar kamarnya, suasananya sangat gelap dan tidak ada tanda keberadaan Elios.
“Berhasil!” Jenna bersorak kecil saat dirinya berhasil keluar dari kamarnya, dan saat ini sedang melangkah pelan menuju pintu untuk keluar dari Penthouse.
“Kenapa tidak bisa dibuka?” Heran Jenna saat pintunya tidak bisa dibuka, bahkan wanita itu sudah menempelkan sidik jarinya… namun tetap saja tidak mau terbuka.
“Apa pintunya rusak? Atau terjadi kesalahan sama kuncinya?” Jenna merasa kesal, karena ia harus segera pergi sebelum Elios terbangun dan memergokinya yang hendak kabur ke Club yang tidak jauh dari sini.
Jenna sudah memikirkan rencana ini setelah makan malam, ia akan pergi ke tempat-tempat yang dilarang oleh ayahnya agar sang ayah murka dan memecat Elios yang ternyata tidak becus melaksanakan tugasnya.
Ctak!
Suara lampu yang menyala, membuat Jenna terkejut sampai menutup mata karena cahaya terang yang menyilaukan.
“Nona Jenna ingin pergi ke mana?” Suara bernada datar itu membuat Jenna membalikkan tubuhnya dan tatapnya langsung terkunci dengan mata tajam yang sejak tadi mengawasinya.
Elios tidak tidur, pria itu sejak tadi duduk di sofa ruang tamu dengan keadaan sekitar yang gelap. Jadi Jenna tidak mengetahuinya, dan Elios sudah mendengar semua apa yang dikatan oleh wanita itu.
“Kenapa kau berada di sana?” Tanya Jenna yang mencoba untuk tetap tenang.
Pria itu berjalan ke arahnya, membuat Jenna menatapnya dengan tatapan menantang. Wanita itu tidak akan gentar dengan tatapan tajam dari Elios, karena di sini dirinya yang berkuasa, bukan pria menyebalkan itu.
“Saya hanya berjaga-jaga, takut Nona Jenna kabur seperti yang dikatakan Tuan Morgan,” jawab Elios yang sudah mendengar semua kebiasaan buruk Jenna dari Morgan.
“Di sini aku adalah Tuanmu, jadi kau harus mendengarkan semua perintahku!” Kata wanita itu dengan tatapan menantang.
Elios menundukkan kepalanya, membuat wajah mereka hanya ada sedikit jarak. Pria itu menarik sudut bibirnya, membuat Jenna sedikit terpana… walau hanya sesaat.
“Nona Jenna memang Tuan saya, tetapi Tuan Morgan yang membayar saya,” jawab Elios dengan suara beratnya.
“Jangan dekat-dekat! Wajahmu sangat jelek!” Marah Jenna sambil mendorong kuat dada bidang pria itu agar menjauh darinya.
“Kembalilah ke kamar!” Kata Elios yan mendapatkan delikan tak suka dari wanita itu.
“Aku tidak mau, aku mau pergi menemui teman-temanku yang sudah menunggu!” Jenna membalikkan tubuhnya, mencoba kembali membuka pintu yang sudah dikunci oleh Elios agar wanita itu tidak bisa kabur dengan mudah.
“Bukankah kaki Nona Jenna masih sakit? Kenapa Nona Jenna bisa berdiri dalam waktu yang cukup lama?” Bisikan itu membuat Jenna merinding.
“Akh!” Wanita itu memekik kaget saat tubuhnya melayang, karena Elios tiba-tiba menggendongnya.
“Kurang ajar! Turunkan aku! Turunkan aku!” Pekik Jenna yang tidak mau diam di dalam gendongan pria itu, tetapi tenaga Elios sangat besar dan pria itu tidak akan melepaskan Jenna dengan mudah.
“Tidurlah Nona Jenna, saya akan menemani Nona sampai terlelap,” bisik Elios sambil menidurkan Jenna yang terlihat membeku.
Wanita itu memilih untuk menarik selimut dan menutupi tubuhnya, Jenna tidak ingin Elios melihat wajahnya yang kini memerah. Wanita itu berpura-pura tidur, tetapi Elios sudah tahu kalau Jenna tidak mungkin tidur secepat ini.
Pria itu menyingkap selimut bagian bawah, ia menatap telapak kaki Jenna yang mengeluarkan darah.
Elios keluar sebentar untuk mengambilkan kotak obat, karena luka di kaki Jenna harus segera diobati.
“Dia pergi begitu saja?” Gerutu Jenna sambil melirik ke arah pintu kamarnya yang tidak ditutup oleh pria itu.
Tetapi tidak lama kemudian, Jenna mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Jadi, wanita itu kembali berpura-pura tidur.
Meskipun matanya terpejam, Jenna masih bisa merasakan sesuatu yang dingin menyentuh telapak kakinya. Ternyata Elios mengobati kakinya, tetapi itu sudah menjadi tugasnya.
Jenna merasa mengantuk, dan ia tidak sadar benar-benar tertidur.
“Akhirnya benar-benar tidur,” gumam Elios yang beranjak keluar dari kamar wanita itu.
...***...
“Aku ketiduran?” Jenna mengacak-acak rambutnya dengan kesal, karena ia tidak sadar benar-benar tertidur dan baru bangun saat jam menunjukkan pukul sepuluh pagi.
“Meskipun rencana tadi malam gagal, masih ada rencana lain!” Gumam Jenna yang tidak akan menyerah.
Wanita itu menatap telapak kakinya yang sudah terbalut perban yang baru, kali ini Jenna akan lebih hati-hati agar kakinya cepat sembuh.
Setelah hampir satu jam berada di kamar mandi, Jenna terlihat lebih segar setelah mandi. Wanita itu berjalan ke walk in-closet untuk mengambil pakaian yang akan dikenakannya hari ini.
“Yang ini saja!” Jenna mengambil pakaian yang cukup terbuka, karena ia memang sengaja memakai pakaian tersebut agar sang ayah marah dan Elios dipecat.
“Apa yang akan aku lakukan seharian ini? Tidak ada jadwal pemotretan maupun syuting.”
Jenna merasa bosan, karena selama dua tahun belakangan ini dirinya selalu disibukkan dengan pemotretan atau jga syuting. Namun kontraknya belum ditentukan, jadi Jenna masih tidak memiliki jadwal apapun.
“Selamat pagi Nona Jenna,” suara bernada datar itu membuat Jenna terkejut.
Ternyata Elios sudah berada di depan kamarnya, bahkan sejak pagi pria itu sudah berada di sana dan menunggu Jenna bangun.
Jenna tidak merasakan aroma parfum seperti tadi malam, Elios sudah mengganti parfumnya. Tetapi tetap saja aromanya membuat Jenna tidak nyaman, karena aromanya sangat cocok dengan kepribadian Elios yang buruk.
“Setelah sarapan, antar aku ke Mall!” Titah Jenna sambil menggerakkan tangannya agar Elios menggendongnya.
Pria itu begerak untuk menggendongnya, ia membawa Jenna ke ruang makan yang sudah terisi dengan banyak sekali masakan yang dibuat oleh Koki keluarga Grelynn.
“Duduklah dan makan! Aku tidak ingin bodyguard pribadiku tidak memiliki tenaga untuk menggendongku selama di Mall!”
Bersambung.
no kaleng...kaleng.....😁