Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Tin......Tin......Tin......
Bunyi klakson berkali kali terdengar, Dokter Evan melihat ke spion. Dokter Evan Evan tahu kalau itu mobil Nando.
Dokter Evan tak menghiraukannya bahkan Dokter Evan mempercepat laju mobilnya. Nando tidak menyerah begitu saja. Nando menyuruh Pak Ibnu untuk mempercepat laju mobilnya juga dan menghentikan mobil Dokter Evan dari depan mobil Dokter Evan.
Nando lngsung keluar dan tidak memperdulikan klakson mobil yang ada di belakang nya berkali-kali.
Nando langsung membuka pintu mobil Dokter Evan dan menarik Mahira untuk keluar. Dokter Evan tak membiarkan begitu saja. Dokter Evan juga menarik tangan Mahira.
"Kamu itu seorang Dokter berani kamu membawa kabur istri ku?" Bentak Nando.
"Aku tidak membawa Mahira kabur Mahira yang ingin pergi darimu." Jawab Dokter Evan.
Nando tersenyum kecut, ia menarik tangan Mahira dengan kuat dan mendorong tubuh Dokter Evan dengan kuat.
Mahira takut menangis ketakutan melihat Nando. Mahira tahu Nando pasti akan marah padanya dan memukulnya.
"Tuan Nando, tolong lepaskan aku! Tolong talak aku ! Aku mohon!" Ucap Mahira memohon.
"Tidak akan, aku tidak akan melepaskan mu , kau harus ikut aku pulang!"
"Tuan, ku mohon! Aku ingin pulang ke kampung halaman. Aku ingin tinggal bersama nenek. "
Bunyi klakson masih bersahut-sahutan, mereka yang terhenti sedari tadi sudah mulai turun dari mobilnya dan memakai mereka.
Mahira semakin terdesak dan ingin ikut bersama Dokter Evan namun Nando merangkum dengan lembut tidak seperti tadi yang mencengkram nya dengan kasar.
"Aku akan antar kamu pulang ke kampung halaman mu tapi untuk menginap beberapa hari saja , kamu tidak bisa pulang begitu saja tanpa aku. Kamu masih istri ku. Seberapa jauh pun kamu pergi jika aku belum mentalak mu , maka kamu masih tetap istri ku dan aku akan tetap mencari mu sampai ketemu. " Ucap Nando.
Suasana semakin riuh dari pengendara mobil lain. Mahira yang pikiran nya buntu langsung ikut dengan Nando.
Dokter Evan sangat kecewa, ia memohon pada Mahira supaya memikirkan baik baik.
Namun Mahira meyakinkan dirinya akan baik baik saja. Nando tersenyum kemenangan dari Dokter Evan.
Mahira mengambil tasnya yang ada di mobil Dokter Evan. Lalu masuk ke mobil Nando.
Kini mereka sudah ada di dalam mobil dan melanjutkan perjalanan. Mahira masih takut pada Nando. Mahira memilih duduk menjauh dari Nando. Nando tak diam dia menggeser posisi duduk nya supaya lebih dekat dengan Mahira.
"Kamu dan Meera salah faham. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Shinta. " Ucap Nando.
"Tuan , aku ingin pulang ke kampung halaman."
Nando menghela nafas.
"Ibnu , kita akan ke kampung halaman Mahira beberapa hari."
"Tidak , aku ingin selamanya disana."
Air mata Mahira tumpah. Dia sudah tidak sanggup menjalani kehidupan nya yang seperti ini.
Mahira ingin terlepas dari Nando yang selalu menyakiti nya.
Nando mengusap air mata Mahira dan memberikan pelukan. Namun Mahira menghindar. Rasa sakit hati sudah menjalar ke seluruh tubuh nya. Dia sudah tidak kuat menanggung beban itu sendirian.
"Kenapa Tuan Nando tidak mau mentalak ku?" Tanya Mahira sambil terisak.
"Ra, kamu sedang hamil, mana mungkin aku bisa mentalak mu. Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan ku . Aku minta maaf." Ucap Nando.
Mahira menggeleng, Mahira mengusap air matanya dengan kasar. Kekesalan nya pada Nando sudah tidak dapat di toleransi lagi. Selalu kekecewaan yang di dapat Mahira.
Andai saja waktu itu Meera tidak tahu kejadian itu pasti Mahira bisa bahagia dengan kandungan nya tanpa merasa menyesal.
"Dari awal Tuan tidak pernah menganggap keberadaan ku. Tuan juga tidak menganggap ini anak Tuan. Tuan yang memperkosa ku , tapi Tuan yang menyalah kan aku ." Ucap Mahira.
"Maaf Ra!!! Kejadian ini tak terduga, aku sangat shock tiba tiba kamu hadir di keluarga kami. Aku sudah punya istri dan anak. Aku tidak tega melihat mereka terluka. "
"Tapi Tuan sangat tega dengan ku, Tuan tega dengan anak kembar kita. " Bentak Mahira sembari menangis.
Nando memeluk Mahira. Rasa menyesal menyelimuti nya. Nando sadar jika selama ini telah memperlakukan Mahira dengan tidak baik. Mahira menangis tersedu-sedu, Sampai dada Nando basah .
"Beri aku kesempatan untuk memperbaiki nya! Aku janji jika aku melukai mu lagi maka aku akan segera melepaskan mu, aku tidak akan membuat kamu bertambah terluka."
Nando melumat bibir Mahira, mereka berciuman mesra.
Otak Mahira mengatakan pergi, namun hatinya memilih untuk menetap.
Nando adalah pria yang merenggut kehormatan nya dan merupakan cinta pertama Mahira.
Cinta tumbuh di hati Mahira yang masih polos. Ia masih tidak bisa membedakan antara cinta maupun kebodohan. Karena cinta dan kebodohan berbeda tipis.
Mahira berharap jika Nando bisa dipercaya, karena Nando adalah ayah baby twins yang akan segera lahir dalam hitungan Minggu.
***
"Tuan, kenapa kita kesini? Aku ingin pulang kampung." Ucap Mahira.
"Lain kali saja . Aku ingin menunjukkan apartemen yang akan kita tinggali dan itu sudah menjadi milikmu." Jawab Nando.
Nando menggandeng Mahira. Mereka menuju ke lantai dimana apartemen mereka berada.
Mahira menatap tangan Nando yang menggenggam nya erat. Senyuman tergambar pada sudut bibir Mahira. Andai saja dia satu satunya istri Nando , betapa bahagia nya dia.
"Ra, nafas kamu kok tersengal sengal? Tanya Nando.
"Iya , Dokter Evan bilang jika itu wajar di usia trimester terakhir dan apalagi saya hamil kembar. Tapi jangan khawatir saya masih kuat berjalan.
Nando langsung menggendong Mahira. Mahira sangat terkejut dan meminta untuk menurunkan nya. Namun Nando tidak memperdulikannya. Ia langsung masuk ke apartemen dan membaringkan Mahira. Pipi Mahira bersemu merah, ia memalingkan wajahnya.
"Sekarang kamu tinggal disini bersama ku. 2 hari sekali aku akan datang. Akan ada pembantu yang akan datang setiap harinya. Kamu jangan melakukan banyak aktivitas. ! Aku akan mencari dokter kandungan terbaik untuk mu tapi bukan Dokter Evan.
Nando duduk di sebelah Mahira. Ia membuka tas yang berisi baju baju baru Mahira.
Nando sudah mempersiapkan nya termasuk baju bayi yang lucu. Mahira melihat baju bayi yang berwarna pink. Mahira heran semuanya berwarna pink dan cerah.
"Anak kita perempuan kan? Aku sudah membelikan nya termasuk dekorasi kamar untuk putri putri kita. " Ucap Nando sambil memegangi salah satu baju bayi yang dibelinya.
Nando menatap wajah Mahira yang murung. Nando menangkup wajah Mahira dengan kedua tangannya. Mahira memang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Mahira sangat kecewa pada Nando karena tidak tahu jenis kelamin bayinya.
"Anak kita semuanya diprediksi laki laki." Lirih Mahira.
Nando mengusap wajahnya dengan kasar. Lagi lagi dia menyakiti perasaan Mahira.
Nando berdiri lalu bersimpuh di depan Mahira untuk minta maaf. Mahira tersenyum kecil dan menyuruh Nando untuk berdiri.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..