Dor,,, dor
"Dasar wanita bodoh" ucap Alex.
"K-kenapa?"ucap Saviera terbata-bata.
"Sayang, apakah masih lama? aku sudah tidak sabar untuk menikmati harta kekayannya ini loh" ucap Alexsa.
Saviera dan Lexsa merupakan sahabat, akan tetapi Alexsa tidak pernah senang dengan apa yang Saviera dapatkan.
"K-kau menusuk ku Lex-sa" ucap Saviera terbata-bata.
"Kau itu adalah perempuan bodoh yang pernah aku temui,, hahahah" tawa Alexsa menggema di ruangan itu.
Dor,,,
Tembakan terakhir, berhasil membuat Saviera kehilangan nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpelukan
Karlina yang merasa kalau laki-laki yang bertanya barusan ialah teman Kevin. Ia langsung mengulurkan tangannya pertanda berkenalan.
"Karlina,,,anak temannya tante Ajeng" ucap Karlina memperkenalkan diri kepada Candra.
"O-oh,,, gue Candra" ucap Candra sambil menyambut dengan hangat uluran tangan Karlina.
Saat Karlina sudah mengulurkan tangan kepada Stiven dan Mario, kedua orang itu hanya menyambutnya dengan tatapan datar, namun hal itu tidak jadi masalah bagi Karlina.
"Belum pesan makan bos?" tanya Candra yang sudah duduk di kursi kosong di meja yang sama dengan Kevin dan Karlina.
"Dia belum pesan makanan,,," jawab Karlina.
"Hmm,,, ya udah biar gue sama Mario aja yang pergi pesan, lo mau pesan apa Karlina?" tanya Candra.
"Samain aja pesanan gue dengan Kevin" ucap Karlina di angguki oleh Candra pertanda ia paham. Sedangkan untuk yang lain ia tau apa yang ingin mereka makan.
Saat ini di Kevin masih saja menatap ke arah meja yang di duduki oleh Saviera beserta teman-temannya itu, ia mengira sangat mudah untuk menaklukan Saviera tapi nyatanya.
Karlina melihat Kevin sedang memperhatikan seseorang pun ikut menoleh ke arah seseorang yang di perhatikan. Ia bisa melihat ada satu meja yang di isi oleh empat orang perempuan, namun tatapan Kevin tertuju kepada seorang gadis yang berada di meja itu.
"Gue akan selidiki siapa gadis itu" gumam Karlina di dalam hati. Ia tidak senang bila Kevin menatap perempuan lain selain dirinya tapi ia lupa kalau dirinya bukan siapa-siapa Kevin.
Sedangkan di meja Saviera, Jenifer tidak sengaja melihat ada dua pasang mata tatapannya mengarah kepada Saviera. Salah satu dari yang memerhatikan Saviera yaitu Kevin. Untuk perempuan yang berada di hadapan Kevin, Jenifer tidak mengenalnya dan juga tidak pernah melihatnya.
"Eh,,, tu babang Kevin merhatiin lo keknya Saviera" ucap Jenifer.
"Jangan pernah memanggil namanya dengan embel-embel babang, gue jijik! dan gue gak perduli dia natap gue" ucap Saviera tegas.
"Hehehehehe,,,,tapi bukan cuma dia yang natap lo, tapi ada cewek yang berada di hadapan Kevin ikut menatap ke arah lo,,,, " ucap Jenifer.
"Gue gak peduli,,," ucap Saviera.
Sebenarnya Saviera dapat merasakan ada seseorang yang memerhatikan dirinya sedari tadi, tapi Saviera tidak terlalu ambil pusing karna baginya orang punya mata bebas untuk ngeliat apa saja tapi berbeda kalau orang itu sudah mengusik Saviera langsung.
...****************...
Saat ini William baru saja mendapatkan notifikasi dari Vano. Ia yakin kalau yang di kirim Vano merupakan hasil perintah yang ia suruh. Namun saat ini William belum bisa membuka pesan tersebut karna sedang meeting dengan perusahaan Emely Group.
Dalam rapat, William berusaha untuk menahan dirinya agar tidak membuka handphone nya, namun dengan begitu membuat konsentrasi William terpecah sehingga ia tidak bisa fokus mendengarkan penjelasan kerja sama dari perusahaan Emely Group.
"Baik, sekian penjelasan dari saya" ucap Arya yang mewakili Saviera untuk melakukan meeting dengan perusahaan Sanjaya Group.
"Hmm,,, Tuan,,," panggil Angga karna melihat tuannya hanya diam.
"Tuan William, apa penyampaian cukup?" tanya Arya.
"Ehmm,,, saya rasa sudah cukup, nanti sekretaris saya akan menjelaskan tentang peraturan kerja sama dengan perusahaan saya" ucap William membuat Angga terkejut karna tuannya sepertinya akan meninggalkan meeting karna tidak fokus.
"Baik tuan William" ucap Arya mengiyakan.
"Kalau begitu saya undur diri dulu" ucap William.
"Baik tuan, Terimakasih sudah mau bekerjasama dengan Emely Group" ucap Arya sambil membungkukkan badannya lalu di angguki oleh William.
Setelah William keluar, Angga langsung menjelaskan terkait aturan perusahaannya ketika sudah bekerja sama dengan perusahaan Emely Group.
Sedangkan William langsung pergi ke tempat mobilnya di parkirkan, di dalam mobil William langsung melihat notifikasi pesan dari Vano. Sebelumnya ada dua pesan yang di kirimkan Vano, satu berbentuk file dan satu lagi berbentuk vidio. William dahulu membuka vidio yang di kirimkan Vano.
Detik demi detik William saksikan dengan mata tajamnya, ia tidak menyangka kalau perempuan yang belum menjadi miliknya malah di bunuh oleh seseorang. William berusaha untuk tidak tersulut emosi.
Selanjutnya William membuka file yang dikirimkan Vano. Betapa terkejutnya William saat mengetahui perempuan yang ia kagumi juga bermain di dunia bawah dan kelompok mafianya berada di bawah dirinya.
"Kamu memang berbeda" ucap William saat melihat ada foto Saviera di sana.
Selanjutnya ia melihat bukti chat yang antara Saviera dengan beberapa orang. Ia bisa melihat pesan Lexsa yang merasa bahagia karna telah membuat Saviera tiada. Seketika William langsung mengepalkan tangannya ia merasa sangat marah melihat pesan dari teman Saviera.
"Akan ku balas semuanya" gumam William sangat marah.
Disaat William menahan emosinya ia melihat seseorang yang kemaren sempat mendatangi kantornya. Dengan spontan William membuka pintu mobilnya dan langsung menyusul perempuan itu.
"Saviera" panggil William.
Saviera yang mendengar namanya di sebut oleh seseorang langsung menoleh ke belakang. Saviera merasa heran karna yang memanggilnya ialah William.
"Hmm" ucap Saviera melihat William sudah berada di hadapannya.
"Bolehkan saya meminta suatu hal?" tanya William.
"Apa?" tanya Saviera.
"Bisakah saya memelukmu? karna saya saat ini sedang merindukan seseorang dan dia sangat mirip dengan mu" ucap William membuat Saviera terkejut.
"Hmm,,, anda jangan macam-macam dengan saya" ucap Saviera waspada.
"Saya tidak akan bertindak lebih jauh" ucap William.
"Maaf saya tidak bisa menuruti permintaan anda" ucap Saviera lalu langsung pergi.
Sebelum Saviera melangkahkan kakinya, William langsung menarik pergelangan tangan Saviera, sehingga membuat Saviera tertarik kebelakang dan William langsung saja memeluk Saviera erat.
Saviera yang di perlakukan seperti itu cuma bisa termenung karna tindakan tiba-tiba dari William.
Lima menit kemudian William langsung melepaskan pelukannya. Sedangkan Saviera merasa malu karna William memeluknya tapi ia tidak melakukan penolakan padahal Saviera menolak secara langsung ajakan William.
"Terimakasih" ucap William kepada Saviera.
"Hmm,,," ucap Saviera tidak tahu harus berbuat apa lagi.
"Apa kamu akan ke atas?" tanya William melihat Saviera kebingungan.
"Hmm" ucap Saviera.
William yang mendengar jawaban singkat dari Saviera langsung menarik tangan Saviera menuju mobilnya.
"Mau apa anda?" ucap Saviera sambil menatap William tajam.
"Saya rasa mood mu kurang baik, makannya saya akan mengajakmu keluar agar kamu tidak melampiaskan perasaan bad mood kepada bawahan mu" ucap William lalu menyalakan mobilnya untuk pergi ke suatu tempat.
Saviera tidak menolak dan tidak pula mengiyakan ajakan dari William. Ia merasa apa yang dikatakan William itu benar adanya, Saviera sendiri tidak ingin membuat karyawan nya menanggung amarah karna moodnya yang tidak stabil
up up up....../Drool//Drool/