NovelToon NovelToon
Majikanku Ayah Anakku

Majikanku Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Keluarga
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: el nurmala

Alby dan Putri adalah dua remaja yang tumbuh bersama. Kedua orang tua mereka yang cukup dekat, membuat kedua anak mereka juga bersahabat.

Tidak hanya persahabatan, bahkan indahnya mahligai pernikahan juga sempat mereka rasakan. Namun karena ada kesalahpahaman, keduanya memutuskan untuk berpisah.

Bagaimana jika pasangan itu dipertemukan lagi dalam keadaan yang berbeda. Apakah Alby yang kini seorang Dokter masih mencintai Putri yang menjadi ART-nya?

Kesalahpahaman apa yang membuat mereka sampai memutuskan untuk berpisah?

Simak cerita selengkapnya ya...
Happy reading.

------------
Cerita ini hanya fiksi. Jika ada nama, tempat, atau kejadian yang sama, itu hanya kebetulan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el nurmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

berterus terang

Happy reading...

Bukan hanya Intan, Noval pun terkejut melihat ternyata dokter yang merawat Amanda adalah tunangan Alby.

"Dokter Intan? Kebetulan sekali," ujar Noval sambil mengulurkan tangan.

"Noval? Kamu..." Sambil menyambut uluran tangan Noval, Intan menoleh pada Amanda.

"Aku rekan kerja Amanda. Tadi siang aku belum sempat menjenguk." Sahutnya.

"Oh, ya sudah kalau begitu. Saya permisi," pamit Intan.

Noval memperhatiakan Intan sampai wanita itu benar-benar berlalu. Kemudian menoleh pada Amanda yang sedari tadi memberinya tatapan kecewa.

"Sorry, dia itu tunangan salah satu temanku dari desa. Aku tidak mau kalau sampai dia tahu, nanti dia mengatakannya pada temanku itu, bisa-bisa orang tuaku mengetahuinya."

Amanda mencoba mengerti maksud baik dari ucapan Noval. Ia sudah merasa bersyukur pria itu mau menjenguknya.

"Val, bayi itu sudah tidak ada. Kamu tidak akan meninggalkan aku kan?" tanya Amanda dengan wajah memelas.

"Tentu tidak, Manda. Aku akan selalu bersamamu. Maaf tentang kejadian malam itu. Alu tidak menyangka akan sampai begini," ujar Noval sambil memeluk Amanda. Seringaian tipis terukir di wajahnya.

Amanda merasa senang karena makan malamnya kali ini disuapi oleh Noval. Senyum bahagia tak lepas dari wajahnya. Meskipun ia sudah tahu bagaimana perangai Noval, rasa cintanya seolah mengalahkan logikanya.

***

Saat malam semakin larut, pasien yang datang ke ruang IGD tidaklah banyak. Para dokter dan perawat sesekali memeriksa keadaan para pasien yang mayoritas ditemani salah seorang dari pihak keluarga.

Di sela waktu istirahatnya, dokter Intan hendak menuju ke ruangannya. Kejadian sore tadi benar-benar membuat kepalanya sakit. Saat melewati pintu lift, Intan menoleh pada Noval yang baru saja keluar.

"Tunggu Noval, bisa bicara sebentar?"

"Tentu, ada apa?"

Intan mempersilahkan Noval masuk ke dalam ruangannya. Setelah duduk saling berhadapan, Intan langsung pada maksudnya.

"Aku ingin tahu, siapa nama wanita desa yang dinikahi Alby?" tanya Intan datar.

Noval terlihat bingung harus menjawab apa. Ia sudah berniat mendukung hubungan Alby dengan Intan agar bisa mendapatkan Putri.

"Pertunanganku dengan Alby sudah batal. Ibuku tidak bisa menerima kenyataan kalau ternyata Alby sudah menikah." Ujarnya datar seolah mengerti apa yang dipikirkan Noval.

"Maksudmu, Alby memberitahu kalian bahwa ia pernah menikah?"

"Bukan pernah. Tapi masih terikat dalam pernikahan. Terlebih lagi dia sudah punya anak."

Noval mengerutkan keningnya.

Anak? Benarkah Alby dan Putri punya anak? Batinnya.

"Noval, kamu dengarkan apa yang aku katakan?" tanya Intan yang mulai terlihat kesal.

"Tentu, tentu saja aku mendengarnya."

"Kalau begitu, jawab pertanyaanku."

"Namanya Putri. Putri Rinjani. Tapi kalau mengenai anak mereka, aku benar-benar tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu mereka punya anak."

"Putri?" gumam Intan. Seketika ia teringat sosok ART di rumah Alby. Selain namanya juga Putri, Intan teringat cara dia saat mengirimkan pesan pada Alby. Bukan seperti pembantu pada majikannya, melainkan seperti seseorang yang memang sudah kenal sangat dekat.

Apakah dia Putri yang sama dengan istri Alby? Dan anak mereka... Jangan-jangan anak berumur sepuluh tahun itu yang diakui Alby sebagai anaknya.

"Intan, aku akan pulang. Apa masih ada yang ingin kamu tanyakan?"

"Oh, maaf. Tidak ada, Terima kasih."

"Baiklah kalau begitu, aku permisi."

"Silahkan. Maaf mengganggu waktumu."

"Tak apa. Kamu bisa menghubungiku kapan saja. Ini nomer ponselku. Siapa tahu suatu saat kamu membutuhkan bantuanku," ujar Noval sambil memberikan kartu namanya.

"Oke. Terima kasih," sahut Intan.

Noval berlalu meninggalkan ruangan Intan, ia merasa kecewa dengan apa yang didengarnya barusan. Sementara itu Intan merasa geram.

"Seandainya benar itu Putri yang sama, berarti selama ini mereka membodohiku. Bahkan Arif juga. Pantas dia baik pada pembantu itu." Ujarnya dengan tangan yang mengepal.

***

Lain Intan, lain pula dengan Putri. Wanita itu merasa bimbang dengan apa yang sedang terjadi. Ia merasa bersalah dengan pertunangan Alby yang dibatalkan.

Tadi sore, Alby dengan senangnya menceritakan perihal apa yang baru saja diputuskannya. Pria itu bahkan meminta bertemu dengan ibu secepatnya.

"Put, kamu kok belum tidur?" Pertanyaan lembut ibunya mengagetkan Putri.

"I-ini baru mau tidur, Bu."

Bu Rita menghampiri dan duduk di sampingnya.

"Kamu kenapa? Belakangan ini kamu sepertinya ada yang dipikirkan? Bicara sama ibu, Put. Jangan menyembunyikan apapun dari ibu. Susah, senang... kita akan menghadapinya bersama."

Sesaat Putri menatap sendu pada ibunya. Ia menimbang apakah sebaiknya berterus terang pada ibunya perihal Alby.

"Putri..."

"Bu, sebenarnya Putri sudah bertemu dengan Alby." Ucapnya ragu.

"Alby? Nak Alby maksudmu?" Bu Rita nampak sangat terkejut. Putri menganggukkan kepalanya.

"Iya, Bu. Alby, ayahnya Alfi."

"Di mana? Kapan, Put?"

"Sebenarnya, majikan Putri itu Alby, Bu."

"Apa! Kok bisa. Bukannya kata kamu majikan kamu seorang dokter?" Lagi-lagi Putri mengangguk.

"Jadi Alby sekarang sudah jadi dokter? Anak itu pasti gagah ya, Put. Ganteng gitu maksud ibu." Ujarnya pelan.

Reaksi ibunya itu di luar perkiraan Putri. Ia merutuki dirinya yang melupakan bagaimana sifat ibunya. Sang ibu yang memintanya memaafkan semua orang yang pernah menyakiti mereka, jadi mana mungkin beliau membenci Alby.

"Ibu tidak marah?"

"Kenapa ibu harus marah? Ibu yakin kamu punya alasan. Dan tentang Alby, dia belum menikah kan?"

"Belum, Bu. Tadi Alby..."

Putri menceritakan semuanya. Bahkan tentang om ganteng-nya Alfi. Bu Rita tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ternyata, orang dari masa lalu mereka ada di sekitar Alfi. Bukan hanya Alby, tapi juga Arif.

Bu Rita kini yakin, setelah sebelumnya ia sempat ragu saat mengenali Arif.

"Jadi kemungkinan yang waktu itu ibu lihat di pasar adalah benar Bu Siska, Put. Untung saja dia tidak melihat ibu."

"Kok untung, Bu?" tanya Putri heran.

"Kalau dia melihat ibu, pasti dia nggak bisa tidur." Sahutnya setengah bercanda.

"Ah ibu, ada-ada saja."

"Lalu bagaimana keputusanmu, Put?"

"Putri belum tahu, Bu. Kalau menurut ibu, Putri harus bagaimana?"

Sesaat Bu Rita terdiam, memikirkan solusi terbaik untuk putrinya. Karena bagaimanapun juga ada Alfi, yang harus diselami perasaannya.

"Kalau Alby sudah memutuskan seperti itu, lalu keputusan kamu seperti apa? Pribadi kamu, mau diteruskan apa tidak dengan Alby?" telisik Bu Rita.

Putri mengangguk pelan.

"Kok malu-malu sih? Bilang saja 'iya bu', begitu?" goda Bu Rita sambil tersenyum.

Raut wajah Putri semakin memerah.

"Ya sudah. Kalau memang begitu, pelan-pelan saja dengan Alfi. Toh dia sudah merasa nyaman sama 'om ganteng-nya' itu. Hehe, Om Ganteng... Alby, Alby. Ibu kok ya kangen sama dia. Kapan kamu ajak ke sini, Put?"

"Belum tahu, Bu." Sahutnya pelan.

"Sampaikan salam ibu sama Alby. Dia bisa datang kapan saja. Mau sebagai mantu, ataupun sebagai majikan kamu. Bagi ibu sama saja, selama itu Nak Alby. Sudah ah, ayo tidur! Bisa-bisa ibu kesiangan." Pungkasnya.

"Iya, Bu."

Putri merasa lega karena ternyata keterus terangannya berbuah manis. Sebelum berbaring di samping Alfi, Putri menatap haru pada putranya tersebut. Alfi tidak menyadari, jika orang yang selama ini bersua dengannya melalui ponsel adalah ayahnya sendiri.

1
💃🏻
Noval lbh manly cocok karakter alby
💃🏻
Jijik bgt kelakuan intan, dokter dg kode etiknya tp etikanya minus/Puke/
Safa Almira
bagus
Mesri Sihaloho
bagus sih jujur aja pada Alfi
Mesri Sihaloho
pasti si Noval,,pak dokter terlalu lambat masa tidak mau cari i formasi tentang putri..lamban kau pak dokter
rahma hartati
Cerita Bodoh Bin Tolol Lihat si Putri ini..
Boleh tdk tamat sekolah tp Jangan Mau di Goblokin Lelaki.. Apa lg Mantan Suami yg Gak Jelasa Statusnya.
Di katakan Mantan Suami, Nikahnya masih Nikah Sirih, bukan Nikah Syah Secara Hukum Negara.
Oh Putri Goblok, Mudah x memaafkan..
Rika
bagus
Maura
👍🙏
Pras Tiyo
Luar biasa
bunda DF 💞
sika bgt sm ceritanya. 😍😍😍
Maizaton Othman
Cerita rakyat,kisah kehidupan yg nyata,nama &watak yg sesuai,alur cerita bersahaja,santai,konflik sederhana dan masuk akal,tahniah.
Nanik Lestyawati
keren
Irra Ajahh
wahhhhh,,, sos sweet bngt
aku suka cerita nya gx bertele2 terus bisa saling memafkan
sukses buat author nya,,, semangatt
Irra Ajahh
cerita ny bagus
Julia Juliawati
bagus ceritanya ka
Atika Darmawati
ya ampun gak tau si Alfi... papa nya lg kejar setoran pompa trssss...
MASTER Rexo1Ming
hai
Atika Darmawati
ok
Sri Wahyuni
bagus ceritanya
Novaz Yanti
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!