Cerita tentang Lisin yang mendapatkan sistem dan harus menyelesaikan setiap tugas yang di berikan sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan Episode 28
Anri yang dari awal kedatangannya telah memanggil polisi terus menunggu di dalam mobil Toyota Raize sambil terus mengulang rekaman yang ada di ponselnya, apa yang di lihatnya adalah video rekaman Lisin yang menghajar telak selusin penjaga.
Menurutnya Lisin ini jelas bukan orang biasa, Tampan, tubuh berotot yang kuat, jelas kaya mengingat Lamborghini yang dia tunggangi saat berlibur di bali ya... walaupun kekayaan tidak penting di matanya, kemudian memiliki kemampuan bertarung yang kuat, bukankah ini jenis laki-laki yang selama ini dia inginkan.
"Sial... aku basah... " Anri menjilat bibirnya.
Sayangnya Anri tidak tau jika Lisin sanggup bertahan 5hari 5malam, jika dia tau Anri pasti akan menyewa tempat untuk menghabiskan waktu dengan Lisin.
"Doorr..." suara tembakan dapat terdengar dari arah gedung dan itu membuat Anri khawatir.
"Lisin-kun kuharap kamu baik-baik saja..." Anri tidak bisa tenang, sekarang dia bisa menemukan lelaki yang memenuhi kriterianya dan jika dia mati tertembak itu tidak lucu.
.....
Di dalam Gedung Lantai 5.
Ningsih yang masih dalam pelukan Lisin ketakutan, itu adalah pistol sungguhan, Angga mengarahkan Glock Mayer 22 keatas lalu menarik pelatuknya.
Suara yang di hasilkan dari senapan mesin sangat berbeda dengan suara rekaman pistol yang di hasilkan dari musik box, selain mengejutkan juga membuat takut siapapun yang mendengarnya.
"Ini adalah Glock Mayer 22 yang aku dapatkan dari Yakuza jika kalian menyerah aku tidak akan menembak kalian" Angga wicaksono sangat senang kerena dengan berkerja di bawah Yakuza dia bisa mendapatkan semua yang di inginkannya.
Glock Mayer 22 Jenis senjata api pistol ini merupakan senjata buatan Austria. Pistol Glock digunakan oleh angkatan bersenjata dan lembaga penegak hukum di seluruh dunia, termasuk sebagian besar lembaga penegak hukum di Amerika Serikat.
Glock 22 memiliki panjang 204 mm/8,03 inci dan lebar 32 mm/1,26 inci. Glock 22 merupakan versi .40 S&W. Kapasitas tempat mesiu sebanyak 15 putaran. Glock 22 juga termasuk senapan semi otomatis dan senapan mesin.
"Lisin... apa yang harus kita lakukan... Di belakangnya ada Yakuza Jepang" Ningsih meringkuk ketakutan di pelukan Lisin.
Siapa yang tidak mengenal Yakuza, dianggap sebagai sebuah organisasi yang mengerikan dari Jepang. Sindikat kejahatan terorganisasi itu bahkan memiliki kantor, anggota, dan aturan main.
Kelompok yang mirip dengan gangster di Inggris itu sudah lama ditoleransi di Jepang untuk menjaga ketertiban jalanan. Tidak seperti Mafia atau Triad di China, Yakuza tidak ilegal, dan markasnya diketahui langsung oleh polisi.
"Lalu kenapa jika ada Yakuza di belakangnya bukankah itu hanya gangster kecil... Mereka juga takut dengan kepolisian, kenapa harus takut" Lisin berkata dengan santai, padahal dia ingin hidup dengan santai namun selalu saja ada masalah yang menghampirinya.
"Bedebah... aku adalah anggota cabang Yakuza yang ada di indonesia selama ini aku selalu menyenangkan Yakuza jadi jika kamu menyinggungku itu tidak berbeda dengan kamu menyinggung mereka" Angga melepaskan apa yang di kenakan nya dan memperlihatkan tato naga ular di sekujur tubuhnya, tato itu terlukis sangat bagus namun terlihat menjijikkan mengingat perutnya yang membengkak.
"Jangan berfikir tentang Yakuza dari permukaan, Sindikat kejahatan mereka di luar dari itu, mungkin terlihat takut dengan pemerintah Jepang hanya sebagai kedok semata, di belakang semua itu Mereka adalah Tiran yang sangat di takuti di Dunia bawah"
Lisin menggunakan Sistem untuk menganalisa Pistol jenis Glock Mayer 22 dan hasilnya memang mengejutkan, ini memang senapan mesin semi otomatis, mampu mengeluarkan 15 peluru secara berturut-turut, karena telah di gunakan satu tembakan maka masih tersisa 14 lagi tembakan.
Lisin sangat tertekan, jika dia seorang diri mungkin memiliki keyakinan untuk menghindarinya namun ada Ningsih di belakangnya jadi tidak mungkin dia membiarkan Ningsih tertembak. Pilihan tersisa adalah menghalaunya dengan menggunakan katana.
"Aku tidak peduli dengan Yakuza selama meraka tidak menyinggungku mereka akan tetap hidup" Sambil melangkah ke depan Lisin mengeluarkan katana dari sarungnya.
"Lisin... kamu jangan ke gabah dia menggunakan pistol... " Ningsih beniat mencegah Lisin karena tidak ingin Lisin kenapa-napa.
"Ningsih percaya lah padaku orang yang bisa membunuhku belum dilahirkan... " Lisin melihat Ningsih sambil tersenyum.
"Jangan berkata romantis di depanku... " Angga wicaksono sangat marah, dia memegang pistol seharusnya di atas angin tapi orang lain tidak menganggapnya serius bagaimana dia tidak marah.
"Setelah aku menembak kepalamu aku akan memperkosanya setiap hari... Hahaha..." Angga tertawa bahagia.
Lisin sangat marah ini pertama kalinya dia ingin membunuh seseorang. "Lakukan jika kamu bisa..."
"Door... "
Tembakan pertama di arahkan di antara kedua mata Lisin, Angga wicaksono sangat bahagia melihat kembali ke arah Ningsih dan pikiran mesum terlintas di kepalanya, menekan pelatuk Glock Mayer 22 suara ledakan dapat terdengar, selongsong terlempar jatuh ke lantai sedangkan peluru meninggalkan larasnya terbang cepat ke arah Lisin.
"Kling... "
Angga Tercengang dia berpikir jika peluru akan bersarang di antara kedua mata Lisin namun apa yang dia lihat sangat mencengangkan, Peluru yang seharusnya mengenai Lisin telah terbagi dua dan arah laju peluru tersebut menungkik ke bawah.
Seberapa cepat kecepatan sebuah peluru yang di tembakkan dan itu terbelah menjadi dua oleh katana bukankah itu berarti Kecepatan ayunan Lisin lebih cepat dari kecepatan peluru.
Bagaimana bisa Katana yang setipis seperti itu dapat menahan dorongan peluru, jika itu orang lain walaupun memiliki kecepatan ayunan super tidak mungkin dapat membelah peluru dan katana akan berakhir bengkok.
Apakah kalian berfikir ini film action di mana menggunakan efek khusus, Lisin menggunakan energi dalam untuk melapisi katana jadi hal yang wajar jika itu dapat membelah logam peluru.
"Tidak Mungkin... " Angga sangat terkejut kemudian secara bertubi-tubi menembak Lisin
"Door... "
"Kling... "
"Door... "
"Kling... "
Setiap kali peluru datang Lisin dengan mudah membelah peluru menjadi dua bagian, sedangkan Angga yang dari tadi menarik pelatuk pistol berkeringat dingin dan secara tidak sadar melangkah kebelakang.
"Mati... Mati... kenapa kamu tidak mati... " Angga sangat panik lemak di perutnya bergetar hebat.
"Kenapa tidak keluar lagi... " Peluru terakhir telah di belah menjadi dua bagian, Angga yang kehabisan peluru ketakutan dia melihat di bawah kakinya jika itu banyak selongsong berserakan di tanah sedangkan semua peluru terbelah menjadi dua.
"Apakah hanya ini... " Lisin berjalan mendekati Angga dengan katana berada di tangannya.
"Jangan mendekat... selamatkan hidupku... tolong... aku selamatkan hidupku, aku akan memberimu semua uangku... dan Yakuza tidak akan memburu mu"
Melihat Angga dengan gemetar bersandar ke dinding Lisin berkata kepada Ningsih yang ada di belakang. "Tutup kedua matamu... "
Ningsih langsung mengikuti perintah Lisin dengan cepat menggunakan kedua tangan untuk menutupi kedua matanya. dia pasti akan membunuhnya bukan.
"Seharusnya kamu tau konsekuensi jika menyinggungku, di hadapanku aku tidak peduli siapapun itu jika mereka berani menyentuh wanitaku maka jangan salahkan aku karena kejam"
"Kling... " Cahaya dingin berkelebat.
"Aaaaaa... Ah kok aku tidak mati... " Angga yang menutup mata karena akan mati nampak bingung, bukanya dia menebas ku tapi kenapa aku tidak terluka, lalu tatapannya jatuh ke bawah, dan ikat pinggangnya terpotong memperlihatkan anunya yang seukuran jari kelingking.
"Apakah itu jari kelingking kenapa itu sangat kecil... "
Sebenarnya itu ukuran orang biasa khususnya orang-orang asia namun tidak dapat di bandingkan dengan Lisin yang memiliki ukuran tidak manusiawi.
"Dengan ukuran seperti itu, bagaimana kamu menyenangkan wanita... hade lupakan aku sangat menyesal melihat punya orang lain... " Lisin menggeleng tidak berdaya.
"Tolong jangan nodahi aku... "
Brengsek siapa juga yang ingin melakukan itu denganmu, aku hanya ingin memotong kelingking bawah mu kenapa kamu bertingkah seperti akan di perkosa.
"Berapa lama rekor mu... " Kenapa juga Lisin menanyakan ini.
"10 Menit... " Angga berkata dengan penuh kemenangan seolah dia berkata, Bagaimana lama kan...
"Terlalu umum... Ada pesan-pesan terakhir dengan kelingking mu... " Lisin menggerakkan katana, sedangkan angga kebingungan kelingking oh dia ingin memotong jariku.
"Bukankah Yakuza memotong kelingking jika gagal dalam tugas adalah hal umum... " Lisin berkata sambil menatap Angga.
"Benar... Potong saja kelingking ku... " Angga wicaksono sangat bersyukur dia tidak berharap orang di depannya akan melepaskan hidupnya dan memilih untuk memotong jari kelingking.
sayangnya yang di maksud Lisin bukan kelingking jari melainkan itunya yang seukuran jari Kelingking, jika Angga tau apa yang di maksud Lisin dia kan memilih untuk mati. apa gunanya hidup jika tidak dapat melakukan itu lagi...
"Aaaaa... kenapa yang bawah... " Angga tidak menyangka jika Lisin akan motong itunya. darah mengalir dari lukanya Angga berlutut sambil memegang itunya yang pergi untuk selamanya.
"Aku hanya memotong punyamu yang seperti kelingking apakah ada yang salah bukanya kamu tidak mempermasalahkan sebelumnya" Di katakan jika punyanya hanya sebesar jari kelingking Angga wicaksono semakin tertekan.
"Jangan.... Aaaaaa... " Lisin tidak berhenti di situ dia menarik kedua lengan Angga kemudian mematahkan beserta kedua kalinya lalu di patahkan.
"Tolong bunuh saja aku... " Angga sangat menyesal jika di toko ada yang jual obat penyesalan dia harus memiliki stok di rumah. Tidak ada keinginan untuk hidup dia memilih untuk mati saja.
"Kamu tidak layak ku bunuh... kamu masih memiliki peluang untuk menyesali perbuatan mu" Lisin mengabaikan Angga kemudian mendekati Ningsih.
"Kamu bisa menurunkan kedua tanganmu... " Walaupun Ningsih menutupi matanya dengan kedua tangannya dia bisa mengetahui jika Lisin melumpuhkan mantan atasnya Angga wicaksono, Ningsih sangat senang jika Lisin datang untuknya.
"Maaf Lisin sebelumnya aku-" Ningsih tidak dapat melanjutkan perkataannya karena bibir cerinya tertutupi oleh bibir Lisin dan Ciuman prancis pun terjadi.
Jika kalian tidak mengerti apa itu ciuman prancis itu berarti kalian sama dengan autor sama-sama polos.
Setelah lebih dari 10 menit berciuman Prancis keduanya berpisah. "Apa aku tidak mendengarnya..."
Ningsih tidak mempermasalahkan dan mulai mengingat jika Adik perempuannya sedang terikat di ruangan lain. "Kita harus selamatkan Ayunda..."
Lisin dan Ningsih menuju ke ruangan lain sedang seseorang yang dari awal melihat pertunjukan dengan Mata bersinar. ya... dia adalah Migumi.
"Lisin-sama..." Mendengar perbincangan Lisin dan pacarnya Angga, Migumi mengambil kesimpulan jika Milik Lisin itu besar dan juga tahan lama, hal itu menaklukkan Hati Migumi, dalam hatinya dia harus merasakannya agar tidak penasaran dari pada menebak-nebak 20menit kah, 1jam kah, 3jam kah semakin Migumi memikirkannya semakin dia bersemangat.
Lisin tidak tau pemikiran Migumi, saat ini dia menggendong Ayunda di punggungnya karena kaki Ayunda terluka, Lisin melihat dengan aneh karena Ayunda ini memiliki penampilan yang mirip dengan Ningsih namun Versi yang belum matang.
"Tolong... aku... aku juga korban penculikan di sini" Migumi datang memeluk lengan kiri Lisin kemudian dia ingat jika wanita ini adalah pacar Angga.
"Kenapa kamu memeluk Lisin bukankah pacarmu di sana... " Ningsih dengan marah melihat Migumi.
"Aku sudah putus dengannya... Lisin-sama tolong bawah aku pergi dari sini..." Lisin ingin menendang wanita tidak tau malu ini namun ingat dengan pesan Anri, Agar tidak melukai Migumi... menurut Anri Sebenarnya Migumi adalah wanita baik namun selalu di manfaatkan oleh orang yang salah.
Sepertinya ada yang rusak dengan isi kepala Migumi, belum lama ini dia berpacaran dengan Angga wicaksono namun tidak ada kesedihan saat kelingking pacarnya terpotong, dan sekarang dia mulai mengejar Lisin. Sungguh wanita yang tidak berperasaan.
.....
Di luar Anri sangat senang mengetahui jika Lisin selamat dia sangat ketakutan mendengar beberapa suara tembakan dari lantai Lima.
"Anri-chan... kenapa kamu di sini... " Migumi bertanya dengan aneh...
"Aku membantu Lisin-kun untuk menemukan tempat ini dengan melacak lokasi ponselmu" Anri berkata dengan jujur.
"Anri-chan aku memutuskan pensiun juga, kita bisa melakukannya bertiga" Mata Migumi melihat Lisin yang sedang menidurkan Ayunda di bagian belakang.
"Apanya yang melakukanya bertiga..." Ningsih yang mendengar mereka berdua berbicara tidak kuat lagi menahan...
Migumi ketakutan seperti pelakor yang bertemu dengan istri sah, sedangkan Anri hanya tersenyum kemudian mengemudikan Mobil Toyota Raize meninggalkan lokasi.
tidak lama setelah mereka pergi, dari arah lain Rombongan Mobil polisi datang. Seperti biasa pasti telat.
Bersambung....
manusia paling bodoh