Kadang kala, yang bersama tidak selamanya bersatu. Tuhan selalu punya rencana untuk setiap manusia. Begitu pun dengan kisah Agra. Aurora mungkin dikirim Tuhan hanya untuk membuat Agra belajar satu hal, bahwa tidak semua yang ia inginkan bisa terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Zakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mall
Segorombolan motor sport mewah memasuki kawasan parkiran salah satu Mall ternama kota Jakarta. Segorombolan motor sport itu dipimpin oleh motor sport berwarna hitam dimana ada seorang pemuda dan seorang gadis diatas motor itu.
Mereka semua memarkirkan motornya dengan berjejer rapi. Semua pengunjung mall menatap mereka dengan berbagai macam raut wajah. Namun mereka semua hanya mengacuhkannya.
"Gra seriusan nih?" tanya Deon saat mereka telah selesai memarkirkan motor masing-masing.
"iyee... Lo semua masuk aja duluan!" jawabnya.
Semua anggota geng Wolfer berlombaan memasuki Mall mewah itu. Begitupun dengan Alif dan Deon yang menyeret Keyra layaknya anak kecil sehingga membuat gadis itu memberontak ingin dilepaskan namun Deon tetap menyeretnya masuk ke Mall.
"Yuk masuk!" ajak Agra pada Aurora lalu menggenggam tangan gadis itu.
"Agra!" sahut Aurora yang membuat Agra menoleh dengan alis terangkat satu.
"Kenapa?"
"Lo seriusan?" tanya Aurora membuat Agra bingung. Serius apaan maksudnya? Pikir Agra.
"Maksudnya?"
"Lo serius mau belanjain temen-temen lo di mall segede ini?" tanya Aurora dengan ekspresi tak percayanya.
"Heem... Emang kenapa?" tanya Agra balik pasalnya ia tak mengerti dengan gadisnya ini.
Aurora menghela nafas.
"Emang lo gak takut duit lo abis?" ucap gadis itu dengan polosnya membuat Agra gemas lalu mengacak rambut Aurora.
"Pacar lo orang kaya kalo lo lupa" ujar Agra membuat Aurora mendengus lalu memutar bola matanya malas.
"Sombong!" cibir gadis itu.
Agra terkekeh lalu menarik tangan gadis itu untuk ikut dengannya memasuki mall.
Sesampainya didalam mall semua orang menatap mereka beserta teman-teman Agra yang kini berlomba-lombaan mengambil barang yang mereka inginkan. Di bagian aksesoris pria ada Alif dan Deon serta Keyra yang mereka jadikan bahan percobaan untuk aksesoris yang akan mereka beli. Aurora terkekeh melihat bagaimana kesalnya Keyra disana, Aurora yakin pasti Alif dan Deon lah yang menggeret Keyra kesana.
Di bagian kaos untuk pria ada Alex, Kevin dan Danis serta Daniel yang saling mendorong dan berebutan pakaian membuat Aurora geleng-geleng kepala miris!
Serta masih banyak lagi teman Agra yang berada dibagian sepatu, tas dan lain-lain. Aurora heran sendiri jadinya. Sekaya ini kah Agra? Pikir gadis itu.
"Yuk kesana!" suara berat Agra membuyarkan lamunannya lalu mengikuti Agra yang sejak dari tadi menggenggam tangannya. Takut hilang kali yak!
"Ngapain bawa gue kesini?" heran Aurora saat Agra membawanya ke kumpulan pakaian wanita.
"Beli la Rara..." gemas Agra sampai ia tak sadar memanggil Aurora dengan sebutan Rara.
"Terus ngapain kesini? Ini kan khusus cewek! Ngapain juga lo manggil gue Rara?" tanya Aurora menggebu-gemu.
Agra menghela nafas sabar.
"Sabar Gra cewek lo ini!"
"Gue mau lo beli baju apa aja terserah, yang penting pas buat lo!" jawab Agra sabar. "Dan so'al panggilan itu, gak pa-pa yah gue manggil lo Rara?" lanjutnya dengan menepuk puncak kepala Aurora dua kali.
"Terserah!"
Aurora pun memilih-milih baju diikuti oleh Agra yang juga ikut melihat-lihat.
"Ra ini bagus deh kayaknya!" sahut Agra membuat Aurora yang sibuk memilih baju berbalik menatap pemuda itu.
Setelah berbalik matanya membulat diikuti oleh wajah nya yang memerah.
"Gimana baguskan?" ulang Agra dengan menaik turunkan alisnya menggoda Aurora. Wajah gadis itu bertambah merah, membuat Agra tertawa ditempatnya.
"Agra bego!!" teriak Aurora saat Agra menggoyangkan lingeri berwarna merah terang dihadapan Aurora.
"Hahaha..." Agra tertawa puas saat melihat Aurora menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya.
"Kenapa? Bagus lo ini, apalagi lo yang make, beehhh..." goda Agra lagi membuat Aurora semakin ingin membunuh Agra.
"Agra simpen bego?!" pekik gadis itu kesal.
"Tapi ini bagus lo" jawab Agra dengan wajah sok sedihnya karena Aurora menolak lingeri pemberiannya itu.
"Simpen gak?!" ucap Aurora dengan tatapan tajamnya membuat Agra cengengesan lalu menyimpan lingeri itu ketempat semula.
"Hehe... Iya deh"
Dengan raut wajah kesalnya Aurora berjalan mencari baju yang bagus buat ia pakai. Agra menggaruk tengkuknya yang tak gatal saat melihat Aurora pergi ke bagian lain tanpa mengajaknya.
"Mampus gue!" gumam pemuda itu dalam hati lalu menyusul Aurora.
***
"Key ini bagus gak buat gue?"
"Key warnanya bagusan mana hitam atau merah aja?"
"Key gue beli salah satunya atau dua-duanya yah?
"Key ini pas gak yah sama gue?"
"Key in-"
"Udah lo beli aja semuanya! Ribet banget lo bedua, orang dibeliin juga!" omel Keyra kesal karena Alif dan Deon terus bertanya kepadanya mengenai apa-apa saja yang ingin mereka beli. Tadi aja di bagian aksesoris dia dijadikan bahan percobaan. Sekarang? Mereka meminta pendapat Keyra lagi? Ayolah Keyra juga ingin membeli barang-barang di Mall ini.
"Tapi Key gue bingung ini!" sahut Deon dengan dua kaos oblong berwarna Hitam dan merah ditangan kanan dan kirinya.
"Yaudalah beli aja dua-duanya! Kan Agra yang bayar. Gimana sih!" ketus Keyra.
"Key ini cocok gak buat gue" sahut Alif lagi dengan memperlihatkan kaos oblong berwarna biru navy bergambar tengkorak putih ditengahnya.
"Cocok kok cocok!" jawab Keyra asal. Jujur dia sudah jengah melihat dua kunyuk ini.
Alif mengangguk.
"Kalo ini gimana?" sahut Deon lagi dengan menenteng kemeja kotak-kotak hitam putih.
"Terserah lo bambang!" kesal Keyra. "Gue juga mau blanja!!" lanjutnya lalu pergi ke pakaian khusus cewek meninggalkan Alif dan Deon yang saling tatap lalu dengan cepat mereka mengambil semua kaos yang telah mereka coba lalu mengejar Keyra.
Setelah sampai di bagian khusus pakaian wanita, Keyra nampak sibuk memilih dress yang menurutnya bagus untuk badannya.
"Ini bagus gak yah?" gumam gadis itu seolah bertanya pada dirinya sendiri.
Keyra memperhatikan dress itu dari atas hingga bawah, namun sayang itu tak menarik untuknya.
"Ck... Coba aja gue sama Rara pasti udah dapet gue!" dumel gadis itu sendiri.
"Ini bagus deh Key!" sahut seseorang dari samping yang membuat Keyra terpelonjak kaget.
"Astagfirullah! Ya Allah" gumamnya kaget lalu menoleh ke arah suara, setelah itu ekspresinya kembali datar setelah melihat sang pelaku yang nyengir gaje dengan dress ditangan kanannya.
"Deon... Ngapain kesini lagi sih?!" kesalnya.
"Hehe... Gue kan cuma mau nolongin lo milih-milih baju. berhubung gue itu baik hati, ganteng, gak sombong, dan raj-"
"Bacot!" potong Keyra lalu meninggalkan Deon yang kini mendumel tidak jelas.
Setelah meninggalkan Deon, Keyra kembali lagi memilih dress yang pas untuknya. Beberapa detik kemudian pandangannya jatuh pada sebuah dress selutut dengan lengan yang sedikit pendek berwarna baby blue. Dengan cepat tangan Keyra mengambil dress yang ter-hanger itu sebelum ada tangan lain yang mengambinya.
"Akhirnya gue dapet juga!" gumamnya senang lalu membawa dress itu.
***
"Ra... Maaf dong" Agra sudah berkali-kaki merengek minta maaf kepada Aurora karena candaannya tadi namun Aurora hanya mengacuhkannya.
"Ra..." sahut Agra lagi dengan menarik-narik ujung rambut Aurora dari belakang karena gadis itu berjalan didepannya.
"Rara..." rengek Agra lagi dengan kegiatan yang sama
Aurora menghela nafas lalu menepis tangan Agra yang sejak tadi menarik-narik ujung rambutnya.
"Apaan sih Gra!!" kesal gadis itu dengan menepis tangan Agra.
Agra memanyunkan bibirnya lalu kembali menarik rambut Aurora.
"Maafin dong"
"Ck... Iya-iya gue maafin."
"Serius?" binar Agra senang.
"Iya... Tapi jangan kek gitu lagi! Malu tau gue nya!" ujar gadis itu dengan sedikit mendumel.
"Iya sayaaang gak akan lagi kok!" balas Agra lalu merangkul Aurora.
Pipi Aurora sedikit memerah mendengar kata "Sayang" itu. Agra terkekeh melihat rona merah itu.
"alah... Gitu aja blushing!" cibirnya lalu mengeratkan rangkulannya pada Aurora, membuat gadis itu memberontak karena ia kesulitan untuk bergerak.
"Agra gak bisa gerak bego!!" omelnya membuat Agra merenggangkan rangkulannya dan berjalan menuju stan pakaian pria untuk menemani Agra membeli baju yang akan pria itu beli.
Beberapa pengunjung mall lainnya menatap mereka dengan berbagai tatapan. Ada yang menatap Agra tanpa berkedip karena ketampanan pemuda itu. Ada yang menatap Aurora iri karena bisa bersama dengan pria setampan Agra serta masih banyak lagi jenis tatapan-tatapan lainnya. Namun mereka tak mau ambil pusing dengan itu.
***
Semuanya telah selesai berbelanja. Saat ini mereka tengah berada di sebuah restoran untuk mengisi perut mereka yang sejak tadi kosong.
"Gra, papa gak bakalan marah kalo lo habisin uang sebanyak ini?" tanya Deon kepada Agra yang memakan makanannya didekat Aurora.
Deon hanya tak percaya jika pajak jadian yang Agra keluarkan hampir ratusan juta, karena mereka yang lupa daratan saat berbenlanja.
"Gak akan!" sahut Agra percaya diri membuat Deon hanya mengangkat bahunya acuh.
"Boss... Kalo tiba-tiba uang lo abis gimana?" tanya Kevin dengan wajah polosnya.
"Gak akan habis. Punya gue Black card ini!" jawab Agra dengan nada bercandanya.
"Gak usah sombong lo!" cibir Aurora dengan memasukkan spagheti nya kemulut Agra membuat pemuda itu menatapnya sebal namun Aurora hanya acuh.
"Tega banget sih sama pacar sendiri!" dumel Agra dengan bibir mengerucut.
Teman-temannya terkekeh geli saat melihat sisi lain Agra jika bersama Aurora.
"Malu-maluin bibir lo!" cibir Alif dengan menabok pelan bibir Agra, membuat pemuda itu menatapnya tajam.
"Ra! Pacar lo ganas iiiihhh" ujar Alif dengan bergedik ngeri saat melihat tatapan tajam Agra.
"Bukan pacar gue itu!" sahut Aurora dengan santainya, yang membuat Agra membulatkan matanya tak percaya lalu memasang wajah memelasnya saat menatap Aurora.
"Ra... Kok gue gak di akuin?" tanya Agra tak percaya. Teman-temannya hanya menonton mereka sesekali terkekeh geli melihat mereka.
"Emang lo siapa?" sahut Aurora dengan nada sok sinis.
"Pacar lo lah!" sahut Agra cepat.
"Gak tuh! Pacar gue mah Kevin!" balas Aurora dengan memeluk lengan Kevin membuat Agra membulatkan matanya tak terima. Sedangkan Kevin, pemuda itu nampak tak percaya karena Aurora yang memeluk tangannya.
"Benaran?" sahut Kevin dengan wajah tak percayanya.
Aurora mengangguk menanggapi ucapan Kevin, lalu semakin bergelayut manja di lengan Kevin.
Mata Agra semakin membulat melihat tingkah Aurora. Agra kemudian beralih menatap tajam Kevin yang kini tersenyum gaje.
"Lepasin tangan lo dari cewek gue!" desis Agra tajam membuat Kevin gelapan sendiri ditempatnya.
"Tapi i-in-"
"Lepasin gak!" potong Agra tajam.
Dengan berat hati Kevin pun melepaskan tangan Aurora dari tangannya. Wajah Kevin nampak begitu pucat kala Agra menatapnya tajam seperti ingin menerkamnya. Semua teman-temannya hanya mengulum tawa melihat wajah Kevin yang memucat.
Setelah Kevin melepaskan tangan Aurora, dengan cepat Agra menarik gadis itu kedalam pelukannya, lalu memeluk gadis itu posesif seperti takut barang kesukaannya diambil orang.
Aurora terkekeh kala merasakan eratnya pelukan Agra. Benar-benar seperti bocah kecil yang takut mainan kesukaannya diambil sama teman yang lainnya.
"Awas kalo diantara lo semua ada yang berani nyentuh dia tanpa perintah dari gue!" ujar Agra mengancam.
Bukannya takut, teman-temannya hanya terkekeh geli dan geleng-geleng kepala kala mengetahui betapa posesifnya Mr. Demiand ini.
"Lebay lo Agra!" cibir Aurora dengan memakan kentang goreng milik Agra. Posisi gadis itu masih berada dalam pelukan Agra, karena pemuda itu tak ingin melepasnya.
"Gue lebay karna gue sayang sama lo!" balas Agra membuat teman-temannya bersiul-siul menggoda sedangkan Aurora menyembunyikan wajahnya yang memerah di dada bidang Agra.