NovelToon NovelToon
Bosku Tidak Pernah Puas

Bosku Tidak Pernah Puas

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Paksa / Romansa / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Pernikahan Rocky dan Brigita rupanya menjadi awal munculnya banyak konflik di hidup mereka. Brigita adalah bawahan Rocky di tempat kerja. Mereka harus menikah karena satu alasan tertentu.
Statusnya sebagai seorang janda yang mendapatkan suami perjaka kaya raya membuat gunjingan banyak orang.

"Aku harus bisa mempertahankan rumah tanggaku kali ini,"

Apa dia berhasil mempertahankan rumah tangganya atau justru lebih baik berpisah untuk kedua kalinya?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 - Merasa Bersalah

Lena menolak. Dengan sekuat tenaga yang tersisa dalam dirinya, ia menggeleng tegas saat Rocky membisikkan tawaran kotor itu di telinganya.

"Aku nggak mau, Pak," bisiknya pelan tapi tegas. Tangannya gemetar saat ia menarik handle pintu, lalu berlari kecil meninggalkan mobil itu.

Udara malam terasa seperti belati di kulitnya. Tubuhnya terasa ringan namun juga berat di saat yang bersamaan.

Begitu ia masuk ke gang kecil menuju kost-an, sosok Arga sudah berdiri di sana. Membelakangi gerbang kost, menatap ke arah Lena dengan alis mengernyit.

"Sayang? Dari mana?" tanyanya heran.

Lena mengatupkan bibirnya. Ia tahu penampilannya kacau: make-up luntur, rambut berantakan dan napas memburu.

"A-aku… dari warung," katanya gugup. "Lagi beli… sabun, tapi pas pulang ada orang aneh, jadi aku lari."

Arga memicingkan mata. "Terus sabun nya mana? Lagian kenapa nggak tanya aku shift apa. Kan bisa titip ke aku, Sayang?"

Lena menunduk, meremas kaosnya erat-erat. "Aku kira kamu sibuk… Maaf ya." tanpa menjawab pertanyaan soal di mana sabun yang telah ia beli.

Arga mendekat, mengusap kepala Lena lembut. "Lain kali hati-hati. Malam-malam begini nggak selalu aman buat perempuan. Apalagi cantik kayak kamu!"

Lena hanya mengangguk, menahan air mata yang hampir jatuh. Ia berusaha tersenyum. Seolah-olah semua baik-baik saja. Padahal dalam hatinya, semuanya berantakan.

"Ya sudah aku cuma mau pastiin kamu baik-baik saja. Aku pulang ya, besok kamu libur kan? Aku jemput kita main ke rumah," ucap Arga penuh senyuman tulus.

"Temani aku sebentar lagi. Boleh?"

Lena hanya tidak ingin Arga berpapasan dengan Rocky di depan, maka dari itu ia mencoba mengulur waktu selama mungkin.

.

Begitu masuk di kamar kost, Lena langsung berjalan ke kamar mandi. Ia menyuruh Arga duduk di kursi depan kamar nya.

Walaupun kost nya tidak mewah tapi kamar mandi nya cukup bagus dan bersih. Dibawah pancuran air dingin, Lena membiarkan tubuhnya gemetar. Membiarkan air membasuh semua sisa sentuhan Rocky yang terasa membakar kulitnya.

Ia menggosok kulitnya keras-keras, seolah bisa menghapus jejak kejadian tadi. Tapi tidak peduli seberapa keras ia menggosok, perasaan jijik itu tetap menempel.

"Aku kotor… Aku bodoh," bisiknya berulang-ulang, air mata bercampur dengan air pancuran.

Ia memeluk lututnya di lantai kamar mandi, membiarkan tubuhnya menggigil dalam diam.

Setelah selesai mandi barulah ia mengizinkan Arga untuk pulang.

Semalaman Lena tidak tidur. Bayangan wajah Rocky, suara beratnya, dan ketulusan Arga terus berputar di kepalanya bagai film rusak.

.

.

Keesokan paginya, Lena masih merasa tubuhnya lelah. Tapi hari ini ia tidak harus ke lounge. Jadwal libur yang seharusnya membebaskan pikirannya, malah terasa lebih menyakitkan.

Sekitar pukul sepuluh pagi, ponselnya bergetar. Nama Brigita muncul di layar.

Brigita:

"Lena, kamu libur kan? Aku juga libur, mau temani aku jalan?"

Lena menatap pesan itu lama. Ada perasaan ingin menolak, tapi ada juga rasa bersalah yang menjerat. Ia membalas dengan singkat.

Lena:

"Boleh, Kak."

Dua jam kemudian, Brigita menjemputnya dengan mobil. Seperti biasa, perempuan itu tampil anggun dengan pakaian kasual sederhana namun tetap elegan.

"Maaf ya tiba-tiba ngajak. Aku lagi butuh temen jalan nih," kata Brigita sambil tersenyum.

Lena hanya mengangguk. Hatinya terasa sesak melihat kebaikan Brigita padanya.

Mereka pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang tidak terlalu ramai. Menghabiskan waktu melihat-lihat pakaian, mencicipi dessert di kafe, dan mengobrol santai.

Di salah satu momen, saat mereka duduk berdua di sebuah sofa toko, Brigita tiba-tiba menatap Lena dengan lembut.

"Kamu tahu, Len," katanya perlahan. "Aku itu sayang banget sama kamu. Kamu kayak adik perempuan yang nggak pernah aku punya."

Lena membeku.

Brigita melanjutkan, suaranya tulus. "Aku seneng ada kamu di lounge. Kamu kerja keras, nggak neko-neko. Aku percaya sama kamu, Len. Bahkan… lebih dari aku percaya ke orang lain."

Senyum Brigita menghangat, tangannya menepuk punggung tangan Lena dengan penuh kasih sayang.

"Sampai kadang aku mikir, kalau ada yang jahat sama kamu, aku bakal jadi orang pertama yang maju belain kamu,"tambahnya dengan terkekeh kecil.

Lena hanya bisa menunduk. Matanya terasa panas. Brigita tidak tahu betapa Lena sudah hampir merusak segalanya.

Tangannya mengepal erat di atas pahanya. Suara hatinya berteriak. "Aku bukan adik yang baik untukmu, Kak. Aku hampir mengkhianatimu semalam."

Tapi Lena tidak bisa mengatakannya. Ia hanya tersenyum kaku, menahan gejolak di dalam dadanya.

"Aku merasa bersalah pernah hampir percaya dengan ucapan Dyandra bahwa kamu punya niat lain dengn Rocky. Katanya kamu memang mendekatinya, tapi ternyata itu hanya ocehan j4lang bi4dap!" pekik Brigita.

Lena semakin merasa bersalah, tapi semakin besar juga dia memikirkan Rocky dan Arga yang terus berputar di otaknya. Hatinya terus bergejolak, sebagai insan yang masih belia pastinya dia merasa goyah.

.

Sepanjang perjalanan pulang, Lena lebih banyak diam.

Sementara Brigita terus bercerita dengan riang soal ide-ide baru untuk lounge, sesekali melontarkan candaan, membuat Lena semakin merasa kecil.

Semakin merasa kotor.

Saat sampai di depan kost, Brigita memeluknya erat. "Kalau ada apa-apa, jangan sungkan cerita ke aku ya," bisiknya.

Lena hanya mengangguk, terlalu takut suaranya akan pecah kalau ia berbicara. Brigita tidak tahu. Tidak tahu bahwa yang bisa menyakiti dirinya, mungkin bukan orang lain.

Melainkan Lena sendiri.

.

Seperti janji yang sudah di buat sebelumnya, malam harinya Arga sudah siap menjemput Lena di depan kost.

Mengenakan kaos hitam dan celana army serta topi yang membuatnya begitu tampan dia berdiri di depan gerbang.

Lena keluar membawa tentengan yang ia beli dari mall tadi untuk orang tua Arga. Ini bukan pertama kalinya dia bertemu orang tua Arga. Keluarganya juga menyayangi Lena seperti anaknya sendiri.

"Kamu banyak diam dari kemarin, ada apa sebenarnya?" tanya Arga yang menyadari perubahan Lena.

"Nggak tahu capek aja mungkin. Maaf ya,"

"Bukan karena Pak Rocky?" tiba-tiba saja Arga menanyakan hal yang membuat Lena terkejut.

Kendati demikian Lena berusaha menutupinya dengan wajah datar.

"Kamu tahu kenapa aku jadi posesif? Kira-kira kamu akan percaya tidak ya jika aku ceritakan,"

Lena memiringkan tubuhnya dari kursi mobil menatap Arga serius. "Cerita apa?"

"Aku tanya dulu sama kamu. Kalau Pak Rocky suka sama kamu apakah kamu mau bersanding dengannya, entah menjadi apa di hidupnya. Atau tetap memilih bertahan bersamaku?"

Pertanyaan Arga membuat jantung Lena semakin berdetak kencang. Pikirannya bertanya-tanya apa sebenarnya dia tahu tentang semua yang terjadi?

"Pak Rocky kaya, jelas kamu akan hidup enak. Tapi di sisi lain dia juga suami sahabatmu,"

1
Citra Silvia
cerai aja lah cape punya suami kaya gitu
Nathania maheswari: selingkuh emamg penyakit yg gak bisa sembuh
Semara Pilu: 😂 sabar kak.
total 2 replies
Citra Silvia
gila Rocky
Citra Silvia
waduh gret aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!