NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Duda Kaya

Istri Kontrak Sang Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: NurAzizah504

Demi melunasi utang ayahnya yang menumpuk, Rumi rela menikah kontrak dengan Radit, duda kaya raya yang kehilangan istrinya tiga tahun silam karena perceraian.

Bagi mereka, pernikahan ini tak lebih dari sekadar kesepatakan. Rumi demi menyelamatkan keluarganya, Radit demi menenangkan ibunya yang terus mendesak soal pernikahan ulang. Tak ada cinta, hanya kewajiban.

Namun seiring waktu, Rumi mulai bisa melihat sisi lain dari Radit. Pria yang terluka, masih dibayang-bayangi masa lalu, tapi perlahan mulai membuka hati.

Saat benih cinta tumbuh di antara keterpaksaan, keduanya dihadapkan pada kenyataan pahit, semua ini hanyalah kontrak. Dan saat hati mulai memiliki rumah, mereka harus memilih. Tetap pada janji atau pergi sebelum rasa itu tumbuh semakin dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurAzizah504, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Tuduhan Di Sekolah

Di sebuah kafe mewah di pusat kota, duduk seorang wanita dengan ekspresi tajam dan elegan. Hujan turun di luar, membasahi jendela kaca besar.

Bu Widya, dengan penampilan anggun dan dominan, menatap kopi yang disajikan dengan ketidaksabaran. Tak lama kemudian, Reva muncul dengan langkah percaya diri dan senyum penuh rencana.

Reva menarik kursi di hadapan Bu Widya dan duduk, meletakkan tas mahalnya dengan tenang di atas meja.

"Aku sudah menyusun rencananya, Tante," kata Reva, tanpa basa-basi. "Rencana hebat untuk menyingkirkan Rumi dari Radit."

Mata Bu Widya menyipit, senyum miring terbit di sudut bibirnya. "Tentu saja. Tante selalu percaya padamu."

Reva tersenyum senang. "Tapi aku hanya akan bergerak, jika Tante memberikan apa yang aku mau."

Bu Widya menyeringai kecil. "Tante bukan perempuan bodoh, Reva. Tante tahu apa yang kamu inginkan. Buktikan saja bahwa kau bisa membuat Radit membuka matanya. Kalau berhasil, Tante sendiri yang akan menikahkan kalian berdua."

Mereka saling menatap. Kesepakatan itu tidak butuh tanda tangan. Cukup kejam, cukup keji, dan cukup menyakitkan untuk sebuah rencana licik.

Keesokan harinya di tempat Rumi mengajar.

Pagi yang sibuk. Guru-guru lalu lalang di lorong. Beberapa anak-anak sibuk bercanda di halaman sebelum masuk waktu untuk belajar.

Reva berdiri di pinggir pagar sekolah, menyamar dengan kacamata hitam dan topi lebar. Dengan cepat, ia berbicara ke ponselnya. "Akun gosipnya sudah aku bayar. Tinggal tunggu meledak."

Di sisi lain, beberapa rekan kerja Rumi mulai berbisik-bisik di ruang guru. Isu yang dilemparkan Reva tersebar pelan tapi pasti.

"Istri CEO muda, tapi nggak bisa punya anak."

"Pantas aja keliatan stres terus."

"Denger-denger sih, udah pernah ke dokter dan hasilnya ... you know."

Rumi, yang sedang merapikan buku di meja guru, menyadari tatapan-tatapan aneh itu. Ia mengangkat kepalanya, mencoba tersenyum, tapi hatinya menegang. Ada sesuatu yang tak beres.

"Nov, ada yang aneh ya dari penampilanku hari ini?" Rumi bertanya kepada Novi yang kebetulan sedang mengambil alat-alat untuk kesiapan mengajar.

Sebelum menjawab, Novi menatap Rumi dari atas sampai bawah. "Semuanya oke, Rum. Kamu cantik. Persis seperti istrinya Mas Radit yang kaya raya."

Rumi masih belum puas. Ia yakin, ada yang salah dengannya hari ini.

"Udah, yuk! Saatnya kita masuk kelas, Rum," ajak Novi, berjalan keluar dari ruang guru.

Sekolah dibubarkan ketika sudah waktunya. Siang itu, semua terjadi tiba-tiba. Bu Widya muncul, mengenakan gaun mahal dan mantel yang menyapu lantai. Tatapannya tajam, penuh kemarahan. Guru-guru kaget, beberapa langsung mundur.

Rumi yang hendak keluar dari ruang guru, terpaku.

"Kamu!" seru Bu Widya lantang, menunjuk Rumi.

"Bu Widya, kenapa datang ke sini?" Rumi mencoba tetap tenang, namun langkah kakinya terasa berat.

Bu Widya berjalan mendekat, suaranya keras hingga terdengar sampai ke luar. "Apa yang sudah kamu lakukan pada putraku, hah?! Gara-gara kamu, Radit berani membentak saya, ibunya sendiri!"

Rumi membeku. Jantungnya seperti berhenti berdetak.

Beberapa guru langsung menutup mulut mereka dengan tangan, kaget mendengar ucapan sefrontal itu.

"Kamu pikir bisa menipu Radit selamanya dengan aktingmu itu? Berpura-pura jadi istri sempurna padahal kau mandul?! Kamu itu hanya siluman ular. Di depan baik, tapi diam-diam mencuci otak anak saya sehingga dia mengancam ibunya sendiri!" Suara Bu Widya menusuk telinga, sementara Reva berdiri di belakangnya dengan senyum puas.

Rumi tak bisa berkata-kata. Mulutnya bergetar. Matanya berkaca-kaca.

Di keramaian ini, Rumi seolah sendirian. Semua orang menatapnya dengan pandangan menilai. Saling berbisik, lalu menghina. Rumi ketakutan.

Sementara di kantor, terlihat Radit yang duduk bersandar di kursi kerjanya. Jas kerja ia gantung di belakang. Kemejanya sedikit tergulung di lengan. Matanya fokus menatap layar, jarinya sibuk mengetik. Wajahnya serius, tetapi ada sedikit gurat kelelahan.

Pintu diketuk pelan.

"Masuk," ucap Radit tanpa mengalihkan pandangan.

Nauval masuk tergesa. Wajahnya gelisah, membawa ponsel di tangan.

"Dit ...." Nauval jarang memanggil Radit dengan nada seperti itu, kecuali ada sesuatu yang sangat penting.

Radit menoleh. Keningnya berkerut. "Kenapa?"

Nauval berjalan cepat ke arah meja, meletakkan ponsel dengan layar menyala. Halaman media sosial terbuka, memperlihatkan sebuah unggahan dari akun gosip populer. Foto mamanya dan Reva sedang berdiri di sekolah. Di bawahnya, terdapat tulisan besar.

"Ibu CEO Muda Labrak Menantu Gara-gara Tak Bisa Punya Anak?"

Radit diam. Membaca ulang dengan cepat. Men-scroll. Melihat ribuan komentar, spekulasi, hinaan, dan simpati yang terpecah.

"Berita ini udah viral, Dit. Udah masuk berita gosip juga. Netizen nyerang istrimu habis-habisan."

Radit mematung. Napasnya mulai berat. Tangannya perlahan mengepal.

"Rumi tahu ini?" tanyanya pelan, tapi suaranya terdengar berat.

Nauval ragu menjawab. "Aku nggak yakin. Tapi aku tadi coba hubungi Novi. Dia bilang, Rumi diam aja. Mungkin shock berat setelah diserang secara terbuka."

Hening sesaat. Detik terasa seperti menit. Radit perlahan berdiri dari kursinya. Matanya mulai memerah. Rahangnya menegang.

"Siapa yang mulai semua ini?" suaranya nyaris bergetar.

"Dugaan terbesarnya … Reva. Dan—mungkin juga …" Nauval menunduk. "mamamu, Dit."

Radit langsung melangkah cepat ke arah gantungan jas, memakainya dengan kasar. Lalu, mengambil ponsel dan dompetnya.

"Mau ke mana?" tanya Nauval.

Radit menoleh. Wajahnya keras, namun matanya terlihat seperti menahan amarah yang dalam.

"Ke sekolah Rumi? Ke rumah?" Nauval menebak-nebak.

Radit hanya menjawab singkat, penuh tekad.

"Ke mana pun yang perlu. Tapi satu hal pasti, Val. Aku nggak akan diam."

Ia kemudian melangkah keluar, meninggalkan kantor yang biasanya menjadi singgasananya, kini hanya terasa seperti tembok dingin yang tak bisa menahan kemarahan hatinya.

Senja mulai turun. Langit di luar jendela memerah, tapi suasana rumah sunyi dan dingin.

Pintu rumah terbuka cepat. Radit masuk dengan langkah panjang, hampir membanting pintu. Sepatunya masih dikenakan, napasnya berat. Ia langsung naik ke lantai atas.

Radit perlahan membuka pintu. Dan di sanalah Rumi—duduk di tepi ranjang, punggungnya membelakangi pintu, bahunya sedikit bergetar.

Ia tak tahu Radit di belakangnya. Ia berusaha menahan tangis, tangan meremas tisu yang sudah basah. Tapi ketika suara Radit terdengar lembut dari belakangnya—

"Sayang ...."

Rumi langsung menoleh.

Tatapan mereka bertemu. Mata Rumi sembab, merah, penuh luka. Dan saat itu juga, tangisnya pecah.

"Mas ...."

Ia berdiri, terisak hebat.

Radit berjalan cepat ke arahnya dan langsung memeluk tubuh kecil itu erat-erat. Satu tangan di punggung, satu lagi membelai rambutnya yang sedikit berantakan.

"Maaf, aku terlambat."

Rumi menggenggam baju Radit kuat-kuat, wajahnya menempel di dada lelaki itu.

"Aku nggak kuat, Mas .... Kenapa mereka harus sejahat itu ke aku? Aku cuma pengen hidup tenang. Tapi kenapa harus dilukai terus-terusan?"

Radit mengecup kening Rumi. Tangannya ikut gemetar menahan marah dan sedih yang membuncah.

"Kamu nggak sendirian. Aku di sini, Sayang. Aku suamimu. Dan aku nggak akan tinggal diam lagi."

Pelukan mereka mengerat. Udara di antara mereka terasa hangat meski dunia luar terus menggonggong.

"Aku sayang kamu, Rumi. Lebih dari apa pun. Aku nggak peduli mereka bilang kamu mandul atau apa pun itu. Kamu tetap perempuan paling sempurna di hidupku."

Tangis Rumi makin pecah. Tapi kali ini, bukan hanya karena luka. Tapi karena ketulusan yang datang tanpa syarat.

Dan untuk pertama kalinya sejak kabar itu viral, hati Rumi merasa sedikit lebih kuat. Karena ada Radit, pelabuhan terakhir yang tak pernah meninggalkannya.

1
Author Sylvia
moga aja Dimas bukan jadi orang ketiga buat hubungan Rumi dan Radit.
NurAzizah504: semoga saja, Kak /Sob/
total 1 replies
Author Sylvia
so sweet banget sih /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
NurAzizah504: baru sah soalnyaaa
total 1 replies
Author Sylvia
jadi pengen punya cowok seperti Radit, perhatian banget ke ceweknya.
NurAzizah504: suami aja, Kak. biar sah sekalian /Joyful/
total 1 replies
Santai Dyah
klo udh di tolak harusnya pergi lah dari pada mkan hati ah nauval
NurAzizah504: berjuang dulu ga sih /Grin/
total 1 replies
Santai Dyah
pelukan yang mengharu biru antara anak dn bapak
NurAzizah504: setelah sekian lama, Kak
total 1 replies
Santai Dyah
netizen maha benar, Tiba-tiba menghujat tiba-tiba membela benar-benar sama dengan keadaan di negeri konohoa ini
NurAzizah504: iya kan. fans dan hatters bisa berubah dalam satu detik
total 1 replies
Santai Dyah
Radit bersikap tegas akhirnya melaporkan Bu Widya dan reva,
NurAzizah504: ceo satu itu ga main2 tegasnya
total 1 replies
Muliana
Semoga Rumi gak merasa tertekan dengan perhatian yang Radit berikan.
NurAzizah504: semoga saja ya. terlalu diperhatikan begitu jg ga enak rasanya
total 1 replies
Muliana
Dan dokter juga mengatakan jika kehamilan kamu butuh dijaga dengan ekstra
NurAzizah504: nah, benerr
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
wah seru juga jadi guru TK, bisa sekalian main sama bocil bocil 🤭
NurAzizah504: iya nih. tp bocil2 kebanyakan bandel2 tuh, wkwk
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
hemm...awas nanti jatuh cinta kamu loh 🤭
NurAzizah504: siap, kak /Joyful/
Tanz>⁠.⁠<: oke ku liatin ya 🤭
total 3 replies
Tanz>⁠.⁠<
cepat ninggoy aja gak sih 😆✌🏻
NurAzizah504: heh, bentr duluu /Facepalm/
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
nada nga ngusir banget ya pak 😏
NurAzizah504: engga. baik hati itu lhoo /Facepalm/
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
gak kebayang sekencang apa detak jantung Rumi saat itu 🥲
NurAzizah504: iya lagi /Sob/
Tanz>⁠.⁠<: pasti lagi berdisko detak jantung nya waktu itu 😭
total 3 replies
R 💤
cieee Novi...
NurAzizah504: cie cieeee
total 1 replies
R 💤
hahahahah
NurAzizah504: biasa, pak bidan /Joyful/
total 1 replies
R 💤
senangnya di perhatikan suami 😍
NurAzizah504: jdi pengen punya suami /Facepalm/
total 1 replies
R 💤
ikutt terharuu.....🥺🥺🥺
NurAzizah504: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
R 💤: ngamuk lah kak haha
total 5 replies
R 💤
separah itu fitnahnya, Astaghfirullah...
NurAzizah504: hukumannya pun ga kalah parah
total 1 replies
R 💤
wahaha rasakan kaliannn....
NurAzizah504: dua2nya gabisa dipercaya, wkwk
R 💤: makanya kak, awalnya aja sekongkol hadehh
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!