NovelToon NovelToon
Infected Without Knowing

Infected Without Knowing

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie
Popularitas:267
Nilai: 5
Nama Author: Ryn Aru

Sebuah keluarga sederhana yang penuh tawa dan kebahagiaan… hingga suatu hari, semuanya berubah.

Sebuah gigitan dari anjing liar seharusnya bukan hal besar, tapi tanpa mereka sadari, gigitan itu adalah awal dari mimpi buruk yang tak terbayangkan.

Selama enam bulan, semuanya tampak biasa saja sampai sifat sang anak mulai berubah dan menjadi sangat agresif

Apa yang sebenarnya terjadi pada sang anak? Dan penyebab sebenarnya dari perubahan sang anak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn Aru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Dimas melihat Mahen yang sedang meracik obat, tetapi setiap 30 menit ia selalu menyuntikkan vaksin rabies pada tubuhnya. "Overdosis lo lama-lama." Celetuk nya.

"Kalo gak gue lakuin sama aj ngebunuh lo." Ucap Mahen yang tetap fokus pada racikannya. Mahen yang sedang fokus tiba-tiba teringat akan sesuatu dan menatap kearah Dimas. "Lo Dimas Anggara bukan?" Tanya Mahen.

Dimas menoleh kan kepalanya kearah Mahen. "Ya itu gue." Jawabnya dingin. Mahen terdiam dan hanya mengangguk, ntah apa yang sedang ia pikirkan saat ini.

Dimas hanya melihat apa yang di lakukan oleh Mahen di dalam laboratorium rumah sakit, melihatnya begitu membosankan akhirnya Dimas pergi meninggalkannya untuk melihat-lihat keadaan sekitar.

Dimas berjalan-jalan hingga ke lantai atas, terlihat beberapa zombie yang tertidur karena telah malam. "Kalo gue tiba-tiba teriak gimana ya?" Gumamnya pelan, dan melanjutkan jalannya melewati zombie-zombie tersebut.

Saat ia memasuki salah satu ruangan terlihat sebuah dokumen yang ingin dia ketahui. 'Aneh. Gue kira cuma si Mahen yang tau ini.' Batin Dimas yang keluar dari ruangan dengan membawa dokumen tersebut.

Saat ia keluar terdengar suara seretan dari tangga lain, suara itu membuatnya terkejut dan segera masuk kembali kedalam ruangan. Dimas terdiam dan mendengar suara yang sangat serak seakan sedang berbincang.

"Di mana anak sialan itu? Kau bilang melihatnya di sini bukan." Ucap monster tersebut yang terdengar sedang memarahi anak buahnya. "Omong kosong, kita sudah mencarinya di atau atau pun di bawah gedung ini." Lanjutnya.

Dimas hanya mendengarkan ucapan monster tersebut, tetapi ia tak mendengar suara lawan bicaranya. "Kau mencium aroma seseorang? Ternyata aku tak salah mencium." Ucap monster tersebut, monster itu melihat kearah pintu ruangan tempat Dimas bersembunyi dan menggoreskan kukunya yang panjang pada tembok.

"Benar saja aroma itu dari ruangan ini, aku akan pergi dan kau carilah orang tersebut." Setelah mengucapkan hal itu, tiba-tiba monster yang tadinya hanya berbicara di luar mendobrak paksa pintu dan mengendus-endus di dalam ruangan.

Dimas hanya bisa terdiam di dalam lemari yang berada di ruangan itu dan mendengarkan pergerakan monster tersebut dengan berhati-hati. Dimas yang mendengar suara gesekan itu sedikit lebih dalam memasuki ruangan, ia pun dengan perlahan membuka lemari itu dan melihat bahwa monster tersebut menghadap kearah lain.

Dimas yang berhasil keluar pun dengan segera berlari kearah ruang operasi untuk mencari sebuah senjata, yang ia tau pisau orasi adalah pisau yang sangat tajam, dan tentu saja itu adalah sebuah senjata yang sangat berguna untuknya.

Dimas meraih salah satu pisau yang sering ia lihat di film, dan saat ia sudah memegang pisau itu, terlihat di belakangnya bahwa monster tersebut sudah berada di sana. "Ayo kita coba keberuntungan hidup." Ujar Dimas bersiap dengan pisaunya.

Saat Mahen sedang fokus untuk mengembangkan vaksinnya, tiba-tiba saja sebuah kepala menggelinding kearahnya. "Kok gak kaget?" Tanya Dimas.

Mahen melihat kearah Dimas yang sudah terduduk di salah satu kursi. "Apa gunanya?" Bukannya menjawab, Mahen malah memberikan pertanyaan lain pada Dimas.

Dimas yang tak peduli pun hanya bermain dengan beberapa barang yang ada di sana dan membaca dokumen yang ia bawa. Mahen yang tanpa sengaja melihat dokumen itu pun menghentikan kegiatannya. "Dapat dari mana?" Tanya Mahen.

"Di rs sini. Gue curiga rs ini juga meneliti hal yang gak seharusnya kita tahu deh." Ucap Dimas, ia melemparkan dokumen tersebut ke Mahen agar Mahen membaca semua yang ada di dokumen itu.

"Beberapa hal di sini gak ada di dokumen gue." Gumam Mahen, Mahen melirik sebentar kearah Dimas dengan satu alis terangkat. 'kayaknya ni orang bisa lebih dalam gw manfaatin.'

Dimas yang sedang memainkan rubik yang ada di sana hanya terdiam, ia berlaga seakan tak menyadari tatapan Mahen. 'Ikan udah makan umpan.'

Bersambung....

1
Alucard
Keren banget, semoga ceritanya terus berkualitas author!
Ryn Aru: makasih ya,,/Smirk/
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin syantik baca terus, ga sabar nunggu update selanjutnya!
Agnes
Romantis banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!