Cinta Setelah Bercerai

"Kasta kita sangat jauh berbeda." Ucap Ryuka.

"Persetan dengan itu semua, aku tidak peduli Ryuka."

Rifky memeluk Ryuka erat, dan kali ini Ryuka tidak melakukan penolakan sama sekali, Ryuka bisa melihat ketulusan di mata Rifky malam ini saat pria itu mengutarakan kesungguhannya.

"Ryuka ... Apakah aku masih ada harapan untuk bisa bersamamu?"

"Mari lebih saling mengenal dulu satu sama lain, seperti pada pasangan umumnya yang sedang melakukan pendekatan." Ucap Ryuka yang membuat Rifky sedikit sumringah.

"Baiklah Ryuka, aku siap memulai kembali dari awal ... Memulai hal indah bersamamu, walau nyatanya aku ingin langsung menikahimu, tapi aku harus bersabar."

"Sudah malam, lebih baik anda pulang."

Rifky mengelus lembut pundak Ryuka, lalu pergi meninggalkan rumah Ryuka, sejak malam ini ... Pria itu lebih penurut pada apa yang di katakan oleh Ryuka.

***

Di kantor.

"Pudingnya enak?" Tanya Bayu.

"Ng ... I-iya ... Enak, lembut." Ucap Ryuka berbohong, karena tidak mau sampai mengecewakan temannya.

"Kapan-kapan, ibuku ingin bertemu Ryuka."

"Hah?! Mmm ... Maksudku, iya boleh boleh, tapi nanti ya."

Semakin lama, Bayu kagum dengan Ryuka, kepribadian dan caranya bekerja membuat Bayu ingin terus berada di dekat Ryuka.

.

.

Jam istirahat, Ryuka di buat tersenyum oleh chat yang di kirimkan oleh Rifky padanya.

( Jangan membuatku cemburu, kamu milikku.)

"Aku milik ibuku tahu! Dasar pria ini." Gumam Ryuka dengan senyum yang mengembang.

Ryuka dengan semangat membalas pesan tersebut.

( Aku bukan milik siapapun :p )

Ryuka terkekeh, lalu mengirimkan chat tersebut pada Rifky.

( Tunggu tanggal mainnya, kau akan menjadi milikku seutuhnya.)

Setelah membaca pesan tersebut Ryuka langsung mematikan layar ponselnya dan memasukan dengan cepat kesaku celananya.

"Huh dasar cabul, aku takut betul maksudnya apa!"

Sore harinya.

Rifky sudah lebih dulu pulang ke apartemen, apalagi tujuannya jika bukan ingin bersama Ryuka lebih lama.

pria itu sudah memesan makanan mewah dan sudah di tata sedemikian rupa di atas balkon kamarnya.

Ryuka tidak tahu dengan keberadaan Rifky di dalam, setelah masuk ke apartemen, dia langsung bergegas menuju dapur untuk memasak sesuatu seperti biasanya.

*Grab

Rifky memeluk tubuh Ryuka erat dari arah belakang, "Nyaman." Ucapnya.

"Welcome home Ryuka." Kata Rifky sambil mengecup sisi kepala Ryuka.

Ryuka sedikit kaget, tapi tetap diam dan tidak memberontak, "Maaf saya belum sempat menyiapkan makanan di saat anda pulang kantor, harusnya anda mengabarkan jika pulang cepat pak."

"Saya sudah menyiapkan makan sore di balkon, kita makan bersama sambil memandang sunset."

"Ttt-tapi tugas saya kan memasak pak, kenapa tiba-tiba makanannya sudah siap?" Ucap Ryuka sedikit gugup dan wajah yang sudah memerah.

"Aku yang menyiapkan semuanya, ayo wanitaku ... " Rifky menuntun Ryuka dengan perlahan ke arah balkon, Ryuka pun menurut.

"Duduk disini." Kata Rifky, lalu mengecup puncak kepala Ryuka.

Ryuka tersipu malu dengan semua yang di lakukan oleh Rifky sejak tadi, entah kenapa sekarang Ryuka tidak ingin menghindar jika di perlakukan manis seperti itu.

Semudah inikah kau membuatku jatuh cinta padamu pak?

Selama menikmati makan sore, tatapan Rifky tak pernah lepas dari wajah Ryuka, tatapan yang sangat dalam dengan mata berbinar.

Sore ini dan hari-hari selanjutnya, mereka selalu melakukan hal romantis yang sama sekali tak melewati batas aturan pasangan sebelum menikah, makin lama Ryuka sudah mulai berani menunjukan sisi manjanya, seperti menyandarkan kepala pada bahu Rifky saat sedang bersantai bersama duduk di sofa.

Seperti ini rasanya berpacaran sungguhan? ternyata anda bisa juga jadi menggemaskan seperti ini.

"Aku sudah menyiapkan baju untuk kamu besok bekerja, apakah aku bisa pulang sekarang? Sudah jam 10 malam."

"Sampai berapa lama aku harus merasa sedih setiap malam ketika kamu meninggalkanku sendirian disini Yuka?"Rengek Rifky yang membuat sisi arogannya tenggelam.

Ryuka hanya tersenyum, lalu mengelus lembut rambut Rifky. "Nikmati prosesnya." Ujar Ryuka.

Seperti biasa, Rifky selalu mengantar Ryuka sampai depan pintu rumahnya, keinginan untuk melakukan hal lebih pada Ryuka perlahan sirna, saat ini hanya ada rasa ingin bersama dan terus melindungi.

***

Besok pagi.

Bel rumah Rifky berbunyi berkali-kali, sehingga membuat penghuni unit itu gusar karena matanya masih ingin terpejam di atas kasur empuknya.

"Tidak sopan sekali, siapa yang bertamu dan membunyikan bel terus menerus seperti ini?!" Gumam Rifky, sambil berjalan keluar kamar untuk membuka pintu.

Saat pintu di buka, terlihat 2 orang berbadan tegap, tengah berdiri dengan seorang pria tua yang tak lain adalah orang tua nya Alea.

"Sikat!" Titah patuh baya yang memakai tongkat itu.

Tanpa aba-aba dan persiapan apapun, Rifky di pukul berkali-kali dari segala arah, oleh dua orang berbadan besar itu, sampai mulutnya mengeluarkan darah karena pukulan hebat yang terus menerus dia terima.

Sayangnya kejadian itu berlangsung di dalam apartemen, dan orang tua Alea yang menjaga situasi di luar, saat Rifky sudah tidak berdaya, barulah dua orang besar tersebut keluar dan bergantian dengan orang tua Alea.

"Cuihhhh." Orang tua Alea meludah tepat di wajah Rifky.

Rifky tak kuasa untuk bangun, semua badannya terasa sakit.

"Ini ... Akibatnya tidak mau bertanggung jawab, sudah meniduri anak perempuan saya, dan kamu kabur dengan mudahnya, jangan kamu fikir saya tidak bisa melacak keberadaan kamu, dasar brengsek!" Umpat orang tua Alea lalu pergi meninggalkan Rifky yang tengkurap dengan mata sayu menahan sakit.

Yuka .... Yukaaaaaa .... Rifky meneriakan nama Ryuka dalam hatinya, lalu pria itu tidak sadarkan diri tepat di balik pintu apartemennya.

.

.

Di kantor.

"Rasanya malas sekali bekerja hari ini, ada apa ya? Apa karena Rifky tidak menjawab telpon dariku? Ah ... Aku sudah jadi anak muda bucin rupanya, pacar tidak ada kabar bisa berpengaruh seperti ini.

"Ryuka? kamu sakit?"

"Ng ... Tidak Bayu, hanya saja perasaanku sedang tidak enak."

"Sudah telpon orang tuamu? Mungkin mereka rindu, biasanya kontak batin seperti itu, kata ibuku sih." Ucap Bayu terkekeh.

"Hm ... Nanti akan ku telpon, terimakasih sarannya Bayu."

Sore pun tiba, Ryuka bergegas pulang tanpa berpamitan dengan rekan kerjanya yang lain, fikirannya terus tertuju pada Rifky.

Ryuka menggunakan ojek online untuk sampai ke apartemen, sehingga dia bisa lebih mudah menerobos kemacetan.

Ketika sudah sampai, dengan tergesa wanita itu menekan password di pintu apartemen, berapa terkejutnya saat dia melihat Rifky terkulai lemah dengan darah di bagian bibir sampai dagu.

"Aaaaaaaaaa ... Rifky!!!!!!!!!!!!"

Teriakan Ryuka menyadarkan Rifky yang berkali-kali sudah siuman lalu kembali tidak sadarkan diri karena lemas dan badannya kesakitan sejak kejadian tadi pagi.

"Rifff .... siapa yang bikin kamu kaya gini?" Ucap Ryuka sambil menangis.